• (GFD--27665) CEK FAKTA: Hoaks! Benjamin Netanyahu Dinobatkan sebagai

    Sumber:

    Berita

    TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebuah unggahan viral di media sosial menampilkan gambar sampul Majalah Time yang diklaim edisi tahun 2023 dengan judul "Killer of the Year" menampilkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Unggahan ini tersebar di Facebook, X, hingga Instagram. Salah satu akun yang mengunggahnya adalah Facebook @Saifulhaque pada 24 Desember 2023 (tautan: https://www.facebook.com/share/1AtBrd7umb/). 

    Sampul tersebut memperlihatkan potret Netanyahu dengan latar belakang tengkorak, lengkap dengan tulisan "Killer of the Year", seolah-olah merupakan edisi resmi majalah Time.
    Benarkah klaim tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran tim cek fakta TIMES Indonesia,  tidak ditemukan bukti bahwa majalah Time pernah menerbitkan sampul dengan judul “Killer of the Year” dan menampilkan Benjamin Netanyahu. 

    Beberapa media internasional seperti Reuters juga telah memberikan klarifikasi bahwa berita itu hoaks (Fact Check: Time magazine 'Killer of the Year' cover with Benjamin Netanyahu is fake | Reuters). 

    Mengutip laporan Reuters ( seorang juru bicara resmi Time menyatakan melalui email bahwa gambar yang beredar di media sosial tersebut bukan sampul asli majalah Time. 

    Selain itu, dalam pengumuman resminya, Time menetapkan Taylor Swift sebagai Person of the Year 2023, Lionel Messi sebagai Athlete of the Year, dan Sam Altman sebagai CEO of the Year. Pilihan ini, menurut Time, mencerminkan individu yang paling banyak membentuk berita utama dunia sepanjang tahun tersebut, baik atau buruk. 

    Bahkan, nama Benjamin Netanyahu tidak masuk dalam daftar pendek kandidat “Person of the Year” versi Time tahun 2023. 

    Informasi serupa juga dikonfirmasi oleh situs Check Your Fact, yang mengutip pernyataan juru bicara Time bahwa gelar "Killer of the Year" tidak pernah ada dalam edisi resmi manapun, dan gambar yang tersebar merupakan rekayasa visual (hoaks).

    Kesimpulan

    Klaim yang menyebutkan majalah Time menobatkan Benjamin Netanyahu sebagai “Killer of the Year” tahun 2023 adalah tidak benar. Gambar yang beredar di media sosial merupakan rekayasa digital dan bukan sampul resmi dari majalah Time. Majalah Time tidak pernah mengeluarkan edisi dengan gelar “Killer of the Year”.
    Periksa fakta sebelum menyebarkan informasi.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27664) [HOAKS] Jokowi Masuk Rumah Sakit, Alami Kritis

    Sumber:
    Tanggal publish: 30/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan dirawat di rumah sakit karena mengalami kritis.

    Pengguna media sosial menyertakan video menampilkan kerumunan orang merekam dengan ponsel suasana di depan Toko Obat Sumber Husodo.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.

    Video kerumunan yang dikaitkan dengan kondisi Jokowi yang kritis disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Kamis (26/6/2025):

    Jokowi kritis masuk rumah sakit !!!…

    akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Kamis (26/6/2025), yang mengeklaim Jokowi dirawat di rumah sakit karena mengalami kritis.

    Hasil Cek Fakta

    Ajudan Jokowi, Kompol Syarif Fitriansyah memastikan kabar mengenai Jokowi dirawat rumah sakit merupakan hoaks.

    "Tidak, beliau sedang tidak dirawat di rumah sakit," kata Syarif pada Sabtu (28/6/2025) sebagaimana diwartakan Kompas.com.

    Video yang beredar berkaitan dengan penertiban pengunjung Angkringan Kopi Jos yang terletak dekat Toko Obat Sumber Husodo.

    Petugas menerbitkan kerumunan karena melanggar protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 pada 2020.

    Sebelumnya, masyarakat menyoroti kondisi kesehatan Jokowi karena wajahnya tampak bengkak.

    Jokowi meluruskan bahwa dirinya mengalami alergi kulit setelah melaksanakan kunjungan ke Vatikan.

    "Ya, baik. Baik-baik saja," kata Jokowi pada Kamis (26/6/2026) dikutip dari Kompas.com.

    "Baik-baik saja tapi masih dalam, sedikit pemulihan," lanjutnya.

    Kesimpulan

    Narasi Jokowi dirawat di rumah sakit karena mengalami kritis merupakan hoaks.

    Ajudan Jokowi menegaskan, Jokowi dalam keadaan sehat.

    Jokowi mengalami alergi kulit usai berkunjung ke Vatikan, tetapi secara umum kondisinya baik-baik saja.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27663) [KLARIFIKASI] Video Ini Bukan Perlihatkan Pesawat UEA Kirim Bantuan ke Israel

    Sumber:
    Tanggal publish: 30/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang diklaim menunjukkan sebuah pesawat berisi bantuan kemanusiaan mendarat di sebuah bandara Israel.

    Narasi video mengeklaim, pesawat yang membawa bantuan untuk Israel tersebut berasal dari Uni Emirat Arab (UEA).

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut dibagikan dengan konteks keliru.

    Video yang diklaim menunjukkan pesawat UEA berisi bantuan kemanusiaan mendarat di bandara Israel dibagikan oleh akun Facebook ini pada Rabu (25/6/2025).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Isrewellll dapat bantuan kemanusiaan dari negara saudaranya UEA.

    Sementara, video yang dicantumkan dibubuhi teks sebagai berikut:

    Pesawat yang mengangkut bantuan dari UEA Dubai, mendarat di bandara internasional Isreal.

    Screenshot Klarifikasi, video ini bukan perlihatkan pesawat UEA kirim bantuan ke Israel

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri narasi tersebut di Google Search menggunakan kata kunci "UAE sent aid to Israel".

    Hasil pencarian teratas merupakan artikel pemeriksa fakta dari India Today, yang menjelaskan konteks sebenarnya dari video tersebut.

    Dilansir India Today, video tersebut merupakan penerbangan komersial pertama maskapai UEA, Etihad Airways, ke Israel dari Abu Dhabi.

    Pendaratan perdana pesawat Etihad Airways di Bandara Ben-Gurion Tel Aviv pada 6 April 2021 disambut meriah dengan tembakan meriam air.

    Video pendaratan perdana Etihad Airways di Israel juga diunggah oleh kanal YouTube Erem News pada 6 April 2021.

    Kesimpulan

    Video yang diklaim menunjukkan pesawat UEA berisi bantuan kemanusiaan mendarat di bandara Israel perlu diluruskan.

    Faktanya, video itu dibagikan dengan konteks keliru. Video itu memperlihatkan pendaratan perdana pesawat Etihad Airways di Bandara Ben-Gurion Tel Aviv pada 6 April 2021.

    Rujukan

  • (GFD--27662) CEK FAKTA: Apakah Benar Ada Program Token Listrik Gratis Rp250 Ribu?

    Sumber:

    Berita

    SuaraKaltim.id - Ramai di media sosial kabar yang menyatakan bahwa ada program token listrik gratis senilai Rp250 ribu untuk pelanggan PLN.

    Dalam sebuah unggahan akun Facebook bernama Peduli Listrik Indonesia 2025 itu juga melampirkan pendaftaran token listrik gratis senilai Rp250.000.

    Pada postingan tersebut turut disertakan sebuah tautan yang meminta pengguna mengisi data pribadi, seperti nama lengkap dan nomor telepon.

    Dalam unggahan tersebut terdapat tautan pendaftaran yang berisi data diri seperti nama lengkap dan nomor telepon.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    "PLN BAGI-BAGI TOKEN LISTRIK GRATIS UNTUK SELURUH RAKYAT INDONESIA

    DAFTARKAN SEGERA DAN KLAIM TOKEN GRATIS CARANYA KLIK LINK DI?"

    Lantas benarkah tautan token listrik gratis senilai Rp250 ribu?

    Hasil Cek Fakta

    Dari penelusuran yang dilakukan, tautan yang dibagikan dalam unggahan tersebut tidak mengarah ke situs resmi pemerintah atau PLN.

    Link atau tautan itu meminta pengguna untuk mengisi data pribadi yang akan dikaitkan dengan akun Telegram.

    Hal itu merupakan menimbulkan potensi penipuan melalui metode phishing, yakni kejahatan siber yang bertujuan mencuri informasi sensitif seperti data pribadi, akun, atau informasi keuangan dengan cara menipu dan memanipulasi korban.

    Masyarakat perlu waspada karena informasi resmi terkait program atau promo dari PLN hanya disampaikan melalui situs resmi PLN dan akun media sosial resminya.

    Sebelumnya, pemerintah telah memutuskan untuk membatalkan rencana pemberian subsidi listrik sebagai bagian dari lima paket kebijakan insentif yang semula direncanakan berlaku pada Juni - Juli 2025.

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa pembatalan ini dilakukan karena proses penganggaran dinilai tidak cukup cepat untuk mendukung pelaksanaan program pada waktu tersebut.