Plt Jubir Kemenlu, Teuku Faizasyah mengatakan seluruh pendatang dari China sudah terlebih dahulu dilarang masuk Indonesia sesuai dengan Pasal 2 Permenkumham Nomor 7 Tahun 2020 yang otomatis mencabut Permenkumham Nomor 3 Tahun 2020 yangs udah ditetapkan pada tanggal 4 Februari 2020. Sebelumnya, pada 2 Februari 2020, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Pemerintah Indonesia Pemerintah Indonesia resmi membatasi kunjungan masuk dan kunjungan keluar Cina.
Aku Twitter Doradong (twitter.com/do_ra_dong) menuliskan tweet yang mempertanyakan mengapa China, yang dianggap menjadi pusat penyebaran virus, tak masuk dalam negara yang dilarang masuk ke Indonesia.
Pada 5 Maret 2020, akun Doradong menulis:
“Ketika pemerintah +62 takut kepada pemerintah China, buktinya? Tidak disebut masuk sebagai negara yang dilarang datang ke Indonesia akibat penyebaran virus corona (Italia, Jepang, Korsel dan Iran). Sementara virus corona berasal dari wuhan China. Clear ya!”
Lalu pada 7 Maret 2020, akun Doradong kembali mengunggah tweets ebagai berikut:
“Berdasarkan surat yang dikeluarkan kemenlu, jadi fix ya, tidak ada kebijakan larangan masuk dan transit ke Indonesia bagi pendatang berasal dari China. Begitu takutnya pemerintah. Dasar #BangsatBangsa”
(GFD-2020-3643) [SALAH] “tidak ada kebijakan larangan masuk dan transit ke Indonesia bagi pendatang berasal dari China”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 10/03/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, tidak benar tidak ada larangan masuk bagi pendatang asal China.
Pendatang yang dilarang adalah mereka yang datang atau punya riwayat perjalanan dari wilayah-wilayah tertentu dari 4 negara yaitu China, Iran, Korea Selatan, dan Italia.
Awalnya, Februari lalu, pendatang dari China yang dilarang, dan kini bertambah tiga negara lagi. Teuku mengatakan, seluruh pendatang dari China sudah terlebih dahulu dilarang masuk Indonesia.
“RRT (China) sudah dikenakan pembatasan terdahulu dan mereka sudah duluan dilarang,” kata Teuku saat dihubungi Kompas.com, Minggu (8/3/2020).
Masih menanggapi unggahan yang beredar di media sosial tersebut, Teuku kembali menegaskan bahwa tidak akan ada pembatalan penerapan kebijakan terhadap China.
Larangan masuk bagi pendatang asal China telah ditetapkan menjadi Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 7 Tahun 2020 yang otomatis mencabut Permenkumham Nomor 3 Tahun 2020 yangs udah ditetapkan pada tanggal 4 Februari 2020. Sesuai dengan Pasal 2 Permenkumham Nomor 7 Tahun 2020 yang berbunyi:
“Pemberian bebas Visa kunjungan dan Visa kunjungan saat kedatangan dihentikan sementara bagi Orang Asing yang pernah tinggal dan/atau mengunjungi wilayah Republik Rakyat Tiongkok dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari sebelum masuk wilayah Negara Republik Indonesia.”
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia resmi membatasi kunjungan masuk dan kunjungan keluar Cina di tengah mewabahnya virus Corona di negeri Tirai Bambu itu. Hal ini diputuskan dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Ahad, 2 Februari 2020.
“Penerbangan langsung dari dan ke mainland RRT ditunda untuk sementara mulai hari Rabu, pukul 00.00 WIB,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, saat konferensi pers usai ratas.
Tak hanya itu, pemerintah Indonesia juga melarang kedatangan semua pendatang yang tiba dari Cina dan sudah berada di sana selama 14 hari. Mereka untuk sementara tidak diizinkan untuk masuk dan melakukan transit di Indonesia.
Selain itu, Retno juga mengatakan kebijakan pemberian fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on arrivals untuk warga negara Cina yang bertempat tinggal di daratan Cina, untuk sementara juga dihentikan.
Terakhir, pemerintah Indonesia juga meminta masyarakat Indonesia untuk tak pergi ke daratan Cina. “Pemerintah meminta warga negara Indonesia untuk sementara tidak melakukan perjalanan ke mainland Cina,” kata Retno.
Meski diperketat, tidak berarti seluruh warga negara atau pendatang dari China, Iran, Korea Selatan, dan Italia tidak bisa memasuki wilayah Indonesia. Teuku menegaskan, mereka yang dilarang hanyalah pendatang yang berasal dari wilayah lock down. Sementara, di luar itu, masih dimungkinkan untuk melakukan perjalanan ke Indonesia, hanya saja ada persyaratan yang harus dipenuhi.
“Wilayah lock down sudah jelas tidak bisa. Untuk wilayah di luar itu harus dengan terlebih dahulu mengajukan visa yang disertai surat keterangan sehat dan riwayat perjalanan,” jelas Teuku.
Dengan demikian, masih sangat dimungkinkan adanya penambahan atau pengurangan daftar negara yang dilarang atau dibatasi berkunjung ke Indonesia, karena Indonesia mengacu pada data yang dikeluarkan WHO.
“Rujukannya adalah laporan WHO,” ujar Teuku.
Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, tidak benar tidak ada larangan masuk bagi pendatang asal China.
Pendatang yang dilarang adalah mereka yang datang atau punya riwayat perjalanan dari wilayah-wilayah tertentu dari 4 negara yaitu China, Iran, Korea Selatan, dan Italia.
Awalnya, Februari lalu, pendatang dari China yang dilarang, dan kini bertambah tiga negara lagi. Teuku mengatakan, seluruh pendatang dari China sudah terlebih dahulu dilarang masuk Indonesia.
“RRT (China) sudah dikenakan pembatasan terdahulu dan mereka sudah duluan dilarang,” kata Teuku saat dihubungi Kompas.com, Minggu (8/3/2020).
Masih menanggapi unggahan yang beredar di media sosial tersebut, Teuku kembali menegaskan bahwa tidak akan ada pembatalan penerapan kebijakan terhadap China.
Larangan masuk bagi pendatang asal China telah ditetapkan menjadi Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 7 Tahun 2020 yang otomatis mencabut Permenkumham Nomor 3 Tahun 2020 yangs udah ditetapkan pada tanggal 4 Februari 2020. Sesuai dengan Pasal 2 Permenkumham Nomor 7 Tahun 2020 yang berbunyi:
“Pemberian bebas Visa kunjungan dan Visa kunjungan saat kedatangan dihentikan sementara bagi Orang Asing yang pernah tinggal dan/atau mengunjungi wilayah Republik Rakyat Tiongkok dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari sebelum masuk wilayah Negara Republik Indonesia.”
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia resmi membatasi kunjungan masuk dan kunjungan keluar Cina di tengah mewabahnya virus Corona di negeri Tirai Bambu itu. Hal ini diputuskan dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Ahad, 2 Februari 2020.
“Penerbangan langsung dari dan ke mainland RRT ditunda untuk sementara mulai hari Rabu, pukul 00.00 WIB,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, saat konferensi pers usai ratas.
Tak hanya itu, pemerintah Indonesia juga melarang kedatangan semua pendatang yang tiba dari Cina dan sudah berada di sana selama 14 hari. Mereka untuk sementara tidak diizinkan untuk masuk dan melakukan transit di Indonesia.
Selain itu, Retno juga mengatakan kebijakan pemberian fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on arrivals untuk warga negara Cina yang bertempat tinggal di daratan Cina, untuk sementara juga dihentikan.
Terakhir, pemerintah Indonesia juga meminta masyarakat Indonesia untuk tak pergi ke daratan Cina. “Pemerintah meminta warga negara Indonesia untuk sementara tidak melakukan perjalanan ke mainland Cina,” kata Retno.
Meski diperketat, tidak berarti seluruh warga negara atau pendatang dari China, Iran, Korea Selatan, dan Italia tidak bisa memasuki wilayah Indonesia. Teuku menegaskan, mereka yang dilarang hanyalah pendatang yang berasal dari wilayah lock down. Sementara, di luar itu, masih dimungkinkan untuk melakukan perjalanan ke Indonesia, hanya saja ada persyaratan yang harus dipenuhi.
“Wilayah lock down sudah jelas tidak bisa. Untuk wilayah di luar itu harus dengan terlebih dahulu mengajukan visa yang disertai surat keterangan sehat dan riwayat perjalanan,” jelas Teuku.
Dengan demikian, masih sangat dimungkinkan adanya penambahan atau pengurangan daftar negara yang dilarang atau dibatasi berkunjung ke Indonesia, karena Indonesia mengacu pada data yang dikeluarkan WHO.
“Rujukannya adalah laporan WHO,” ujar Teuku.
Rujukan
(GFD-2020-3642) [SALAH] Foto “Suspect Corona sudah di RS SALEH Probolinggo, Semoga kita diberi perlindungan”
Sumber: www.whatsapp.comTanggal publish: 10/03/2020
Berita
Hanya kegiatan SIMULASI. Wilayah Kota Probolinggo masih aman dan kondusif, belum ada warga yang terinfeksi virus corona. Polres Probolinggo Kota, akan memburu orang yang mengunggah berita bohong alias hoaks.
Beredar foto yang beserta narasi “Suspect Corona sudah di RS SALEH Probolinggo, Semoga kita diberi perlindungan” di media sosial dan Whatsapp.
Dalam foto ini tampak petugas medis berpakaian putih sedang mendorong tempat tidur. Di sekitarnya terlihat beberapa orang menyaksikan.
Beredar foto yang beserta narasi “Suspect Corona sudah di RS SALEH Probolinggo, Semoga kita diberi perlindungan” di media sosial dan Whatsapp.
Dalam foto ini tampak petugas medis berpakaian putih sedang mendorong tempat tidur. Di sekitarnya terlihat beberapa orang menyaksikan.
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Simulasi tentang penanganan pasien virus COVID-19 oleh tim medis di Rumah Sakit Umum dr Moh Saleh Kota Probolinggo disalah artikan. Telah beredar foto yang menyebut di RSUD telah ada pasien virus yang berasal dari Wuhan, China.
Kesimpulan tak mendasar itu pun banyak diamini sejumlah netizen yang bikin resah masyarakat. Menangulangi keresahan tersebut, Diskominfo Kota Probolinggo langsung bergerak untuk menangkal berita hoaks tentang penderita Covid 19. Selain menggencarkan informasi melalui radio Suara Kota milik pemerintah, sejumlah akun media sosial pun jadi sarana memutus mata rantai akibat foto hoaks tersebut.
“Jelas itu hoaks karena kalau ada (pasien COVID 19) mustahil banyak orang disekitarnya. Bisa dilihat di video yang kami upload di Facebook Pemerintah Kota, para wartawan dan masyarakat ikut menyaksikan. Termasuk Plt Direktur RSUD, dr Abrar Kuddah jelas sekali menerangkan bagaimana SOP nya dalam video simulasi itu,” kata Kepala Diskominfo Aman Suryaman.
Ia pun meminta masyarakat tidak langsung mengunggah video atau foto tanpa mengkroscek kebenarannya.
“Berita yang bisa dipertanggungjawabkan bisa dilihat melalui media sosial Pemerintah Kota Probolinggo. Dan apabila ada berita hoaks, masyarakat juga bisa mengcounter dengan menunjukkan berita yang sebenarnya,” pintanya.
Masih menurut Aman, tugas memberikan edukasi kepada masyarakat menjadi tanggung jawab bersama. Hal ini sejalan dengan keinginan Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin dalam menangkal berita hoaks semacam ini. Karena dampaknya bisa meresahkan masyarakat.
“Alhamdulillah tadi sudah dijelaskan oleh Bapak Wali Kota saat Rakor bersama Forkopimda, Kota Probolinggo aman dan kondusif. Kita hanya antisipasi saja dan berdoa agar tidak ada penderita Covid 19 disini,” imbuhnya.
Sementara itu, Polres Probolinggo Kota, akan memburu orang yang mengunggah berita bohong alias hoaks. Tak hanya itu, Polresta yang dipimpin AKBP Ambariyadi Wijaya juga akan mencari-tahu pembuat status yang mengagetkan nitizen.
Hal tersebut diungkap Kapolresta, usai mengikuti senam Jatim Sehat yang digelar di jalan dr Muhammad Saleh, depan Mapolresta, Minggu (8/3/2020) pagi. Menurutnya, postingan yang menyebut wilayahnya sudah suspect corona, meresahkan dan mengagetkan serta membingungkan masyarakat. Karenanya, perlu diberi tindakan.
Simulasi tentang penanganan pasien virus COVID-19 oleh tim medis di Rumah Sakit Umum dr Moh Saleh Kota Probolinggo disalah artikan. Telah beredar foto yang menyebut di RSUD telah ada pasien virus yang berasal dari Wuhan, China.
Kesimpulan tak mendasar itu pun banyak diamini sejumlah netizen yang bikin resah masyarakat. Menangulangi keresahan tersebut, Diskominfo Kota Probolinggo langsung bergerak untuk menangkal berita hoaks tentang penderita Covid 19. Selain menggencarkan informasi melalui radio Suara Kota milik pemerintah, sejumlah akun media sosial pun jadi sarana memutus mata rantai akibat foto hoaks tersebut.
“Jelas itu hoaks karena kalau ada (pasien COVID 19) mustahil banyak orang disekitarnya. Bisa dilihat di video yang kami upload di Facebook Pemerintah Kota, para wartawan dan masyarakat ikut menyaksikan. Termasuk Plt Direktur RSUD, dr Abrar Kuddah jelas sekali menerangkan bagaimana SOP nya dalam video simulasi itu,” kata Kepala Diskominfo Aman Suryaman.
Ia pun meminta masyarakat tidak langsung mengunggah video atau foto tanpa mengkroscek kebenarannya.
“Berita yang bisa dipertanggungjawabkan bisa dilihat melalui media sosial Pemerintah Kota Probolinggo. Dan apabila ada berita hoaks, masyarakat juga bisa mengcounter dengan menunjukkan berita yang sebenarnya,” pintanya.
Masih menurut Aman, tugas memberikan edukasi kepada masyarakat menjadi tanggung jawab bersama. Hal ini sejalan dengan keinginan Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin dalam menangkal berita hoaks semacam ini. Karena dampaknya bisa meresahkan masyarakat.
“Alhamdulillah tadi sudah dijelaskan oleh Bapak Wali Kota saat Rakor bersama Forkopimda, Kota Probolinggo aman dan kondusif. Kita hanya antisipasi saja dan berdoa agar tidak ada penderita Covid 19 disini,” imbuhnya.
Sementara itu, Polres Probolinggo Kota, akan memburu orang yang mengunggah berita bohong alias hoaks. Tak hanya itu, Polresta yang dipimpin AKBP Ambariyadi Wijaya juga akan mencari-tahu pembuat status yang mengagetkan nitizen.
Hal tersebut diungkap Kapolresta, usai mengikuti senam Jatim Sehat yang digelar di jalan dr Muhammad Saleh, depan Mapolresta, Minggu (8/3/2020) pagi. Menurutnya, postingan yang menyebut wilayahnya sudah suspect corona, meresahkan dan mengagetkan serta membingungkan masyarakat. Karenanya, perlu diberi tindakan.
Rujukan
(GFD-2020-3641) [SALAH] “WHO : Merokok, Salah satu solusi pencegahan Covid-19.”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 10/03/2020
Berita
WHO menyatakan merokok TIDAK efektif terhadap COVID-2019 dan dapat berbahaya. Sampai saat ini, tidak ada obat khusus yang disarankan untuk mencegah atau mengobati virus corona baru (2019-nCoV).
FYI : Artikel panjang, mohon dibaca sampai selesai dan disikapi dengan bijaksana!
Bererdar artikel berjudul :”WHO : Merokok, Salah satu solusi pencegahan Covid-19.” yang dimuat di situs medium.com.
Selain judul, dalam artikel ini, juga tertulis klaim sebagai berikut:
1. “Di Indonesia, selain 60% dari rokok yang kita hisap adalah pajak untuk negara, ternyata perokok tidak disukai Covid-19.”
2. “dibalik semua kontroversi rokok ternyata kebiasaan merokok tersebut merupakan salah satu solusi dari WHO untuk antisipasi Covid-19.”
Artikel ini mengutip dan menerjemahkan isi Q&A dari situs who.int yang sudah dihapus oleh WHO sebagai berikut :
“The following measures ARE NOT specifically recommended as 2019-nCoV remedies as they are not effective to protect yourself and can be even harmful:”
Penulis artikel menyertakan terjemahan sebagai berikut :
“tindakan TIDAK secara khusus direkomendasikan sebagai solusi 2019-nCoV karena tidak efektif untuk melindungi diri sendiri dan bahkan bisa berbahaya:”
"Apakah benar rokok sin itu bisa mencegah virus ? Atau kah hanya pembodohan masyarakat saja ?"
Beruntunglah para perokok berat di dunia
FYI : Artikel panjang, mohon dibaca sampai selesai dan disikapi dengan bijaksana!
Bererdar artikel berjudul :”WHO : Merokok, Salah satu solusi pencegahan Covid-19.” yang dimuat di situs medium.com.
Selain judul, dalam artikel ini, juga tertulis klaim sebagai berikut:
1. “Di Indonesia, selain 60% dari rokok yang kita hisap adalah pajak untuk negara, ternyata perokok tidak disukai Covid-19.”
2. “dibalik semua kontroversi rokok ternyata kebiasaan merokok tersebut merupakan salah satu solusi dari WHO untuk antisipasi Covid-19.”
Artikel ini mengutip dan menerjemahkan isi Q&A dari situs who.int yang sudah dihapus oleh WHO sebagai berikut :
“The following measures ARE NOT specifically recommended as 2019-nCoV remedies as they are not effective to protect yourself and can be even harmful:”
Penulis artikel menyertakan terjemahan sebagai berikut :
“tindakan TIDAK secara khusus direkomendasikan sebagai solusi 2019-nCoV karena tidak efektif untuk melindungi diri sendiri dan bahkan bisa berbahaya:”
"Apakah benar rokok sin itu bisa mencegah virus ? Atau kah hanya pembodohan masyarakat saja ?"
Beruntunglah para perokok berat di dunia
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa WHO menyatakan merokok adalah salah satu solusi pencegahan Covid19 adalah salah. WHO menyatakan merokok TIDAK efektif terhadap COVID-2019 dan dapat berbahaya. Sampai saat ini, tidak ada obat khusus yang disarankan untuk mencegah atau mengobati virus corona baru (2019-nCoV).
Pada 11 Februari 2020, WHO memang pernah memuat artikel berjudul “Q&A on coronaviruses” namun artikel tersebut kini sudah diganti dengan artikel berjudul “Q&A on coronaviruses (COVID-19)” yang dimuat pada 23 Februari 2020.
Di artikel Q&A sebelumnya memang terdapat pertanyaan “Are there any specific medicines to prevent or treat 2019-nCoV?” yang berisi jawaban sebagai berikut :
“To date, there is no specific medicine recommended to prevent or treat the novel coronavirus. However, those infected with 2019-nCoV should receive appropriate care to relieve and treat symptoms, and those with severe illness should receive optimized supportive care. Some specific treatments are under investigation and will be tested through clinical trials. WHO is helping to coordinate efforts to develop medicines to treat nCoV with a range of partners.
If you want to protect yourself from getting infected with the new coronavirus, you should maintain basic hand and respiratory hygiene, and safe food practices and avoiding close contact, when possible, with anyone showing symptoms of respiratory illness such as coughing and sneezing. The following measures ARE NOT specifically recommended as 2019-nCoV remedies as they are not effective to protect yourself and can be even harmful:
Taking vitamin C
Smoking
Drinking tradition herbal teas
Wearing multiple masks to maximize protection
Taking self-medication such as antibiotics
In any case, if you have fever, cough and difficulty breathing seek medical care early to reduce the risk of developing a more severe infection and be sure to share your recent travel history with your health care provider”
Yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia menggunakan Google Terjemahan menjadi :
“Sampai saat ini, tidak ada obat khusus yang direkomendasikan untuk mencegah atau mengobati virus corona baru. Namun, mereka yang terinfeksi 2019-nCoV harus menerima perawatan yang tepat untuk meredakan dan mengobati gejala, dan mereka yang sakit parah harus mendapatkan perawatan suportif yang dioptimalkan. Beberapa perawatan spesifik sedang diselidiki dan akan diuji melalui uji klinis. WHO membantu mengoordinasikan upaya untuk mengembangkan obat-obatan untuk mengobati nCoV dengan berbagai mitra.
Jika Anda ingin melindungi diri dari infeksi coronavirus baru, Anda harus menjaga kebersihan tangan dan pernapasan dasar, serta praktik makanan yang aman dan menghindari kontak dekat, jika mungkin, dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Langkah-langkah berikut ini TIDAK secara khusus direkomendasikan sebagai solusi 2019-nCoV karena tidak efektif untuk melindungi diri sendiri dan bahkan dapat berbahaya:
Mengonsumsi vitamin C
Merokok
Minum teh herbal tradisi
Mengenakan banyak topeng untuk memaksimalkan perlindungan
Mengambil pengobatan sendiri seperti antibiotik
Bagaimanapun, jika Anda mengalami demam, batuk dan kesulitan bernafas, cari perawatan medis sejak dini untuk mengurangi risiko terkena infeksi yang lebih parah dan pastikan untuk membagikan riwayat perjalanan terakhir Anda dengan penyedia layanan kesehatan Anda.”
Artikel ini bisa dilihat melalui view-source:archive.md/mYt8k
Pada 23 Februari 2020, WHO mengganti artikel Q&A nya dengan artikel Q&A baru dan juga mengganti pertanyaan menjadi “Is there anything I should not do?” dan jawaban sebagai berikut :
“The following measures ARE NOT effective against COVID-2019 and can be harmful:
Smoking
Taking traditional herbal remedies
Wearing multiple masks
Taking self-medication such as antibiotics
In any case, if you have fever, cough and difficulty breathing seek medical care early to reduce the risk of developing a more severe infection and be sure to share your recent travel history with your health care provider.”
Yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia menggunakan Google Terjemahan menjadi :
“Adakah yang harus saya lakukan?
Langkah-langkah berikut ini TIDAK efektif terhadap COVID-2019 dan dapat berbahaya:
Merokok
Mengambil obat herbal tradisional
Mengenakan banyak topeng
Mengambil pengobatan sendiri seperti antibiotik
Bagaimanapun, jika Anda mengalami demam, batuk dan kesulitan bernafas, cari perawatan medis sejak dini untuk mengurangi risiko terkena infeksi yang lebih parah dan pastikan untuk membagikan riwayat perjalanan terakhir Anda dengan penyedia layanan kesehatan Anda.”
Selain itu pada laman berjudul “Coronavirus disease (COVID-19) advice for the public: Myth busters”, WHO menuliskan:
“Are there any specific medicines to prevent or treat the new coronavirus?
To date, there is no specific medicine recommended to prevent or treat the new coronavirus (2019-nCoV).
However, those infected with the virus should receive appropriate care to relieve and treat symptoms, and those with severe illness should receive optimized supportive care. Some specific treatments are under investigation, and will be tested through clinical trials. WHO is helping to accelerate research and development efforts with a range or partners.”
Yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia menggunakan Google Translate menjadi :
“Adakah obat khusus untuk mencegah atau mengobati coronavirus baru?
Sampai saat ini, tidak ada obat khusus yang disarankan untuk mencegah atau mengobati virus corona baru (2019-nCoV).
Namun, mereka yang terinfeksi virus harus menerima perawatan yang tepat untuk menghilangkan dan mengobati gejala, dan mereka yang sakit parah harus mendapatkan perawatan suportif yang dioptimalkan. Beberapa perawatan spesifik sedang diselidiki, dan akan diuji melalui uji klinis. WHO membantu mempercepat upaya penelitian dan pengembangan dengan sejumlah atau mitra.”
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa WHO menyatakan merokok adalah salah satu solusi pencegahan Covid19 adalah salah. WHO menyatakan merokok TIDAK efektif terhadap COVID-2019 dan dapat berbahaya. Sampai saat ini, tidak ada obat khusus yang disarankan untuk mencegah atau mengobati virus corona baru (2019-nCoV).
Pada 11 Februari 2020, WHO memang pernah memuat artikel berjudul “Q&A on coronaviruses” namun artikel tersebut kini sudah diganti dengan artikel berjudul “Q&A on coronaviruses (COVID-19)” yang dimuat pada 23 Februari 2020.
Di artikel Q&A sebelumnya memang terdapat pertanyaan “Are there any specific medicines to prevent or treat 2019-nCoV?” yang berisi jawaban sebagai berikut :
“To date, there is no specific medicine recommended to prevent or treat the novel coronavirus. However, those infected with 2019-nCoV should receive appropriate care to relieve and treat symptoms, and those with severe illness should receive optimized supportive care. Some specific treatments are under investigation and will be tested through clinical trials. WHO is helping to coordinate efforts to develop medicines to treat nCoV with a range of partners.
If you want to protect yourself from getting infected with the new coronavirus, you should maintain basic hand and respiratory hygiene, and safe food practices and avoiding close contact, when possible, with anyone showing symptoms of respiratory illness such as coughing and sneezing. The following measures ARE NOT specifically recommended as 2019-nCoV remedies as they are not effective to protect yourself and can be even harmful:
Taking vitamin C
Smoking
Drinking tradition herbal teas
Wearing multiple masks to maximize protection
Taking self-medication such as antibiotics
In any case, if you have fever, cough and difficulty breathing seek medical care early to reduce the risk of developing a more severe infection and be sure to share your recent travel history with your health care provider”
Yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia menggunakan Google Terjemahan menjadi :
“Sampai saat ini, tidak ada obat khusus yang direkomendasikan untuk mencegah atau mengobati virus corona baru. Namun, mereka yang terinfeksi 2019-nCoV harus menerima perawatan yang tepat untuk meredakan dan mengobati gejala, dan mereka yang sakit parah harus mendapatkan perawatan suportif yang dioptimalkan. Beberapa perawatan spesifik sedang diselidiki dan akan diuji melalui uji klinis. WHO membantu mengoordinasikan upaya untuk mengembangkan obat-obatan untuk mengobati nCoV dengan berbagai mitra.
Jika Anda ingin melindungi diri dari infeksi coronavirus baru, Anda harus menjaga kebersihan tangan dan pernapasan dasar, serta praktik makanan yang aman dan menghindari kontak dekat, jika mungkin, dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Langkah-langkah berikut ini TIDAK secara khusus direkomendasikan sebagai solusi 2019-nCoV karena tidak efektif untuk melindungi diri sendiri dan bahkan dapat berbahaya:
Mengonsumsi vitamin C
Merokok
Minum teh herbal tradisi
Mengenakan banyak topeng untuk memaksimalkan perlindungan
Mengambil pengobatan sendiri seperti antibiotik
Bagaimanapun, jika Anda mengalami demam, batuk dan kesulitan bernafas, cari perawatan medis sejak dini untuk mengurangi risiko terkena infeksi yang lebih parah dan pastikan untuk membagikan riwayat perjalanan terakhir Anda dengan penyedia layanan kesehatan Anda.”
Artikel ini bisa dilihat melalui view-source:archive.md/mYt8k
Pada 23 Februari 2020, WHO mengganti artikel Q&A nya dengan artikel Q&A baru dan juga mengganti pertanyaan menjadi “Is there anything I should not do?” dan jawaban sebagai berikut :
“The following measures ARE NOT effective against COVID-2019 and can be harmful:
Smoking
Taking traditional herbal remedies
Wearing multiple masks
Taking self-medication such as antibiotics
In any case, if you have fever, cough and difficulty breathing seek medical care early to reduce the risk of developing a more severe infection and be sure to share your recent travel history with your health care provider.”
Yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia menggunakan Google Terjemahan menjadi :
“Adakah yang harus saya lakukan?
Langkah-langkah berikut ini TIDAK efektif terhadap COVID-2019 dan dapat berbahaya:
Merokok
Mengambil obat herbal tradisional
Mengenakan banyak topeng
Mengambil pengobatan sendiri seperti antibiotik
Bagaimanapun, jika Anda mengalami demam, batuk dan kesulitan bernafas, cari perawatan medis sejak dini untuk mengurangi risiko terkena infeksi yang lebih parah dan pastikan untuk membagikan riwayat perjalanan terakhir Anda dengan penyedia layanan kesehatan Anda.”
Selain itu pada laman berjudul “Coronavirus disease (COVID-19) advice for the public: Myth busters”, WHO menuliskan:
“Are there any specific medicines to prevent or treat the new coronavirus?
To date, there is no specific medicine recommended to prevent or treat the new coronavirus (2019-nCoV).
However, those infected with the virus should receive appropriate care to relieve and treat symptoms, and those with severe illness should receive optimized supportive care. Some specific treatments are under investigation, and will be tested through clinical trials. WHO is helping to accelerate research and development efforts with a range or partners.”
Yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia menggunakan Google Translate menjadi :
“Adakah obat khusus untuk mencegah atau mengobati coronavirus baru?
Sampai saat ini, tidak ada obat khusus yang disarankan untuk mencegah atau mengobati virus corona baru (2019-nCoV).
Namun, mereka yang terinfeksi virus harus menerima perawatan yang tepat untuk menghilangkan dan mengobati gejala, dan mereka yang sakit parah harus mendapatkan perawatan suportif yang dioptimalkan. Beberapa perawatan spesifik sedang diselidiki, dan akan diuji melalui uji klinis. WHO membantu mempercepat upaya penelitian dan pengembangan dengan sejumlah atau mitra.”
Rujukan
(GFD-2020-3639) [SALAH] Video “ERDOGAN KIRIM 5000 PASUKAN KE INDIA”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 10/03/2020
Berita
Tidak ditemukan informasi bahwa Erdogan mengirim 5 ribu tentara ke India karena muslim dianiaya di video itu. Tidak ditemukan pula pemberitaan tentang pengiriman pasukan oleh Erdogan ke India.
Beredar video dengan narasi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengirim 5 ribu tentara ke India mengirim di YouTube.
Salah satunya diunggah kanal Berita Top ( bit.ly/2wFtIEI ) pada 5 Maret 2020. Akun ini menulis judul “ERDOGAN KIRIM 5000 PASUKAN KE INDIA !! ERDOGAN KEJAAN ISLAM ”dan deskripsi;
“ERDOGAN KIRIM 5000 PASUKAN KE INDIA !! ERDOGAN KEJAAN ISLAM # erdogankirimpasukan # erdogankejaanislam # erdogankirimpasukankeindia ”
Narasi lengkap yang disediakan di dalam video ada di bagian PENJELASAN
Beredar video dengan narasi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengirim 5 ribu tentara ke India mengirim di YouTube.
Salah satunya diunggah kanal Berita Top ( bit.ly/2wFtIEI ) pada 5 Maret 2020. Akun ini menulis judul “ERDOGAN KIRIM 5000 PASUKAN KE INDIA !! ERDOGAN KEJAAN ISLAM ”dan deskripsi;
“ERDOGAN KIRIM 5000 PASUKAN KE INDIA !! ERDOGAN KEJAAN ISLAM # erdogankirimpasukan # erdogankejaanislam # erdogankirimpasukankeindia ”
Narasi lengkap yang disediakan di dalam video ada di bagian PENJELASAN
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo dengan alat pemeriksa plagiarisme, ditemukan narasi pada video tersebut merupakan saduran dari dua artikel berbeda yang dimuat oleh situs Viva.co.id dan situs Minanews.net . Namun, artikel kedua yang narasinya dibacakan oleh narator dalam video itu digabungkan secara tidak berurutan.
Dalam artikel yang dikutip oleh video yang dikutip narasi itu, tidak ditemukan informasi bahwa Erdogan mengirim 5 ribu tentara ke India karena muslim di sana dianiaya. Tidak ditemukan pula pemberitaan tentang pengiriman pasukan oleh Erdogan ke India.
Di bagian awal, narator membacakan paragraf pertama dan kedua artikel Viva. Selanjutnya, narator membacakan artikel Minanews secara keseluruhan. Kemudian, narator membacakan kembali artikel Viva, dari paragraf sampai selesai.
Artikel Viva yang dikutip oleh video berjudul "Kemarahan Besar Erdogan Melihat Pembantaian Umat Muslim di India", sebagaimana dikutip pada 29 Februari 2020. Sementara artikel Minanews yang disadur oleh video itu berjudul "Zakir Naik Serukan Pemimpin Muslim Dunia Bela Muslim India", sebut pada 1 Maret 2020.
Setelah dua artikel yang diterbitkan seluruhnya, tidak ditemukan informasi tentang Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengirim 5 ribu tentara ke India karena muslim di sana dianiaya. Saat dicek di mesin pencarian Google, tidak ditemukan pula bantuan tentang pengiriman pasukan oleh Erdogan ke India.
Artikel Viva hanya memuat berita tentang reaksi Erdogan kompilasi berita pembantaian berdarah yang dipahami kaum muslim di India. “India saat ini menjadi negara di mana pembantaian telah meluas. Pembantaian apa? Pembantaian muslim. Oleh siapa? Hindu, ”kata Erdogan di Ankara seperti dilansir Monitor Timur Tengah pada 28 Februari 2020.
Selain itu, artikel Viva memberitakan keputusan Menteri Agama Fachrul Razi terkait dengan peristiwa yang terjadi di India tersebut. Fachrul mengimbau umat beragama di India tidak merusak nilai atas agama. Artikel ini ditulis untuk meminta Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kepada pemerintah India untuk segera mendamaikan bentrokan antara muslim dan kaum Hindu di sana.
Sementara artikel Minanews mempublikasikan seruan Zakir Naik untuk para pemimpin muslim dunia untuk tidak tinggal diam melihat penganiyaan terhadap kaum muslim di India. “Seruan tulus kepada para muslim di seluruh dunia untuk membicarakan penganiayaan melawan saudara-saudari muslim kita di New Delhi, India,” ujar Zakir Naik di Facebook pada 29 Februari 2020.
Zakir naik juga mengundang seluruh umat Islam berjuang sesuai kemampuan untuk melawan tindak penganiayaan yang terus meningkat. "Mari kita semua melakukan sesuai dengan kebutuhan kita untuk membicarakan yang tertindas dan berbicara tentang ketidakadilan ini," katanya. Ia lantas mengutip sebuah, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak boleh menindas dan pergi (yang sedang tertindas). "
Berikut narasi lengkap yang terdapat dalam video berikut:
“Presiden Turki Erdogan kirim 5 ribu pasukan ke Di dia. Presiden Turki. Recep Tayyip. Erdogan langsung meradang saat mengetahui kabar pembantaian berdarah yang dialami warga muslim di India, beberapa hari yang lalu. Maklum, Erdogan selama ini dikenal sebagai simbol diterima negara Islam. “India saat ini menjadi negara di mana pembantaian telah meluas. Pembantaian apa? Pembantaian muslim. Oleh siapa? Hindu, ”kata Erdogan,
Tidak hanya itu, dokter Zakir Naik juga menyerukan kepada para pemimpin-pemimpin muslim dunia untuk tidak diam saja melihat penganiyaan yang dikembangkan oleh muslim India di New Dehli. Ia mengatakan lebih dari 30 muslim terbunuh dan lebih dari 250 orang lainnya terluka, lebih karena serangan peluru.
Bahkan, penyerang juga membalikkan bayi dan menghancurkan rumah, toko, dan tempat ibadah lumat muslim. Melihat kondisi tersebut, Zakir mengajak umat muslim untuk berjuang sesuai dengan kemampuan melawan penganiayaan yang terus meningkat.
India memang tengah menjadi sorotan dunia setelah meletus kerusuhan berdarah di New Delhi yang menewaskan korban jiwa tak berdosa. Data terakhir korban meninggal mencapai lebih dari 42 orang. Korban luka mencapai putaran. Kerusuhan yang meletus di New Delhi dipicu dengan pro-kontra UU Kewarganegaraan yang antimuslim. Dan ini menjadi kerusuhan berlatar belakang agama yang terburuk setelah tahun 2002 Dimana saat ini lebih dari seribu orang meninggal.
Aksi keji di New Delhi ini juga mendapat reaksi keras di Indonesia. Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi prihatin dan mengecam keras atas alasan agama tersebut. Menag mengimbau agar umat beragama di India tidak merusak nilai atas agama.
Sementara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU meminta pemerintah India melakukan langkah-langkah yang strategis untuk segera memperbaiki masalah-masalah di dalam negerinya terkait bentrokan antara muslim dan kaum Hindu garis keras yang berkaitan dengan bantuan. ”
Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo dengan alat pemeriksa plagiarisme, ditemukan narasi pada video tersebut merupakan saduran dari dua artikel berbeda yang dimuat oleh situs Viva.co.id dan situs Minanews.net . Namun, artikel kedua yang narasinya dibacakan oleh narator dalam video itu digabungkan secara tidak berurutan.
Dalam artikel yang dikutip oleh video yang dikutip narasi itu, tidak ditemukan informasi bahwa Erdogan mengirim 5 ribu tentara ke India karena muslim di sana dianiaya. Tidak ditemukan pula pemberitaan tentang pengiriman pasukan oleh Erdogan ke India.
Di bagian awal, narator membacakan paragraf pertama dan kedua artikel Viva. Selanjutnya, narator membacakan artikel Minanews secara keseluruhan. Kemudian, narator membacakan kembali artikel Viva, dari paragraf sampai selesai.
Artikel Viva yang dikutip oleh video berjudul "Kemarahan Besar Erdogan Melihat Pembantaian Umat Muslim di India", sebagaimana dikutip pada 29 Februari 2020. Sementara artikel Minanews yang disadur oleh video itu berjudul "Zakir Naik Serukan Pemimpin Muslim Dunia Bela Muslim India", sebut pada 1 Maret 2020.
Setelah dua artikel yang diterbitkan seluruhnya, tidak ditemukan informasi tentang Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengirim 5 ribu tentara ke India karena muslim di sana dianiaya. Saat dicek di mesin pencarian Google, tidak ditemukan pula bantuan tentang pengiriman pasukan oleh Erdogan ke India.
Artikel Viva hanya memuat berita tentang reaksi Erdogan kompilasi berita pembantaian berdarah yang dipahami kaum muslim di India. “India saat ini menjadi negara di mana pembantaian telah meluas. Pembantaian apa? Pembantaian muslim. Oleh siapa? Hindu, ”kata Erdogan di Ankara seperti dilansir Monitor Timur Tengah pada 28 Februari 2020.
Selain itu, artikel Viva memberitakan keputusan Menteri Agama Fachrul Razi terkait dengan peristiwa yang terjadi di India tersebut. Fachrul mengimbau umat beragama di India tidak merusak nilai atas agama. Artikel ini ditulis untuk meminta Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kepada pemerintah India untuk segera mendamaikan bentrokan antara muslim dan kaum Hindu di sana.
Sementara artikel Minanews mempublikasikan seruan Zakir Naik untuk para pemimpin muslim dunia untuk tidak tinggal diam melihat penganiyaan terhadap kaum muslim di India. “Seruan tulus kepada para muslim di seluruh dunia untuk membicarakan penganiayaan melawan saudara-saudari muslim kita di New Delhi, India,” ujar Zakir Naik di Facebook pada 29 Februari 2020.
Zakir naik juga mengundang seluruh umat Islam berjuang sesuai kemampuan untuk melawan tindak penganiayaan yang terus meningkat. "Mari kita semua melakukan sesuai dengan kebutuhan kita untuk membicarakan yang tertindas dan berbicara tentang ketidakadilan ini," katanya. Ia lantas mengutip sebuah, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak boleh menindas dan pergi (yang sedang tertindas). "
Berikut narasi lengkap yang terdapat dalam video berikut:
“Presiden Turki Erdogan kirim 5 ribu pasukan ke Di dia. Presiden Turki. Recep Tayyip. Erdogan langsung meradang saat mengetahui kabar pembantaian berdarah yang dialami warga muslim di India, beberapa hari yang lalu. Maklum, Erdogan selama ini dikenal sebagai simbol diterima negara Islam. “India saat ini menjadi negara di mana pembantaian telah meluas. Pembantaian apa? Pembantaian muslim. Oleh siapa? Hindu, ”kata Erdogan,
Tidak hanya itu, dokter Zakir Naik juga menyerukan kepada para pemimpin-pemimpin muslim dunia untuk tidak diam saja melihat penganiyaan yang dikembangkan oleh muslim India di New Dehli. Ia mengatakan lebih dari 30 muslim terbunuh dan lebih dari 250 orang lainnya terluka, lebih karena serangan peluru.
Bahkan, penyerang juga membalikkan bayi dan menghancurkan rumah, toko, dan tempat ibadah lumat muslim. Melihat kondisi tersebut, Zakir mengajak umat muslim untuk berjuang sesuai dengan kemampuan melawan penganiayaan yang terus meningkat.
India memang tengah menjadi sorotan dunia setelah meletus kerusuhan berdarah di New Delhi yang menewaskan korban jiwa tak berdosa. Data terakhir korban meninggal mencapai lebih dari 42 orang. Korban luka mencapai putaran. Kerusuhan yang meletus di New Delhi dipicu dengan pro-kontra UU Kewarganegaraan yang antimuslim. Dan ini menjadi kerusuhan berlatar belakang agama yang terburuk setelah tahun 2002 Dimana saat ini lebih dari seribu orang meninggal.
Aksi keji di New Delhi ini juga mendapat reaksi keras di Indonesia. Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi prihatin dan mengecam keras atas alasan agama tersebut. Menag mengimbau agar umat beragama di India tidak merusak nilai atas agama.
Sementara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU meminta pemerintah India melakukan langkah-langkah yang strategis untuk segera memperbaiki masalah-masalah di dalam negerinya terkait bentrokan antara muslim dan kaum Hindu garis keras yang berkaitan dengan bantuan. ”
Rujukan
Halaman: 6216/6604