• (GFD-2023-14303) Keliru, Klip Pernyataan CEO Pfizer tentang Agenda Depopulasi Dunia

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 21/11/2023

    Berita


    Potongan video berdurasi 24 detik menampilkan CEO Pfizer Albert Bourla menyebut agenda mengurangi populasi (depopulasi) dunia hingga 50 persen pada 2023, menyebar di Twitter atau X. Dalam klip itu, Albert Bourla tengah berbicara di World Economic Forum (WEF).  
    Video yang diunggah pada 16 November 2023 itu memuat narasi: “Agenda depopulasi adalah hoax/teory konspirasi? Penjelasan Dirut Pfizer di WEF dalam video. Rezim Indonesia menjalankan agenda ini, Anies adalah capres yang paling dekat sama WEF”.

    Hingga artikel ini ditulis, video itu sudah ditonton 753 kali dan di retweet 20 kali. Lantas benarkah CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan ada agenda mengurangi populasi dunia 50 persen pada 2023?

    Hasil Cek Fakta


    Klip CEO Pfizer Albert Bourla yang menyebar di Twitter dan berisi pernyataannya mengurangi populasi hingga 50 persen pada 2023 adalah klip yang telah dipotong dari aslinya. 
    Dikutip dari Fullfact.org, organisasi cak fakta yang berbasis di Inggris, faktanya, Albert Bourla tidak pernah mengatakan dia merencanakan agenda depopulasi dunia hingga 50 persen. Pernyataan Bourla sebenarnya bahwa ia inginmengurangi jumlah penduduk di dunia yang tidak mampu membeli obat-obatan Pfizer sebanyak 50 persen. 
    Bourla saat itu berbicara di Davos dalam sebuah acara tahunan yang diselenggarakan oleh World Economic Forum (WEF), sebuah organisasi lobi non-pemerintah internasional. Pernyataan aslinya adalah:
    “Minggu pertama kami bertemu pada bulan Januari '19 di California, kami menetapkan tujuan untuk lima tahun ke depan. Dan salah satunya adalah pada tahun 2023 kita akan mengurangi jumlah orang di dunia yang tidak mampu membeli obat-obatan sebesar 50%. Saya pikir hari ini mimpi itu menjadi kenyataan.”
    Video lengkap yang menunjukkan konteks sebenarnya pernyataan CEO Pfizer Albert Bourla dapat disimak pada menit ke-01:40 pada video yang diunggah akun World Economic Forum pada 25 Mei 2022. 
    Dikutip dari CekFakta Reuters, klip yang beredar telah disunting di beberapa kalimat, sehingga membuat Bourla seolah-olah menyatakan: 
    “Saya pikir itu benar-benar sebuah mimpi yang kami alami bersama dengan tim kepemimpinan saya ketika kami memulainya pada tahun '19. Minggu pertama kami bertemu pada bulan Januari '19 di California untuk menetapkan tujuan untuk lima tahun ke depan dan salah satunya adalah, pada tahun 2023, kami akan mengurangi jumlah orang di dunia sebesar 50%. Saya pikir hari ini, mimpi itu menjadi kenyataan.”
    PolitiFact, situs cek fakta Poynter Institute berkantor di Washington, DC, video CEO Pfizer Albert Bourla juga menyatakan pengurangan populasi dunia merupakan video yang telah diedit untuk tujuan menipu, dengan menggunakan kata-kata yang membuat Bourla tampak mengatakan sesuatu yang tidak dia katakan. 
    Video tersebut mengabaikan konteks bahwa dia mengumumkan program perusahaan untuk membantu masyarakat di negara-negara miskin mendapatkan akses terhadap obat-obatan dan vaksinnya.

    Kesimpulan


    Hasil pemeriksaan fakta Tempo, potongan video berdurasi 24 detik menampilkan CEO Pfizer Albert Bourla yang menyatakan menjalankan agenda depopulasi dunia hingga 50 persen pada 2023 adalahkeliru. 
    Video tersebut diketahui telah diedit dan dimanipulasi sehingga tampak Bourla seperti mengatakan sedang melakukan agenda depopulasi dunia hingga 50 persen pada 2023. Padahal yang sesungguhnya adalah Bourla mengatakan bila pada tahun 2023 ia akan mengurangi jumlah orang di dunia yang tidak mampu membeli obat-obatan sebesar 50 persen.

    Rujukan

  • (GFD-2023-14302) Keliru, Video dengan Klaim Pasukan TNI Bersiap Bantu Palestina Serang Israel

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 21/11/2023

    Berita


    Video berdurasi 9 menit 51 detik yang memperlihatkan barisan pasukan TNI atau Tentara Nasional Indonesia beredar di Facebook [ arsip ]. Video itu memuat klaim pasukan TNI yang dipersiapkan untuk membantu Palestina menyerang Israel. 
    “.....pasukan Tni ditakuti dunia bakal bantu Palestina,” tulis akun tersebut.

    Sejak diunggah 19 November 2023, video tersebut sudah ditonton 38 ribu kali dan 173 di komentari. Lantas, benarkah video tersebut adalah TNI yang disiapkan untuk membantu Palestina menyerang Israel? 

    Hasil Cek Fakta


    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa kolase video tersebut adalah gabungan dari beberapa video terkait peringatan HUT Korps Marinir dan latihan pasukan TNI AL. Hingga artikel ini diturunkan, Indonesia tidak menyatakan akan mengirim pasukan militer ke Jalur Gaza untuk memerangi Israel.
    Tempo memverifikasi video yang dibagikan di atas dengan terlebih dahulu memfragmentasi video tersebut menjadi gambar dengan menggunakantools InVid, lalu gambar hasil fregmentasi ditelusuri dengan menggunakan pencarian terbalik mengunakantools Google Image dan Yandex Image.  
    Fragmen video pada menit ke-01:08 yang memperlihatkan barisan pasukan dengan senjata lengkap misalnya, merupakan foto prajurit pasukan khusus Intai Amfibi (Taifib) dan Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) Korps Marinir TNI AL saat melakukan defile di sela-sela upacara peringatan HUT Ke-69 Korps Marinir di lapangan tembak Bumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Jawa Timur pada Senin, 17 November 2014. Foto tersebut merupakan bidikan fotografer ANTARA Muh Rizal Hidayat yang dipublikasikan pada 17 November 2014. 

    Kemudian pada menit ke-01:19 sampai 01:22, terdapat foto yang menunjukkan dua pasukan berseragam hitam merunduk dengan senjata lengkap, merupakan foto suasana latihan keadaan khusus pasukan Denjaka TNI AL. Latihan itu digelar pada Minggu, 19 Desember 2021 di objek vital Pelabuhan Jetty MKK Migas di Payalaman, Pal Matak, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau. 
    Foto tersebut merupakan arsip Dinas Penerangan Marinir TNI Angkatan Laut  yang dipublikasikan kantor berita ANTARA pada 19 Desember 2021. 

    Sementara pada menit ke-03:35, fragmen video yang memperlihatkan dua orang prajurit TNI menyelamatkan seorang wanita merupakan foto atraksi terjun tempur prajurit Batalyon Intai amfibi 2 Marinir (Yontaifib 2 Mar) Pasmar 2 Korps Marinir. Atraksi tersebut digelar di Desa Banyuputih Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo, Jawa Timur pada Senin, 13 September 2021. Foto tersebut merupakan arsip Dinas Penerangan Korps marinir TNI Angkatan Laut yang publikasikan Viva.co.id pada 13 September 2021.

    Narasi terkait TNI mengirimkan pasukan ke Palestina untuk membantu menyerang Israel merupakan narasi yang ramai beredar sejak awal November 2023. Arsip Tempo pada 2 November 2023, telah memverifikasi konten berisi klaim tersebut.   
    Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono, Kepala Penerangan Markas Besar TNI bahkan sudah membantah informasi yang menyebutkan TNI mengirimkan pasukan ke Palestina untuk membantu menyerang Israel. 
    Menurut Julius, pengiriman atau pemberangkatan pasukan TNI untuk melawan Israel merupakan informasi hoaks yang diragukan sumbernya. TNI secara organisasi tidak bisa mengirimkan pasukannya ke luar negeri secara sembarangan. 
    Selama ini, TNI hanya terlibat dalam pengiriman pasukan ke luar negeri untuk kepentingan sebagai pasukan perdamaian di wilayah konflik atas permintaan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Itupun dilakukan sesuai prosedur dan dasar hukum yang berlaku. “Jadi dipastikan informasi tersebut hoaks,” kata Julius yang dihubungi TEMPO, Selasa, 24 Oktober 2023.
    Berdasarkan Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016, Pengiriman Pasukan TNI ke luar negeri hanya untuk kepentingan menjaga pemeliharaan Perdamaian Dunia atas permintaan Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pengiriman pasukan pun harus mendapat persetujuan Presiden dengan memperhatikan pendapat Dewan Perwakilan Rakyat.

    Kesimpulan


    Hasil pemeriksaan fakta Tempo, video berdurasi 9 menit 51 detik yang memperlihatkan barisan pasukan TNI dan diklaim merupakan pasukan yang disiapkan membantu Palestina menyerang Israel, adalahkeliru. 
    Narasi terkait TNI mengirimkan pasukan ke Palestina untuk membantu menyerang Israel merupakan narasi yang yang keliru dan sudah dibantah pihak TNI.
    Video yang dibagikan pun merupakan kumpulan video dari peristiwa dengan waktu yang berbeda dan tidak terkait atau berhubungan dengan narasi pengiriman pasukan TNI ke Palestina.

    Rujukan

  • (GFD-2023-14301) Keliru, Video yang Diklaim Australia Serang Indonesia Karena Bantu Palestina

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 21/11/2023

    Berita


    Sebuah video berdurasi 8 menit 6 detik beredar di Facebook [ arsip ] dengan klaim Australia mengerahkan armada militernya untuk menyerang Indonesia karena membela Palestina.
    Video tersebut diunggah pada 15 November 2023 dan berisi gambar-gambar mobilisasi kendaraan tempur dengan narasi bahwa Australia menyiagakan pasukan militernya seiring dukungan Indonesia untuk Palestina. Beberapa negara sekutu seperti Singapura, Inggris, dan Amerika Serikat disebut juga akan ikut membantu Australia menyerang Indonesia.

    Hingga artikel ini ditulis, video tersebut sudah ditonton 155 ribu kali dan direspon 2.600 komentar. Lantas benarkah Australia menyerang Indonesia karena membantu Palestina?

    Hasil Cek Fakta


    Tempo mula-mula menelusuri sumber video yang diatas dengan terlebih dahulu memfragmentasi menjadi gambar dengan menggunakantools InVID. Gambar hasil fregmentasi lalu ditelusuri dengan menggunakantools Yandex Image dan Google Image. 
    Hasilnya video tersebut diketahui merupakan kumpulan video dari peristiwa dengan waktu dan tempat yang berbeda dan tidak terkait dengan narasi Australia menyerang Indonesia karena membantu Palestina.  
    Pada awal video yang memperlihatkan seorang tokoh mengenakan jas hitam berpidato, diketahui merupakan Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh saat menggelar konferensi pers terkait hubungan Indonesia dan Palestina. 
    Video serupa digunakan media detik dalam video berita 20Detik yang dipublikasikan Detik.com pada 20 Oktober 2022 dan tidak terkait dengan narasi Australia menyerang Indonesia karena membantu Palestina.

    Fragmen video pada menit ke-01:42 sampai 01:44 yang memperlihatkan sekelompok prajurit menggunakan senjata berat, merupakan momen saat prajurit Amerika Serikat melakukan latihan tembak langsung dengan howitzer 15 5mm yang ditarik M777. 
    Video serupa diunggah akun YouTube Military Archive pada 7 Agustus 2020 dan telah ditonton 13 juta.
    Lalu pada menit ke-03:11 sampai 03:25, fragmen video yang memperlihatkan presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin seperti, merupakan video pertemuan Jokowi dan Putin. Momen tersebut terjadi sebelum keduanya menghadiriWelcoming Dinner Leaders Belt and Road Forum(BRF) yang dilaksanakan diGreat Hall of the People, Beijing pada Selasa, 17 Oktober 2023. Video tersebut diunggah akun YouTube resmi Sekretariat Presiden pada 18 Oktober 2023.
    Video lain yang memperlihatkan dua helikopter yang terlihat melepaskan tembakan, merupakan video helikopter Indonesia yang mengikuti latihan militer gabungan bersama Amerika Serikat, Australia, Jepang, Inggris, Prancis dan Singapura di Jawa Timur pada Minggu, 10 September 2023. 
    Latihan militer tersebut tidak terkait dengan narasi yang berhubungan dengan Palestina. Video serupa diunggah kanal YouTube resmi stasiun TV One pada 12 September 2023.  
    Dilansir berita Tempo, personel militer dari Amerika Serikat, Indonesia, Jepang, Australia, Singapura, Inggris, dan Prancis berpartisipasi dalam Latihan Bersama Super Garuda Shield 2023 di beberapa lokasi di Indonesia pada 31 Agustus hingga 13 September 2023. 
    Kedutaan Besar AS di Jakarta dalam pernyataannya pada Selasa seperti dikutip kantor berita ANTARA mengatakan bahwa personel militer dari Amerika Serikat, Indonesia, Jepang, Australia, Singapura, Inggris, dan Prancis berpartisipasi dalam latihan gabungan itu merupakan wujud solidaritas multilateral untuk menjaga kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Ada juga perwakilan militer dari Brunei, Brazil, Kanada, Jerman, India, Malaysia, Belanda, Selandia Baru, Papua Nugini, Filipina, Korea Selatan, dan Timor Leste yang hadir sebagai pengamat selama latihan tersebut berlangsung.
    Pusat Penerangan Markas Besar TNI sendiri mengungkapkan kegiatan Latihan Super Garuda Shield 2023 sendiri dilaksanakan di Lapangan Mako Puslatpur Marinir 5 Baluran, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur.

    Kesimpulan


    Hasil pemeriksaan fakta Tempo, video berdurasi 8 menit 6 detik yang diklaim Australia mengerahkan pasukan militer untuk memerangi Indonesia karena membela Palestina, adalahkeliru. 
    Video tersebut merupakan kumpulan video dari peristiwa dengan waktu dan tempat yang berbeda dan tidak terkait dengan narasi Australia menyerang Indonesia karena membantu Palestina. Australia sendiri pada 31 Agustus hingga 13 September 2023 lalu justru terlibat dalam latihan militer bersama Indonesia, Amerika Serikat, dan Singapura yang diselenggarakan di Jawa Timur. 

    Rujukan

  • (GFD-2023-14300) Keliru, Foto yang Diklaim Pemimpin Militer AS Tewas di Gaza pada 2023

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 21/11/2023

    Berita


    Foto yang memperlihatkan salah seorang petinggi militer AS bernama Thomas Hurley tewas di Gaza, beredar di Twitter X [ arsip ] dan Facebook pada 13 November 2023. Foto itu beredar dengan klaim bahwa Thomas Hurley tewas mengenaskan di Gaza dalam pertempuran dengan Hamas pada 2023.
    “Jendral Teroris Amerika Tewas Mengenaskan di GAZA! Jenderal Hurley adalah kepala ahli perang gerilya Departemen Pertahanan AS di Institut Kajian Strategi Militer,” demikian narasi yang menyertai. 

    Hingga artikel ini dimuat, tangkapan layar tersebut telah mendapat 25 komentar dan dibagikan kembali sebanyak 64 kali. Benarkah foto tersebut adalah Jenderal Thomas Hurley yang diklaim tewas mengenaskan di Gaza dalam pertempuran melawan Hamas pada 2023?

    Hasil Cek Fakta


    Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim di atas dengan melakukan pencarían terbalik di internet (reverse image) Google, Yandex, dan TinEye. 
    Hasilnya, petinggi militer dalam tangkapan layar tersebut bukanlah Jenderal Thomas Hurley, melainkan Jenderal George Casey, Komandan pasukan AS di Irak selama masa pemerintahan Presiden George W. Bush. Foto tersebut telah beredar di internet sejak 2015. 
    Foto yang identik dapat ditemukan di situs penyimpanan foto, Getty Images dengan keterangan:
    "KUSAIYBAH, IRAK - 30 NOVEMBER: Komandan tertinggi AS di Irak Jenderal George Casey tiba untuk menghadiri upacara pemulihan keamanan perbatasan Irak di kota Kusaiybah, Irak, yang baru-baru ini menjadi medan pertempuran selama operasi Tirai Baja AS, di sepanjang perbatasan Suriah-Irak pada bulan November 30 Agustus 2005. Presiden AS George W. Bush mengatakan dalam pidatonya pada hari Rabu bahwa jumlah pasukan AS di Irak akan bergantung pada kondisi di sana, bukan pada "jadwal buatan yang ditetapkan oleh politisi di Washington." (Foto oleh David Furst-Pool/Getty Images)".

    Situs berita Reuters juga pernah memuat foto yang sama pada 14 Desember 2015 untuk sebuah artikel berjudul “Torture by Iraqi militias: the report Washington did not want you to see”.
    Dalam keterangan fotonya dijelaskan Jenderal George Casey pada bulan November 2005. Casey saat itu adalah petinggi AS, komandan militer di Irak.

    Foto yang sama juga pernah dimuat situs berita Al Jazeera pada 3 Desember 2005 untuk artikel berita berbahasa arab tentang skandal surat kabar Irak. 
     
    Kepada AFP, Casey mengakui bahwa foto tersebut benar adalah dirinya. "Itu saya dan ajudan saya tepat di belakang saya," kata Casey yang kemudian menjadi kepala staf angkatan darat kepada AFP melalui email pada 17 November. 
    Casey pensiun pada tahun 2011 sebagai jenderal bintang empat setelah 41 tahun di militer, dan sejak saat itu dia memegang posisi akademis dan menjabat di dewan perusahaan. AFP tidak menemukan laporan berita yang kredibel terkait dengan seorang jenderal angkatan darat bernama Thomas Hurley yang tewas di Gaza.
    Sersan Pablo Saez, juru bicara militer, mengatakan kepada AFP bahwa satu-satunya jenderal angkatan darat yang bisa ia temukan dengan nama tersebut adalah seorang brigadir jenderal di korps medis angkatan darat yang lahir pada tahun 1890 dan meninggal pada tahun 1963.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, foto yang klaim sebagai pemimpin militer AS bernama Jenderal Thomas Hurley tewas mengenaskan di Gaza dalam pertempuran melawan Hamas pada 2023 adalahkeliru.
    Petinggi militer AS dalam foto tersebut bukanlah Jenderal Thomas Hurley, melainkan Jenderal George Casey, Komandan pasukan AS di Irak selama masa pemerintahan Presiden George W. Bush. Foto tersebut telah beredar di internet sejak 2015. 

    Rujukan