• (GFD-2021-8801) Tidak Terbukti, Indonesia Telah Menyiapkan Senjata Nuklir untuk Menghancurkan Cina

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 03/11/2021

    Berita


    Gambar tangkapan layar thumbnail video yang memperlihatkan sebuah rudal yang mengarah ke kota beredar di media sosial. Thumbnail tersebut juga disertai narasi bahwa Seluruh dunia terkejut, Indonesia siapkan nuklir hancurkan Cina.
    Di Twitter gambar tangkapan layar tersebut dibagikan akun ini pada 30 Oktober 2021. Akun inipun menuliskan narasi, “Finally, no more Social Credit system.”
    https://twitter.com/IbnuTasrip/status/1454325047800344582/photo/1
    Hingga artikel ini dimuat gambar tangkapan layar itu telah diretweet sebnyak 313 kali dan mendapat 106 quote. Apa Benar Indonesia telah menyiapkan senjata nuklir untuk menghancurkan Cina?
    Tangkapan layar unggahan di Twitter yang mengklaim Indonesia menyiapkan nuklir melawan Cina

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo menelusuri jejak digital gambar tangkapan layar itu dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex. Hasinya, gambar tersebut merupakan thumbnail sebuah video di kanal Youtube dengan judul serupa. Namun, dalam video tersebut sama sekali tidak menjelaskan bahwa Indonesia telah membangun sistem persenjataan nuklir untuk menghancurkan Cina.
    Thumbnail video yang identik terdapat pada sebuah video yang pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Jagat Militer pada 24 September 2021 dengan judul, “BERITA TERKINI - BIKIN GEGER DUNIA, INDONESIA SIAPKAN BOOM NUKLIR HANCURKAN CHINA.”
    Sumber Video
    Video berdurasi 10:05 itu menampilkan cuplikan sejumlah video dari berbagai sumber. Tim CekFakta Tempo memfragmentasi video tersebut dengan tool Invid. Selanjutnya melakukan penelusuran jejak digital dengan menggunakan reverse image Google dan Yandex.
    Hasilnya, ditemukan beberapa sumber video di antaranya salah satu cuplikan dari video yang pernah diunggah ke Youtube oleh kanal MerdekaDotCom pada 1 November 2016 dengan judul, “Melihat lebih dekat reaktor nuklir milik Indonesia di Serpong.”
    Selanjutnya video yang memperlihatkan sebuah kapal selam identik dengan video yang pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Gung Ho Vids pada 25 Mei 2016 dengan judul “Trident Nuclear Submarine • Ohio Class USS Kentucky”.
    Kemudian cuplikan video yang memperlihatkan sebuah bom nuklir yang identik dengan sebuah video yang diunggah ke Youtube oleh kanal berbahasa Russia, Poznamka Official, pada 11 September 2015 dengan judul “Ledakan bom nuklir (Museum Politeknik Moskow)”.
    Terdapat juga cuplikan video yang memperlihatkan pembangkit nuklir milik Filipina. Video ini identik dengan video yang pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Al Jazeera English pada 24 Januari 2021 dengan judul “The Philippines considers reviving nuclear plant to meet energy demand”.
    Narasi Video
    Narasi yang dibaca pengisi suara dalam video tersebut juga identik dengan naskah artikel yang pernah dimuat situs BangkaPos.com pada Selasa 2 November 2021 dengan judul, “Bikin Dunia Geger, Ini Kisah Indonesia Buat Bom Nuklir Libatkan 200 Ilmuwan, Buyar Pasca G30S/PKI”.
    Berikut narasinya:
    “Australia bersama Amerika Serikat dan Inggris, membangun kerja sama keamanan di Indo-Pasifik untuk mengimbangi pengaruh China yang terus meningkat di kawasan itu. Kemitraan itu diumumkan secara virtual oleh Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Rabu (15/9/2021). Di bawah kerja sama tersebut, AS dan Inggris akan memberikan teknologi dan kemampuan kapal selam bertenaga nuklir kepada Australia. Australia akan menjadi negara kedua setelah Inggris pada 1958 yang diberi akses ke teknologi nuklir AS untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir.
    Berkaitan dengan teknologi nuklir, Indonesia ternyata jauh sebelum Australia bakal membuat kapal selam nuklir malah pernah hampir memiliki senjata nuklir. Indonesia hampir pernah menguji coba bom Atom ciptaannya dan buat dunia merinding…”
    Kawasan Bebas Senjata Nuklir
    ASEAN merupakan kawasan bebas senjata nuklir. Kawasan Bebas Senjata Nuklear Asia Tenggara atau Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ) atau Traktat Bangkok adalah suatu kesepakatan di antara negara-negara Asia Tenggara yang terdiri dari Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam untuk mengamankan kawasan Asean dari nuklir.
    Dilansir dari situs setnas-asean.id, gagasan pembentukan Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ) ini diawali pada tanggal 27 November 1971, sewaktu 5 anggota dari Association of Southeast Asian Nations' (ASEAN) bertemu di Kuala Lumpur dan menanda tangani deklarasi atas "ASEAN Zone of Peace, Freedom, and Neutrality (ZOPFAN). (Asean sebagai kawasandamai, merdeka dan netral).
    Komponen utama dari ZOPFAN yang dituju oleh ASEAN adalah pembentukan SEANWFZ. Namun demikian sehubungan dengan suasana politik di kawasan yang kurang menguntungkan maka proposal resmi untuk pendirian kawasan bebas nuklir tersebut tertunda hingga pertengahan tahun 1980an.
    Mengutip Kumparan.com, setelah melakukan perundingan dan pembuatan naskah oleh suatu kelompok kerja ASEAN atas ZOPFAN, maka traktat SEANWFZ akhirnya ditanda tangani oleh kepala pemerintahan dari 10 negara anggota Asean di Bangkok pada tanggal 15 Desember 1995.
    Isi serta kewajiban dari para negara anggota SEANWFZ di antaranya:

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, gambar tangkapan layar dengan klaim bahwa Indonesia telah menyiapkan senjata nuklir untuk menghancurkan Cina, tidak terbukti.Gambar tangkapan layar tersebut bersumber dari thumbnail sebuah video. Video itu sendiri sama sekali tidak menjelaskan bahwa Indonesia telah membangun sistem persenjataan nuklir untuk menghancurkan Cina.
    Saat ini Indonesia masih terikat perjanjian dengan negara-negara anggota ASEAN terikat kawasan bebas senjata nuklir atau Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ) atau Traktat Bangkok yang ditandatangani pada 15 Desember 1995.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan

  • (GFD-2021-8800) Keliru, Anies Baswedan Raih Gelar Pahlawan Internasional 2021

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 03/11/2021

    Berita


    Tangkapan layar dari kanal Youtube berjudul “Hanya Anies yang bisa raih gelar pahlawan internasional, disambut hangat setelah dinobatkan pahlawan dunia” beredar di Facebook, 27 Oktober 2021. 
    Akun yang menyebarkan tangkapan layar tersebu t memberikan narasi, “buzzer receh kalo liat prestasi pak anies pasti auto cacingan dan kejang, nahan sakit hati.”
    Dalam tangkapan layar itu tampak Presiden Jokowi menjabat tangan Anies Baswedan. Namun benarkah Anies Baswedan menerima gelar pahlawan internasional 2021?
    Tangkapan layar unggahan dnegan klaim Anies Baswedan dinobatkan sebagai pahlawan internasional

    Hasil Cek Fakta


    Tempo menggunakan reverse image tool milik Google untuk memverifikasi foto Anies Baswedan bersama Jokowi tersebut. Hasilnya, foto itu tidak terkait dengan penobatan Anies Baswedan sebagai pahlawan dunia. 
    Tempo mendapatkan bahwa foto yang identik pernah dimuat oleh situs media cnnindonesia.com pada artikel berjudul Jokowi Beri Gelar Pahlawan Nasional pada Kakek Anies Baswedan, edisi 8 November 2018. Foto tersebut adalah karya jurnalis CNN Indonesia, Christie Stefanie.
    Dalam keterangan foto tertulis, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir di Istana Kepresidenan menerima penganugerahan gelar Pahlawan Nasional dari Presiden RI Joko Widodo kepada kakeknya, AR Baswedan.  
    Konteks acara tersebut, seperti dalam berita CNN Indonesia, dijelaskan, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada enam tokoh. Satu di antaranya adalah kakek dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Abdurrahman Baswedan alias AR Baswedan, menjadi salah satu Pahlawan Nasional.
    Penganugerahan itu disambut baik Anies Baswedan yang mewakili kakeknya menerima anugerah itu. Menurutnya, kebijakan Presiden Jokowi ini menjadi penyemangat bagi dirinya dan generasi muda melanjutkan perjuangan. 
    Penyerahan anugerah gelar Pahlawan Nasional untuk AR Baswedan itu, juga dimuat oleh Inews. Dalam video yang ditayangkan pada 10 November 2018 itu, momen saat Presiden Jokowi menjabat tangan Anies Baswedan berada dalam menit ke 1:45. 
    Dalam video itu juga terlihat banyak undangan yang hadir saat acara tersebut. Hal ini tampak berbeda dengan gambar dalam tangkapan layar di mana terlihat deretan kursi kosong di belakang Presiden Jokowi dan Anies Baswedan. 
    Tangkapan layar video Anies Baswedan dan Presiden Jokowi saat penyerahan anugerah gelar Pahlawan Nasional untuk AR Baswedan

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, foto dan narasi yang diklaim Anies Baswedan Raih Gelar Pahlawan Internasional 2021, adalahkeliru. Foto saat Anies Baswedan berjabat tangan dengan Presiden Jokowi itu terjadi saat Anies menerima penganugerahan gelar Pahlawan Nasional yang diberikan kepada kakeknya, Abdurrahman Baswedan alias AR Baswedan pada November 2018.
    Tim Cek Fakta Tempo

    Rujukan

  • (GFD-2021-8799) Menyesatkan, Foto Presiden Jokowi Bersama Pemimpin Negara-Negara Anggota G-20

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 02/11/2021

    Berita


    Foto Presiden Joko Widodo dirangkul oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron saat bersama pemimpin negara lainnya, beredar di Twitter, Selasa 2 November 2021. Salah satu akun yang membagikan foto itu memberikan narasi, “Saat sorotan mata beberapa pemimpin negara2 anggota G-20 mengarah pada Presiden RI.”
    Unggahan itu mendapatkan banyak respon dari warganet, dibagikan ulang sebanyak 310 kali hingga pukul 16.37 WIB dan disukai 2.416 akun. Beberapa akun memberikan komentar bahwa foto itu terjadi pada peristiwa KTT G-20 pada 2019. 
    Foto itu dibagikan di tengah pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Roma, Italia. Presiden Jokowi sendiri hadir dalam event tersebut pada 30-31 Oktober 2021. 

    Hasil Cek Fakta


    Dengan menggunakan reverse image tool dari Google, menunjukkan, foto saat Presiden Prancis Emmanuel Macron merangkul Presiden Jokowi tersebut, terjadi saat KTT G-20 yang berlangsung di Osaka, Jepang, pada 2019.  
    Foto tersebut adalah jepretan Biro Pers Sekretariat Presiden Laily Rachev yang dimuat oleh beberapa media. Salah satunya dipublikasikan oleh Deutsche Welle (DW) pada artikel berjudul Ucapan Selamat dari Pemimpin Dunia Mengalir ke Presiden Jokowi di KTT G20 Osaka, 28 Juni 2019. 
    Konteks foto tersebut termuat dalam keterangan yang tertulis: Presiden Prancis memberi selamat kepada Jokowi di KTT G20. Ucapan selamat itu terkait dengan terpilihnya Jokowi kembali sebagai Presiden Republik Indonesia untuk periode 2019-2024.
    Dalam berita itu, Deutsche Welle (DW) menulis, ucapan ke Jokowi disampaikan dalam berbagai kesempatan di sela-sela perhelatan KTT G20, seperti pada saat menunggu untuk berfoto ketika para kepala negara/kepala pemerintahan akan memulai Leader's Side Event.
    Biro Pers Sekretariat Presiden Laily Rachev juga memotret versi lengkap dari sesi menjelang berfoto tersebut yang berisi lebih banyak pemimpin negara lainnya. Dalam foto yang dimuat di CNBC Indonesia pada 28 Juni 2019, terlihat Presiden Jokowi berdiri dalam barisan bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdo?an dan Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump. 
    Foto Jokowi saat KTT G20 2019
    Berbeda saat hadir di KTT G-20 dua tahun sebelumnya, di KTT G-20 di Roma tahun ini Jokowi menggunakan jas abu-abu dan dasi biru gelap navy
    Foto Jokowi saat KTT G20 Italy

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan, foto Jokowi bersama pemimpin negara G-20 tersebut terjadi saat KTT G-20 di Osaka, Jepang, 2019. Foto tersebut dapat menyesatkan publik karena tidak memuat konteks waktu, karena bersamaan dengan pelaksanaan KTT G-20 di Roma, Italia, yang dihadiri Presiden Jokowi pada 30-31 Oktober 2021. 
    Tim Cek Fakta Tempo

    Rujukan

  • (GFD-2021-8798) Keliru, Video Wawancara Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan Presiden Jokowi saat KTT G20 2021 di Italia

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 01/11/2021

    Berita


    Sebuah video yang memperlihatkan Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan wawancara dengan Presiden Joko Widodo beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan narasi bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani mewawancarai Presiden Jokowi saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2021 di Roma, Italia.
    Di Twitter, video tersebut dibagikan akun ini pada 1 November 2021. Akun inipun menuliskan narasi, “Semangat pagi. Reporter spesial Menteri Keuangan Sri Mulyani mewawancarai Presiden @jokowi yang menjadi tokoh sentral KTT G20 karena Indonesia memegang keketuaan G20, menggantikan Italy. Laporan langsung dari Roma!”.
    Dalam video berdurasi 56 detik tersebut Sri Mulyani bertanya kepada Jokowi perihal agenda pertemuan di hari kedua pertemuan tersebut.
    Hingga artikel ini dimuat video tersebut telah diretweets sebanyak 223 kali dan mendapat 40 quote. Apa benar ini video wawancara Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan Presiden Jokowi saat KTT G20 2021 di Roma, Italia?
    Tangkapan layar klaim Video Wawancara Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan Presiden Jokowi saat KTT G20 2021 di Italia

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula menyaksikan video tersebut dari awal hingga akhir. Hasilnya, pada detik ke 0:48 hingga 0:50 terlihat backdrop dalam ruangan tersebut yang bertuliskan, “G20 Osaka Summit 2019”.
    Selanjutnya, Tim CekFakta Tempo juga memfragmentasi video tersebut dengan menggunakan tool Invid. Gambar-gambar fragmentasi ditelusuri jejak digitalnya dengan menggunakan reverse image Google dan Yandex. Hasilnya, video tersebut telah beredar di internet sejak Juni 2019, tepatnya saat hari kedua KTT G20 Leders yang membahas Inequalities and Realizing Inclusive and Sustainable World.
    Video yang identik dengan kualitas yang lebih baik pernah diunggah ke Instagram oleh akun terverifikasi @smindrawati pada 29 Juni 2019.
    “Saya menyempatkan diri ngevlog dengan Presiden RI Joko Widodo @jokowi. Disamping itu juga membahas tentang pentingnya Women Empowerment. Sesuai dengan temanya, saya mengajak Presiden RI Joko Widodo @jokowi , untuk foto bersama wanita yang hadir antara lain: Menlu Retno Marsudi @retno_marsudi, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde @christinelagarde , Permaisuri Belanda Ratu Maxima dan Ivanka Trump. Osaka, 29 Juni 2019,” tulis akun @smindrawati.
    Video yang identik pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Indonesia PANCASILA pada 29 Juni 2019 dengan judul, “ Wawancara Singkat Pak De ”.
    Video identik lainnya juga pernah diunggah ke Youtube oleh kanal MEGAWIN TV pada 30 Juni 2019 dengan judul, “ Pak jokowi di wawancarai oleh wartawan dadakan ”.
    Saat menghadiri pertemuan KTT G20 di Osaka, Jepang, Sri Mulyani memang menyempatkan diri untuk ngevlog bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).
    Dilansir dari Liputan6.com, dalam unggahan tersebut, Sri Mulyani menyebutkan pada hari kedua KTT G20 Leaders membahas inequalities and realizing insclusive and suistanable world.
    Sri Mulyani menuturkan, dirinya menyempatkan diri ngevlog dengan Presiden Joko Widodo saat hari kedua KTT G20.
    "Saya menyempatkan diri ngevlog dengan Presiden Joko Widodo," tulis Sri Mulyani seperti dikutip dari laman instagram @smindrawati.
    Pada video singkat berdurasi hampir satu menit di instagram, Sri Mulyani menuturkan, kalau Presiden Jokowi telah bertemu dengan banyak tokoh-tokoh terutama perempuan pada hari kedua KTT G20 Leader Summit. Hal ini juga berkaitan dengan tema yang dibahas mengenai pentingnya women empowerment.
    "Hari ini Bapak Presiden G20 leader summit, tadi pagi bertemu dengan banyak tokoh-tokoh terutama perempuan-perempuan," tutur Sri Mulyani.
    Sri Mulyani pun menanyakan kepada Presiden Jokowi mengenai agenda kedua KTT G20. Jokowi mengatakan, kalau pertemuan hari kedua KTT G20 sangat penting terutama dengan pertumbuhan ekonomi dunia.
    "Berhubungan dengan perang dagang sampai detik ini belum ada jalan keluar, pemberdayaan ekonomi untuk perempuan," Jokowi menambahkan.
    Indonesia Terima Presidensi G20
    Berdasarkan arsip berita Tempo, Indonesia resmi meneruskan estafet presidensi G20 dari Italia dan untuk pertama kalinya akan memegang presidensi G20 pada tahun 2022. Penyerahan presidensi tersebut dilakukan pada sesi penutupan KTT G20 Roma yang berlangsung di La Nuvola, Roma, Italia, pada Ahad, 31 Oktober 2021.
    Perdana Menteri Italia Mario Draghi secara simbolis menyerahkan palu kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang kemudian mengetukkan palu tersebut. Dalam intervensinya, Jokowi mengapresiasi Italia yang telah berhasil memegang presidensi G20 tahun 2021.
    "Saya sampaikan selamat kepada Italia yang telah sukses menjalankan presidensi G20 di tahun 2021. Indonesia merasa terhormat untuk meneruskan presidensi G20 di tahun 2022," ujar Jokowi.
    Jokowi menjelaskan bahwa presidensi G20 Indonesia akan mendorong upaya bersama untuk pemulihan ekonomi dunia dengan tema besar 'Recover Together, Recover Stronger'. Pertumbuhan yang inklusif, people-centered, serta ramah lingkungan dan berkelanjutan, menjadi komitmen utama kepemimpinan Indonesia di G20.
    "Upaya tersebut harus dilakukan dengan cara luar biasa, terutama melalui kolaborasi dunia yang lebih kokoh, dan inovasi yang tiada henti. G-20 harus menjadi motor pengembangan ekosistem yang mendorong kolaborasi dan inovasi ini. Hal ini yang harus terus kita perdalam pada pertemuan-pertemuan kita ke depan," kata Jokowi.
    Pada kesempatan tersebut, Jokowi juga secara langsung mengundang para pemimpin dunia yang hadir untuk melanjutkan diskusi pada KTT G20 di Indonesia yang rencananya digelar di Bali pada 30-31 Oktober 2022.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim wawancara Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan Presiden Jokowi saat KTT G20 2021 di Italia, keliru. Video tersebut merupakan wawancara Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan Presiden Jokowi saat KTT G20 di Osaka Jepang pada Juni 2019.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan