• (GFD-2022-8919) Keliru, Video dengan Narasi PBB dan WHO Menghentikan Vaksin di Seluruh Dunia

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 04/01/2022

    Berita


    Sebuah video yang mengklaim kantor PBB dan Badan Kesehatan dunia (WHO) memutuskan menghentikan vaksin di seluruh dunia beredar di Facebook. Dalam video tersebut, terlihat enam orang sedang berdiri dan salah satunya memberikan keterangan dalam bahasa Inggris pada sebuah forum. Terdapat keterangan pada videoIvan Vilibor SIN?I?, Non-attached Member of European Parliament"
    Video yang bersumber dari tiktok itu diunggah akun Facebook ini, dengan narasi dalam video, “  "VIRALLL....#Fyp. JUST INFO DARI KANTOR PBB WHO UNTUK VAKSIN DI SELURUH DUNIA HARUS DI BERHENTIKAN", “WONGE_N’DOSOE_072”. Selain itu unggahan video tersebut juga diberi keterangan "Semoga ada manfaat untuk semua yang melihat ini..."Sejak diunggah pada 11 Desember 2021 pukul 06.08, video itu telah ditonton 105 kali tayangan online. Lantas benarkah Kantor PBB dan WHO menghentikan vaksin di seluruh dunia? 
    Tangkapan layar unggahan video dengan narasi yang mengklaim PBB dan WHO Menghentikan Vaksin di Seluruh Dunia

    Hasil Cek Fakta


    Untuk membuktikan klaim tersebut, cekfakta Tempo mula mula memfragmentasi video tersebut menjadi sejumlah gambar dengan menggunakan InVID. Dari gambar-gambar hasil fermentasi itu, kemudian ditelusuri menggunakan tools seperti reverse image tools Google, dan Yandex. Hasilnya ditemukan video tersebut identik video konferensi pers empat anggota parlemen Uni Eropa yang menggugat keputusan David Sassoli, Presiden Parlemen Eropa, dalam penerapan dan pemberlakukan sertifikat Covid digital atau sertifikat Hijau Digital sebagai syarat untuk akses ke gedung bisnis Parlemen Eropa.
    Video ini dibagikan anggota parlemen EropaIvan Vilibor SIN?I? pada akun youtubenya 30 Oktober 2021. Video itu diberi judul dalam bahasa Bosnia jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti : SAYA MENGUNDANG SEMUA ORANG BEBAS EROPA UNTUK MENOLAK DGC DI MANA SAYA BISA. BERJUANG UNTUK HAK ANDA!. Ivan Vilibor menambahkan narasi dalam videonya yang jika diterjemahkan berarti “Digital Green Certificates (DGCs) tidak logis, tidak ilmiah, dan tidak berguna untuk mengatasi krisis ini. DGC di sini bukan untuk kesehatan kita, DGC adalah masalah politik dan hukum.
    Ivan Vilibor SIN?I?  sendiri diketahui merupakan anggota parlemen  Eropa yang berasal dari Kroasia.  Ia menjabat sebagai anggota parlemen sejak 2019.

    Kesimpulan


    Dari hasil pemeriksaan fakta Tempo,  klaim kantor PBB dan Badan Kesehatan dunia (WHO) memutuskan menghentikan vaksin di seluruh dunia, Keliru. Video tersebut diketahui merupakan video konferensi pers Enam anggota parlemen Eropa yang menolak keputusan keputusan David Sassoli, Presiden Parlemen Eropa, dalam penerapan dan pemberlakukan sertifikat Covid digital atau sertifikat Hijau Digital sebagai syarat untuk akses ke gedung bisnis Parlemen Eropa.
    Digital Green Certificates (DGCs)  atau sertifikat hijau digital sendiri diketahui merupakan sertifikat yang menjadi bukti seseorang telah divaksinasi COVID-19, telah menerima hasil tes negatif atau telah pulih dari COVID-19 yang dapat digunakan di semua Negara Anggota UE. Sertifikat ini dapat diperkenalkan di Islandia, Liechtenstein, Norwegia serta Swiss. Sertifikat Hijau Digital juga akan terbuka untuk inisiatif yang dikembangkan secara global TIM CEKFAKTA TEMPO

    Rujukan

  • (GFD-2022-8918) [SALAH] Varian Baru COVID-19 Bernama Delmicron

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 04/01/2022

    Berita

    Beredar di media sosial postingan terkait varian baru covid-19 bernama Delmicron. Postingan ini ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.

    Salah satu akun yang mengunggahnya berada di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 26 Desember 2021.

    Dalam postingannya terdapat artikel berjudul "Gegerkan masyarakat internasional, varian baru Corona Delmicron Gabungan Delta-Omicron"

    Postingan itu hingga saat ini mendapat 268 komentar dan dibagikan 74 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan penjelasan dari Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 sekaligus Duta Kebiasaan Baru dr Reisa Broto Asmoro dalam artikel berjudul "dr Reisa: Tidak Ada Keterangan Resmi WHO Mengenai Penamaan Delmicron" yang tayang di Liputan6.com pada 28 Desember 2021.

    Berikut isi artikelnya:

    "Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 sekaligus Duta Kebiasaan Baru dr Reisa Broto Asmoro menegaskan tidak ada keterangan resmi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai penamaan varian Delmicron.

    Reisa mengatakan sejauh ini penamaan mutasi SARS-CoV-2 berasal dari abjad Yunani.

    "WHO sampai sejauh ini memberikan penamaan SARS-CoV-2 dan mutasi yang baru berdasarkan penamaan dari abjad Yunani. Tidak ada keterangan resmi mengenai Delmicron," ujar Reisa dalam pernyataan daring yang diikuti di Jakarta, Senin.

    Menurut Reisa, varian Omicron merupakan mutasi COVID-19 yang saling berhubungan dengan varian sebelumnya, yaitu Delta. Begitu pula dengan Delta yang berhubungan dengan varian Alpha.

    Meski demikian, Reisa mengimbau masyarakat agar selalu berhati-hati sebab virus COVID-19 mudah bermutasi. Sehingga dalam pencegahannya jangan sampai lengah dan melonggarkan protokol kesehatan.

    Selain itu, katanya, masyarakat harus mengecek terlebih dahulu kebenaran informasi mengenai Delmicron, sebelum menyebarkannya.

    "Delmicron harus dicek dulu informasinya, benar atau tidak. Banyak sumber pemerintah yang dapat digunakan untuk mengecek, seperti kemenkes.go.id dan covid19.go.id," ujar Reisa yang dikutip dari Antara.

    Dengan adanya varian baru COVID-19 yang mulai muncul, Reisa mengimbau masyarakat untuk tidak stres berlebihan, namun tetap waspada terhadap penyebarannya.

    Selain itu, masyarakat diimbau melakukan cara pencegahan paling optimal, yakni dengan menerapkan protokol kesehatan yang konsisten dan disiplin.

    Apabila akan bepergian, masyarakat diimbau untuk memilih lokasi tujuan yang mengaplikasikan PeduliLindungi dan menjalankan CHSE.Kemudian untuk menggabungkan perlindungan diri dengan memakai masker serta mengikuti vaksinasi.

    Sebelumnya, pakar ilmu kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan Delmicron bukan penamaan ilmiah dari varian baru SARS-CoV-2.

    Keterangan tersebut, menurutnya, sejauh ini hanya pendapat seorang dokter yang kebetulan diwawancara salah satu media, dan Delmicron bukan tertera dalam bentuk tulisan ilmiah.

    Kata dia, sejauh ini bukanlah varian baru, melainkan pasien yang terserang varian Delta dan varian Omicron, sehingga diduga cepat menular dan keluhannya tidak ringan. Namun sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang menjelaskan hal tersebut."

    Selain itu ada artikel berjudul Omicron?source=search">"Pakar Pastikan Delmicron Hoaks, Tak Ada Varian Covid-19 Gabungan Delta dan Omicron" yang tayang di Liputan6.com pada 27 Desember 2021.

    "Liputan6.com, Jakarta - Istilah 'Delmicron' bukan penamaan ilmiah yang lahir dari studi atas kasus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 yang melanda dunia. Hal tersebut diutarakan Pakar ilmu kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama.

    Dirinya mengatakan, istilah Delmicron yang merupakan penggabungan varian Delta dan Omicron itu pertama kali dilontarkan Dr Shashank Joshi, salah seorang anggota SatGas/taskforce dari negara bagian Maharashtra di India. Ibu kota Maharashtra adalah Mumbai atau Bombay, kota perdagangan dan juga pusat industri film Bollywood.

    Ia mengatakan otoritas berwenang di India termasuk yang ternama seperti Indian Council of Medical Research (ICMR) tidak pernah memberikan informasi tentang ada tidaknya Delmicron, juga tidak ada pernyataan dari organisasi resmi apa pun di India.

    "Juga tidak ada penjelasan dari pakar lain yang menyebutkan tentang Delmicron," katanya, Minggu (27/12/2021).

    Mantan Direktur WHO Asia Tenggara yang tinggal di India selama kurun 2015 sampai 2020 itu mengatakan istilah Delmicron sejauh ini hanya pendapat seorang dokter yang kebetulan di wawancara salah satu media. Delmicron bukan dalam bentuk tulisan ilmiah.

    "Sejauh ini disebutkan bahwa ini bukanlah varian baru, tetapi pasien yang terserang varian Delta dan varian Omicron, sehingga diduga cepat menular dan keluhannya tidak ringan, tetapi sekali lagi belum ada bukti ilmiah yang jelas tentang hal ini," ujarnya.

    Menurut Tjandra penamaan varian Covid-19 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah berdasar abjad Yunani.

    "Jadi sepatutnya tidak akan ada istilah Delmicron dalam klasifikasi Variant of Concern (VoC atau Variant of Interest (VoI) WHO," katanya."

    Selain itu ada penjelasan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang tayang dalam artikel berjudul "Profesor Zubairi Djoerban: Delmicron Bukan Varian Baru Virus Corona" yang tayang 26 Desember 2021.

    Berikut isi artikelnya:

    "Liputan6.com, Jakarta - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban menekankan bahwa Delmicron bukanlah varian baru dari Virus Corona seperti varian Alpha atau Beta.

    Itu berarti tidak benar bahwa Delmicron merupakan gabungan dari varian Delta dan Varian Omicron.

    "Artinya, Delmicron cuma istilah yang mengacu pada situasi di mana Delta dan Omicron membuat lonjakan kasus di wilayah tertentu, kayak di Amerika. Di sana Omicron menyumbang 73 persen dari total kasus baru," tulis Zubairi di akun Twitter pribadinya, @ProfesorZubairi.

    Saat dikonfirmasi langsung mengenai hal tersebut, Zubairi menjelaskan bahwa seorang anggota Satuan Tugas (taskforce) di salah satu provinsi di India, Mumbai, Dr Shashank Joshi, tengah berdiskusi mengenai lonjakan kasus Corona di sejumlah negara kayak Amerika, Inggris, dan Eropa.

    Dr Shashank menyatakan bahwa ada dua varian pencetus terjadinya lonjakan di Amerika dan Eropa. Dua varian yang masing-masing bikin lonjakan kasus COVID-19 adalah Varian Delta dan Omicron.

    "Jadi, bukan digabung jadi satu, tidak. Karena dua-duanya bikin lonjakan yang luar biasa, dia pakai istilah Delmicron. Begitu saja," kata Zubairi saat dihubungi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Minggu siang, 26 Desember 2021.

    Meski begitu tetap harus waspada terhadap penyebaran dan penularan Varian Delta dan Omicron COVID-19.

    "Delta bikin meninggal banyak. Jadi, yang Delta cepat menyebar dan berbahaya banget. Kalau Omicron, lebih cepat lagi menyebarnya tapi angka kematian rendah sekali. Di Inggris sudah beberapa yang meninggal," katanya.

    "Jadi, saya tekankan sekali lagi, Delmicron bukan varian baru. Biasanya, varian baru akan mendapat nama tapi namanya berdasarkan abjad Yunani. Ini enggak ada," Zubairi menekankan."

    Dalam website resminya WHO juga tidak mencantumkan nama Delmicron sebagai salah satu varian covid-19.

    Kesimpulan

    Postingan yang mengklaim ada varian baru covid-19 bernama Delmicron adalah tidak benar.

    Rujukan

  • (GFD-2022-8917) [SALAH] Video Seorang Pria Terperosok ke dalam Sumur Resapan

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 04/01/2022

    Berita

    Sebuah video yang diklaim sumur resapan memakan korban beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan oleh salah satu akun Facebook pada 9 Desember 2021.

    Video berdurasi 11 detik itu memperlihatkan seorang pria yang terperosok ke dalam kubangan. Video tersebut kemudian dikaitkan dengan isu si korban jatuh di dalam sumur resapan.

    "Sumur resapan makan korban , kasihan korbannya jatuh di sumur resapan. Kasihan sumurnya tak berpungsi untuk menampung air hujan, untung hpnya selamat ......," tulis salah satu akun Facebook.

    Video yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 624 kali ditonton dan mendapat 13 komentar warganet.

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim sumur resapan memakan korban. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke situs Google Images.

    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang memuat gambar tangkapan layar dari video tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Tragis, Video Driver Ojol Tenggelam Akibat Banjir Jakarta, Netizen Malah Ketawa" yang dimuat situs gridmotor.motorplus.com pada 8 Februari 2020.

    GridMotor.id - Seperti brother tahu, hari Sabtu (8/2/2020) beberapa wilayah di Jakarta dan sekitarnya kembali mengalami banjir. Ini karena hujan deras yang mengguyur sejak pagi hari, membuat beberapa wilayah terendam air.

    Mulai dari Jakarta Selatan, Jakarta Barat serta beberapa titik di Tangerang Selatan. Bahkan di wilayah Jakarta Utara, beberapa wilayah sudah terendam air yang cukup tinggi.

    Padahal seperti kita tahu, air akibat banjir bisa jadi masalah terutama buat pemotor dan pejalan kaki. Mengingat visibilitas dan handling motor jadi terganggu, karena air menutupi obstacle di jalanan.

    Bahkan kalau apes, lubang malah bisa kena terjang karena tertutupi air. Seperti yang dialami seorang driver ojek online, yang harus tenggelam terperosok lubang.

    Kejadian ini diabadikan dalam bentuk video, oleh akun Instagram antonii_us. Lalu video ini jadi viral dibagikan oleh banyak akun lain, misalnya Drama Ojek Online Indonesia.

    Dalam video ini, terlihat seorang driver ojek online, yang sedang berjalan sembari memegang handphone. Mungkin niatnya driver ojol ini ingin merekam, bagaimana situasi di jalanan Cempaka Putih saat terendam banjir.

    Namun apes buat driver ojek online ini, karena dirinya malah terperosok lubang. Bahkan saking dalamnya lubangnya, badan driver ojol ini nyaris tenggelam sampai kepala.

    Netizen sendiri ramai mengomentari nasib naas driver ojol ini, bahkan ada yang menertawakannya. Mungkin karena kejadiannya sangat cepat, dan tidak disangka-sangka.

    Liputan6.com juga menemukan artikel yang menjelaskan lokasi si pria terperosok di kubangan banjir. Artikel tersebut berjudul "Melihat Lokasi Driver Ojol Terperosok Parit Saat Banjir di Jakpus" yang dimuat situs kumparan.com pada 9 Februari 2020.

    Beredar video di media sosial yang memperlihatkan sopir ojek online (ojol) terperosok ke parit atau selokan di kawasan Jalan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, saat banjir melanda, Sabtu (8/2).

    Dari penelusuran kumparan, Minggu (9/2), insiden tersebut terjadi di depan gedung PT Gudang Garam. Lokasi jatuhnya bukan lubang, tapi memang selokan lebar.

    Saksi mata, Nasruddin, mengatakan driver ojol itu sedang berteduh setelah mengantarkan penumpang di kawasan tersebut. Di tempat berteduh, parit tertutup beton sehingga tak terlihat.

    Nah, saat dia berjalan, tampaknya tidak menyadari langkah selanjutnya adalah parit yang tidak tertutup.

    Menurut Nasruddin, kawasan tersebut tergenang seperti lautan saat Jakarta diguyur hujan pada Sabtu (8/2), sehingga tidak diketahui ada parit.

    “Cuma dia bukan orang sini. Kami aja di atas, kami ke tol, di sini semua kayak laut,” kata Nasruddin di Jalan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Minggu (9/2).

    Menurutnya, warga sekitar atau yang biasa lewat sudah tahu ada parit besar di lokasi, sehingga si driver tampaknya bukan warga setempat.

    "Kalau orangnya asli di sini pasti tahu di sini ada parit. Bukan di sini area mainnya, di sini kayaknya dia cuma neduh,” ujar Nasruddin.

    Lebih lanjut, Nasruddin menuturkan, sopir ojol tersebut tidak mengalami luka. Sedangkan handphonenya berhasil diselamatkan.

    Seperti diketahui, Jakarta pada Sabtu (8/2) mengalami banjir di sejumlah kawasan. Hal itu disebabkan curah hujan cukup tinggi sejak Jumat (7/2) malam.

    Kesimpulan

    Video yang diklaim seorang pria terperosok ke dalam sumur resapan ternyata tidak benar. Faktanya, pria dalam video itu terperosok ke parit atau selokan di depan gedung PT Gudang Garam, Jalan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Peristiwa itu terjadi saat saat banjir melanda Ibu Kota pada Sabtu 8 Februari 2020.

    Rujukan

  • (GFD-2022-8916) [SALAH] Video Pasangan Sesama Jenis Pamer Buku Nikah

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 04/01/2022

    Berita

    “piralkan orang ini supaya cpt ktangkep
    Melecehkan agama dn institusi KUA seolah2 hubungan sesama jenis itu legal
    Tolong yg berwenang tangkap mereka”

    Hasil Cek Fakta

    Belum lama ini heboh di media sosial sebuah video yang memperlihatkan 2 orang yang memamerkan buku nikah. Pasalnya banyak yang menyebut tindakan orang dalam video tersebut merupakan bentuk pelecehan terhadap Agama dan KUA karena melegalkan hubungan sesama jenis.

    Berdasarkan penelusuran, mengutip akun TikTok @ratupapaya orang dalam video viral itu bukanlah pasangan sejenis. Mereka adalah lawan jenis dan salah satunya adalah perempuan yang memang sengaja berpenampilan seperti laki-laki.

    Ternyata, perempuan ini memilih untuk bergaya tomboy ala laki-laki. Dirinya bahkan bisa menirukan suara laki-laki pada umumnya, dan mengecoh banyak warganet karena penampilan dan suaranya. Selain itu, perempuan ini juga mengaku kalau dirinya pernah menjadi korban pemerkosaan, sehingga merasa lebih nyaman memiliki penampilan seperti laki-laki.

    “Aku tak mau mengubah penampilan aku, aku nyaman dan aku tetap mau jadi wanita ganteng. Kalau aku kayak cewek gitu aku trauma,” ungkap si perempuan.

    “Santriwati aja bisa jadi korban pelecehan apalagi kalau aku berpenampilan seperti cewek, karena aku sudah pernah kejadian seperti itu, jadi aku trauma,” pungkasnya.

    Sebelumnya video pasangan ini sempat menggemparkan dunia maya. Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan sempat mengecam keras bila benar terjadi pernikahan sejenis sesama lelaki yang disahkan melalui bukti buku nikah tersebut.

    Menurutnya apabila hal itu terjadi patut ditelusuri di Kantor Urusan Agama (KUA) mana pasangan itu terdaftar dan siapa yang bertanggungjawab dalam menikahkan mereka.

    “Karena perkawinan itu tidak sah. Kalau benar terjadi harus dibatalkan. Untuk itu Kementerian Agama perlu memberikan penjelasan kepada publik, apakah benar hal itu terjadi, sehingga tidak terjadi simpang siur,” kata Amirsyah, Sabtu (31/12).

    Kesimpulan

    Bukan pasangan sesama jenis. Salah satu orang dalam video tersebut adalah perempuan. Ia sengaja bernampilan seperti laki-laki karena perempuan ini mengaku kalau dirinya pernah menjadi korban pemerkosaan, sehingga merasa lebih nyaman memiliki penampilan seperti laki-laki.

    Rujukan