• (GFD-2022-8971) [SALAH] Akun Whatsapp Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto “0895393897800”

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 12/01/2022

    Berita

    Beredar akun Whatsapp mengatasnamakan Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto dengan nomor 0895393897800 dengan profil Whatsapp foto wakil wali kota. Akun Whatsapp tersebut berkomunikasi dengan pengurus sebuah yayasan Sabilul Muhtadin dan menyampaikan jika ada rencana penggalangan donasi mengatasnamakan yayasan tersebut. Modus yang dilakukan seolah-olah akan mentransfer donasi ke yayasan tetapi meminta cashback yang ditransfer ke rekeningnya.

    Hasil Cek Fakta

    Dari penelusuran diketahui akun tersebut palsu. Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono mengumumkan bahwa akun tersebut bukan miliknya melalui akun media sosial Humas Kota Bekasi.

    Diimbau untuk masyarakat Kota Bekasi selalu waspada dan melakukan konfirmasi jika ada akun yang mengatasnamakan Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto 0895393897800. Dari penelusuran di atas dapat disimpulkan masuk dalam kategori Konten Tiruan atau Imposter Content.

    Kesimpulan

    hasil periksa fakta Rahmah a n (UIN Sunan Ampel Surabaya).

    Akun palsu. Melalui akun media sosial Humas Kota Bekasi Tri Adhianto mengklarifikasi bahwa nomor tersebut bukan miliknya.

    Rujukan

  • (GFD-2022-8970) [SALAH] Video Anak-Anak di Tiongkok Diwajibkan untuk Menggunakan Baju Hazmat

    Sumber: TikTok.com
    Tanggal publish: 12/01/2022

    Berita

    Akun TikTok dengan nama pengguna “cinderkon” mengunggah sebuah video yang menunjukkan sekumpulan anak tengah berbaris menggunakan kostum berwarna putih. Unggahan tersebut juga disertai narasi yang menyatakan bahwa anak-anak dalam video tersebut adalah anak-anak di Tiongkok yang diwajibkan menggunakan baju hazmat.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, kostum yang digunakan oleh anak-anak dalam video tersebut adalah kostum astronot, bukan baju hazmat. Media asal Tiongkok “CGTN” mengunggah sebuah video yang menunjukkan beberapa anak melakukan parade dengan menggunakan kostum serupa. Parade tersebut diselenggarakan di sebuah sekolah di Kota Shangrao untuk memperingati Hari Olahraga Nasional pada 6 Desember 2021 lalu.

    Lebih lanjut, media “People’s Daily Online” juga mengunggah foto beberapa murid sekolah di Provinsi Sichuan yang mengenakan kostum astronot serupa pada acara pendidikan khusus mengenai ruang angkasa pada 29 Desember 2021.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun TikTok dengan nama pengguna “cinderkon” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini.

    Bukan baju hazmat. Faktanya, video tersebut menunjukkan anak-anak di Tiongkok yang tengah menggunakan kostum astronot pada Desember 2021 lalu.

    Rujukan

  • (GFD-2022-8969) Keliru, Video Peluncuran Matahari Buatan Cina

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 13/01/2022

    Berita


    Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah warga mengabadikan cahaya berbentuk bulat yang melesat ke langit beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan narasi bahwa Cina meluncurkan matahari buatan.
    Di Facebook, video tersebut dibagikan akun ini pada 28 Desember 2021. Akun inipun menuliskan narasi, ““china luncurkan matahari buatan,, (kayaknya mau bersaing dengan Tuhan nih)”.
    Dalam video berdurasi 33 detik tersebut terdengar seseorang menghela nafas sambil berbicara dalam bahasa Mandarin.
    Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 3.100 kali. Apa benar ini video peluncuran matahari buatan Cina?   
    Tangkapan layar unggahan video dengan klaim Cina meluncurhkan matahari buatan

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya ddilakukan penelusuran dengan menggunakan reverse image tools Google dan Baidu.
    Hasilnya, video tersebut merupakan peristiwa peluncuran roket Changqi A pembawa Yaosan 7A Long March 7A pada 23 Desember 2021.
    Dilansir dari situs berita Cina,  thepaper.cn, video tersebut berasal dari pengguna yang ID-nya adalah "Snack_lifeline" di SnackVideo, sebuah platform video pendek luar negeri milik Kuaishou. Video yang sama ini diberi judul "China membuat matahari mereka sendiri".
    Namun, menurut The Paper, ketika Anda mengklik video untuk mengidentifikasinya dengan cermat, Anda masih dapat mendengar seseorang menghela nafas dalam bahasa Mandarin sebagai berikut: "Cepat, menyala, menyala... Roket diluncurkan, diluncurkan ... Saya dapat mendengar suaranya..." Menggabungkan informasi ini, dapat disimpulkan bahwa sumber cahaya raksasa seperti matahari dalam video bukanlah apa yang disebut "matahari buatan", tetapi sebuah roket.
    Seperti yang kita semua tahu, Cina saat ini memiliki empat pangkalan peluncuran satelit, yang terletak di Jiuquan, Gansu, Xichang, Sichuan, Taiyuan, Shanxi, dan Wenchang, Hainan. Pusat Peluncuran Satelit Hainan Wenchang adalah satu-satunya pangkalan peluncuran di pantai, yang paling sesuai dengan karakteristik lingkungan sekitar dalam video.
    Video yang identik juga pernah diunggah akun liliyashen pada situs  bilibili.com  pada 25 Desember 2021 dengan judul, “ Pada 23 Desember 2021, Jiayaosan 7 Maret Long berhasil diluncurkan di situs peluncuran Wenchang."
    “Pertama kali saya menyaksikan peluncuran roket secara langsung, saya sangat terkejut sampai merinding. Saya berharap industri dirgantara saya makmur,” tulis akun tersebut.
    Video identik lainnya juga pernah diunggah ke  Baidu.com  pada 23 Desember 2021 dengan judul dalam bahasa Cina yang jika diterjemahkan “ Selamat atas keberhasilan peluncuran roket pembawa Long March 7 Cina.”
    Matahari Buatan Cina
    Dikutip dari kantor berita Cina, Xinhua, di pagi hari tanggal 28 Mei, kabar baik datang dari aula kontrol perangkat eksperimen fusi nuklir EAST (Eastern Hyperloop) untuk tokamak superkonduktor penuh, Institut Ilmu Fisika Hefei, Akademi Ilmu Pengetahuan Cina. Plasma 120 juta derajat berhasil beroperasi selama 101 detik. Kemudian  operasi plasma 160 juta derajat 20 detik sekali lagi menetapkan rekor dunia baru untuk pengoperasian perangkat eksperimental tokamak.
    EAST, juga dikenal sebagai "matahari buatan", adalah infrastruktur ilmiah dan teknologi nasional utama dalam "Rencana Lima Tahun Kesembilan" yang disetujui oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional. Pada bulan Juni tahun lalu, Institut Plasma, Institut Penelitian Hefei dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina meluncurkan peningkatan dan transformasi perangkat EAST.
    Berdasarkan arsip berita Tempo, sekitar 300 ilmuwan dan insinyur dikerahkan untuk mendukung pengoperasian fasilitas percobaan berbentuk donat tersebut, yang meliputi sistem vakum, sistem gelombang RF, sistem hamburan laser, dan sistem gelombang mikro. Pekerjaan persiapan dan peningkatan untuk eksperimen ini telah dimulai sekitar setahun lalu, kata institut tersebut.
    "Ini pencapaian besar di bidang fisika dan teknik Cina. Keberhasilan eksperimen ini meletakkan dasar bagi Cina untuk membangun stasiun pembangkit energi fusi nuklirnya sendiri," kata Song Yuntao, Direktur ASIPP.
    Pada November 2018 lalu, EAST menghasilkan suhu elektron 100 juta derajat Celsius di plasma intinya, hampir tujuh kali lipat suhu interior Matahari. Tahun lalu, EAST mencapai suhu plasma 100 juta derajat Celsius selama 20 detik
    Berbeda dengan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam, yang terancam habis dan dapat merusak lingkungan, bahan mentah yang dibutuhkan untuk matahari buatan ini hampir tidak terbatas di Bumi. Oleh karena itu, energi fusi dianggap sebagai sumber energi pamungkas yang ideal dengan potensi membantu Cina mewujudkan target netralitas karbonnya.
    Energi fusi, salah satu kemajuan terbesar fisika saat ini, tidak hanya membutuhkan kemampuan penelitian ilmiah terbaik tetapi juga instrumen eksperimental yang masif.
    Sejak beroperasi pada 2006, EAST yang dirancang dan dikembangkan oleh Cina telah menjadi platform pengujian terbuka bagi ilmuwan lokal maupun mancanegara untuk melakukan eksperimen terkait fusi.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim peluncuran matahari buatan Cinakeliru. Video tersebut bukanlah peluncuran matahari buatan Cina, melainkan peluncuran roket Changqi A pembawa Yaosan 7A Long March 7A pada 23 Desember 2021.
    Eksperimen fusi nuklir EAST (Eastern Hyperloop) atau yang dikenal sebagai "matahari buatan" sendiri dilakukan disebuah fasilitas berbentuk donat yang dikontrol sejumlah ilmuan dan insinyur.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan

  • (GFD-2022-8968) [SALAH] Benda Logam Menempel pada Lengan setelah divaksin

    Sumber: Instagram.com
    Tanggal publish: 12/01/2022

    Berita

    “Ada yang rela anaknya jadi Magneto junior? 😢
    .
    .
    Follow @teluuur
    Follow @t3luuur”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Instagram @t3luuur membagikan screenshoot direct message yang berisikan foto lengan anak kecil dengan logam yang menempel di sana, kemudian terdapat penjelasan bahwa anak tersebut lemas setelah divaksin, dan benda besi seperti uang koin, jepitan kertas, sendok dan benda logam lainnya menempel di lengan yang telah divaksin.

    Klaim ini sebelumnya pernah diperiksa fakta dengan judul [SALAH] Setelah Divaksin, Tubuh Punya Daya Magnetis dan Dapat Dikoneksikan ke Bluetooth dalam artikel tersebut menyebutkan bahwa “Dr. Thomas Hope, peneliti vaksin dan profesor biologi sel dan perkembangan di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern, menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 pada dasarnya terdiri dari protein dan lipid, garam, air, dan bahan kimia yang menjaga PH. Sehingga tidak ada bahan apapun yang dapat berinteraksi dengan magnet. Selain itu, otoritas kesehatan di AS dan Kanada menegaskan bahwa tidak ada jenis vaksin Covid-19 yang memiliki bahan berbasis logam”.

    Artikel lain dengan judul [SALAH] Vaksin Covid-19 Mengandung Microchip Magnetik, yang melansir dari AFP, para ahli medis mengatakan bahwa video Vaksin Covid-19 memiliki microchip magnetik tidak lebih dari teori konspirasi yang termasuk ke dalam kategori disinformasi tentang virus Covid-19.

    Terkait koin yang bisa menempel pada lengan, dalam artikel Republika.co.id menyebutkan ahli fisika dari National High Magnetic Field Laboratory Amerika Serikat punya penjelasan.

    “Kita dulu pernah melakukannya semasa kecil dengan menumpuk koin di dahi. Itu menjadi mungkin karena permukaan kulit berminyak, tegangan permukaan terkait dengan hal itu. Orang juga bisa melakukan trik dengan koin yang ada bekas tempelan selotip atau perekat lainnya hingga seolah-olah kulit seseorang jadi seperti magnet,” jelasnya kepada BBC.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)

    Informasi terkait benda logam yang menempel pada lengan setelah divaksin tidak benar. Para ahli mengatakan bahwa vaksin Covid19 tidak mengandung magnet, microchip dan bahan sejenisnya.

    Rujukan