• (GFD-2021-8766) Keliru, Vaksin SInovac dan Astrazeneca Mengandung DNA Babi

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 22/09/2021

    Berita


    Unggahan berisi klaim bahwa vaksin Sinovac dan Astrazeneca mengandung DNA babi, dibagikan di Facebook 19 September 2021. Unggahan itu memuat tangkapan layar percakapan Whatsapp yang di antaranya tertulis:
    “saya dan keluarga besar ogah divaksin Corona.”
    “Vaksin Sinovac buatan Cina dan vaksin Astrazeneca buatan Inggris, yang sama-sama mengandung DNA babi, wapres Ma’ruf Amin, tidak jadi persoalan?”
    Tangkapan layar unggahan dengan klaim vaksin sinovac dan AZ mengandung babi

    Hasil Cek Fakta


    Vaksin Sinovac maupun Astrazeneca tidak mengandung DNA babi. Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menerbitkan sertifikat halal pada vaksin Sinovac.  Sedangkan BPOM RI sudah menyatakan bahwa vaksin Astrazeneca tidak mengandung babi.
    MUI telah mengeluarkan Fatwa Nomor 2 Tahun 2021 tentang Produk Vaksin Covid-19 dari Sinovac Life Science CO.LTD China dan PT Bio Farma (Persero). Fatwa tersebut berisi keterangan bahwa Sinovac hukumnya suci dan halal, sehingga bisa digunakan oleh umat Islam.
    Keputusan hukum itu ditetapkan setelah audit tim auditor LPPOM MUI bersama Komisi Fatwa MUI tidak menemukan kandungan babi. Dalam surat fatwa MUI tertulis, tidak ada produk turunan babi dan bahan yang berasal dari bagian tubuh manusia pada seluruh tahapan produksi. Selain itu dalam proses produksi, vaksin Sinovac tidak memanfaatkan babi atau bahan yang tercemar babi dan turunannya. 
    Lalu benarkah vaksin Astrazeneca mengandung DNA babi? 
    Vaksin Astrazeneca sempat dipertanyakan soal status halalnya karena diduga mengandung tripsin babi. Namun dosen Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung (ITB), Aluicia Anita Artarini, dikutip dari Tempo, sesuai dokumen AstraZeneca dan tim University of Oxford yang melakukan uji klinis, AstraZeneca ternyata menggunakan enzim tripsin yang berasal dari jamur, bukan babi.
    "AstraZeneca tidak menggunakan tripsin hewan pada proses produksinya dan di proses akhir pun tripsin itu tidak ada," kata Anita yang juga seorang virolog itu dalam bincang-bincang virtual pada  akhir Maret 2021.
    Dia menerangkan, enzim tripsin tersebut tidak dimasukkan ke dalam formula vaksin, melainkan hanya digunakan sebagai pemotong sel mamalia yang dibeli AstraZeneca dari Bank Sel, Thermo Fisher. "Itu adalah enzim yang mirip dengan aktivitas tripsin yang dibuat dari jamur dengan cara rekombinan," ujarnya.
    Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan ( BPOM ) RI juga mengatakan bahwa vaksin Astrazeneca tidak mengandung babi.

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa vaksin Sinovac dan Astrazeneca mengandung DNA babi adalah keliru.  MUI dan BPOM sudah menyatakan bahwa vaksin Sinovac dan AstraZeneca tidak mengandung babi.
    Tim Cek Fakta Tempo

    Rujukan

  • (GFD-2021-8765) Keliru, Cina Tak Lagi Gunakan Sinovac dan Indonesia telah Ditipu

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 21/09/2021

    Berita


    Narasi dengan klaim bahwa Cina tidak lagi menggunakan Sinovac dan Indonesia telah ditipu menggunakan vaksin tersebut, beredar sejak Juli 2021. Klaim itu beredar setelah otoritas Cina membolehkan penggunaan vaksin Pfizer/Biontech pada Juli lalu. 
    Tempo menemukan sejumlah narasi yang menyebut, rakyat Indonesia hanya menjadi percobaan Cina dengan vaksin Sinovac yang mereka produksi. Narasi lain menganggap penggunaan vaksin Sinovac hanyalah bisnis belaka. 
    “Vaksin Sinovacnya buat Indonesia saja, gak papa. Setelah divaksin, rakyat pada mati juga. Yang penting dapat uang, karena cuma Indonesia yang blon2 pemerintahnya gampang dikibulin,” demikian salah satu narasi yang ditulis warganet, 23 Juli lalu.
    Beberapa narasi tersebut bisa ditemukan di unggahan ini dan ini
    Tangkapan layar unggahan dengan klaim Cina tak lagi gunakan Sinovac dan Indonesia telah ditipu

    Hasil Cek Fakta


    Pada Juli lalu, otoritas Cina memang sedang mengkaji penggunaan vaksin Pfizer/Biontech. Namun suntikan vaksin jenis mRNA itu, hanya sebagai booster (dosis ketiga) terhadap warga yang telah menerima dosis vaksin lengkap. Belakangan, penggunaan vaksin Pfizer ditunda.
    Dikutip dari South China Morning Post (SCMP) 15 Juli 2021, pemerintah Cina mempertimbangkan untuk menggunakan vaksin booster dari Pfizer setelah merebaknya varian Delta. Penggunaan vaksin ini tinggal menunggu persetujuan regulator obat setempat, National Medical Products Administration.  Apabila disetujui, vaksin Pfizer akan didistribusikan oleh perusahaan farmasi, Fosun Pharma sebagai pemegang hak eksklusif  di Tiongkok. 
    Namun hingga berita ini diturunkan, otoritas Cina belum memberikan persetujuan untuk penggunaan Pfizer /Biontech sebagai vaksin booster. 
    Menurut The Wall Street Journal (WSJ) yang dikutip dari Taiwan News, pejabat kesehatan China khawatir jika vaksin Pfizer disetujui, itu akan mengikis kepercayaan pada vaksin domestik China yang diproduksi oleh Sinopharm dan Sinovac. Sementara vaksin Cina telah terbukti memiliki kemanjuran, Sinopharm 79% dan Sinovac 51%.
    Laporan itu menunjukkan bahwa penundaan itu juga akan memberi perusahaan China lebih banyak waktu untuk menyelesaikan vaksin mRNA mereka sendiri. Akademi Ilmu Kedokteran Militer China bekerja sama dengan dua perusahaan obat swasta China untuk mengembangkan vaksin mRNA.
    Militer China, Suzhou Abogen Biosciences Co, dan Yunnan Walvax Biotechnology Co sedang melakukan uji klinis tahap akhir di China dan Meksiko untuk kandidat vaksinnya, kata sumber kepada The WSJ. Mereka juga telah melobi pemerintah China untuk mempercepat persetujuan.
    Tetap Gunakan Vaksin Domestik
    Klaim bahwa Cina tidak lagi menggunakan vaksin domestik mereka juga tidak benar. Selama ini Cina menggunakan sejumlah vaksin yang dikembangkan di dalam negeri, termasuk produk dari Sinopharm, Sinovac, Zhifei, serta vaksin dosis tunggal oleh CanSino. Mereka juga telah memberikan persetujuan penggunaan darurat untuk vaksin oleh Institute of Medical Biology dari Chinese Academy of Medical Science dan Kangtai Biologicals.
    Dikutip dari Fortune edisi 16 September, Komisi Kesehatan Nasional China mengumumkan bahwa negara tersebut telah sepenuhnya memvaksinasi 1 miliar dari 1,41 miliar warganya terhadap COVID-19, sebuah tonggak utama dalam kampanye vaksinasi di negara terpadat di dunia. Sebagian besar mereka mengandalkan vaksin dari pembuat vaksin swasta, Sinovac dan perusahaan farmasi milik negara Sinopharm. 
    Di luar Cina, Indonesia bukan negara satu-satunya yang menggunakan vaksin Sinovac. Menurut situs Track Vaccine, vaksin Sinovac telah mendapatkan persetujuan penggunaan darurat sedikitnya di 40 negara, termasuk oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).  

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas klaim bahwa Cina tidak lagi menggunakan Sinovac dan Indonesia telah ditipu menggunakan vaksin tersebut, adalah keliru. Rencana Cina menggunakan vaksin Pfizer/Biontech adalah sebagai vaksin booster kepada warga yang telah mendapatkan dosis lengkap (dua suntikan). Namun rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan dari otoritas setempat. Cina selama ini menggunakan vaksin yang diproduksi di dalam negeri, termasuk Sinovac, untuk warganya. Hingga pekan kedua September, Cina telah memvaksin 1 miliar penduduknya, dari jumlah total 1,41 miliar warga. 
    Tim Cek Fakta Tempo

    Rujukan

  • (GFD-2021-8764) Sesat, Artikel tentang Pesantren Al Quran Terbakar pada 2021

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 20/09/2021

    Berita


    Sebuah blog memuat artikel berjudul Pesantren AlQuran Terbakar, 28 Santri & Guru Tewas Terpanggang pada 16 September 2021.
    Saat diklik, artikel itu memuat informasi tentang sebuah pondok pesantren Alquran di dekat Ibu Kota Monrovia, Liberia terbakar pada Rabu, 18 September dini hari waktu setempat. Akibat kebakaran tersebut, 26 santri dan 2 guru dikabarkan tewas terpanggang.
    Artikel itu memuat foto sebuah bangunan terbakar dan disaksikan oleh sejumlah orang.
     Tangkapan layar unggahan artikel tentang pesantren Al Quran terbakar pada 2021

    Hasil Cek Fakta


    Hasil penelusuran Tempo menunjukkan, terbakarnya asrama sekolah di Monrovia, Liberia itu terjadi pada 2019. Sedangkan foto yang digunakan tidak terkait dengan peristiwa itu.
    Tempo menelusuri pemberitaan media asing terkait insiden tersebut. Dikutip dari Washington Post, kebakaran itu terjadi di Quranic Islamic School, Liberia, Afrika Barat pada Rabu pagi, 18 September 2019. Peristiwa itu menewaskan sedikitnya 28 anak dan sejumlah lainnya terjebak di puing-puing.
    Para korban diperkirakan adalah anak laki-laki berusia 10 hingga 20 tahun yang sedang belajar Alquran.
    Saat kebakaran terjadi, para siswa sedang tidur di asrama yang terhubung dengan masjid. Kebakaran itu diduga dipicu oleh masalah listrik.
    Presiden Liberia saat itu, George Weah, mengucapkan duka cita melalui akun twitternya @GeorgeWeahOff
    “My prayers go out to the families of the children that died last night in Paynesville City; as a result of a deadly fire that engulfed their school building. This is a tough time for the families of the victims and all of Liberia. Deepest condolences go out to the bereaved,” tulis sang presiden.
    BBC juga melaporkan peristiwa yang sama pada 18 September 2019. Bahwa api diyakini telah berkobar pada dini hari, ketika siswa sekolah Alquran sedang tidur di sebuah bangunan dekat masjid mereka.
    Juru bicara polisi Moses Carter mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa kebakaran itu disebabkan oleh masalah listrik, tetapi penyelidikan saat itu masih dilakukan.  
    Sedangkan foto yang digunakan dalam artikel tersebut, telah beredar di internet sejak 15 Agustus 2017, jauh sebelum peristiwa kebakaran di Liberia itu terjadi. Salah satu situs yang memuat foto itu adalah Grid.id

    Kesimpulan


    Artikel yang memuat tentang pesantren Al?ur?n Terbakar dengan 28 santri dan guru terpanggang pada 16 September 2021 adalah menyesatkan. Peristiwa itu sendiri terjadi pada 18 September 2019. Foto yang digunakan dalam artikel itu juga tidak terkait dengan peristiwa kebakaran di Quranic Islamic School, Liberia, Afrika Barat. 
    Tim Cek Fakta Tempo

    Rujukan

  • (GFD-2021-8763) Keliru, Bank BNI, BRI dan Mandiri Cairkan Bantuan Uang bagi Penggunanya pada September 2021

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 16/09/2021

    Berita


    Klaim bahwa sejumlah bank milik negara mencairkan uang melalui kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) beredar di media sosial. Klaim tersebut dibagikan dengan narasi bahwa yang memiliki kartu ATM dari Bank BNI, BRI, Mandiri dan lain-lain bisa cairkan uang Rp 600 ribu - Rp 1,2 juta di bulan September 2021.
    Di Facebook, klaim tersebut dibagikan akun ini pada 15 September 2021. Akun inipun menuliskan narasi:
    “INFORMASI PENTING HARI INI!!!
    Bagi ibu-ibu yang punya kartu ATM dari Bank BNI BRI mandiri dll bisa cairkan Uang 600 - 1,2 juta di bulan September 2021 ini, coba dicek banyak yg sudah cair. Semoga bisa membantu,,,?”
    Narasi tersebut juga disertai permintaan untuk membuka tautan https://bit.ly/3DkYlNf
    Narasi di atas disertai sejumlah foto. Salah satu foto memperlihatkan seorang warga yang menunjukkan beberapa dokumen dan Kartu Keluarga Sejahtera. Sementara foto lainnya memperlihatkan dua orang perempuan memegang amplop berisi beberapa lembar uang tunai pecahan Rp 100 ribu.
    Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah mendapat 6 komentar dan dibagikan sebanyak 53 kali.
    Apa benar Bank BNI, BRI dan Mandiri cairkan uang Rp 600 ribu - Rp 1,2 juta di bulan September 2021?
    Tangkapan layar unggahan klaim Bank BNI, BRI dan Mandiri bantuan untuk penggunanya di bulan September 2021

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula membuka tautan yang disertakan pada narasi. Hasilnya, tautan tersebut berisi artikel berjudul, “Cara Mencairkan Dana 600 Ribu atau 1,2 Juta Lewat HP, Modal KTP Cair Hitungan Menit Daftar Di SINI” yang dimuat situs beritaterkini.ikhtisar.net pada 26 Agustus 2021.
    Dalam artikel tersebut, penulis menawarkan pinjaman atau kredit online dengan embel-embel membantu keperluan keluarga selama pandemi Covid-19 yang disebut Kredit Pintar. Total dana yang ditawarkan antara Rp 600 hingga Rp 1,2 juta.
    Kredit Pintar diklaim sebagai perusahaan P2P Lending juga menawarkan aplikasi pinjaman online Rp 2,3 juta dengan waktu pelunasan (tenor) 3 bulan.
    Tim CekFakta Tempo juga menelusuri sumber foto yang digunakan dalam unggahan tersebut dengan menggunakan tools Source dan Google. Hasilnya, foto yang memperlihatkan seorang warga menunjukkan beberapa dokumen dan Kartu Keluarga Sejahtera pernah dimuat situs berita Kontan.id pada 16 September 2021.
    “Warga penerima menunjukan Kartu Keluarga Sejahtera usai diserahkan langsung oleh Menteri Sosial di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/4/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal,” bunyi keterangan foto tersebut.
    Foto yang sama juga pernah dimuat situs berita Republika.co.id pada 22 April 2020 dengan keterangan, “Warga penerima menunjukan Kartu Keluarga Sejahtera usai diserahkan langsung Menteri Sosial di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/4/2020). ANTARA/Muhammad Iqbal.”
    Sementara foto lainnya yang memperlihatkan dua orang perempuan memegang amplop berisi beberapa lembar uang kertas pecahan Rp 100 ribu pernah dimuat situs radarsukabumi.com pada 14 Desember 2020. Foto tersebut disertai keterangan, “BSU BLT guru madrasah dari Kemenag. (Antara/Arif Firmansyah).”
    Bantuan subsidi upah (BSU) dicairkan melalui rekening baru yang dibuat bank penyalur atas nama para penerima. Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kementerian Agama (Kemenag) M Zain menjelaskan, proses pencairan ini diawali dengan notifikasi pemberitahuan melalui Simpatika.
    “Para guru penerima BSU akan menerima notifikasi pemberitahuan di Simpatika. Mereka bisa mengecek melalui akun masing-masing,” terang M Zain di Jakarta, Jumat (11/12).
    Setelah mengecek notifikasi, lanjut Zain, guru langsung mencetak surat keterangan penerima BSU GBPNS 2020 yang ada di Simpatika. Bersamaan itu, guru juga diminta mencetak surat pernyataan tanggung jawab mutlak (SPTJM) yang formatnya juga tersedia di Simpatika.
    Dilansir dari Suara.com, setidaknya ada 5 Bantuan Sosial (bansos) yang cair September 2021 seperti dilansir dari berbagai sumber. Cermati ketentuan yang berhak menerimanya.
    1. Diskon Listrik PLN
    Pemerintah masih akan memberikan diskon listrik untuk pelanggan rumah tangga 450 VA dan 900 VA. Diskon berlaku Desember 2021. Jangka waktu ini diperpanjang dari rencana semula yakni September 2021.
    2. Bantuan Sosial Tunai (BST)
    Bantuan Sosial Tunai senilai Rp 300.000 akan diberikan kepada 10 juta warga terdampak yang belum terkaver bantuan pemerintah. Sebelumnya, bantuan ini sempat dihentikan pada April 2021 lalu. Penyaluran BST dilakukan lewat kantor PT Pos Indonesia (Persero).
    3. Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
    Pemerintah menargetkan BPNT disalurkan untuk 18,8 juta penerima. Dana yang diberikan kepada penerima sebesar Rp 200.000 per bulan. Sama seperti bantuan sosial lain, BPNT akan diberikan kepada masyarakat yang belum menerima bantuan.
    4. Program Keluarga Harapan (PKH)
    Pemerintah memberikan bantuan PKH untuk masyarakat yang rentan sesuai dengan indeks bantuan atau kebutuhan. Keluarga penerima manfaat (KPM) yang memiliki anak usia dini dan ibu hamil diberikan bantuan Rp2,4 juta. KPM yang memiliki anak di bangku SD diberikan bantuan sebesar Rp900.000. Sementara itu KPM yang memiliki anak di bangku SMP sebesar Rp 1,5 juta. KPM yang memiliki anak di bangku SMA diberikan bantuan dana Rp2 juta, memiliki anak disabilitas berat sebesar Rp 2,4 juta, dan lanjut usia Rp 2,4 juta.
    5. Bantuan Subsidi Upah (BSU)
    Bantuan Subsidi Upah (BSU) atau BLT gaji akan disalurkan kepada karyawan lewat Kementerian Ketenagakerjaan. Penerima akan mendapatkan suntikan dana dengan total Rp1 juta yang akan diberikan dua kali masing-masing Rp500.000.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa Bank BNI, BRI dan Mandiri mencairkan uang Rp 600 ribu - Rp 1,2 juta di bulan September 2021 keliru. Tautan yg disematkan pada narasi tersebut merujuk pada artikel mengenai pinjaman atau kredit online. Foto-foto yang digunakan juga sama sekali tidak tidak berhubungan dengan artikel tersebut.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan