• (GFD-2021-8712) Keliru, Klaim Ini Foto Praktek Jual Beli Istri di Sebuah Pasar

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 28/07/2021

    Berita


    Sebuah foto yang memperlihatkan beberapa perempuan tanpa busana terbungkus plastik transparan beredar di internet. Foto tersebut dibagikan dengan narasi bahwa para perempuan-perempuan itu sedang diperjualbelikan di sebuah pasar.
    Foto tersebut dimuat blog ini dengan judul, “Ya Allah.Dunia Udah Semakin Tua, 7 Pasar Aneh Sedunia. Bisa Juga Buat Beli Istri”. Pada lampiran foto juga tertera tulisani “Pasar yang Aneh”.
    “Meskipun yang dipasarkan di pasar itu dikatakan ilegal untuk di sebagian besar negara, nyatanya pasar-pasar ini bukanlah pasar gelap lo sob. Serta mesikipun terbukti ada yang dirahasiakan, itu kini bukanlah rahasia umum lagi, semacam menjual anak di bangladesh, menjual istri serta tetap tidak sedikit lagi,” bunyi artikel tersebut.
    Benarkah ini foto praktek jual beli isteri di sebuah pasar?
    Foto yang diklaim sebagai pasar jual istri.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri jejak digital foto tersebut dengan menggunakan reverse image tools Source, Google dan Yandex. Hasilnya, foto tersebut merupakan aksi teatrikal aktivis People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), sebuah organisasi yang memperjuangkan hak-hak hewan serta mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat akan manfaat dari pola makan tanpa daging.
    Tempo menemukan jejak digital foto di atas dengan menggunakan reverse image TinEye. Hasilnya, foto yang dimuat blog tersebut telah disunting dengan menyamarkan poster yang dipegang tiga orang aktivis. Salah satu poster bertuliskan slogan “MEAT IS MURDER” dan terdapat logo PETA pada bagian bawahnya. Slogan itu kerap digunakan aktivis PETA dalam melakukan aksi protes.
    Foto yang identik juga pernah dimuat situs thepitchkc.com pada 12 Mei 2010 dengan judul, “PETA’s latest bloody naked protest,”.
    “Saya melewatkan demonstrasi anti-daging PETA kemarin di Country Club Plaza, tetapi organisasi hak-hak hewan mengirimkan beberapa foto wanita hampir telanjang yang dibungkus plastik di atas nampan,” bunyi keterangan pada foto tersebut.
    Dilansir Dari situs berita independent.co.uk, Aktivis hak-hak binatang melakukan aksi telanjang dan menutupi diri mereka dengan darah kemudian membungkus diri mereka dalam kemasan daging raksasa di tengah Kota Barcelona. Cabang organisasi hak-hak hewan Spanyol AnimaNaturalis menggelar protes pada hari Minggu, di alun-alun Sant Jaume Barcelona.
    Para aktivis memprotes dengan telanjang bulat di alun-alun yang sibuk, berbaring di atas nampan styrofoam besar, berlumuran darah palsu dan dibungkus plastik transparan – mirip dengan bagaimana daging sering dikemas di supermarket.
    Tujuan dari protes tersebut adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat dari pola makan tanpa daging yang “bebas dari eksploitasi, penderitaan dan kematian hewan”.
    Protes itu terjadi dua bulan setelah Barcelona mendeklarasikan dirinya sebagai kota resmi pertama yang 'ramah sayuran', tetapi AnimaNaturalis mengklaim bahwa mereka belum berbuat cukup untuk melaksanakan janji tersebut.
    Aida Gascon, direktur AnimaNaturalis mengatakan, “kami ingin menarik perhatian otoritas kota yang berjanji pada bulan Maret untuk bergabung dengan inisiatif global seperti 'Senin Tanpa Daging' Paul McCartney, tetapi belum mengimplementasikan apa pun."
    “Implikasi lingkungan, kesehatan, dan etika seputar konsumsi daging adalah masalah yang tidak dapat diabaikan lagi,” katanya menambahkan. Organisasi ingin pemerintah berkomitmen AnimaNaturalis satu hari untuk mengkampanyekan pola makan yang bebas dari produk hewani.
    Adapun People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) merupakan organisasi hak-hak hewan terbesar di dunia, dengan lebih dari 6,5 juta anggota dan pendukung.
    PETA menentang spesiesisme, pandangan dunia supremasi manusia, dan memusatkan perhatiannya pada empat bidang di mana sejumlah besar hewan paling menderita untuk periode waktu yang paling lama: di laboratorium, di industri makanan, dalam perdagangan pakaian, dan dalam industri hiburan.
    PETA bekerja melalui pendidikan publik, investigasi kekejaman, penelitian, penyelamatan hewan, undang-undang, acara khusus, keterlibatan selebriti, dan kampanye protes.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa foto di atas merupakan praktik jual beli istri di sebuah pasar adalah keliru. Foto tersebut merupakan hasil suntingan. Sejumlah perempuan yang melakukan aksi telanjang dengan tubuh berlumuran darah palsu merupakan aktivis PETA yang tengah melakukan protes terkait hak-hak hewan serta mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat akan manfaat dari pola makan tanpa daging.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan

  • (GFD-2021-8711) Keliru, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sengaja Menyebarkan Varian Baru Virus Corona

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 27/07/2021

    Berita


    Narasi yang mengklaim varian baru virus Corona sengaja disebarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), World Economic Forum dan John Hopkin University diunggah di Facebook, 26 Juli 2021. Unggahan itu memuat tabel dalam bahasa Spanyol berisi nama strain, daftar peluncuran serta logo tiga organisasi tersebut. 
    Unggahan itu kemudian diikuti dengan narasi: “Jadwal virus varian baru yang bakal disebar. Mereka sengaja sebar virus di tambah menggunakan propaganda ketakutan media. Sampe (sampai, red) kita semua mau suntik pakcin (vaksin, red) yang sebenarnya bukan pakcin. Tapi senjata bio kimia.”Unggahan tersebut telah bagikan 119 kali dan mendapatkan komentar 89 kali.

    Hasil Cek Fakta


    Hasil verifikasi Tim Cek Fakta Tempo menunjukkan, tidak ada bukti yang mengaitkan kemunculan varian baru Corona virus dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), World Economic Forum dan John Hopkin University. Munculnya varian baru adalah hasil mutasi secara alami virus. Tabel dalam unggahan tersebut mengambil seluruh alfabet dalam Yunani kuno, dengan beberapa abjad digunakan sebagai nama varian baru SARS-Cov-2.
    Dikutip dari BBC, penggunaan alfabet Yunani secara resmi digunakan pada 31 Mei 2021. Hal itu bertujuan untuk menghilangkan stigma dari nama-nama varian baru yang sebelumnya diidentikkan dengan negara tertentu. Selain itu, penamaan dengan alfabet Yunani lebih mudah digunakan dibandingkan dengan nama asli sainsnya.Dalam laman resminya, John Hopkin University justru menjelaskan bahwa munculnya varian virus terjadi ketika ada perubahan atau mutasi pada gen virus. Hal ini merupakan sifat virus RNA seperti virus corona yang dapat berevolusi dan berubah secara bertahap. Perbedaan geografis cenderung menghasilkan varian yang berbeda secara genetik. Akan tetapi mutasi pada virus, termasuk virus corona yang menyebabkan pandemi COVID-19, bukanlah hal baru atau tidak terduga. Semua virus RNA bermutasi dari waktu ke waktu, beberapa bahkan lebih dari yang lain. Misalnya, virus flu yang sering berubah. 
    WHO dalam laporannya pada 25 Januari 2021, menjelaskan, evolusi pada virus merupakan sesuatu yang wajar terjadi sehingga memunculkan varian baru dari virus aslinya.  Mutasi tersebut dapat mengakibatkan virus menjadi lebih cepat menular, meningkatkan keparahan penyakit atau mempengaruhi kemanjuran diagnostik, terapeutik atau vaksin. 
    Selain itu, Tempo menemukan tanggal ditemukannya varian baru virus Corona dalam tabel tidak akurat. Varian Delta misalnya, yang tertulis diluncurkan pada Juni 2021. Padahal varian ini ditemukan pertama kali di India pada Oktober 2020, menurut laporan Deutsche Welle (DW), Jerman.Kemudian varian Kappa, menurut Pusat Pencegahan dan Penanganan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, virus ini pertama kali teridentifikasi di India pada Desember 2020. Sementara dalam unggahan, tertulis Desember 2021. 
    Varian Eta, diidentifikasi pertama di Inggris dan Nigeria pada Desember 2020. Bukan pada September 2021, seperti dalam tabel.

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan narasi yang mengklaim varian baru virus Corona sengaja disebarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), World Economic Forum dan John Hopkin University, adalah keliru. Tempo menemukan ketidakakuratan antara pertama kali varian baru diidentifikasi dengan tanggal yang tertulis di tabel. Selain itu, mutasi virus Corona yang memunculkan varian baru adalah hal alami seperti pada virus RNA lainnya. 
    Tim Cek Fakta Tempo

    Rujukan

  • (GFD-2021-8710) Sesat, Klaim Video Aksi Turunkan Jokowi

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 27/07/2021

    Berita


    Sesat, Klaim Video Aksi Turunkan JokowiSejumlah video di Youtube yang diklaim demo turunkan Jokowi, diunggah sejumlah akun sejak Sabtu 24 Juli 2021. Video tersebut beredar di tengah ajakan di berbagai media sosial untuk aksi nasional Jokowi Endgame pada Sabtu lalu.
    Video pertama yangditemukan Tempo adalah video berjudul 'Demo Turunkan Jokowi! Ribuan Personel Berhasil Pukul Mundur Para Perusuh'. Video berdurasi 8 menit itu berisi kolase beberapa video pendek aksi demonstrasi, pernyataan Dosen Universitas Indonesia Ade Armando dan Ridwan Kamil.
    Dalam pernyataannya, Ade Armando menyinggung soal politisi busuk yang berada di belakang seruan aksi Jokowi Endgame. 
    Video kedua berjudul Gabungan Ormas HIT-FPI Mainkan Demo di Depan Gedung Istana Turunkan Jokowi. Video berdurasi sekitar 5 menit ini berisi aksi longmarch peserta aksi. 

    Hasil Cek Fakta


    Dari penelusuran Tim Cek Fakta Tempo menunjukkan bahwa dua video tersebut bukan aksi Jokowi Endgame untuk menurunkan Presiden Jokowi di depan gedung Istana pada Sabtu 24 Juli 2021. Gabungan video tersebut adalah aksi demonstrasi menolak PPKM di Bandung, Jawa Barat.
    Pada video Youtube pertama, Tempo mendapatkan petunjuk pada menit 1:35 yang menunjukkan gerbang bertuliskan Pemerintah Kota Bandung. Selain itu pada poster-poster yang dipegang peserta aksi, tertulis protes terhadap pemberlakuan PPKM. Dengan petunjuk itu, Tempo mengecek sejumlah video pemberitaan media massa tentang aksi penolakan PPKM di Bandung.
    Pada video Youtube pertama, Tempo menemukan beberapa bagian sama dengan video dari Kompas TV Demo Tolak Perpanjangan PPKM Darurat Berakhir Ricuh, 173 Orang Ditangkap Polisi yang tayang 22 Juli 2021. Bagian yang sama itu terdapat pada menit 1:08 dan 1:24.
    Tangkapan layar video yang diklaim sebagai Aksi Turunkan Jokowi di Youtube (kiri), Video yang pernah diunggah Kompas TV (kanan)Kemudian pada video Youtube kedua, Tempo mendapatkan petunjuk nama toko IndoJaya Bangunan yang terlihat saat para peserta aksi mengendarai motornya. Melalui google maps, IndoJaya Bangunan tersebut beralamat di Kelurahan Braga, Kota Bandung.
    Dengan pencarian yang sama pada video pemberitaan media, Tempo menemukan bahwa video tersebut identik dengan video menit 1:24 yang dimuat oleh kanal Youtube Viva.co.id, berjudul Mahasiswa, Ojol dan Pedagang Demo di Kantor Balai Kota Bandung Tolak PPKM Diperpanjang pada 21 Juli 2021.
    Tangkapan layar video yang diklaim sebagai Aksi Turunkan Jokowi di Youtube
    Dilansir dari Liputan6.com, aksi meminta penghentian PPKM Darurat di depan kantor Balai Kota Bandung tersebut berlangsung pada Rabu 21 Juli 2021. Aksi itu untuk mengkritik pelaksanaan PPKM yang merugikan masyarakat seperti pedagang. Sementara jumlah bantuan dari Pemkot Bandung dianggap tidak cukup untuk keluarga pedagang.Selain mahasiswa, aksi itu juga diikuti oleh driver ojek online.
    Aksi Jokowi Endgame
    Sementara, rencana aksi Jokowi Endgame untuk menurunkan Jokowi pada Sabtu 24 Juli 2021 di sekitar Istana Merdeka, Jakarta Pusat, batal. Dikutip dari arsip pemberitaan Tempo, Hanya ada enam orang yang datang di lokasi dan mereka kemudian ditangkap oleh polisi.Sebelumnya dalam poster ajakan demonstrasi yang tersebar, para pengemudi ojek online beserta masyarakat diharapkan turun ke jalan untuk menolak penerapan PPKM. Massa rencananya akan melakukan long march dari Glodok menuju Istana Negara.
    "Mengundang seluruh elemen masyarakat! Untuk turun ke jalan menolak PPKM dan menghancurkan oligarki istana beserta jajarannya." Begitu imbauan di poster aksi Jokowi End Game itu. Poster itu menyertakan logo beberapa aplikator ojek online serta aliansi mahasiswa dan persatuan pedagang sebagai peserta aksi.

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, dua video yang diklaim demo turunkan Jokowi pada Sabtu 24 Juli 2021 adalah menyesatkan. Video tersebut tidak terkait dengan aksi Jokowi Endgame untuk menurunkan Jokowi seperti seruan sejumlah poster digital di media massa. Video yang ditampilkan adalah terkait dengan demo penolakan PPKM di Bandung pada Rabu 21 Juli 2021.
    Tim CekFakta Tempo

    Rujukan

  • (GFD-2021-8709) Keliru, Klaim Tempat Tidur Atlet Olimpiade Tokyo Dibuat dari Kardus untuk Mencegah Seks Bebas

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 26/07/2021

    Berita


    Sebuah unggahan foto tempat tidur atlet olimpiade di Tokyo, Jepang, yang terbuat dari kardus diklaim sengaja diterapkan panitia untuk mencegah seks bebas antar atlet. Unggahan ini beredar di tengah pelaksanaan olimpiade Tokyo dengan menyertakan  dua gambar ini beredar di Instagram. Gambar pertama adalah tempat tidur single yang lengkap dengan kasur dan bantal terbungkus seprei rapi. Gambar kedua, menampilkan rangka tempat tidur yang terbuat dari karton/kardus.
    Foto tersebut diunggah akun ini pada 22 Juli 2021 dengan menambahkan deskripsi berikut, “Panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 mengingatkan para atlet agar tidak melakukan hubungan seks antar-atlet selama gelaran olahraga terbesar tersebut."
    Bahkan, akun ini menyantumkan narasi yang dilansir New York Post yang menyebutkan, tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran Covid-19. Untuk memastikan para atlet tidak berhubungan intim di wisma, panitia menyiapkan 18.000 tempat tidur berbahan kardus di Tokyo Olympic Village. “Tempat tidur yang akan dipasang di Tokyo Olympic Village terbuat dari kardus, ini bertujuan untuk menghindari hubungan intim di antara para atlet,” ujar pelari jarak jauh Amerika Serikat, Paul Chelimo di akun Twitternya.  
    "Melihat tempat tidur yang terbuat dari kardus tersebut, tak ayal membuat netizen mempertanyakan ketahanannya. Untuk membuktikan, atlet senam dari Irlandia, Rhys Mcclenaghan, melompat-lompat di atas tempat tidurnya. Ternyata, tempat tidur tersebut sangat kokoh meskipun terbuat dari kardus. Tempat tidur "antisex" tersebut tidak hancur sekalipun ditimpa benda berat berkali-kali. Seperti biasa, panitia juga membagikan kondom kepada atlet. Kebiasaan ini sudah berlangsung sejak Olimpiade 1988. Tahun, ini jumlah kondom yang dibagikan sekitar 160 ribu. Angka ini turun drastis dibandingkan Olimpiade Rio de Janeiro, Brazil, dimana panitia membagikan 450 ribu kondom kepada para atlet. Olimpiade Tokyo akan dimulai dari Jumat (23/07/2021) dan berakhir pada Minggu (08/08/2021),” seperti dikutip dari deskripsi yang ditulis skun ini.
    Hingga artikel ini dimuat, unggahanya telah disukai 1,3 ribu kali.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri unggahan foto tersebut dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex. Hasilnya diketahui foto tersebut identik dengan foto yang diunggah salah satu atlet pelari Olimpiade asal Amerika Serikat, Paul Chelimo di twitter pada 17 Juli 2021. 
    Pada unggahannya Paul menuliskan narasi “Wisma Atlet Olimpiade Tokyo menggunakan kasur dari bahan kardus. Bahab dari kardus dipilih untuk menghindari intimacy di antara para atlet saat di dalam kamar. Kasur tersebut diklaim dapat menahan beban satu orang. Hal ini diharapkan dapat menghindari adanya situasi di luar aktivitas olahraga. Saya melihat tak ada masalah bagi pelari jarak jauh, bahkan 4 orang bisa (berada di atasnya).
     Dilansir dari ESPN, tempat tidur yang dimaksud tersebut merupakan tempat tidur buatan perusahaan Jepang, Airweave. Pada Olimpiade tahun ini,  Airweave menyediakan 18 ribu tempat tidur berbahan "kardus ringan dengan ketahanan tinggi" untuk atlet Olimpiade dan 8 ribu tempat tidur untuk Paralimpiade dengan desain yang sedikit berbeda. 
    Seperti dilansir, Inside the Games, tempat tidur ini akan didaur ulang menjadi produk kertas setelah Olimpiade menjadi produk baru. Hal ini akan menjadi yang pertama dalam sejarah Olimpiade dimana kebutuhan atlet dibuat hampir seluruhnya dari bahan terbarukan.
    Menurut Takashi Kitajima, penyelenggara Olimpiade Tokyo yang bertanggung jawab atas Wisma Atlet menjelaskan, tujuan dari tempat tidur kardus adalah untuk memberikan kenyamanan bagi para atlet sekaligus menjalankan misi sustainability yang merupakan salah satu tema utama Olimpiade. 
    "Tempat tidur akan didaur ulang menjadi produk kertas setelah Olimpiade, sementara matras akan didaur ulang menjadi produk plastik baru. Ini akan menjadi pertama kalinya dalam sejarah Olimpiade dan Paralimpiade bahwa semua tempat tidur dan matrasnya hampir seluruhnya terbuat dari bahan terbarukan." kata Takashi, seperti dilansir dari USA Today.
    Dilansir dari TEMPO,  Komite Olimpiade Internasional (IOC) sengaja membuat ranjang dari bahan kardus dan sudah mengaturnya agar hanya kuat menahan berat satu orang saja. Gerakan mendadak atau berat berlebih disebutkan akan membuat ranjang itu runtuh. Pengaturan seperti itu dibuat tak lepas dari kepentingan pencegahan penyebaran virus pandemi. Untuk mencegah agar tak ada dua insan yang berdekatan dan melanggar prinsip "jaga jarak" di atas tempat tidur. 
    Dikutip dari cekfakta Newsweek, Pada hari Minggu, pesenam Irlandia Rhys McClenaghan bahkan mendokumentasikan dirinya berulang kali melompat di tempat tidur di dalam Wisma Atlet Olimpiade Tokyo untuk membantah klaim Paul Chelimo.
    "Dalam episode berita palsu hari ini di Olimpiade, tempat tidur dibuat 'anti-seks'," kata McClenaghan sambil melangkah di atas tempat tidur. "Ini benra terbuat dari karton, tetapi tampaknya desainnya tidak mudah rusak meski ada pergerakan yang tidak terduga saat (atlet) beristirahat," ujar pesenam itu sambil melompat-lompat dengan penuh tenaga.
    "Itu palsu. Berita palsu." Video McClenaghan yang berdurasi 14 detik ini telah dilihat lebih dari 820.000 kali sejak diposting ke Twitter pada hari Minggu. Video debunk McClenaghan ini juga mendapat apresiasi akun resmi Olympics.
    Akun Twitter resmi Olimpiade Tokyo Jepang, juga membantah tempat tidur atlet Olimpiade tak kuat menahan beban dan berterima kasih kepada McClenaghan karena telah menghentikan perdebatan. "Terima kasih telah menyanggah mitos tersebut. Anda mendengarnya langsung dari pesenam Tim Irlandia Rhys McClenaghan - tempat tidur kardus yang berkelanjutan kokoh!" seperti dikutip dari akun resmi twitter Olympics.  

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa  tempat tidur atlet Olimpiade Tokyo, Jepang, terbuat dari kardus untuk mencegah seks bebas adalah keliru. Takashi Kitajima, penyelenggara Olimpiade Tokyo yang bertanggung jawab atas Wisma Atlet mengatakan, tujuan penggunaan kardus untuk tempat tidur atlet merupakan bagian dari aplikasi  tema utama Olimpiade, yakni menggunakan bahan terbarukan. Komite Olimpiade Internasional ( IOC ) bahkan menegaskan sengaja membuat ranjang dari bahan kardus dan mengaturnya untuk satu orang untuk kepentingan pencegahan penyebaran virus pandemi. Bahan tempat tidur itu nantinya juga didaur ulang menjadi produk kertas setelah Olimpiade, sementara komponen matrasnya didaur ulang menjadi produk plastik baru.
    TIM CEKFAKTA TEMPO 

    Rujukan