• (GFD-2022-8983) [SALAH] Putri Bungsu Annisa Trihapsari Meninggal Dunia

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 14/01/2022

    Berita

    Dalam postingan yang dibagikan di Facebook tersebut menyebarkan link website dengan narasi putri bungsu Annisa Trihapsari yang menjadi penghapal Al-Qur’an namun meninggal dikarenakan sakit paru-paru.

    Hasil Cek Fakta

    Namun setelah di cek di website tersebut tidak menemukan berita mengenai kematian dari putri bungsu Annisa Trihapsari tersebut. Lalu ketika menelusuri akun Instagram dari Annisa Trihapsari (@hapsarianissa29) tidak ditemukan juga adanya postingan yang memberikan informasi mengenai kematian anak bungsunya tersebut.

    Berita yang ditampilkan Di website tersebut hanya membahas mengenai prestasi anak bungsu Annisa Trihapsari sebagai penghapal Al-Qur’an yang mana hal ini merupakan informasi yang benar apabila melihat postingan Annisa Trihapsari (@hapsarianissa29) pada tanggal 21 Juni 2020. Jika mengacu kepada seluruh referensi, maka informasi mengenai Kematian Putri Bungsu Annisa Trihapsari masuk kedalam kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ari Dwi Prasetyo (Universitas Sebelas Maret).

    Menurut penelusuran diketahui bahwa isi artikel tersebut terdapat misinformasi. Apabila melihat akun instagram pribadi Artis Annisa Trihapsari (@hapsarianissa29) tidak mengabarkan kabar duka apapun terkait dengan putri bungsunya.

    Rujukan

  • (GFD-2022-8982) [SALAH] Lowongan Kerja Vaksinator di Puskesmas Kota Batu

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 14/01/2022

    Berita

    Dalam pamflet tersebut menyebutkan bahwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sedang mencari tenaga vaksinator untuk ditempatkan di Puskesmas Kota Batu. Di dalam poster tersebut juga mencantumkan posisi yang dibutuhkan beserta alamat dan hotlinenya.

    Hasil Cek Fakta

    Melansir kumparan.com serta malang.suara.com, Susana Indahwati selaku Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Batu memastikan informasi tersebut merupakan Hoax atau informasi palsu. Selain itu ditegaskan bahwa Dinas Kesehatan Kota Batu termasuk puskesmas se-Kota Batu tidak pernah membuka pendaftaran lowongan tim vaksinator.

    Jika mengacu kepada seluruh referensi, poster lowongan kerja vaksinator untuk puskesmas Kota Batu adalah tidak benar dan masuk ke dalam kategori konten palsu.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ari Dwi Prasetyo (Universitas Sebelas Maret).

    Lowongan tersebut palsu. Telah dikonfirmasi oleh Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Batu, Susana Indahwati, bahwa Dinas Kesehatan Kota Batu termasuk puskesmas se-Kota Batu tidak pernah membuka pendaftaran lowongan tim vaksinator.

    Rujukan

  • (GFD-2022-8981) [SALAH] Vaksin mRNA Sebabkan Kematian Pada Lansia

    Sumber: TikTok.com
    Tanggal publish: 13/01/2022

    Berita

    Beredar sebuah video di media sosial Tiktok yang berisi informasi tentang dampak vaksin mRNA. Salah satu pernyataan di dalam video menyebutkan bahwa vaksin mRna untuk Covid-19 dapat menyebabkan seorang lansia diatas 70 tahun meninggal dunia setelah 2 sampai 3 tahun pasca vaksinasi.

    [NARASI]:

    “Siapa saja yang berusia 70 tahun keatas yang mengambil VAKSIN mRNA ini, mungkin akan meninggal dalam jangka waktu 2 atau 3 tahun kedepan”

    Hasil Cek Fakta

    Namun setelah ditelusuri, pernyataan tentang dampak vaksin mRna yang ada di dalam video mengandung kekeliruan. Sampai saat ini, belum ada kasus atau hasil penelitian yang dapat menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 mRNA dapat menyebabkan kematian secara langsung kepada penerima vaksin.

    Melansir dari artikel Suara.com, para ahli vaksinasi China menyerukan untuk berhati-hati dengan vaksin Covid-19 dari messenger RNA atau mRNA setelah adanya laporan Badan Produk Terapi Swiss (Swissmedic) bahwa terdapat 16 kasus kematian lansia di Swiss setelah divaksin Pfizer dan Moderna. Swissmedic juga menduga ada sekitar 364 kasus dampak buruk vaksin, dengan 199 berkaitan dengan vaksin Pfizer, dan 154 dengan Moderna. Rata-rata usia yang meninggal adalah 86 tahun dan kebanyakan dari mereka memiliki penyakit komorbid. Namun, tidak ada bukti bahwa vaksin adalah penyebab kematian.

    Di beberapa kasus, kematian pasca vaksinasi memang pernah terjadi. Namun menurut para ahli, vaksin tidak berperan secara langsung sebagai penyebab kematian. Kematian pasca vaksin dapat terjadi karena beberapa hal seperti, tingkat usia, hormon, dan penyakit bawaan. Mendukung hal tersebut, berdasarkan data dari CDC pada145 juta dosis di AS (14 Desember 2020 – 25 Maret 2021) menyatakan ada 2.509 kematian (0,0017 persen) kematian bagi orang yang sudah divaksin. Namun CDC merilis data dengan mempertimbangkan akta kematian, otopsi, dan catatan medis tidak ada bukti bahwa vaksin berkontribusi pada kematian.

    Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, klaim yang menyatakan bahwa vaksin mRNA dapat menyebabkan kematian pada lansia berusia 70 keatas adalah klaim keliru dan termasuk hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)

    Faktanya sampai saat ini belum ada hasil penelitian yang dapat membuktikan kematian pasca vaksin memang disebabkan oleh vaksin secara langsung. Kasus kematian pasca vaksinasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, hormon, dan penyakit bawaan.

    Rujukan

  • (GFD-2022-8980) [SALAH] “Pria Ini Hamil Pertama Kalinya Dan Akhirnya Melahirkan Sepasang Anak”

    Sumber: artikel online
    Tanggal publish: 13/01/2022

    Berita

    Beredar artikel berjudul “Ya Allah…Kiamat Makin Dekat, Pria Ini Hamil Pertama Kalinya Dan Akhirnya Melahirkan Sepasang Anak” yang terbit di situs beritahangat[dot]xyz pada 8 Januari 2022.

    Di artikel tersebut memuat kolase foto yang memperlihatkan seorang pria berkumis dalam kondisi hamil dan menggendong seorang bayi.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya pria hamil untuk pertama kalinya dan melahirkan merupakan klaim yang menyesatkan.

    Faktanya, pria dalam foto tersebut adalah seorang transgender bernama Thomas Beatie. Meski telah menjalani rekonstruksi dada dan terapi testosteron, tetapi Thomas tetap mempertahankan alat reproduksinya sehingga secara medis tetap memungkinkan ia bisa hamil.

    Dilansir dari Tempo, foto-foto yang identik pernah dimuat situs intouchweekly.com pada 22 November 2017 di artikel berjudul, “See What “The Pregnant Man” Thomas Beatie and His Kids Look Like Today.”

    Menurut situs tersebut, Thomas terlahir sebagai anak perempuan bernama Tracy di Hawaii pada 1974. Tracy pernah dinobatkan sebagai finalis di Miss Hawaii Teen USA saat remaja. Namun, sejak usia 10 tahun, Thomas mulai mengidentifikasi diri sebagai seorang pria, dan mulai beralih menjadi pria pada usia 23 tahun.

    Thomas pernah menuliskan kisahnya yang dimuat situs advocate.com pada 14 Maret 2008 dengan judul, “Labor of Love”. Thomas memiliki isteri bernama Nancy. mereka menjalani kehidupan yang tenang di komunitas Oregon hingga akhirnya ia memutuskan untuk memiliki anak.

    “Saya transgender, secara hukum laki-laki, dan menikah secara resmi dengan Nancy. Tidak seperti pernikahan sesama jenis, kemitraan rumah tangga, atau serikat sipil, Nancy dan saya diberi lebih dari 1.100 hak federal untuk menikah,” ungkap Thomas.

    Sterilisasi bukanlah persyaratan untuk pergantian kelamin, jadi Thomas memutuskan untuk menjalani rekonstruksi dada dan terapi testosteron tetapi tetap mempertahankan hak reproduksinya.

    “Ingin memiliki anak kandung bukanlah keinginan laki-laki atau perempuan, tetapi keinginan manusia,” katanya.

    Menurutnya, gagasan memiliki anak lebih merupakan impian daripada rencana mereka.

    “Saya selalu ingin punya anak. Namun, karena endometriosis parah 20 tahun yang lalu, Nancy harus menjalani histerektomi dan tidak dapat mengandung anak”.

    Tetapi, setelah kesuksesan bisnis sablon kustom mereka dan perpindahan dari Hawaii ke Pacific Northwest dua tahun lalu, waktunya akhirnya tampak tepat. Thomas berhenti mengambil suntikan testosteron dua bulanan. Sekitar delapan tahun sejak ia memiliki siklus menstruasi terakhir.

    Dilansir dari nbcnews.com, setelah dia menulis esai untuk The Advocate tentang kehamilannya pada 2008, kisah Beatie menyebar ke seluruh dunia. Foto-foto Beatie yang menggendong perutnya – perutnya yang telanjang, membesar, hamil – menjadi viral.

    Setelah memiliki anak pertamanya, Susan, pada tahun 2008, Thomas Beatie kemudian melahirkan dua anak lagi dengan istrinya saat itu, Nancy Beatie. Pasangan itu berpisah pada 2012, dan pada 2016 Beatie menikahi istri keduanya, Amber, yang bekerja di tempat penitipan anak yang dihadiri anak-anaknya. Mereka memiliki bayi bersama pada tahun 2018, yang dilahirkan oleh Amber.

    Kesimpulan

    Pria dalam foto tersebut adalah seorang transgender bernama Thomas Beatie. Meski telah menjalani rekonstruksi dada dan terapi testosteron, tetapi Thomas tetap mempertahankan alat reproduksinya sehingga secara medis tetap memungkinkan ia bisa hamil.

    Rujukan