• (GFD-2023-11401) [SALAH] ” FERDY SAMBO KAGET JESSICA KUMALA BONGKAR BUKTI INI DI DEPAN HAKIM”

    Sumber: FB
    Tanggal publish: 12/01/2023

    Berita

    Ferdy Sambo Langsung K4G3T S3k3tika Jessica Kumala B3rik4n BVKT1 Ini Depan H4k1m…

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook dengan nama pengguna “Care” mengunggah video dengan narasi Ferdy Sambo kaget ketika Jessica Kumala bongkar bukti ini di depan hakim saat di persidangan.

    Setelah melakukan penelusuran, thumbnail video tersebut merupakan hasil editan dan isi video tersebut adalah potongan dari video sidang kasus pembunuhan Ferdy Sambo terhadap Brigadir J dan Video kasus pembunuhan kopi sianida dengan tersangka Jessica Kumala Wongso. Jadi unggahan tersebut hanya berisi potongan-potongan video dari kasus persidangan yang berbeda.

    Saat ini Jessica sedang menjalani massa hukuman kurungan penjara selama 20 tahun, dalam dakwaan pembunuhan berencana. Sampai sekarang, Jessica masih dipenjara di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Dan tidak ada bukti bahwa Jessica datang ke persidangan Ferdy Sambo untuk memberikan bukti kepada hakim.

    Dengan demikian, klaim Ferdy Sambo kaget ketika Jessica Kumala bongkar bukti ini di depan hakim, yang ternyata itu adalah dua kasus yang berbeda dan merupakan konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Yudho Ardi

    Informasi yang salah. Faktanya, video tersebut merupakan hasil editan, unggahan tersebut hanya berisi potongan-potongan video dari peristiwa yang tidak berkaitan.

    Rujukan

  • (GFD-2023-11400) Cek Fakta: Tidak Benar Arca Majapahit Ini Bermain Lato-Lato

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 11/01/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim arca Majapahit bermain lato-lato. Kabar tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 5 Januari 2022.
    Unggahan tersebut berupa foto arca terdapat dua bulatan menonjol pada sekitar bagian perutnya.
    Foto tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "Arca era majapahit pun dah main Lato Lato
    https://collections.vam.ac.uk/.../sculpture-sculpture.../"
    Benarkah klaim arca Majapahit bermain lato-lato? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim arca Majapahit bermain lato-lato, dengan menghubungi Dosen Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Dr. Siti Maziyah.
    Siti Maziyah menyatakan informasi arca Majapahit bermain lato-lato dalam foto tersebut tidak benar.
    "Tidak benar," kata Siti Maziyah saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (11/1/2023).
    Dua buah benda bulat tersebut adalah buah zakar yang menjadi bagian dari alat reproduksi lelaki.
    Foto arca tersebut berasal dari situs Victoria and Albert Museum, keterangan dalam situs tersebut menyebutkan patung tersebut merupakan sosok penjaga Bhima salah satu saudara Pnadawa dari Epik Mahabharata India, sangat sangat populer selama tahun-tahun terakhir pemerintahan Majapahit.
     

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim arca Majapahit bermain lato-lato tidak benar.
    Dua buah benda bulat pada arca tersebut adalah buah zakar yang menjadi bagian dari alat reproduksi laki-laki.

    Rujukan

  • (GFD-2023-11399) Keliru, Mainan Lato-Lato Berhubungan dengan Yahudi, Teori Konspirasi Illuminati, dan Freemason

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 11/01/2023

    Berita


    Gambar mainan lato-lato yang disandingkan dengan simbol Illuminati dan Freemason beredar melalui pesan berantai. Gambar tersebut disertai klaim bahwa permainan lato-lato merupakan teori konspirasi Illuminati dan Freemason.
    Di Instagram, gambar tangkapan layar tersebut dibagikan akun ini pada 8 Januari 2023. Pada keterangan gambar dalam pesan berantai itu juga dikatakan bahwa lato-lato berasal dari Bahasa Ibrani yang memiliki arti "Saya Yahudi". 

    Hingga artikel ini dimuat, gambar tangkapan layar itu telah disukai lebih dari 2.300 akun lainnya dan mendapat 770 komentar. Apa benar mainan lato-lato berhubungan dengan Yahudi, Teori Konspirasi Illuminati dan Freemason?

    Hasil Cek Fakta


    Dosen Sastra Daerah Bugis-Makassar dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr. Firman Saleh menjelaskan bahwa orang Makassar menyebutnya latto-latto, karena permainan tersebut menimbulkan suara ketukan. Sementara Sosiolog Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Drajat Tri Kartono menganggap mainan lato-lato kurang masuk akal jika dihubungkan dengan teori konspirasi.
    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri pemberitaan terkait melalui sejumlah media kredibel.
    Kata Latto-Latto
    Tempo menggunakan cara paling sederhana untuk mengetahui makna lato (Bahasa Ibrani) yakni dengan menggunakan Google Translate. Hasilnya: Lato berarti pelan-pelan. Bukan "Aku Yahudi" sebagaimana klaim dalam gambar tangkapan layar di atas. 
    Kata "latto" merupakan bahasa Makassar yang berarti bunyi yang dikeluarkan dari dua benda yang berbenturan. Kata ini kemudian digunakan oleh masyarakat Makassar untuk menamai permainan clakers ball yang kembali booming di Makassar.
    Dosen Sastra Daerah Bugis-Makassar dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr. Firman Saleh menjelaskan orang Makassar menyebutnya latto-latto, karena permainan tersebut menimbulkan suara ketukan.
    "Latto itu bunyi yang dikeluarkan akibat 2 benturan benda sehingga mengeluarkan bunyi," jelasnya dikutip dari Detik.com.
    Sementara pengulangan kata latto-latto menggambarkan bunyi yang berulang dari permainan tersebut.
    "Kalau dalam bahasa dia reduplikasi, artinya sering, selalu atau berulang sehingga disebut latto-latto," jelasnya. Penamaan latto-latto untuk permainan ini lantas meluas di media sosial hingga digunakan di berbagai daerah lainnya.
    Asal Mula Mainan Lato-Lato
    Lato-Lato sebenarnya telah populer di tengah anak-anak Amerika Serikat (AS) sejak tahun 1960-an. Di Negeri Paman Sam, mainan ini dikenal dengan sebutan clackers ball. Dari AS, mainan ini pun tersebar ke berbagai penjuru dunia, hingga di Indonesia pada sekitar 1990-an.
    Dulu, mainan ini terdiri dari dua bandul yang terbuat dari bahan akrilik. Sama seperti yang sekarang, kedua bola akrilik ini diikat pada tali dengan cincin atau pegangan kecil di bagian tengah. Cincin itu berfungsi untuk membuat kedua bandul saling mengadu dan bersuara.
    Kini, lato-lato kembali populer di tengah masyarakat. Siapa saja boleh memainkan lato-lato, asalkan digunakan dengan berhati-hati.
    Pada 6 Desember 1985 Komisi Keamanan Produk Konsumen Amerika Serikat (CPSC) mengumumkan bahwa clackers ball sebagai permainan yang dilarang. Kantor Marsekal Amerika Serikat di Phoenix, Arizona menyita hampir 4.600 mainan "clacker ball".
    Komisi Keamanan Produk Konsumen menguji mainan ini, bolanya pecah atau retak. Selain itu, banyak pegangan yang patah. Untuk mencegah cedera akibat fragmentasi bola atau dari propulsi komponen saat terbongkar secara tiba-tiba saat digunakan, produk tunduk pada peraturan yang diberlakukan oleh Komisi Keamanan Produk Konsumen, yang mengharuskannya lulus uji ketahanan khusus.
    Teori Konspirasi Illuminati dan Freemason
    Mengutip BBC, Illuminati adalah teori konspirasi yang membuat semua teori konspirasi lain di muka bumi ini tak ada artinya. Ibaratnya induk dari setiap intrik lain di kolong langit, Illuminati seakan jadi maha penguasa yang mengendalikan seluruh urusan dunia, yang beroperasi diam-diam sembari tekun membangun Tata Dunia Baru.
    Ketika kebanyakan orang mencoba menelisik sejarah kelompok rahasia ini, mereka terdampar di Jerman bersama Orde Illuminati di masa Pencerahan atau Renaisans. Kelompok masyarakat rahasia Bayern ini didirikan pada tahun 1776, sebagai wadah bagi para intelektual untuk berkumpul bersama dan menentang pengaruh berlebihan agama dan kaum elit dalam kehidupan sehari-hari.
    Banyak kaum progresif terkenal yang bergabung, namun, sebagaimana Freemason, lambat laun mereka dilarang oleh kalangan konservatif dan Kristen, mereka pun lenyap.
    Dilansir dari nationalgeographic.grid.id, Freemason adalah Organisasi Persaudaraan Tertua di Dunia. Kelompok ini dimulai pada abad pertengahan di Eropa sebagai sebuah serikat pekerja yang terampil. Karena runtuhnya bangunan katedral, fokus kelompok itu bergeser.
    Saat ini, menurut Margaret Jacob, Profesor Sejarah di Universitas California, Los Angeles, Freemason adalah organisasi sosial dan filantropis yang dimaksudkan untuk membuat anggotanya menjalani kehidupan yang berbudi luhur dan berorientasi sosial.
    Meskipun ia bukan serikat rahasia, tetapi ia memiliki sandi dan ritual rahasia yang berasal dari perkumpulan abad pertengahan. 
    "Di serikat asli, ada tiga gelar: Apprentice, Fellowcraft, dan Master Mason yang mengawasi semua orang yang bekerja di sebuah situs. Sekarang, gelar ini lebih filosofis," kata Jacob.
    Sosiolog Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Drajat Tri Kartono menganggap permainan latto-latto kurang masuk akal jika dihubungkan dengan teori konspirasi.
    Kemunculan teori konspirasi ini biasanya bertujuan untuk mengingatkan tatanan yang ada akan tergantikan oleh tatanan baru. Karena itu, teori ini kerap muncul dengan memanfaatkan momen-momen yang sedang banyak dibicarakan.
    Ia menjelaskan, adanya teori konspirasi ini merupakan bentuk kecemasan sekelompok orang atau rasa traumatik dunia terkait kekuatan-kekuatan baru yang mampu mengendalikan dunia.
    "Kalau di kasus latto-latto ini bukan untuk itu, tapi seperti penunggang gelap untuk mendompleng viralnya latto-latto kemudian dijadikan satu alat untuk mengingatkan kembali tentang teori konspirasi itu," kata Drajad kepada Kompas.com, Minggu, 8 Januari 2022.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, gambar tangkapan layar dengan klaim mainan lato-lato berhubungan dengan Yahudi, Teori Konspirasi Illuminati dan Freemason adalah keliru.
    Kata "latto" merupakan bahasa Makassar yang berarti bunyi yang dikeluarkan dari dua benda yang berbenturan. Dosen Sastra Daerah Bugis-Makassar dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr. Firman Saleh menjelaskan orang Makassar menyebutnya latto-latto, karena permainan tersebut menimbulkan suara ketukan. 
    Sementara sosiolog Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Drajat Tri Kartono, menganggap mainan lato-lato kurang masuk akal jika dihubungkan dengan teori konspirasi.

    Rujukan

  • (GFD-2023-11398) Benar, Viral Video Pelarangan Ibadah Natal 2022 di Cilebut

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 11/01/2023

    Berita


    Sebuah akun Twitter mengunggah sebuah video dengan narasi pelarangan ibadah Natal 2022 di Cilebut. Video berdurasi 2 menit 20 detik ini berjudul “Coba ini Bapak2,dpt dri Group2 WA daerah Cilebut, Dilarang merayakan Natal dirumah sendiri”. 
    Pada unggahan ini, akun tersebut menandai akun-akun lain seperti @RTMC_PoldaJabar, @KapoldaJabar, @PemkotaBogor, @ListyoSigitP, @Kemenag_RI, @detikcom, @mediaindonesia, @temponewsroom, @korantempo, @tempodotco, @tempocekfakta. Unggahan ini juga diberi hashtag #viralindo  #Christmas #bogor #cilebut.

    Di Instagram, juga beredar video dengan lokasi dan orang-orang yang sama dengan video di Twitter. Akun ini men-tag beberapa akun pejabat lainnya mulai Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, serta staf khusus Kemenag Mohammad Nuruzzaman. 
    Benarkah video ini terkait pelarangan ibadah Natal 2022 di rumah sendiri di Cilebut?

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan penelusuran Tempo, video ini beredar di Twitter pada tanggal 26 Desember 2022. Gambar dalam video ini direkam oleh salah satu jemaat HKBP Betlehem Cilebut saat beberapa warga menolak diadakannya ibadah Natal di rumah tinggal salah satu jemaat.
    Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi video ini dengan reverse image tool seperti Yandex dan Google, maupun kata kunci di media sosial Twitter, Facebook, dan YouTube. Berikut ini fakta-faktanya:
    Fakta 1
    Video ini beredar di berbagai platform media sosial pada tanggal 26 Desember 2022. Di Twitter, video ini diunggah salah satunya  oleh akun @26jujan dan di facebook pada tanggal 26 Desember 2022.
    Dilansir Tempo, kejadian tersebut bermula saat Jemaat HKBP Bethlehem (Pos Parmingguan) di Batu Gede, Desa Cilebut Barat, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, melakukan ibadah Natal tanggal 25 Desember 2022.
    Dalam video tersebut, sekelompok warga melarang Aritonang, salah satu jemaat HKBP Betlehem untuk menyelenggarakan ibadah Natal yang dihadiri jemaat dari luar Batu Gede dirumahnya. 
    Fakta 2
    Dilansir Tribun Rakyat, sebelum penolakan ibadah Natal ini terjadi, pada tanggal 24 Desember 2022 Panitia Perayaan Natal HKBP Bethlehem Pos Parmingguan mengirimkan surat pemberitahuan kepada Kepala Desa Cilebut Barat. Suratnya berisi pemberitahuan lokasi kegiatan ibadah Natal.
    Rukun Warga 07 Nomor RW.07/XII/2022 juga mengirim surat kepada Kepala Desa yang isinya menolak Perayaan Hari Natal di Lingkungan RW. 07 Desa Cilebut Barat.
    Pada tanggal 24 Desember pada sekitar pukul 21.00 WIB, berlangsung pertemuan di rumah salah satu Jemaat HKBP Bethlehem. Musyawarah tersebut memutuskan bahwa jemaat tetap menjalankan ibadah Natal bersama, walaupun beberapa tokoh masyarakat menolak.
    Fakta 3
    Sumber: Tempo.co
    Dilnasir Tempo, pada tanggal 25 Desember 2022, Jemaat HKBP tetap melaksanakan ibadah natal di rumah salah satu koordinator jemaat. 
    Dikutip dari Tribun Rakyat, sekitar pukul 09.05 WIB, warga yang menolak pelaksanaan ibadah tersebut mendatangi dan berkumpul di halaman rumah rencananya akan dijadikan lokasi ibadah. Seiring penolakan warga dan alasan keamanan, lokasi ibadah kemudian dipindah ke rumah Bapak Aritonang, Koordinator Jemaat HKBP Bethlehem Pos Parmingguan.
    Ibadah Natal 2022 yang diikuti 30 jemaat tersebut berlangsung hingga selesai. 

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan video berjudul “Coba ini Bapak-bapak, Dapat Dari Group WA Daerah Cilebut, Dilarang merayakan Natal dirumah sendiri” adalah benar.
    Video tersebut menunjukkan warga yang menolak pelaksanaan ibadah natal yang yang berlangsung disalah satu rumah Jemaat HKBP Bethlehem Pos Parmingguan, RT. 01/07 Batu Gede Desa, Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Rujukan