• (GFD-2024-22312) [HOAKS] Pesan Berantai soal Daun Teh Mengandung Obat Bius

    Sumber:
    Tanggal publish: 30/08/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar narasi soal modus perampokan menggunakan obat bius yang disamarkan dalam bentuk daun teh.

    Masyarakat diminta mewaspadai penjual yang menawarkan produk teh. Sebab, daun teh yang ditawarkan mengandung obat bius.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks dan sudah beredar sejak 2012.

    Narasi soal modus perampokan menggunakan obat bius dalam bentuk daun teh dibagikan oleh akun Facebook ini pada 23 Agustus 2024.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Mohon diinfokan ke warga: bila di jalan, di kantor atau di rumah ada orang/sales yang menawarkan produk daun teh (TIEK KWAN IM) atau produk lain sejenis daun teh dari China.

    Bila diminta untuk menghirup wanginya, suruh yang menjualnya terlebih dahulu menciumnya, jangan coba-coba menghirupnya.

    Karena di dalamnya terdapat obat BIUS. Begitu dihirup bisa langsung tak sadarkan diri. Tolong sebarkan BC ini ke saudara-saudara, teman, maupun warga di sekitar kita untuk WASPADA!! Modus perampokan, menggunakan obat bius.

    TOLONG SEBARKAN Tolong disebar luaskan....

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri narasi soal daun teh mengandung obat bius menggunakan Google Search dan menemukan isu tersebut sudah beredar sejak lama.

    Narasi yang sama pernah beredar di Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada 2012. Isu itu beredar melalui pesan singkat (SMS) dan mengatasnamakan Polda Bali.

    Namun, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kota Mataram, H Lalu Junaidi, membantah narasi tersebut.

    "Isu yang disebarkan melalui pesan singkat telepon seluler itu sangat menyesatkan. Kami duga ini dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata Junaidi, seperti diberitakan Antara, 2 Maret 2012.

    Narasi serupa beredar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 2013 dan mengatasnamakan Polda DIY.

    Namun, Kabid Humas Polda DIY Ajun Komisaris Besar Anny Pudjiastuti menyatakan, pihaknya tidak pernah mendapatkan laporan atau mengeluarkan imbauan tentang teh bius.

    "Kami tidak pernah mengeluarkan SMS tentang teh bius itu," kata Anny, seperti diberitakan Tribunnews.com, pada 17 Desember 2013.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi soal modus perampokan menggunakan obat bius dalam bentuk daun teh adalah hoaks.

    Isu tersebut telah beredar setidaknya sejak 2012 dan telah dinyatakan sebagai hoaks oleh pihak berwenang.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22311) [HOAKS] Video Jokowi Bagikan Bantuan Rp 10 Juta melalui WhatsApp

    Sumber:
    Tanggal publish: 29/08/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video Presiden Joko Widodo menyatakan akan memberikan bantuan sebesar Rp 10 juta melalui nomor WhatsApp.

    Namun, setelah ditelusuri, video tersebut merupakan konten manipulatif.

    Video Jokowi menyatakan akan memberikan bantuan Rp 10 juta dibagikan oleh akun Facebook ini.

    Dalam video Jokowi mengatakan, untuk mendapat Rp 10 juta, pengguna media sosial cukup membagikan video tersebut dan menghubungi nomor WhatasApp pada tautan.

    Video diberi keterangan demikian:

    BANTUAN 10JT RESMIAcara ini 100% Resmi

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, video yang mengeklaim Jokowi membagikan Rp 10 juta

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri video tersebut menggunakan Google Lens.

    Berdasarkan penelusuran, video itu identik dengan unggahan di akun X Jokowi, pada 26 Agustus 2023.

    Dalam video aslinya, Jokowi tidak menjanjikan bantuan Rp 10 juta. Video itu menampilkan momen Jokowi membuka secara simbolis turnamen FIBA Basketball World Cup 2023.

    Menurut Jokowi, ada 8 negara yang mengikuti babak penyisihan FIBA Basketball World Cup 2023 di Jakarta, yakni Kanada, Perancis, Spanyol, Brasil, Latvia, Pantai Gading, Lebanon dan Iran.

    Sementara, setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Jokowi menjanjikan bantuan Rp 10 juta terdeteksi dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Probabilitasnya mencapai 98,3 persen.

    Kesimpulan

    Video Jokowi menyatakan akan membagikan bantuan Rp 10 juta melalui WhatsApp merupakan konten manipulatif.

    Video aslinya menampilkan momen Jokowi membuka turnamen FIBA Basketball World Cup 2023 di Indonesia.

     

    Selain itu, suara Jokowi menjanjikan bantuan Rp 10 juta terdeteksi dihasilkan oleh AI dengan probabilitas mencapai 98,3 persen.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22310) [HOAKS] Pendaftaran Penerima Bansos PKH melalui Telegram

    Sumber:
    Tanggal publish: 29/08/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar informasi pendaftaran penerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) melalui platform Telegram.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.

    Informasi pendaftaran penerima bansos PKH melalui Telegram dibagikan oleh akun Facebook ini dan ini pada Agustus 2024.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    ALHAMDULILLAH! Kemensos Tambah Jumlah Penerima Bansos PKH dan BPNT 2024, Segera Buat Pengajuan! (Masukkan nomor yang telah terdaftar di telegram-kode daftar masuk di telegram)

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek persyaratan menjadi penerima bansos PKH yang telah ditetapkan oleh Kementerian Sosial.

    Seperti diberitakan Kompas.com sebelumnya, calon penerima bansos wajib terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

    DTKS adalah adalah data induk yang berisi data pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial, penerima bantuan, dan pemberdayaan sosial, serta potensi dan sumber kesejahteraan sosial.

    DTKS berfungsi sebagai acuan lembaga-lembaga untuk memberikan bantuan sosial, seperti PKH, sembako, PBI JK, dan sebagainya.

    Pendaftaran DTKS dapat dilakukan secara offline dengan mendatangi kantor desa/kelurahan, atau secara online melalui aplikasi Cek Bansos Kemensos di ponsel Android.

    Tidak ditemukan informasi resmi dari Kemensos bahwa mereka membuka pendaftaran penerima bansos PKH melalui Telegram.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi pendaftaran penerima bansos PKH melalui Telegram adalah hoaks.

    Kemensos menetapkan calon penerima bansos wajib terdaftar di DTKS.

    Pendaftaran DTKS dapat dilakukan secara offline dengan mendatangi kantor desa/kelurahan, atau secara online melalui aplikasi Cek Bansos Kemensos di ponsel Android.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22309) [HOAKS] Kartu Anggota Partai Komunis Rusia Milik Kamala Harris

    Sumber:
    Tanggal publish: 29/08/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar foto kartu anggota Partai Komunis Rusia yang diklaim milik calon presiden dari Partai Demokrat Amerika Serikat (AS) Kamala Harris.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, foto tersebut merupakan konten manipulatif.

    Konten mengenai kartu anggota Partai Komunis Rusia milik Kamala Harris disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun, pada Kamis (29/8/2024):

    BOOM

    #Breaking: Communist Party of Russia - Membership Card of the HARRIS Kamala, Russian Soviet Federative Socialist Republic (Voronezh).

    It is evident from the attachment that she diligently paid the membership fee from June to December 1984.

    Hasil Cek Fakta

    Gambar kartu anggota Partai Komunis yang beredar bukan bersumber dari dokumen asli.

    Hasil penelusuran dengan metode reverse image search di TinEye dan Yandex mengarahkan ke kartu anggota dengan format serupa yang telah beredar sejak 2014.

    Pada bagian kanan buklet kartu anggota, terdapat catatan pembayaran keanggotaan yang tampak identik.

    Kemudian, pada bagian kiri terdapat nomor anggota yang sama, yakni "No. 04094064", dicetak merah.

    Perbedaannya hanya pada foto dan biodata pemilik kartu anggota Partai Komunis Uni Soviet atau CPSU.

    Template kartu anggota CPSU tersebut tersedia secara gratis dan dapat diakses secara bebas di situs www.stalinanavas.net/kpss.

    Pengguna hanya perlu memasukkan nama lengkap, tahun kelahiran, dan foto berukuran kurang dari 1 Mb untuk membuat kartu anggota palsu.

    Sementara, foto Kamala Harris yang dipakai untuk membuat kartu anggota Partai Komunis palsu tersebut diambil dari foto yang diunggah Los Angeles Times, 19 Maret 2019.

    Foto itu diambil saat Harris kuliah di Howard University di Washington, D.C dan lulus pada 1986.

    Kesimpulan

    Foto kartu anggota Partai Komunis Rusia milik Kamala Harris merupakan konten manipulatif.

    Template kartu anggota Partai Komunis Uni Soviet atau CPSU dapat diakses secara bebas hanya dengan memasukkan identitas dan foto.

    Rujukan