Beredar di media sosial postingan berjudul Uskup Katolik Jabodetabek deklarasi dukung Anies Baswedan menjadi Presiden. Postingan itu beredar sejak beberapa hari lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 21 Oktober 2022.
Dalam postingannya terdapat gambar dengan narasi berikut ini:
"Buzzer kejang-kejang para Uskup Katolik Sejabodetabek deklarasi Anies hari ini"
Akun itu menambahkan narasi "Ya Tuhan para uskup sejabodetabek sudah memberikan dukungan semoga Paus Indonesia bisa memberikan dukungan juga"
(GFD-2022-10809) [SALAH] Uskup Katolik Jabodetabek Deklarasi Dukung Anies Baswedan Jadi Presiden
Sumber: FacebookTanggal publish: 26/10/2022
Berita
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengunjungi website resmi Keuskupan Agung Jakarta, kaj.or.id. Di sana terdapat klarifikasi dari Keuskupan Agung Jakarta yang dirilis pada 21 Oktober 2022.
"Terkait beredarnya potongan video yang berjudul "Uskup Katolik Se Jabodetabek Deklarasi Dukung Anies Presiden" kami tegaskan bahwa hal tersebut tidak benar. Gereja Katolik Indonesia tetap menjaga netralitas dan mendorong proses politik dapat dijalankan dengan menjunjung prinsip dan etika yang diabdikan bagi bonum commune (kebaikan bersama).
"Gereja Katolik tidak berpolitik praktis maka dalam pertemuan dan kegiatan tersebut tidak pernah membahas persoalan politik praktis, termasuk dalam pertemuan dengan Bapak Anies Baswedan. Sebagai pemimpin umat Katolik di Keuskupan Agung Jakarta dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia, Kardinal Ignatius Suharyo sering menerima tamu dan beraudiensi dengan banyak tokoh dari berbagai latar belakang."
"Demikian disampaikan sebagai klarifikasi untuk menghindari kesimpangsiuran akibat beredarnya video tersebut. Semoga dapat dimaklumi dan kami mengajak seluruh pihak untuk terus menjaga kondusivitas kehidupan publik."
"Terkait beredarnya potongan video yang berjudul "Uskup Katolik Se Jabodetabek Deklarasi Dukung Anies Presiden" kami tegaskan bahwa hal tersebut tidak benar. Gereja Katolik Indonesia tetap menjaga netralitas dan mendorong proses politik dapat dijalankan dengan menjunjung prinsip dan etika yang diabdikan bagi bonum commune (kebaikan bersama).
"Gereja Katolik tidak berpolitik praktis maka dalam pertemuan dan kegiatan tersebut tidak pernah membahas persoalan politik praktis, termasuk dalam pertemuan dengan Bapak Anies Baswedan. Sebagai pemimpin umat Katolik di Keuskupan Agung Jakarta dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia, Kardinal Ignatius Suharyo sering menerima tamu dan beraudiensi dengan banyak tokoh dari berbagai latar belakang."
"Demikian disampaikan sebagai klarifikasi untuk menghindari kesimpangsiuran akibat beredarnya video tersebut. Semoga dapat dimaklumi dan kami mengajak seluruh pihak untuk terus menjaga kondusivitas kehidupan publik."
Kesimpulan
Postingan berjudul Uskup Katolik Jabodetabek deklarasi dukung Anies Baswedan menjadi Presiden adalah tidak benar.
Rujukan
- https://www.kaj.or.id/read/2022/10/21/15614/klarifikasi-terkait- beredarnya-potongan-video-berjudul-uskup-katolik-se- jabodetabek-deklarasi-dukung-anies-presiden.php
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/5106532/cek-fakta-tidak-benar-uskup-katolik-jabodetabek-deklarasi-dukung-anies-baswedan-jadi-presiden
(GFD-2022-10808) Cek Fakta: Tidak Benar Uskup Katolik Jabodetabek Deklarasi Dukung Anies Baswedan Jadi Presiden
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 25/10/2022
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan berjudul Uskup Katolik Jabodetabek deklarasi dukung Anies Baswedan menjadi Presiden. Postingan itu beredar sejak beberapa hari lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 21 Oktober 2022.
Dalam postingannya terdapat gambar dengan narasi berikut ini:
"Buzzer kejang-kejang para Uskup Katolik Sejabodetabek deklarasi Anies hari ini"
Akun itu menambahkan narasi "Ya Tuhan para uskup sejabodetabek sudah memberikan dukungan semoga Paus Indonesia bisa memberikan dukungan juga"
Lalu benarkah postingan berjudul Uskup Katolik Jabodetabek deklarasi dukung Anies Baswedan menjadi Presiden?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengunjungi website resmi Keuskupan Agung Jakarta, kaj.or.id. Di sana terdapat klarifikasi dari Keuskupan Agung Jakarta yang dirilis pada 21 Oktober 2022.
"Terkait beredarnya potongan video yang berjudul "Uskup Katolik Se Jabodetabek Deklarasi Dukung Anies Presiden" kami tegaskan bahwa hal tersebut tidak benar. Gereja Katolik Indonesia tetap menjaga netralitas dan mendorong proses politik dapat dijalankan dengan menjunjung prinsip dan etika yang diabdikan bagi bonum commune (kebaikan bersama).
"Gereja Katolik tidak berpolitik praktis maka dalam pertemuan dan kegiatan tersebut tidak pernah membahas persoalan politik praktis, termasuk dalam pertemuan dengan Bapak Anies Baswedan. Sebagai pemimpin umat Katolik di Keuskupan Agung Jakarta dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia, Kardinal Ignatius Suharyo sering menerima tamu dan beraudiensi dengan banyak tokoh dari berbagai latar belakang."
"Demikian disampaikan sebagai klarifikasi untuk menghindari kesimpangsiuran akibat beredarnya video tersebut. Semoga dapat dimaklumi dan kami mengajak seluruh pihak untuk terus menjaga kondusivitas kehidupan publik."
Kesimpulan
Postingan berjudul Uskup Katolik Jabodetabek deklarasi dukung Anies Baswedan menjadi Presiden adalah tidak benar.
Rujukan
(GFD-2022-10807) Keliru, Mandi Air Hujan untuk Program Kehamilan
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 25/10/2022
Berita
Sebuah akun media sosial Facebook membagikan kolase empat foto dengan narasi bahwa mandi air hujan bersama dapat digunakan suami-istri untuk memprogram kehamilan.
Kolase tersebut memuat narasi sebagai berikut: “Kalau Kepengen Hamil Setelah Lama Nikah Tapi Belum Punya Anak, itu apa. Suami Istri Suruh Hujan-Hujanan bareng, Serius ini. antumbuka Ayat Alquran Yg artinya " Dan Kami jadikan Air Hujan Yang turun Agar Segala Sesuatu Yang sebelumnya mati Itu Menjadi Hidup" Kmudian Para Ulama Menafsirkan Boleh Jadi ketika Sepasang Suami istri belum bisa punya Anak Brarti Ada sel Atau apalah dalam Tubuh diantara mereka Yang M4ti, Maka Dgn Harapan air hujan yg Membawa barokah Sel yg M4ti Bisa Hidup Kembali.”
Tangkapan layar unggahan yang beredar di Facebook dengan klaim suami-istri yang hujan-hujanan bersama dapat digunakan sebagai program kehamilan
Unggahan pada tanggal 13 Oktober 2022 tersebut sudah mendapat like sebanyak 2,4 ribu dan sudah dibagikan 940 kali. Benarkah klaim tersebut?
Hasil Cek Fakta
Tidak ada fakta-fakta ilmiah hingga saat ini yang menyebutkan bahwa pasangan suami istri bisa merancang program kehamilan dengan mandi air hujan.
Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr Hendrik Juarsa, SpOG, pasangan suami istri yang merancang program kehamilan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter kandungan.
“Tidak benar mandi air hujan bareng bisa membuat sang istri cepat hamil. Bagi pasangan suami istri yang sudah lama menikah tetapi masih belum hamil, sebaiknya berkonsultasi kepada dokter kandungan,” kata dokter di sebuah rumah sakit swasta itu di Surabaya, Minggu, 23 Oktober 2022.
Menurut Hendrik, banyak permasalahan mengapa pasangan suami istri sulit mendapatkan keturunan. Masing-masing kasus tersebut memiliki penanganan berbeda. Oleh karena itu, berkonsultasi ke dokter dibutuhkan untuk mengetahui penyebab kesulitan untuk hamil tersebut.
Dikutip dari laman situs resmi RSUD Mangusada, sebuah artikel berjudul Evaluasi Kesehatan Reproduksi Pada Pasangan Infertil menyatakan, infertilitas merupakan masalah yang dialami sekitar 10-12% penduduk Indonesia.
Infertilitas merupakan masalah yang sangat kompleks, menyangkut banyak bidang ilmu. Ditambah lagi di antara satu pasangan sering kali terdapat lebih dari satu faktor penyebab infertilitas.
Oleh karenanya tidaklah heran bila penanganan pasangan infertil ini memerlukan waktu yang lama, sehingga memerlukan ketelatenan, kesabaran, dan kerjasama yang baik antara pasangan tersebut dengan dokternya.
Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan fakta, klaim bahwa mandi air hujan bersama bagi pasangan suami-istri dapat mempercepat proses kehamilan adalah keliru.
Banyak faktor yang melatarbelakangi sepasang suami istri sulit mendapatkan keturunan. Penangannya pun akan berbeda untuk masing-masing kasus. Mandi air hujan bersama tidak bisa membuat istri cepat hamil.
Rujukan
- https://www.facebook.com/RumahMinimalisArt/posts/pfbid0se8Q2fup2jFCa3FDRKELm9YxfcEG3i1rWM8a3C9xDRcqKLhw4rrabJsS34JLEFPLl?__xts__[0]=68.ARD5NWBXsGtBr75sJxmMVDPrLfq-ScVoN_OPnBBn06cInMQ22oxqOUL7IippSsEpoRMhrngkavoVQcI75G8rLxe6-mrIednB3AXB3J8X2m5xAnsYvS6cf4UwU7MuGdEVZPNarTbOA7kBRad3I3_Mo43JkAKICQqTJk9EXtcPZe6ya-msjKaP7rY0LiXful-N4WtTZjZZjAIK1Rdc9vRAh87VcukKIVOpd-s_XgPEOC1zsEMd0T9cZlOKh14EMyV4IKQSEchifPIRbf1DtOfGzna58mDJ2T4R&_rdc=1&_rdr
- https://rsudmangusada.badungkab.go.id/promosi/read/29/evaluasi-kesehatan-reproduksi-pada-pasangan-infertil
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2022-10806) Sebagian Benar, Ilmuwan Rusia Hidupkan Kembali Cacing yang Membeku Selama 42 Ribu Tahun
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 25/10/2022
Berita
Foto dan narasi yang menyebutkan bahwa ilmuwan Rusia berhasil menghidupkan kembali cacing yang telah membeku selama 32.000 dan 42.000 tahun beredar di media sosial. Di Instagram narasi tersebut dibagikan akun ini pada 18 Oktober 2022. Unggahan itu memuat foto mirip cacing dalam jumlah banyak.
Berikut narasinya: “Para ilmuwan Rusia baru-baru ini melaporkan bahwa mereka berhasil "menghidupkan kembali" dua spesies cacing yang telah membeku selama lebih dari 40.000 tahun. Dua spesies cacing gelang atau nematoda beku tersebut telah berusia masing-masing 30.000 dan 42.000 tahun. Penemuan ini dilakukan oleh empat lembaga berbeda di Moskow yang bekerja sama dengan Princeton University.”
Hingga artikel ini dimuat, narasi tersebut telah disukai lebih dari 6.300 kali dan mendapat 93 komentar.
Sebuah akun Instagram mengunggah foto dengan klaim penemuan cacing berusia 32 ribu dan 42 ribu tahun oleh ilmuwan Rusia
Apa benar ilmuwan Rusia berhasil menghidupkan kembali cacing yang telah membeku selama 42.000 tahun?
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa narasi tentang dua cacing yang bisa hidup kembali setelah membeku 32 ribu dan 42 ribu memang benar. Namun foto yang digunakan tidak terkait dengan dua cacing tersebut.
Dengan menggunakan reverse image Google, Tempo mendapatkan foto tersebut adalah milik NOAA Office of Ocean Exploration and Research di Teluk Meksiko pada 2012. Menurut situs Ocean Exploration gambar tersebut adalah kumpulan cacing es yang menghuni metana hidrat. Cacing ini memakan bakteri chemoautotrophic menggunakan bahan kimia dalam hidrat.
Kumpulan cacing itu ditemukan pada tahun 1983 melalui sebuah ekspedisi laut dalam yang menjelajahi Tebing Florida di Teluk Meksiko. Pada kedalaman lebih dari 3.200 meter (2,0 mil), para ilmuwan menemukan kerang yang padat, yang menampung keong, siput, teripang, bintang laut, bintang rapuh, ikan belut, dan udang. Di antara kerang itu ada semak-semak cacing tabung yang sebagian besar memanjang lebih dari satu meter.
An aggregation of ice worms inhabiting methane hydrate. These worms eat chemoautotrophic bacteria using chemicals in the hydrate. (Image courtesy of the NOAA Office of Ocean Exploration and Research, Gulf of Mexico 2012)
Ekosistem bawah laut tersebut cukup unik karena menggunakan kemosintesis sebagai sumber makanan. Ini berbeda dengan mayoritas kehidupan di bumi yang bergantung pada organisme lain sebagai makanan—kebanyakan tumbuhan di darat dan plankton di laut—yang menggunakan energi cahaya untuk membuat makanan (fotosintesis).
Karena tidak ada cahaya di laut dalam, sebagian besar hewan tersebut bergantung tanaman mati, hewan, plankton, dan kotoran yang melayang ribuan meter dari permukaan laut ke dasar laut. Bakteri kemudian menggunakan energi kimia dari sulfida, metana, dan hidrokarbon lain yang merembes keluar dari celah di dasar laut untuk membuat makanan. Proses inilah yang disebut kemosintesis.
Tentang dua cacing yang hidup kembali setelah membeku satu milenium
Dikutip dari USAToday, cacing tersebut ditemukan pada tahun 2015 di wilayah timur laut Siberia yang disebut Yakutia. Hewan purbakala lainnya yang diawetkan telah ditemukan di daerah itu, termasuk sisa-sisa anak singa gua berusia 50.000 tahun yang telah punah.
Bekerja sama dengan Princeton University, ilmuwan Rusia mengisolasi cacing setelah menganalisis lebih dari 300 sampel tanah yang dikumpulkan dari lapisan es Arktik. Kedua cacing betina itu berasal dari dua spesies yang dikenal bernama Panagrolaimus detritophagus dan Plectus parvus.
Para ilmuwan memperkirakan satu spesimen berusia sekitar 32.000 tahun dan yang lainnya berusia sekitar 41.700 tahun. Perkiraan ini didasarkan pada penanggalan radiokarbon dari situs tempat cacing ditemukan.
Berdasarkan arsip berita Tempo, kedua cacing tersebut ditempatkan di penyimpanan dingin pada suhu minus 20 derajat Celcius. Setelah beradaptasi selama beberapa minggu, suhu dinaikkan menjadi 20 derajat Celcius sampai dipastikan dapat bergerak kembali. Cacing tersebut memakan bakteri E. coli sebagai sumber asupan.
“Data kami menunjukkan adanya kemampuan organisme multiseluler untuk bertahan dalam jangka waktu yang panjang (puluhan ribu tahun) di bawah kondisi pengawetan alami,” kata peneliti dalam sebuah pernyataan.
“Kemampuan ini memperlihatkan nematode pleistosen mempunyai mekanisme beradaptasi yang mungkin dapat digunakan sebagai penelitian ilmiah dan praktis dalam bidang sains cryomedicine, cryobiology, dan astrobiology.”
Proses pengawetan cryobiosis telah dipelajari dan digunakan pada organisme dengan sel tunggal seperti bakteri dan amoeba, juga beberapa tanaman yang tetap hidup setelah dibekukan bertahun-tahun. Namun, bagi organisme multiseluler, cacing ini merupakan yang pertama yang dapat bertahan hidup.
Meskipun begitu, cacing adalah makhluk yang sangat sederhana. Proses ini tidak dapat dilakukan pada manusia ataupun hewan besar. Penemuan terbaik yang pernah diraih dalam penghidupan kembali makhluk Pleistosen adalah mencampur kloning dan perkawinan silang ala Jurassic Park pada mamut.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, unggahan di Instagram tentang ilmuwan Rusia berhasil menghidupkan kembali cacing yang telah membeku selama 42.000 tahun adalah sebagian benar.
Para peneliti menganalisis 300 sampel endapan permafrost Arktik dan menemukan dua organisme multiseluler yang berhasil “hidup kembali”. Namun foto yang digunakan dalam unggahan tersebut tidak terkait dengan penelitian cacing endapan permafrost Arktik tersebut.
Rujukan
- https://www.instagram.com/p/Cj1hhrUpU_U/
- https://oceanexplorer.noaa.gov/okeanos/explorations/ex1803/background/chemo-comm/welcome.html
- https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2021/11/15/fact-check-study-says-worms-resurrected-after-thousands-years/6280274001/
- https://tekno.tempo.co/read/1111984/ilmuwan-hidupkan-kembali-cacing-berumur-40-000-tahun
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
Halaman: 3466/5580