• (GFD-2021-8788) Keliru, Suhu Udara Panas di Indonesia pada Oktober 2021 akibat Badai Matahari

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 18/10/2021

    Berita


    Sebuah unggahan yang memperlihatkan lapisan atmosfer Matahari yang mendekati Bumi beredar di media sosial. Gambar tersebut dibagikan dengan narasi bahwa gerah yang terasa beberapa hari di Oktober 2021 disebabkan badai matahari.
    Di Facebook, gambar tersebut dibagikan akun ini pada 15 Oktober 2021. Berikut narasinya:
    “Gerah banget? Beberapa hari terakhir ini sampai seminggu ke depan mungkin, sebenarnya sedang terjadi badai matahari. Gas H di permukaan matahari memercik sampai ke planet2 yang mengelilinginya termasuk bumi…”
    Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah mendapat 82 komentar dan dibagikan lebih dari 21 ribu kali. Apa benar suhu udara panas di Indonesia pada Oktober 2021 akibat Badai Matahari?

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri pemberitaan terkait melalui sejumlah media kredibel. Hasilnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geoisika (BMKG) menegaskan bahwa suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.
    Berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu maksimum di wilayah Indonesia, memang suhu tertinggi siang hari ini mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Tercatat suhu lebih dari 36 derajat celsius terjadi di Medan, Deli Serdang, Jatiwangi dan Semarang pada catatan meteorologis tanggal 14 Oktober 2021.
    Suhu tertinggi pada hari itu tercatat di Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah I, Medan yaitu 37,0 °C. Namun catatan suhu ini bukan merupakan penyimpangan besar dari rata-rata iklim suhu maksimum pada wilayah ini, masih berada dalam rentang variabilitasnya di Bulan Oktober.
    Dilansir dari  Kompas.com, Pelaksana tugas Deputi Bidang Klimatologi, Urip Haryoko mengatakan, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun. Sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.
    Saat ini, berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu udara maksimum di wilayah Indonesia, memang suhu tertinggi siang hari ini mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir, tak heran jika suhu udara terasa panas.
    Setidaknya penyebab suhu udara panas atau suhu mencapai maksimum yang meningkat dalam beberapa hari ini dapat disebabkan oleh beberapa hal:
    1. Kedudukan semu Matahari terhadap suhu udara Pada bulan Oktober, kedudukan semu gerak matahari adalah tepat di atas Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara dalam perjalannya menuju posisi 23 lintang selatan setelah meninggalkan ekuator.  Posisi semu Matahari di atas Pulau Jawa akan terjadi 2 kali yaitu di bulan September atau Oktober dan Februari atau Maret.
    2. Suhu udara dan kondisi cuaca cerah Faktor penyebab suhu tinggi di Indonesia berikutnya adalah kondisi cuaca yang cerah. "Cuaca cerah juga menyebabkan penyinaran langsung sinar matahari ke permukaan lebih optimal sehingga terjadi pemanasan suhu permukaan," jelasnya.
    Badai Matahari
    Peneliti Cuaca Antariksa di Pusat Riset Antariksa Lapan-BRIN Tiar Dani menjelaskan, badai Geomagnetik atau yang dikenal dengan Badai Matahari adalah terjadinya peristiwa ledakan di Matahari yang berasal dari sunspot (bintik yang muncul di piringan Matahari).
    “Ledakan tersebut biasanya disebut Flare dan kadang disertai dengan lontaran massa korona atau Coronal Mass Ejection (CME),” ujar Tiar, saat dihubungi Kompas.com, Kamis, 14 Oktober 2021.
    Menurut Tiar, dampak ledakan (flare) akan terasa di Bumi 9 menit kemudian, terutama di sisi Bumi yang sedang menghadap Matahari (atau sisi siang). Sementara, dampak CME akan terasa sekitar 1-3 hari tergantung kecepatan partikel CME yang dilontarkan.
    Tiar memaparkan, ketika partikel tersebut telah mencapai Bumi, maka biasanya ditandai dengan munculnya aurora di kutub-kutub Bumi. Selain itu, akan timbul badai geomagnet yakni terganggunya lapisan magnetosfer Bumi dan beberapa satelit. Muncul pula badai ionosfer yakni terganggunya komunikasi radio dan satelit.
    Tiar mengatakan, badai pada 12 Oktober 2021 disebabkan flare kelas M1,6 yang terjadi pada 9 Oktober 2021. Ledakan tersebut disertai dengan HALO CME yakni lontaran partikel berbentuk lingkaran.
    Tiar menjelaskan, dampak Badai Matahari di antaranya adanya gangguan terhadap satelit yang ada di orbit Bumi, komunikasi radio HF, radiasi untuk penerbangan di lintang tinggi. Selain itu, terjadi gangguan navigasi berbasis satelit, serta jaringan pipa minyak dan listrik di lintang tinggi. Di Indonesia, pada 12  Oktober 2021 lalu terjadi badai geomagnet akibat dampak dari badai Matahari yang terjadi 9 Oktober 2021.
    “Badai geomagnet tanggal 12 Oktober kemarin telah diprediksikan oleh kami dan terpantau oleh kami. Untuk wilayah Indonesia, terjadi badai geomagnet hingga skala Moderat (Menengah),” ujar Tiar. Menurut dia, dampak yang timbul untuk manusia, di Indonesia cenderung aman.
    “Dampaknya terhadap manusia relatif aman karena partikel-partikel dari CME tadi akan dibelokkan menuju kutub-kutub bumi,” kata Tiar.
    BMKG pernah mencatat, adanya aktivitas badai matahari (badai geomagnet) pada September 2021 terjadi pada tanggal 23 September 2021 dengan index 2,25 di wilayah  Jawa Barat.
    Dilansir dari  pikiranrakyat.com, laporan BMKG mencatat, adanya badai geomagnet skala lemah dengan index 31,875. Angka tersebut tercatat menjadi yang tertinggi sepanjang bulan September 2021, bahkan dalam beberapa bulan terahir. Selama ini, index badai magnetik Jawa Barat pada skala tenang atau di bawah 30.
    "Berdasarkan hasil pengolahan nilai indeks K dan Indeks A pada data medan magnet bumi di Stasiun Magnet Bumi Pelabuhan Ratu, nilai indeks K tertinggi pada bulan September 2021 adalah skala 5 dan nilai Indeks A tertinggi adalah 31.9 pada 27 September 2021," kata kepala BMKG Stasiun Bandung Teguh Rahayu, Minggu, 10 Oktober 2021.
    Kendati pada 27 September tercatat terjadi peningkatan index gangguan magnetik, namun BMKG tidak mengkonfirmasi penyebab listrik padam di pantura akibat peristiwa badai matahari yang telah diperkirakan banyak pihak bakal terjadi pada periode itu.
    "Pada tanggal 27 September tidak ada aktivitas solar flare yang tercatat, sehingga kemungkinan aktivitas magnetik yang tercatat di Stasiun Pelabuhan Ratu pada waktu tersebut akibat noise pada data proton magnetometer," ujarnya.
    Berdasarkan arsip berita Tempo, Badai Matahari juga pernah terjadi pada Maret 2019. Saat itu, Kepala Bagian Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan efek badai matahari di Indonesia kecil karena negara kita berada di wilayah yang dilintasi garis khatulistiwa.
    "Indonesia yang berada di wilayah ekuator memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk mengalami gangguan akibat badai geomagnetik ini," kata Hary melalui keterangan tertulis, Jumat, 15 Maret 2019.
    Hary menuturkan badai matahari adalah gangguan sementara pada lapisan magnetosfer bumi yang diakibatkan oleh interaksi antara angin matahari dengan medan magnet bumi. Fenomena ini, kata dia, rutin terjadi sebagai akibat dari aktivitas pelontaran massa korona (Coronal Mass Ejection/CME) di matahari.
    Menurut humas BMKG ini, badai matahari ini juga tidak berpengaruh pada cuaca di Indonesia. Adapun wilayah yang merasakan badai matahari bakal berdampak pada gangguan minor pada sistem satelit dan gangguan lemah pada jaringan listrik, terutama pada wilayah lintang tinggi. "Kemungkinannya sangat kecil untuk terjadi di Indonesia."
    Peneliti Pusat Ilmu Antariksa LAPAN Rhorom Priyatikanto menyatakan bahwa panasnya cuaca di Jakarta dan sekitarnya pada Jumat siang, 15 Maret 2019, bukan disebabkan oleh adanya fenomena  bada

    Rujukan

  • (GFD-2021-8787) Keliru, KPK Berhasil Temukan Duit Suap Rp 5 Miliar di Kediaman Novel Baswedan

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 15/10/2021

    Berita


    Video berdurasi 8 menit dengan judulNovel keringat dingin, KPK berhasil temukan dana suap 5 miliar dari kediamannyadibagikan di grup "Dukung NKRI Harga Mati" di Facebook pada 12 Oktober 2021. 
    Video ini berisi gabungan video lainnya yang terkait dengan kasus korupsi eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsudin yang ditangani KPK. 
    Sejak dibagikan, video ini telah ditonton empat ribu kali. 
     Tangkapan layar unggahan video dengan klaim KPK berhasil temukan duit suap Rp 5 miliar dari kediaman Novel Baswedan

    Hasil Cek Fakta


    Setelah Tempo menonton video tersebut, tidak ada keterangan bahwa KPK menemukan duit suap Rp 5 miliar di kediaman rumah mantan penyidik KPK, Novel Baswedan, dalam kasus Azis Syamsudin. Novel dan timnya justru melaporkan delapan pegawai KPK lainnya yang diduga dekat dengan bekas Wakil Ketua DPR itu.
    Video tersebut memuat potongan rekaman dari banyak peristiwa, namun narasi di dalamnya menyebutkan tentang informasi delapan penyidik KPK yang menjadi orang dalam bagi Azis Syamsudin. Salah satu dari delapan penyidik KPK itu adalah AKP Stepanus Robin Pattuju.
    Informasi itu berdasarkan keterangan Sekretaris Daerah Kota Tanjungbalai Yusmada saat menjadi saksi dalam persidangan terdakwa Stepanus Robin Pattuju, pada Senin, 4 Oktober 2021. Yusmada adalah tersangka pemberi suap untuk Wali Kota Tanjungbalai nonaktif, M. Syahrial. 
    Dalam berbagai pemberitaan juga tidak ada peristiwa KPK menemukan duit suap Rp 5 miliar dari kediaman Novel Baswedan. Dalam kasus itu, suap diberikan oleh Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin  kepada Stepanus Robin Pattuju senilai Rp 3.099.887.000 dan US$ 36 ribu .
    KPK telah menetapkan Azis sebagai tersangka pemberi suap kepada Robin Pattuju. Suap diduga diberikan agar Robin mengurus perkara korupsi dana alokasi khusus Lampung Tengah yang menyeret nama Azis.
    Novel tidak terkait dengan kasus ini. Dia dan timnya malah melaporkan ihwal delapan penyidik tersebut ke Dewan Pengawas KPK. 
    Novel pernah menjelaskan melalui akun T witternya : “Yang ungkap kasus ini adalah tim saya bersama dengan tim lain yang semuanya disingkirkan dengan tes wawasan kebangsaan (TWK). Saya juga sudah laporkan masalah tersebut ke Dewas tapi tidak jalan. Justru KPK seperti takut itu diungkap dan melarang tim kami untuk sidik kasus tersebut dengan menunjuk tim lain untuk penyidikannya.”

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta tersebut, Tempo menyimpulkan judul video "Novel keringat dingin, KPK berhasil temukan dana suap 5 miliar dari kediamannya" adalah keliru. Dugaan suap dari Azis Syamsudin bukanlah untuk Novel Baswedan, melainkan Stepanus Robin Pattuju. 
    Tim Cek Fakta Tempo

    Rujukan

  • (GFD-2021-8786) Keliru, CEO Pfizer Albert Vorla Menyatakan tanpa Vaksin, Seseorang Bisa Mengimunisasi Dirinya Sendiri

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 15/10/2021

    Berita


    Sebuah fotoflyer memperlihat pernyataan CEO Pfizer Albert Borla yang mengklaim orang tak divaksin akan dapat mengimunisasi dirinya sendiri beredar di instagram. Pada flayer tersebut bahkan ikut dicantumkan pula kutipan pernyataan penemu vaksin Astra Zeneca, Dame Sarah Gilbert, dengan narasi “tidak ada alasan untuk berpikir kita akan memiliki COVID-19 versi 2 lebih ganas, pada akhirnya virus ini akan menjadi virus biasa yang menyebabkan flu”. 
    Unggahan itu dibagikan akun _teluuur pada 10 Oktober 2021. Hingga artikel ini ditulis unggahannya telah mendapatkan respons 6.482 disukai.  
    Lantas benarkah CEO Pfizer Albert Borla dan Dame Sarah Gilbert membuat pernyataan demikian? Dan benarkah orang yang tidak divaksin akan mengimunisasi dirinya sendiri dan Covid-19 akan menjadi virus biasa yang hanya akan menjadi virus flu biasa? 
    Tangkapan layar unggahan dengan klaim tanpa vaksin, seseorang dapat mengimunisasi dirinya sendiri dari Covid-19

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek FaktaTempomula-mula menelusuri terlebih dahulu informasi melalui sejumlah sumber kredibel terkait pernyataan dua tokoh tersebut dan cara kerja vaksin serta sistem imun manusia.
    Klaim 1 : Pernyataan CEO Pfizer Albert Borla “orang tak divaksin akan dapat mengimunisasi dirinya sendiri”
    Fakta:Tempotidak menemukan pernyataan CEO Pfizer Albert Borla tentang orang yang tidak divaksin akan mengimunisasi dirinya sendiri. Pernyataan ini justru berkebalikan dengan pernyataan Borla pada  8 September 2020, seperti yang dimuat oleh CNBC. Saat itu Bourla memperingatkan bahwa orang yang tidak divaksin, akan menjadi kelompok rentan terkena virus dan membuat virus terus menyebar.
    Selain itu, orang-orang yang memutuskan untuk tidak divaksin tidak hanya berdampak pada  hidup mereka sendiri, tetapi juga memberi dampak pada kehidupan orang lain. 
    Borla sendiri sudah mendapatkan dosis penuh vaksin Covid-19 pada 10 Maret 2021. Sebelumnya dia juga diserang informasi palsu berupa video dengan klaim “CEO Pfizer Menolak Vaksin” Dilansir dari apnews, sebelum suntikan vaksin kedua pada Borla, muncul video yang menyertakan spanduk palsu, "CEO PFIZER MENOLAK VAKSIN," telah dibagikan ribuan kali di Facebook. Beberapa huruf dalam kata "vaksin" telah diganti dengan gambar partikel virus corona dan jarum suntik.     
    Emily R. Smith, seorang ahli epidemiologi dan asisten profesor di Milken Institute School of Public Health di The George Washington University seperti dilansir USA Today mengatakan, orang yang telah mengikuti  vaksinasi  akan mengurangi risiko individu terkena kembali Covid-19 dan memberikan perlindungan kepada orang. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi, 800 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mendapatkan Covid-19 daripada orang yang tidak divaksinasi. 
    Susan Hassig, seorang ahli epidemiologi di Tulane University School of Public Health and Tropical Medicine, ikut menegaskan bahwa vaksin melindungi individu yang divaksinasi dengan sangat mengurangi risiko infeksi, penyakit, dan kematian. Vaksinasi individu itu kemudian melindungi komunitas yang lebih luas dengan membuat orang yang divaksinasi cenderung menjadi tuan rumah.
    Klaim 2  : Pernyataan Demi Sara Gilbert “tidak ada alasan untuk berpikir kita akan memiliki COVID-19 versi 2 lebih ganas, pada akhirnya virus ini akan menjadi virus biasa yang menyebabkan flu”
    Fakta: Pernyataan Sarah Gilbert ini pernah disampaikan saat seminar Royal Society of Medicine pada 21 September 2021. Pernyataan lengkap Sara Gilbert seperti dilansir dari The Times, viruscorona biasanya tidak bermutasi ke varian yang bisa menlawan vaksin. Sebab, tak ada lagi tempat untuk menyebar dan berkembang. Sehingga bisa dikatakan varian Covid-19 yang lebih ganas tidak akan ada lagi jika semua sudah divaksin.
    Dari pemberitaan Times itu diketahui bahwa konteks pernyataan Sarah Gilbert, bahwa, virus corona  tidak mungkin bermutasi menjadi varian ganas pada seseorang yang telah divaksin. Artinya Sarah menekankan pentingnya vaksinasi Covid-19. 

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta olehTempo, klaim CEO Pfizer Albert Borla yang mengatakan orang tak divaksin akan dapat mengimunisasi dirinya sendiri dan pernyataan Dame Sarah Gilbert bahwa  virus Covid-19 akan menjadi virus flu biasa,menyesatkan.
    Pernyataan Borla tentang orang yang tidak divaksin akan mengimunisasi dirinya sendiri  ramai menjadi diperbincangkan setelah muncul video yang menyertakan spanduk palsu CEO Pfizer menolak vaksin. Video tersebut mengutip wawancara stasiun TVCNBCpada 14 Desember 2020. Borla sendiri diketahui mendapatkan suntikan vaksin kedua pada 10 Maret 2021. 
    Sedangkan, pernyataan Sarah Gilbert ini ramai setelah ia menjadi pembicara di seminar Royal Society of Medicine pada 21 September 2021. Sarah mengatakan, viruscorona biasanya tidak bermutasi ke varian yang bisa menlawan vaksin. Sebab, tak ada lagi tempat untuk menyebar dan berkembang. Sehingga bisa dikatakan varian Covid-19 yang lebih ganas tidak akan ada lagi jika semua sudah divaksin. 
    TIM CEKFAKTA TEM

    Rujukan

  • (GFD-2021-8785) Keliru, Ini Video Kecelakaan Mobil yang Menewaskan Pembuat Karikatur Nabi Muhammad

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 14/10/2021

    Berita


    Video yang memperlihatkan sebuah mobil terbakar di jalan raya beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan klaim bahwa mobil yang dikendarai Lars Vilks, pembuat karikatur Nabi Muhammad mengalami kecelakaan dan terbakar hingga membuatnya tewas mengenaskan.
    Di Instagram, video tersebut dibagikan akun ini pada 9 Oktober 2021. Berikut narasinya:
    “Copas dari Bu Widia Astuti Melihat video kematian Lars Vilks, membuat bergidik ngeri. Dia terbakar hidup-hidup selama 3 jam. Jeritan kesakitannya terdengar jelas. Beberapa orang terlihat berusaha memadamkan mobilnya yang terbakar. Mobil itu dalam kondisi terjepit dibawah sebuah truk kontainer gandeng besar. Tak memungkinkan bagi Vilks dan dua polisi yang mengawalnya untuk menyelamatkan diri. Vilks terdengar meraung-raung kepanasan. Kobaran api di mobilnya semakin besar. Tak ada yang bisa memadamkan. Ketika kobaran api semakin membesar, orang-orang yang tadinya berusaha menolong segera menjauh. Mereka khawatir terkena ledakan mobil. Dan raungan Vilks semakin menyayat hati. Raungannya terhenti ketika nyawanya sudah melayang. Nyawa busuk penghina Nabi Muhammad saw. Meskipun dia selalu dikawal polisi sejak tahun 2007, tapi dia tak bisa melarikan diri dari kematian yang mengenaskan…”
    Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 59 ribu kali dan mendapat 415 komentar. Apa benar ini video kecelakaan mobil yang menewaskan pembuat karikatur Nabi Muhammad?
    Tangkapan layar unggahan dengan klaim bahwa ini adalah video kecelakaan mobil yang menewaskan pembuat karikatur Nabi Muhammad

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menggunakan tool InVid. Selanjutnya gambar-gambar hasil fragmentasi ditelusuri jejak digitalnya menggunakan reverse image Google dan Yandex. Hasilnya, video keceakaan yang mengakibatkan terbakarnya mobil tersebut terjadi di Rusia pada September 2014.
    Video yang identik dengan kualitas gambar yang lebih baik pernah diunggah ke Youtube pada 21 September 2014 dengan judul dalam bahasa Rusia yang berarti “ (PERHATIAN 18+) 21/09/2014 Konsekuensi dari kecelakaan Izhevsk - Mozhga, 9 mobil.”
    Video identik lainnya juga pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Xierch pada 19 Oktober 2014 dengan judul, “ Kecelakaan di jalan: Izhevsk - Mozhga [18+].”
    Menurut kanal tersebut, kecelakaan itu terjadi pada 21 September 2014. Beberapa orang mencoba menolongnya dengan cara memadamkan api tapi upaya itu gagal. Ia tewas terbakar di dalam mobil.
    Petugas polisi Udmurtia membuka kasus pidana atas fakta kecelakaan, di mana seorang penduduk Izhevsk yang berusia 39 tahun terbakar sampai tewas. Kecelakaan itu terjadi pada 21 September sekitar pukul 15:00 di wilayah Mozhginsky. Sembilan mobil terlibat dalam kecelakaan sekaligus.
    Seperti yang dikatakan kerabat lelaki yang meninggal itu kepada portal  izhlife.ru  , hari itu dia kembali ke Izhevsk, mengunjungi ibunya di desa Baiteryakovo. Pria itu meninggalkan seorang istri dan dua anak perempuan, salah satunya berusia 16 tahun, yang lain berusia 9 tahun.
    Setelah tabrakan, dalam sekejap, mobil itu terbakar. Fakta bahwa ada seorang pria di kabin tidak segera terlihat oleh para saksi mata. Mereka baru sadar setelah mendengar jeritan dari dalam mobil yang hancur.
    Sementara seniman Swedia Lars Vilks, yang menimbulkan kontroversi di seluruh dunia pada tahun 2007 dengan gambar Nabi Muhammad dengan tubuh seekor anjing, tewas dalam kecelakaan mobil di dekat kota selatan Markaryd pada hari Minggu, 3 Oktober 2021.
    Vilks, 75, yang hidup di bawah perlindungan polisi sejak gambar-gambar itu diterbitkan, sedang bepergian dengan kendaraan polisi yang bertabrakan dengan truk. Dua petugas polisi juga tewas.
    "Ini adalah insiden yang sangat tragis. Sekarang penting bagi kita semua bahwa kita melakukan segala yang kita bisa untuk menyelidiki apa yang terjadi dan apa yang menyebabkan tabrakan itu," kata polisi Swedia dalam sebuah pernyataan, Senin, dikutip dari Kantor Berita Reuters, 4 Oktober 2021.
    Dilansir dari BBC, Vilks dilaporkan bepergian dengan kendaraan polisi sipil yang bertabrakan dengan sebuah truk di dekat kota Markaryd di Swedia selatan.
    Penyelidik mengatakan tabrakan itu, yang juga menewaskan dua pengawal polisi, tidak menunjukkan tanda-tanda pelanggaran.
    Sebuah pernyataan dari polisi mengatakan masih belum jelas bagaimana tabrakan itu terjadi, tetapi pada awalnya tidak ada yang menunjukkan bahwa ada orang lain yang terlibat.
    Setelah kecelakaan itu, kebakaran besar terjadi dan sejumlah kendaraan darurat datang ke tempat kejadian. Pengemudi truk terluka dan dibawa ke rumah sakit, di mana dia diinterogasi oleh penyelidik.
    "Ini sedang diselidiki seperti kecelakaan di jalan lainnya. Karena dua polisi terlibat, penyelidikan telah ditugaskan ke bagian khusus dari kantor kejaksaan," kata seorang juru bicara polisi kepada kantor berita AFP, menambahkan bahwa tidak ada kecurigaan adanya permainan curang.
    Seorang saksi mata mengatakan kepada surat kabar Aftonbladet bahwa mobil yang diduga ditumpangi Vilks tampaknya kehilangan kendali dan menabrak sisi jalan raya dengan kecepatan tinggi. Truk di depan tidak sempat berbelok dan kemudian mereka bertabrakan dengan ledakan keras dengan "kecepatan luar biasa", katanya kepada surat kabar itu.
    Stefan Sinteus, kepala unit investigasi regional Swedia Selatan, mengatakan pada konferensi pers bahwa petugas berusaha untuk menentukan mengapa mobil itu membelok dari jalan.
    "Kami belum tahu penyebab mobil bodyguard itu salah jalan," katanya. "Tapi kami sedang berbicara dengan saksi, kami telah menemukan sisa-sisa ban di jalan E4 sebelum kecelakaan, jadi kami mencari kemungkinan bahwa itu adalah ledakan ban atau sesuatu yang serupa."
    Artis berusia 75 tahun itu telah hidup di bawah perlindungan polisi setelah menerima ancaman pembunuhan atas kartun tersebut.
    Kartun yang diterbitkan pada 2007, menyinggung banyak Muslim yang menganggap representasi visual Nabi sebagai penghujatan. Itu terjadi setahun setelah surat kabar Denmark menerbitkan kartun Nabi.
     

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video yang diklaim sebagai kecelakaan mobil yang menewaskan pembuat karikatur Nabi Muhammad,keliru. Video tersebut merupakan kecelakaan yang terjadi di Rusia pada 21 September 2021. Sementara seniman Swedia pembuat karikatur Nabi Muhammad,  Lars Vilks, tewas dalam sebuah insiden tabrakan mobil di kota Markaryd di Swedia selatan pada 3 Oktober 2021.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan