Akun Arumi Falen Putri (fb.com/rmieajj) mengunggah sebuah foto dengan narasi:
“Astaghfirullah haladzhim.
Salah satu tanda kiamat adalah bila sudah tidak ada lagi yg Thawaf mengelilingi Ka’bah. Dulu kita mungkin pernah berpikir, “masa sih, Ka’bah sepi dari yang Thawaf.” Tapi kini, seiring waktu, kejadian demi kejadian, akhirnya kita bisa mengerti dan memahami, bahwa hanya dengan satu kasus saja yaitu: virus corona yang berasal dari Wuhan-China, pemerintah Arab Saudi menutup pintu masuk bandaranya untuk seluruh negara yang terinfeksi dengan virus corona, termasuk pada jamaah yang akan malaksanakan ibadah umroh.Pertanyaannya bagaimana jika kasus tersebut terjadi di sana? Apa yang akan terjadi, tentu tidak ada orang yang berani keluar rumah? Dan ahirnya mungkin tak ada yang Thawaf lagi, hal ini mebuktikan bahwa kiamat memang sudah dekat saudara2 ku, dan fenomena Allah akan mengangkat Al quran sehingga huruf huruf nya sudah tidak ada lagi yg bisa kita baca ..
karena itu mari kita bertaubat dan perbanyak
1. Istighfar dengan تبوا توبة نصوحا
2.Sholawat
3.Dzikrullah…
#copas
umi dinar tazkia.semoga masih di beri waktu untuk memperbaiki diri & bertobat.semoga Orang orang Islam selalu Allah jaga dari segala musibah”
(GFD-2020-4806) [SALAH] Foto “Ka’bah sepi dari yang Thawaf karena Virus Corona”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 05/03/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, faktanya foto itu tidak terkait dengan isu kebijakan Arab Saudi soal virus Corona. Foto telah beredar di internet sejak September 2018 jauh sebelum wabah Virus Corona Covid-19 pertama kali dilaporkan pada akhir Desember 2019 lalu.
Lewat penelusuran dengan reverse image tool TinEye, Tim CekFakta Tempo menempukan jejak digital dari foto yang diunggah oleh akun Arumi Falen Putri. Foto tersebut diunggah dalam tiga rentang waktu yang berbeda. Pertama, diunggah situs Olx.uz pada 30 September 2018. Kedua, diunggah situs yang sama pada 1 Oktober 2018. Dan ketiga, diunggah situs Instahats.com pada 5 April 2019.
Jejak digital foto tersebut juga ditemukan lewat penelusuran dengan reverse image tool Yandex maupun Google. Foto tersebut merupakan jepretan seorang fotografer yang bernama Emad Alhusayni. Foto itu dimuat di situs pribadinya, Emadphoto.com. Namun, di situs tersebut, tidak dicantumkan keterangan terkait foto itu.
Dengan demikian, foto tersebut bukan foto yang diambil setelah wabah virus Corona karena telah beredar di internet sejak September 2018. Virus Corona Covid-19 pertama kali dilaporkan pada akhir Desember 2019 lalu. Saat itu, pemerintah Arab Saudi belum memberlakukan kebijakan penghentian sementara penerimaan jamaah umrah.
Lewat penelusuran dengan reverse image tool TinEye, Tim CekFakta Tempo menempukan jejak digital dari foto yang diunggah oleh akun Arumi Falen Putri. Foto tersebut diunggah dalam tiga rentang waktu yang berbeda. Pertama, diunggah situs Olx.uz pada 30 September 2018. Kedua, diunggah situs yang sama pada 1 Oktober 2018. Dan ketiga, diunggah situs Instahats.com pada 5 April 2019.
Jejak digital foto tersebut juga ditemukan lewat penelusuran dengan reverse image tool Yandex maupun Google. Foto tersebut merupakan jepretan seorang fotografer yang bernama Emad Alhusayni. Foto itu dimuat di situs pribadinya, Emadphoto.com. Namun, di situs tersebut, tidak dicantumkan keterangan terkait foto itu.
Dengan demikian, foto tersebut bukan foto yang diambil setelah wabah virus Corona karena telah beredar di internet sejak September 2018. Virus Corona Covid-19 pertama kali dilaporkan pada akhir Desember 2019 lalu. Saat itu, pemerintah Arab Saudi belum memberlakukan kebijakan penghentian sementara penerimaan jamaah umrah.
Kesimpulan
Foto itu tidak terkait dengan isu kebijakan Arab Saudi soal virus Corona. Foto telah beredar di internet sejak September 2018 jauh sebelum wabah Virus Corona Covid-19 pertama kali dilaporkan pada akhir Desember 2019 lalu.
Rujukan
(GFD-2020-4805) [SALAH] WHO Sebut Penularan Corona Tak Lagi Hanya Lewat Droplet Tapi Juga Udara
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 29/04/2020
Berita
Beredar sebuah pesan melalui WhatsApp, yang menjelaskan jika WHO mengeluarkan pernyataan baru mengenai virus Corona yang dapat ditularkan melalui udara. Dengan Narasi
”Resmi dinyatakan oleh WHO bahwa covid-19 tidak lagi hanya ditularkan lewat droplet atau titik air berisi vorus dari batuk dan bersin, tetapi sekarang virus tersebut dari hasil penelitian bisa bertahan di udara, melayang-layang sampai 8 jam sesudah keluar dari tubuh penderita saat bersin atau batuk, tidak lagi butuh medium cairan untuk bertahan.
Di ruangan tertutup, lebih lama lagi dia bertahan dan lebih cepat medarat ditubuh orang yang belum kena karena udara yang berputar disitu-situ saja.
Maka, Bapak dan Ibu tolong kita ikuti protokol yang semakin ketat ini yaitu bahwa kalau kita keluar, biarpun tidak ke kerumunan massa, WAJIB pakai masker untuk saling melindungi satu sama lain karena menurut WHO ada satu golongan baru dalam proses penularan wabah ini yaitu OTG (orang tanpa gejala): suhu tubuh normal, tidak batu tapi sudah membawa virus karena daya tahan tubuhnya cukup kuat.
Siapa di antara kita yang sempat berpergian ke wilayah zona merah atau wilayah yang sudah ada warganya positif Covid-19, bisa jasi sudah menjadi OTG.
Maka kita lindungi orang lain dari virus yang kita bawa itu.
Semoga tidak ada satupun dari kita kena, sampai wabah ini tuntas diselesaikan, dengan mengikuti aturan atau protocol yang mungkin akan semakin ketat.
Terima kasih,
Jubir Pemerintah:
Sesuai rekomendasi WHO, mulai hari ini semua gunakan masker.”
”Resmi dinyatakan oleh WHO bahwa covid-19 tidak lagi hanya ditularkan lewat droplet atau titik air berisi vorus dari batuk dan bersin, tetapi sekarang virus tersebut dari hasil penelitian bisa bertahan di udara, melayang-layang sampai 8 jam sesudah keluar dari tubuh penderita saat bersin atau batuk, tidak lagi butuh medium cairan untuk bertahan.
Di ruangan tertutup, lebih lama lagi dia bertahan dan lebih cepat medarat ditubuh orang yang belum kena karena udara yang berputar disitu-situ saja.
Maka, Bapak dan Ibu tolong kita ikuti protokol yang semakin ketat ini yaitu bahwa kalau kita keluar, biarpun tidak ke kerumunan massa, WAJIB pakai masker untuk saling melindungi satu sama lain karena menurut WHO ada satu golongan baru dalam proses penularan wabah ini yaitu OTG (orang tanpa gejala): suhu tubuh normal, tidak batu tapi sudah membawa virus karena daya tahan tubuhnya cukup kuat.
Siapa di antara kita yang sempat berpergian ke wilayah zona merah atau wilayah yang sudah ada warganya positif Covid-19, bisa jasi sudah menjadi OTG.
Maka kita lindungi orang lain dari virus yang kita bawa itu.
Semoga tidak ada satupun dari kita kena, sampai wabah ini tuntas diselesaikan, dengan mengikuti aturan atau protocol yang mungkin akan semakin ketat.
Terima kasih,
Jubir Pemerintah:
Sesuai rekomendasi WHO, mulai hari ini semua gunakan masker.”
Hasil Cek Fakta
Setelah melakukan penelusuran, informasi tersebut tidak benar. WHO belum pernah mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan jika virus Corona dapat ditularkan melalui udara. Selain itu WHO juga sempat menuliskan dalam akun instagramnya, jika virus Corona hanya dapat ditularkan melalui tetesan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi virus Corona batuk dan bersin.
“virus Corona dapat menyebar dari orang ke orang melalui droplet dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terjangkit virus Corona batuk atau napas (bersin). Droplet ini kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan di sekitarnya. Orang yang menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung, atau mulutnya dapat terjangkit virus Corona. Penularan virus Corona juga dapat terjadi jika orang menghirup droplet yang keluar dari batuk atau napas (bersin) orang yang terjangkit virus Corona. Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang sakit. WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran virus Corona dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru,” dikutip dari Tempo.co.
Selain itu pada artikel pendukung yang berasal dari Kompas.com tersebut tidak ditemukan keterangan dari juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto, bahwa WHO menyatakan jika penularan virus Corona tidak lagi hanya melalui droplet tapi juga udara.
Dalam artikel tersebut Achmad Yurianto, hanya meminta seluruh masyarakat untuk menggunakan masker per Minggu (5/4/2020) hari ini. Sesuai dengan rekomendasi dari WHO dalam mencegar penyebaran virus Corona.
WHO tidak pernah mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan jika virus Corona bisa bertahan dan melayang-layang di udara selama 8 jam atau pun bertahan lebih lama di ruangan tertutup serta lebih cepat mendarat di tubuh seseorang yang belum terkena virus Corona karena udara berputar di situ-situ saja.
Hingga artikel ini diterbitkan, dalam situs resminya WHO menyebut bahwa virus Corona umumnya hanya menular melalui kontak dengan droplet dari saluran pernapasan orang yang terinfeksi, bukan melalui udara.
Berdasarkan penjelasan mengenai penrnyataan WHO di atas, maka artikel tersebut masuk ke dalam Konten Yang Menyesatkan.
“virus Corona dapat menyebar dari orang ke orang melalui droplet dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terjangkit virus Corona batuk atau napas (bersin). Droplet ini kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan di sekitarnya. Orang yang menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung, atau mulutnya dapat terjangkit virus Corona. Penularan virus Corona juga dapat terjadi jika orang menghirup droplet yang keluar dari batuk atau napas (bersin) orang yang terjangkit virus Corona. Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang sakit. WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran virus Corona dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru,” dikutip dari Tempo.co.
Selain itu pada artikel pendukung yang berasal dari Kompas.com tersebut tidak ditemukan keterangan dari juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto, bahwa WHO menyatakan jika penularan virus Corona tidak lagi hanya melalui droplet tapi juga udara.
Dalam artikel tersebut Achmad Yurianto, hanya meminta seluruh masyarakat untuk menggunakan masker per Minggu (5/4/2020) hari ini. Sesuai dengan rekomendasi dari WHO dalam mencegar penyebaran virus Corona.
WHO tidak pernah mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan jika virus Corona bisa bertahan dan melayang-layang di udara selama 8 jam atau pun bertahan lebih lama di ruangan tertutup serta lebih cepat mendarat di tubuh seseorang yang belum terkena virus Corona karena udara berputar di situ-situ saja.
Hingga artikel ini diterbitkan, dalam situs resminya WHO menyebut bahwa virus Corona umumnya hanya menular melalui kontak dengan droplet dari saluran pernapasan orang yang terinfeksi, bukan melalui udara.
Berdasarkan penjelasan mengenai penrnyataan WHO di atas, maka artikel tersebut masuk ke dalam Konten Yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Indri Pramesti Widyaningrum (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Gunadarma)
WHO menyatakan virus Corona tidak dapat ditularkan melalui udara. Virus Corona umumnya dapat ditularkan melalui tetesan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin atau berbicara.
WHO menyatakan virus Corona tidak dapat ditularkan melalui udara. Virus Corona umumnya dapat ditularkan melalui tetesan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin atau berbicara.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/752/fakta-atau-hoaks-benarkah-who-sebut-penularan-corona-tak-lagi-hanya-lewat-droplet-tapi-juga-udara
- https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200330080609-185-488118/hoaks-covid-19-who-tegaskan-corona-tak-menular-lewat-udara
- https://nasional.kompas.com/read/2020/04/05/16562611/jubir-pemerintah-sesuai-rekomendasi-who-mulai-hari-ini-semua-gunakan-masker
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4222382/cek-fakta-tidak-ada-bukti-corona-covid-19-menular-lewat-udara
- https://www.liputan6.com/global/read/4214488/who-tegaskan-corona-covid-19-tak-menular-lewat-udara-ini-penjelasannya
(GFD-2020-4804) [SALAH] “salah satu warga Bekasi ada yg positif terkena virus Corona, meninggal dunia”
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 04/03/2020
Berita
Beredar pesan berantai melalui aplikasi Whatsapp dengan narasi sebagai berikut :
“Assalamualaikum….
Ada info dari rekan kerja yg tinggal di Villa Bekasi Indah 1, bahwa salah satu warganya ada yg positif terkena virus Corona, hari ini meninggal dunia dan akan dimakamkan di TPU Mangunjaya….
Untuk sementara waktu hindari tempat tempat keramaian, tetap menjaga kesehatan dan semoga Allah SWT menjaga kita semua….aamiin…”
“Assalamualaikum….
Ada info dari rekan kerja yg tinggal di Villa Bekasi Indah 1, bahwa salah satu warganya ada yg positif terkena virus Corona, hari ini meninggal dunia dan akan dimakamkan di TPU Mangunjaya….
Untuk sementara waktu hindari tempat tempat keramaian, tetap menjaga kesehatan dan semoga Allah SWT menjaga kita semua….aamiin…”
Hasil Cek Fakta
Keluarga D, pasien suspect corona yang meninggal dunia di RSDH Cianjur membantah korban terjangkit virus corona atau Covid-19. Korban yang merupakan pegawai Telkom ini sempat akan dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.
“Dari awal saya jamin bukan virus corona, saya saja enggak pakai apa-apa karena memang negatif,” kata Sudrajat, kerabat korban di rumahnya di Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Selasa, 3 Maret 2020.
“Dari gejalanya juga enggak sama (seperti Corona). Enggak ada panas sama batuk. Cuma sesak napas aja,” ujar Sudrajat. “Dokternya bilang ada pembengkakan di jantung sama paru-parunya ada cairan. Istilah medisnya apa saya kurang paham,” kata dia.
Dia menyayangkan adanya pemberitaan berlebihan yang ditujukan pada keluarga. Padahal, sejak dirawat dan diisolasi di RS Mitra Keluarga Bekasi hingga RSDH Cianjur, tidak ada satupun dokter yang menyatakan D terkena virus corona.
Sebab, ia memiliki surat yang didapat dari rumah sakit yang menyetakan bahwa Darja tidak dinyatakan terkena virus itu.
“Sempat dirawat di Mitra Keluarga Bekasi Timur, lalu diisolasi. Kemudian dinyatakan negatif (virus corona) makanya dipulangkan,” kata dia.
Karena merasa badannya masih drop, D kemudian pergi ke Cianjur untuk berobat. Memilih berobat di RSDH Cianjur lantaran di sana ada banyak keluarganya.
“Kenapa dibawa ke Cianjur karena di enggak ada keluarganya di sini. Di Cianjur ada mertua, ada adeknya supaya kalau ada apa-apa dekat. Lalu dibawa ke RSDH statusnya apa dicek disana, ternyata negatif,” tambah dia.
Pernyataan Sudrajat dikonfirmasi kebenarannya oleh Sekretaris Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto. Dia menegaskan, pasien RSDH Cianjur yang merupakan warga Kabupaten Bekasi negatif Covid-19.
“Dari data kami, beliau masuk 155 (spesimen) yang negatif. Jadi, meninggalnya bukan karena Covid-19,” katanya.
Pasien di Cianjur tersebut adalah salah satu dari 155 spesimen yang diambil sampelnya oleh pemerintah dari 44 rumah sakit di 23 provinsi. Dari 155 spesimen tersebut, pemerintah menyatakan dua positif yakni dua warga Depok yang telah dirawat di RSPI Sulianto Saroso, sementara yang di Cianjur dinyatakan negatif.
“Dari awal saya jamin bukan virus corona, saya saja enggak pakai apa-apa karena memang negatif,” kata Sudrajat, kerabat korban di rumahnya di Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Selasa, 3 Maret 2020.
“Dari gejalanya juga enggak sama (seperti Corona). Enggak ada panas sama batuk. Cuma sesak napas aja,” ujar Sudrajat. “Dokternya bilang ada pembengkakan di jantung sama paru-parunya ada cairan. Istilah medisnya apa saya kurang paham,” kata dia.
Dia menyayangkan adanya pemberitaan berlebihan yang ditujukan pada keluarga. Padahal, sejak dirawat dan diisolasi di RS Mitra Keluarga Bekasi hingga RSDH Cianjur, tidak ada satupun dokter yang menyatakan D terkena virus corona.
Sebab, ia memiliki surat yang didapat dari rumah sakit yang menyetakan bahwa Darja tidak dinyatakan terkena virus itu.
“Sempat dirawat di Mitra Keluarga Bekasi Timur, lalu diisolasi. Kemudian dinyatakan negatif (virus corona) makanya dipulangkan,” kata dia.
Karena merasa badannya masih drop, D kemudian pergi ke Cianjur untuk berobat. Memilih berobat di RSDH Cianjur lantaran di sana ada banyak keluarganya.
“Kenapa dibawa ke Cianjur karena di enggak ada keluarganya di sini. Di Cianjur ada mertua, ada adeknya supaya kalau ada apa-apa dekat. Lalu dibawa ke RSDH statusnya apa dicek disana, ternyata negatif,” tambah dia.
Pernyataan Sudrajat dikonfirmasi kebenarannya oleh Sekretaris Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto. Dia menegaskan, pasien RSDH Cianjur yang merupakan warga Kabupaten Bekasi negatif Covid-19.
“Dari data kami, beliau masuk 155 (spesimen) yang negatif. Jadi, meninggalnya bukan karena Covid-19,” katanya.
Pasien di Cianjur tersebut adalah salah satu dari 155 spesimen yang diambil sampelnya oleh pemerintah dari 44 rumah sakit di 23 provinsi. Dari 155 spesimen tersebut, pemerintah menyatakan dua positif yakni dua warga Depok yang telah dirawat di RSPI Sulianto Saroso, sementara yang di Cianjur dinyatakan negatif.
Kesimpulan
“RS Dr Hafiz Cianjur menyatakan D negatif (Corona). Jadi, bukan terkena Corona,” kata perwakilan keluarga pasien. Kementerian Kesehatan juga memastikan warga Bekasi yang meninggal di Cianjur itu tidak terinfeksi virus corona.
Rujukan
- https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/03/13451021/bukan-karena-virus-corona-pasien-asal-bekasi-yang-meninggal-di-cianjur?page=all
- https://jabar.suara.com/read/2020/03/03/141830/kemenkes-pastikan-warga-bekasi-meninggal-di-cianjur-tak-terinfeksi-corona
- https://metro.tempo.co/read/1314964/keluarga-bantah-warga-bekasi-meninggal-karena-virus-corona/full&view=ok
(GFD-2020-4803) [SALAH] “Elisa Granato kelinci percobaan vaksin kopit di inggris meninggal 2 hari setelah divaksin”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 01/05/2020
Berita
Akun Rap Faiqa Hamda (fb.com/abufaiqa.hamdashakia) mengunggah beberapa gambar dengan narasi sebagai berikut:
“Tantangan menggiurkan nih. Berharap sales-sales vakvak yang hobi menjual ayat bisa jadi volunteer nih. Jangan cuma triak ikhtiar sambil jualan ayatnya doang. Buktikan loyalismu sama nabi Bill Gay lah
—
*Copas Mba Menuk Kiki…
Elisa Granato adl seorg scientist yg berdedikasi tinggi pd ilmu pengetahuan. Saking dedikasinya sampe menawarkan diri jd kelinci percobaan vaksin kopit di inggris. Hasilnya dia meninggal 2 hari setelah divaksin. 4 rekannya pun lsg kipi berat dan berjuang mempertahankan nyawanya akibat komplikasi berat.
Kasian banget.. Pdhl sebelum mereka divaksin, mereka hrs melewati proses skrining kesehatan secara ketat. Apabila ada indikasi tdk sehat lsg di delet namany.
Pikirkan. Apakah saat bayi2 newborn itu divaksin, sebelumnya dilakukan skrining kesehatan ? Ngga kan? plg banter di cek suhu tubuh doang. Lalu begitu terjadi kematian dikatakan takdir. Fair ngga tuh?
Kasian 4 org ini.. Kalopun bisa sembuh, itu hanya kasat mata aja. Kerusakan udah terjadi dan zat2 pengawet vaksin akan terus mengendap di tubuhnya dan menghancurkan sistem metabolik perlahan2.. Kasian..
Berapa mereka dibayar utk jd kelinci lab? Hanya 100an sd 600an poundsterling. Ngga sepadan dgn nyawa yg disodorkan.
Silakan bermain2 dgn maut sodara2. Not for my fam and me lah..”
“Tantangan menggiurkan nih. Berharap sales-sales vakvak yang hobi menjual ayat bisa jadi volunteer nih. Jangan cuma triak ikhtiar sambil jualan ayatnya doang. Buktikan loyalismu sama nabi Bill Gay lah
—
*Copas Mba Menuk Kiki…
Elisa Granato adl seorg scientist yg berdedikasi tinggi pd ilmu pengetahuan. Saking dedikasinya sampe menawarkan diri jd kelinci percobaan vaksin kopit di inggris. Hasilnya dia meninggal 2 hari setelah divaksin. 4 rekannya pun lsg kipi berat dan berjuang mempertahankan nyawanya akibat komplikasi berat.
Kasian banget.. Pdhl sebelum mereka divaksin, mereka hrs melewati proses skrining kesehatan secara ketat. Apabila ada indikasi tdk sehat lsg di delet namany.
Pikirkan. Apakah saat bayi2 newborn itu divaksin, sebelumnya dilakukan skrining kesehatan ? Ngga kan? plg banter di cek suhu tubuh doang. Lalu begitu terjadi kematian dikatakan takdir. Fair ngga tuh?
Kasian 4 org ini.. Kalopun bisa sembuh, itu hanya kasat mata aja. Kerusakan udah terjadi dan zat2 pengawet vaksin akan terus mengendap di tubuhnya dan menghancurkan sistem metabolik perlahan2.. Kasian..
Berapa mereka dibayar utk jd kelinci lab? Hanya 100an sd 600an poundsterling. Ngga sepadan dgn nyawa yg disodorkan.
Silakan bermain2 dgn maut sodara2. Not for my fam and me lah..”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Elisa Granato, relawan uji coba vaksin Virus Corona atau COVID-19 meninggal dunia adalah klaim yang salah.
Elisa Granato masih hidup, bahkan dia menambahkan kalimat “100 persen hidup” di user name akun twitternya untuk membantah kabar yang beredar.
Kantor berita University of Oxford juga memberikan konfirmasi pada Reuters bahwa Elisa Granato masih hidup dan baik-baik saja.
Melalui laman resminya, University of Oxford mengatakan bahwa belakangan ini sebuah rumor palsu tentang progres dari uji coba vaksin virus corona telah beredar luas.
“Kami mendesak orang untuk tidak membagikan berita itu. Kami tidak akan memberikan komentar tentang proses berjalannya uji coba vaksin, tapi kami akan memberikan semua update terbaru terkait uji coba vaksin di sini,” kata seorang perwakilan University of Oxford melalui laman resminya.
Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial Inggris juga mengatakan melalui akun twitternya DHSCGovuk bahwa berita yang melaporkan kematian Elisa Granato adalah tidak benar.
Fergus Walsh, seorang wartawan dari BBC News juga mengonfirmasi bahwa Elisa Granato masih hidup.
“Itu tidak benar! pagi ini saya mengobrol bersama Elisa Granato melalui Skype. Dia mengatakan bahwa kondisinya baik-baik saja,” tulis Fergus Walsh melalui akun twitternya BBCFergushWalsh.
Elisa Granato masih hidup, bahkan dia menambahkan kalimat “100 persen hidup” di user name akun twitternya untuk membantah kabar yang beredar.
Kantor berita University of Oxford juga memberikan konfirmasi pada Reuters bahwa Elisa Granato masih hidup dan baik-baik saja.
Melalui laman resminya, University of Oxford mengatakan bahwa belakangan ini sebuah rumor palsu tentang progres dari uji coba vaksin virus corona telah beredar luas.
“Kami mendesak orang untuk tidak membagikan berita itu. Kami tidak akan memberikan komentar tentang proses berjalannya uji coba vaksin, tapi kami akan memberikan semua update terbaru terkait uji coba vaksin di sini,” kata seorang perwakilan University of Oxford melalui laman resminya.
Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial Inggris juga mengatakan melalui akun twitternya DHSCGovuk bahwa berita yang melaporkan kematian Elisa Granato adalah tidak benar.
Fergus Walsh, seorang wartawan dari BBC News juga mengonfirmasi bahwa Elisa Granato masih hidup.
“Itu tidak benar! pagi ini saya mengobrol bersama Elisa Granato melalui Skype. Dia mengatakan bahwa kondisinya baik-baik saja,” tulis Fergus Walsh melalui akun twitternya BBCFergushWalsh.
Kesimpulan
Elisa Granato masih hidup, bahkan dia menambahkan kalimat “100 persen hidup” di user name akun twitternya untuk membantah kabar yang beredar. Kantor berita University of Oxford juga memberikan konfirmasi pada Reuters bahwa Elisa Granato masih hidup dan baik-baik saja.
Rujukan
- https://depok.pikiran-rakyat.com/cek-fakta/pr-09373505/cek-fakta-gagal-relawan-uji-coba-vaksin-virus-corona-meninggal-dunia-simak-faktanya?page=2
- https://www.snopes.com/fact-check/elisa-granato-trial-covid-19-vax/
- https://twitter.com/Prokaryota
- https://www.reuters.com/article/uk-factcheck-elisa-granato-vaccine/false-claim-the-first-volunteer-in-a-uk-coronavirus-vaccine-trial-has-died-idUSKCN2280MK
- https://twitter.com/DHSCgovuk/status/1254406873928908802
- https://twitter.com/BBCFergusWalsh/status/1254356432780214272
- https://covid19vaccinetrial.co.uk/news-about-trial-progress
- https://www.bbc.com/news/health-52394485
Halaman: 6215/6856



