KOMPAS.com - Jerman diklaim melancarkan serangan mendadak terhadap Israel. Narasi yang beredar di media sosial itu disertai video yang menunjukkan ledakan besar di sebuah kota.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks dan video itu merupakan hasil manipulasi berbasis artificial intelligence (AI).
Narasi Jerman melancarkan serangan mendadak terhadap Israel dibagikan oleh akun Facebook ini pada 30 Juni 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
Mengejutkan dunia!? German mendadak gempur Israel Benarkah?? Wallahu'alam bisshowab
Tim Cek Fakta Kompas.com tidak menemukan pemberitaan dari media kredibel atau sumber resmi lainnya terkait adanya serangan mendadak dari Jerman terhadap Israel.
Sementara itu, hasil reverse image search menggunakan Google Lens mengarah ke sebuah konten YouTube Shorts yang diunggah oleh akun ini pada 23 Juni 2025.
Video itu dibagikan dengan takarir (caption), "LEDAKAN BESAR YANG MENGEJUTKAN DI TIMUR TENGAH, MASIH DIKONFIRMASI".
Namun YouTube menyematkan label "Konten hasil modifikasi atau sintetis" pada video itu, yang menunjukkan bahwa konten mengandung suara atau visual yang dibuat secara digital.
Selain itu, pada bagian pojok kiri bawah video tersebut terdapat watermark "Kling AI", yang merupakan perangkat AI generatif untuk membuat video berdasarkan perintah teks.
(GFD-2025-27708) [HOAKS] Jerman Lancarkan Serangan Mendadak ke Israel
Sumber:Tanggal publish: 02/07/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Kesimpulan
Berdarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi Jerman melancarkan serangan mendadak terhadap Israel adalah hoaks.
Tidak ditemukan pemberitaan dari media kredibel atau sumber resmi lain terkait adanya serangan mendadak dari Jerman terhadap Israel.
Selain itu, video yang dicantumkan merupakan hasil manipulasi berbasis AI.
Tidak ditemukan pemberitaan dari media kredibel atau sumber resmi lain terkait adanya serangan mendadak dari Jerman terhadap Israel.
Selain itu, video yang dicantumkan merupakan hasil manipulasi berbasis AI.
Rujukan
(GFD-2025-27707) [HOAKS] Suami Inul Daratista, Adam Suseno Meninggal pada 1 Juli 2025
Sumber:Tanggal publish: 02/07/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang beredar di media sosial mengeklaim suami penyanyi dangdut Inul Daratista, Adam Suseno meninggal dunia pada 1 Juli 2025.
Namun, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Narasi yang mengeklaim Adam Suseno meninggal dunia pada 1 Juli 2025 salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Dalam unggahan disebutkan Adam Suseno meninggal karena pembuluh darahnya pecah.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid Adam Suseno meninggal pada 1 Juli 2025.
Sebagaimana diberitakan Kompas.com, Inul mengatakan kondisi suaminya semakin membaik dan sudah diizinkan pulang dari rumah sakit.
Hal itu disampaikan Inul dalam program "Pagi Pagi Ambyar" di Trans TV, Selasa (1/7/2025).
Sebelumnya, Adam Suseno sempat dirawat di rumah sakit selama lima hari karena pembuluh darah venanya sobek.
Menurut Inul, suaminya mengalami robekan pada pembuluh darah besar di kaki setelah tergores batu karang saat membersihkan kolam ikan.
Akibat luka terbuka itu, Adam sempat tidak sadarkan diri karena kehilangan banyak darah.
Namun, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Narasi yang mengeklaim Adam Suseno meninggal dunia pada 1 Juli 2025 salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Dalam unggahan disebutkan Adam Suseno meninggal karena pembuluh darahnya pecah.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid Adam Suseno meninggal pada 1 Juli 2025.
Sebagaimana diberitakan Kompas.com, Inul mengatakan kondisi suaminya semakin membaik dan sudah diizinkan pulang dari rumah sakit.
Hal itu disampaikan Inul dalam program "Pagi Pagi Ambyar" di Trans TV, Selasa (1/7/2025).
Sebelumnya, Adam Suseno sempat dirawat di rumah sakit selama lima hari karena pembuluh darah venanya sobek.
Menurut Inul, suaminya mengalami robekan pada pembuluh darah besar di kaki setelah tergores batu karang saat membersihkan kolam ikan.
Akibat luka terbuka itu, Adam sempat tidak sadarkan diri karena kehilangan banyak darah.
Hasil Cek Fakta
Kesimpulan
Narasi yang mengeklaim Adam Suseno meninggal dunia pada 1 Juli 2025 tidak benar atau hoaks.
Sang istri, Inul Daratista menjelaskan kondisi Adam sekarang semakin membaik dan sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Sebelumnya Adam sempat dirawat di rumah sakit karena mengalami sobek pada pembuluh vena.
Sang istri, Inul Daratista menjelaskan kondisi Adam sekarang semakin membaik dan sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Sebelumnya Adam sempat dirawat di rumah sakit karena mengalami sobek pada pembuluh vena.
Rujukan
(GFD-2025-27706) Cek Fakta: Tidak Benar Wali Kota Boston Berasal dari Banyuwangi Jawa Timur
Sumber:Tanggal publish: 03/07/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang mengklaim Wali Kota Boston, Michelle Wu berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Postingan itu beredar sejak awal pekan ini.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 1 Juli 2025.
Dalam postingannya terdapat video dengan narasi sebagai berikut:
"WALIKOTA BOSTON USA, Seorang PEREMPUAN asal GAMBIRAN, BANYUWANGI JAWA TIMUR _(cucu Nyah Djoe)
INI BARU HEIBAAAT..Umur 37 th, ASLI Orang INDONESIA..KITA BOLEH BANGGA..TIDAK MENGHUJAT & MEMBENCI,
selalu TEBAR KEBAIKAN dan KASIH SAYANG di MANAPUN kita BERADA..🇮🇩
👍 INDONESIA HARUS Berbangga"
Lalu benarkah postingan yang mengklaim Wali Kota Boston, Michelle Wu berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan video yang identik dengan postingan. Video itu diunggah akun VOA Indonesia di Youtube pada 3 Juni 2022.
Video itu berjudul "Michelle Wu, Perempuan Keturunan Taiwan Wali Kota Boston". Video itu juga disertai narasi:
"Sejak 2021, Michelle Wu mencetak rekor sebagai perempuan, minoritas dan keturunan Asia pertama yang memimpin kota Boston, Massachusetts. Jelang setahun memangku jabatan, pengacara dan politisi usia 37 tahun ini telah meluncurkan sejumlah inisiatif dan perombakan."
Selain itu terdapat artikel berjudul "Boston Mayor-elect Michelle Wu ’12 joins long line of Harvard Law educated city leaders across the nation" yang diunggah website Hls.harvard.edu pada 5 November 2021.
Di sana dijelaskan bahwa Michelle merupakan anak perempuan dari imigran Taiwan yang menjadi Walikota wanita pertama yang terpilih sebagai Wali Kota Boston.
Kesimpulan
Postingan yang mengklaim Wali Kota Boston, Michelle Wu berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur adalah tidak benar.
Rujukan
- https://www.youtube.com/watch?v=fWRtwNPyyGs
- https://hls.harvard.edu/today/boston-mayor-elect-michelle-wu-12-joins-long-line-of-harvard-law-educated-city-leaders-across-the-nation/
- https://www.boston.gov/departments/mayors-office/michelle-wu
- https://www.wbur.org/news/2021/10/18/michelle-wu-boston-city-councilor-mayor-election-chicago
(GFD-2025-27705) Hoaks Kemenkes Luncurkan Tag Telinga Inovatif Buatan Pfizer
Sumber:Tanggal publish: 03/07/2025
Berita
tirto.id - Narasi keliru terkait kesehatan masih berseliweran di jagat maya. Baru-baru ini, di platform media sosial Facebook, beredar narasi bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah meluncurkan alat “tag telinga inovatif” yang dibuat oleh perusahaan farmasi, Pfizer. Tag telinga inovatif itu diklaim ditujukan untuk melacak kesehatan dan vaksinasi anak.
ADVERTISEMENT
Narasi tersebut pertama kali disebarkan oleh akun di media sosial X (Twitter) yang mencatut Kemenkes RI. Akun yang diduga memparodikan Kemenkes tersebut menyebarkan foto dan narasi yang menyebutkan bahwa tag telinga inovatif tersebut dibuat khusus anak-anak.
let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});
Narasi tersebut disertai gambar anak SD yang mengenakan tag telinga berwarna kuning di telinganya. Tag telinga tersebut juga menunjukkan logo Pfizer disertai dengan barcode.
#inline3 img{margin: 20px auto;max-width:300px !important;}
let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});
#gpt-inline3-passback{text-align:center;}
Unggahan di X yang diposting oleh akun @Kembiskes (arsip) tersebut akhirnya dibagikan ulang oleh sejumlah akun di media sosial Facebook. Misalnya seperti dalam unggahan oleh akun Facebook “Abu Julaibib” (arsip), “Vid Tra” (arsip), “Beny Syarif“ (arsip), dan “Goes Nail Boesky“ (arsip).
#inline4 img{max-width:300px !important;margin:20px auto;}
let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});
#gpt-inline4-passback{text-align:center;}
Dalam salah satu akun Facebook misalnya, narasi yang disertai tangkapan gambar dari akun X tersebut dibagikan ulang, seraya dibubuhi narasi tambahan yang mendukung klaim itu.
“ANAK ANAK KAMI BUKAN BINATANG TERNAK. KALIAN BILANG AMAN DAN EFEKTIF, SEMENTARA VAKSIN PFIZER BERMASALAH. APA MAUNYA KALIAN. KALIAN MAKAN GAJI DARI PAJAK RAKYAT. SEMENTARA RAKYAT KALIAN SAKITI. SAYA TANTANG MEMBUKTIKAN DI SINI, SEBERAPA BERMASALAH PRODUK PF1Z3R,” tulis keterangan penyerta unggahan dari akun “Abu Julaibib”.
ADVERTISEMENT
Periksa Fakta Hoaks Klaim Kemenkes Luncurkan Tag Telinga Inovatif buatan Pfizer.
Selama tiga hari beredar di Facebook, sejak Minggu (29/6/2025) sampai Rabu (2/7/2025), unggahan tersebut sudah disukai oleh 23 orang dan dibagikan kembali sebanyak tujuh kali. Tak hanya itu, unggahan ini juga telah mengumpulkan tujuh komentar.
Jika menilik kolom komentarnya, mayoritas warganet terlihat mendukung atau mempercayai narasi tersebut. Beberapa bahkan berkomentar negatif soal program vaksinasi pemerintah.
Lantas, benarkah narasi yang mengklaim Kemenkes meluncurkan alat tag telinga inovatif buatan Pfizer bagi anak-anak sekolah?
ADVERTISEMENT
Narasi tersebut pertama kali disebarkan oleh akun di media sosial X (Twitter) yang mencatut Kemenkes RI. Akun yang diduga memparodikan Kemenkes tersebut menyebarkan foto dan narasi yang menyebutkan bahwa tag telinga inovatif tersebut dibuat khusus anak-anak.
let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});
Narasi tersebut disertai gambar anak SD yang mengenakan tag telinga berwarna kuning di telinganya. Tag telinga tersebut juga menunjukkan logo Pfizer disertai dengan barcode.
#inline3 img{margin: 20px auto;max-width:300px !important;}
let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});
#gpt-inline3-passback{text-align:center;}
Unggahan di X yang diposting oleh akun @Kembiskes (arsip) tersebut akhirnya dibagikan ulang oleh sejumlah akun di media sosial Facebook. Misalnya seperti dalam unggahan oleh akun Facebook “Abu Julaibib” (arsip), “Vid Tra” (arsip), “Beny Syarif“ (arsip), dan “Goes Nail Boesky“ (arsip).
#inline4 img{max-width:300px !important;margin:20px auto;}
let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});
#gpt-inline4-passback{text-align:center;}
Dalam salah satu akun Facebook misalnya, narasi yang disertai tangkapan gambar dari akun X tersebut dibagikan ulang, seraya dibubuhi narasi tambahan yang mendukung klaim itu.
“ANAK ANAK KAMI BUKAN BINATANG TERNAK. KALIAN BILANG AMAN DAN EFEKTIF, SEMENTARA VAKSIN PFIZER BERMASALAH. APA MAUNYA KALIAN. KALIAN MAKAN GAJI DARI PAJAK RAKYAT. SEMENTARA RAKYAT KALIAN SAKITI. SAYA TANTANG MEMBUKTIKAN DI SINI, SEBERAPA BERMASALAH PRODUK PF1Z3R,” tulis keterangan penyerta unggahan dari akun “Abu Julaibib”.
ADVERTISEMENT
Periksa Fakta Hoaks Klaim Kemenkes Luncurkan Tag Telinga Inovatif buatan Pfizer.
Selama tiga hari beredar di Facebook, sejak Minggu (29/6/2025) sampai Rabu (2/7/2025), unggahan tersebut sudah disukai oleh 23 orang dan dibagikan kembali sebanyak tujuh kali. Tak hanya itu, unggahan ini juga telah mengumpulkan tujuh komentar.
Jika menilik kolom komentarnya, mayoritas warganet terlihat mendukung atau mempercayai narasi tersebut. Beberapa bahkan berkomentar negatif soal program vaksinasi pemerintah.
Lantas, benarkah narasi yang mengklaim Kemenkes meluncurkan alat tag telinga inovatif buatan Pfizer bagi anak-anak sekolah?
Hasil Cek Fakta
Untuk menelusuri kebenaran informasi tersebut, pertama-tama Tim Riset Tirto mengecek akun Instagram (@kemenkes_ri) dan akun X (@KemenkesRI) resmi milik Kemenkes yang telah terverifikasi.
Hasilnya, tidak ditemukan informasi terkait peluncuran tag telinga inovatif yang dibuat oleh perusahaan Pfizer dan diklaim untuk memantau kesehatan dan vaksinasi anak-anak.
Kami turut menelusuri akun X dan Facebook pengunggah klaim peluncuran alat tag telinga inovatif buatan Pfizer tersebut. Disimpulkan bahwa sejumlah akun tersebut bukanlah akun media sosial resmi milik Kemenkes. Bahkan akun X bernama @Kembiskes, memplesetkan sebutan Kementerian Kesehatan menjadi ‘Kementerian Bisnis Kesehatan’ disertai logo milik Kemenkes sebagai gambar profil mereka.
Selain itu, kami juga menelusuri laman resmi perusahaan farmasi Pfizer dengan alamat situs (https://www.pfizer.co.id/) untuk kembali menelusuri informasi ini. Dalam kolom pencarian, kami menuliskan kata kunci ‘tag telinga inovatif’, hasilnya tidak ditemukan satupun informasi terkait hal tersebut.
Penelusuran di kolom pencarian Google juga mendapati hal serupa. Tidak ditemukan sama sekali informasi kredibel yang menyebutkan bahwa Kemenkes meluncurkan alat tag telinga inovatif buatan Pfizer.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, turut membantah bahwa informasi tersebut berasal dari akun media sosial resmi Kemenkes RI.
“Akun media sosial Kemenkes di semua platform sudah terverifikasi," kata Aji saat dihubungi Tirto, Rabu (2/7/2025) sore.
Lebih lanjut, unggahan foto bergambar anak SD dengan tag telinga bertuliskan Pfizer yang diunggah penyebar narasi ini juga terindikasi menggunakan artificial intelligence (AI). Untuk memastikan kemungkinan tersebut, Tirto memanfaatkan situs Hive Moderation untuk mengecek kemungkinan penggunaan AI dalam fot itu. Hasilnya, kemungkinan mengandung konten yang dibuat oleh AI atau deepfake sebesar 99,9 persen.
Hive Moderation Periksa Fakta Hoaks Klaim Kemenkes Luncurkan Tag Telinga Inovatif buatan Pfizer.
Dengan begitu, informasi terkait Kemenkes meluncurkan alat tag telinga inovatif buatan Pfizer tersebut ditengarai keliru. Bahkan, foto yang digunakan untuk mendukung narasi tersebut terbukti dibuat menggunakan AI.
Hasilnya, tidak ditemukan informasi terkait peluncuran tag telinga inovatif yang dibuat oleh perusahaan Pfizer dan diklaim untuk memantau kesehatan dan vaksinasi anak-anak.
Kami turut menelusuri akun X dan Facebook pengunggah klaim peluncuran alat tag telinga inovatif buatan Pfizer tersebut. Disimpulkan bahwa sejumlah akun tersebut bukanlah akun media sosial resmi milik Kemenkes. Bahkan akun X bernama @Kembiskes, memplesetkan sebutan Kementerian Kesehatan menjadi ‘Kementerian Bisnis Kesehatan’ disertai logo milik Kemenkes sebagai gambar profil mereka.
Selain itu, kami juga menelusuri laman resmi perusahaan farmasi Pfizer dengan alamat situs (https://www.pfizer.co.id/) untuk kembali menelusuri informasi ini. Dalam kolom pencarian, kami menuliskan kata kunci ‘tag telinga inovatif’, hasilnya tidak ditemukan satupun informasi terkait hal tersebut.
Penelusuran di kolom pencarian Google juga mendapati hal serupa. Tidak ditemukan sama sekali informasi kredibel yang menyebutkan bahwa Kemenkes meluncurkan alat tag telinga inovatif buatan Pfizer.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, turut membantah bahwa informasi tersebut berasal dari akun media sosial resmi Kemenkes RI.
“Akun media sosial Kemenkes di semua platform sudah terverifikasi," kata Aji saat dihubungi Tirto, Rabu (2/7/2025) sore.
Lebih lanjut, unggahan foto bergambar anak SD dengan tag telinga bertuliskan Pfizer yang diunggah penyebar narasi ini juga terindikasi menggunakan artificial intelligence (AI). Untuk memastikan kemungkinan tersebut, Tirto memanfaatkan situs Hive Moderation untuk mengecek kemungkinan penggunaan AI dalam fot itu. Hasilnya, kemungkinan mengandung konten yang dibuat oleh AI atau deepfake sebesar 99,9 persen.
Hive Moderation Periksa Fakta Hoaks Klaim Kemenkes Luncurkan Tag Telinga Inovatif buatan Pfizer.
Dengan begitu, informasi terkait Kemenkes meluncurkan alat tag telinga inovatif buatan Pfizer tersebut ditengarai keliru. Bahkan, foto yang digunakan untuk mendukung narasi tersebut terbukti dibuat menggunakan AI.
Kesimpulan
Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa informasi terkait Kemenkes meluncurkan alat tag telinga inovatif buatan Pfizer bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Klaim ini juga dinyatakan tidak benar oleh Kementerian Kesehatan yang membantah bahwa informasi tersebut disebarkan oleh akun resmi Kemenkes. Narasi semacam ini umumnya dihubungkan dengan klaim bahwa program vaksinasi pemerintah yang menyasar anak-anak sebagai penerimanya, sebagai tindakan yang berbahaya.
Padahal, sebagaimana dilansir situs resmi Kemenkes, imunisasi atau vaksinasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Penyakit tersebut dikenal sebagai Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factc
Klaim ini juga dinyatakan tidak benar oleh Kementerian Kesehatan yang membantah bahwa informasi tersebut disebarkan oleh akun resmi Kemenkes. Narasi semacam ini umumnya dihubungkan dengan klaim bahwa program vaksinasi pemerintah yang menyasar anak-anak sebagai penerimanya, sebagai tindakan yang berbahaya.
Padahal, sebagaimana dilansir situs resmi Kemenkes, imunisasi atau vaksinasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Penyakit tersebut dikenal sebagai Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factc
Rujukan
- https://aurum.tirto.id/gold/ck.php?oaparams=2__bnnid=2069__znnid=318__cb=b76cfa1b06__oadest=
- https%3A%2F%2Fwww.zurich.co.id%2Fproduk-asuransi%2Funtuk-hidup%2Fzurich-travel-insurance%3Futm_source%3Dbanner_ads%26utm_medium%3Dmotion%26utm_campaign%3Dsh_campaign_tirto_travel_insurance_jun%26utm_content%3Dzurich_dmtm_consideration
- https://x.com/Kembiskes/status/1938591924354736343?t=KxFjr4ACVzz5I2ixVFA8tA&s=19
- https://archive.ph/ivY8h
- https://www.facebook.com/photo.php?fbid=24685870717667690&set=a.105834422764661
- https://archive.ph/Ir2BZ
- https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1413777506563129&set=a.115478356393057
- https://archive.ph/Ql7Py
- https://www.facebook.com/photo.php?fbid=24084553714494104&set=a.112810422095102
- https://archive.ph/HH6FE
- https://www.facebook.com/photo.php?fbid=727108529908446&set=a.332140892738547
- https://archive.ph/2R3XS
- https://aurum.tirto.id/gold/ck.php?oaparams=2__bnnid=2069__znnid=319__cb=85d4a41ca5__oadest=
- https%3A%2F%2Fwww.zurich.co.id%2Fproduk-asuransi%2Funtuk-hidup%2Fzurich-travel-insurance%3Futm_source%3Dbanner_ads%26utm_medium%3Dmotion%26utm_campaign%3Dsh_campaign_tirto_travel_insurance_jun%26utm_content%3Dzurich_dmtm_consideration
- https://instagram.com/kemenkes_ri/
- https://x.com/KemenkesRI mailto:factcheck@tirto.id
Halaman: 318/6604