• (GFD-2024-14956) [HOAKS] PAN dan Golkar Beralih Dukungan karena Prabowo Curang

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 05/01/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah unggahan mengeklaim, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar tidak lagi mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
    Dalam unggahan itu disebutkan, PAN dan Golkar beralih dukungan karena Prabowo melakukan kecurangan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
    Namun, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
    Narasi soal PAN dan Golkar beralih dukungan karena Prabowo melakukan kecurangan pemilu muncul di Facebook, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini.
    Akun tersebut membagikan video berdurasi 9 menit 13 detik pada 30 Desember 2023 dengan judul: P4n& G0kar Beralih Dkngan, Mereka Kec3a Prabwo Lakukan Kecur4gan Pemilu.
    Dalam thumbnail video terdapat gambar Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
    Gambar tersebut diberikan keterangan demikian:
    BREAKING NEWS
    PAN & GOLKAR BERALIH DUKUNGAN
    MEREKA KECEWA PRABOWO LAKUKAN KECURANGAN PEMILU
    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut PAN dan Golkar beralih dukungan karena Prabowo melakukan kecurangan di Pemilu 2024

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri gambar thumbnail video yang memperlihatkan Zulkifli, Megawati, dan Airlangga.
    Hasilnya, gambar tersebut identik dengan foto di laman Suara.com ini. Dalam gambar aslinya tidak terdapat Airlangga.
    Foto itu menampilkan momen Zulkifli dan beberapa kader PAN berkunjung ke kantor DPP PDI-P di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, pada Jumat 2 Juni 2023.
    Zulkifli mengatakan, kedatangannya ke kantor PDI-P untuk bersilaturahmi dengan Megawati untuk membahas penjajakan kerja sama koalisi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
    Pertemuan itu dilakukan sebelum PAN memutuskan mendukung Prabowo.
    Setelah video disimak sampai tuntas, Tim Cek Fakta tidak menemukan informasi soal PAN dan Golkar beralih dukungan karena Prabowo melakukan kecurangan pemilu.
    Narator video hanya membacakan artikel di laman Seword.com ini berjudul "PAN dan Golkar Dukung Prabowo, Gak Lama Lagi Bakal Berantem Seperti NasDem dan Demokrat". 
    Artikel tersebut memuat opini yang menyebut PAN dan Golkar akan bersaing untuk menyodorkan nama calon wakil presiden pendamping Prabowo di Pilpres 2024. 
    Sementara itu, beberapa klip dalam video tidak terkait dengan narasi PAN dan Golkar mengalihkan dukungan.
    Salah satu klip pada awal video yang menampilkan pengamat politik Burhanuddin Muhtadi identik dengan video di kanal YouTube tvOne ini.
    Dalam video, Burhanuddin menanggapi soal PAN dan Golkar yang memutuskan mendukung Prabowo.
    Menurut dia, keputusan kedua partai tersebut tidak lepas dari komitmen untuk melanjutkan agenda pemerintahan Jokowi.
    Sampai saat ini PAN dan Golkar masih tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju yang mengusung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

    Kesimpulan

    Narasi soal PAN dan Golkar beralih dukungan karena Prabowo melakukan kecurangan pemilu adalah tidak benar atau hoaks.
    Thumbnail video merupakan hasil rekayasa. Gambar aslinya menampilkan momen Zulkifli dan beberapa kader PAN berkunjung ke kantor DPP PDI-P pada 2 Juni 2023.
    Pertemuan tersebut terjadi sebelum PAN memutuskan mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
    Selain itu, judul video tidak sesuai dengan isinya. Narator hanya membahas opini soal PAN dan Golkar bakal bersaing dalam menyodorkan nama calon wakil presiden pendamping Prabowo. 

    Rujukan

  • (GFD-2024-14955) [HOAKS] Mahfud MD Kena Reshuffle, Keluar dari Kabinet Indonesia Maju

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 05/01/2024

    Berita

    KOMPAS.com -  Sebuah unggahan mengeklaim calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Mahfud MD kena reshuffle yang dilakukan Presiden Joko Widodo.
    Akibat reshuffle, menurut unggahan itu, Mahfud tersingkir dari jabatan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) di Kabinet Indonesia Maju.
    Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks. 
    Narasi yang mengeklaim Mahfud MD kena reshuffle dari Kabinet Indonesia Maju muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini. 
    Akun tersebut membagikan sebuah video berdurasi 15 menit 10 detik pada 28 Desember 2023 dengan judul:
    Po1itik Terk1ni - M4hfud Di Reshuffle-,Begini Tanggapan Jkw
    Kemudian dalam thumbnail video terdapat gambar Presiden Jokowi sedang memipin rapat dan ada Mahfud MD yang berdiri di depannya. Berikut keterangan tertulis yang disampaikan:
    MAHFUD DI RESHUFFLE ?
    AKIBAT KRITIK MENTRI RAJIN KAMPANYE
    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut Mahfud MD direshuffle dari Kabinet Indonesia Maju

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri gambar di thumbnail video yang memperlihatkan Presiden Jokowi sedang memimpin rapat dan terdapat Mahfud MD yang berdiri di depannya.
    Hasilnya, gambar tersebut identik dengan yang ada di laman Voa Indonesia ini. Dalam gambar aslinya tidak terdapat Mahfud yang berdiri di depan Jokowi. 
    Gambar tersebut adalah momen ketika Jokowi membuka Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Jakarta pada 7 Januari 2019. 
    Sementara itu setelah disimak sampai tuntas tidak ditemukan informasi Mahfud MD di-reshuffle.  
    Narator video hanya membacakan artikel di laman CNN Indonesia ini, yang berjudul "Mahfud Sindir Pejabat Negara Kampanye di Hari Kerja". 
    Artikel tersebut memuat pernyataan Mahfud yang menyindir beberapa pejabat karena kerap keliling daerah untuk kampanye politik di hari kerja.
    Beberapa klip dalam video juga tidak terkait dengan narasi Mahfud MD di-reshuffle dari Kabinet Indonesia Maju.
    Salah satu klip pada awal video yang menampilkan Mahfud identik dengan yang ada di kanal YouTube Kompas TV ini. 
    Dalam video Mahfud juga menyindir pada pejabat, termasuk menteri yang sering melakukan kampanye politik di hari kerja. 
    Adapun sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid Mahfud di-reshuffle. Di laman Presidenri.go.id, Mahfud masih tercatat sebagai Menko Polhukam di Kabinet Indonesia Maju. 

    Kesimpulan

    Narasi yang mengeklaim Mahfud MD di-reshuffle dari Kabinet Indonesia Maju tidak benar atau hoaks.
    Thumbnail merupakan hasil rekayasa. Gambar aslinya adalah momen ketika  Jokowi membuka Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Jakarta pada 7 Januari 2019.
    Selain itu, judul dengan isi video tidak sesuai. Narator hanya membahas Mahfud yang menyindir beberapa pejabat, termasuk menteri karena kerap keliling daerah untuk kampanye politik di hari kerja.
    Sampai saat ini, Jumat (5/1/2024), Mahfud masih tercatat sebagai Menko Polhukam di Kabinet Indonesia Maju.

    Rujukan

  • (GFD-2024-14954) [HOAKS] Format Debat Capres-Cawapres Diubah Menjadi Tanpa Penonton

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 05/01/2024

    Berita

     
    KOMPAS.com - Beredar narasi yang menyebutkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengubah format debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
    Narasi itu menyebut, format debat diubah menjadi tanpa penonton.
    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
    Informasi soal KPU mengubah format debat capres-cawapres menjadi tanpa penonton diunggah oleh kanal YouTube ini kemudian disebar ulang oleh akun Facebook ini pada Minggu (31/12/2023).
    Berikut judul videonya:
    Kok tiba-tiba KPU ubah peraturan debat Capres Cawapres tanpa penonton?
    "Debat capres-cawapres tiba-tiba tak boleh ada penonton. Aturan diubah tanpa persetujuan paslon. Kok bisa?" kata narator video.
    Dalam video terdapat tangkapan layar pemberitaan soal format debat yang berubah menjadi tanpa penonton.
    Tangkapan layar dalam video diambil dari artikel Tribunnews pada 12 Desember 2023.
    Artikel tersebut memang membahas soal format debat capres-cawapres pada debat perdana, yang memuat pernyataan Ketua KPU Hasyim Asy'ari.
    Kendati demikian Hasyim tidak menyebutkan soal tidak adanya penonton dalam debat capres. Ia hanya menyatakan, tidak ada agenda nonton bersama.
    "Nonton bareng tidak jadi dilaksanakan, karena semua TV akan menyiarkan secara langsung," kata Hasyim pada 11 Desember 2023.
    Pada debat perdana, KPU mengizinkan masing-masing paslon capres-cawapres untuk membawa 50 pendukung ke lokasi debat.
    Kemudian aturan diubah dengan mengizinkan 75 orang pendukung dari setiap paslon capres-cawapres untuk hadir.
    "Jumlah undangan sama ya, kan 75 orang masing-masing tim pasangan calon," kata Hasyim pada 18 Desember 2023, dilansir Kompas.com.
    Sementara itu, tidak terdapat informasi perubahan format debat soal ditiadakannya penonton debat capres-cawapres dalam situs resmi KPU.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan

    Narasi soal KPU mengubah format debat capres-cawapres menjadi tanpa penonton merupakan hoaks.
    Tidak ada pengumuman dari KPU soal ditiadakannya penonton dalam debat capres-cawapres. KPU mengizinkan 75 orang pendukung dari setiap paslon capres-cawapres untuk hadir dalam debat.

    Rujukan

  • (GFD-2024-14953) Cek Fakta: Tidak Benar dalam Video Ini Pelajar SMP Divonis 7 Tahun Penjara Gara-Gara Kritik Jokowi

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 05/01/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim pelajar SMP divonis 7 tahun penjara gara-gara mengkritik Presiden Jokowi beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan oleh salah satu akun Facebook pada Kamis 4 Januari 2024.
    Dalam video terlihat seorang wanita berjilbab menangis histeris di dalam ruang sidang. Pada klip selanjutnya, tampak sejumlah orang terlibat adu mulut dengan petugas di ruangan lain.
    Video tersebut kemudian dikaitkan dengan kabar seorang pelajar SMP divonis 7 tahun penjara gara-gara mengkritik Presiden Jokowi.
    "Anak SMP kritik Jokowi divonis 7th..bener2 rezim refresif
    Pelajar SMP di vonis 7 tahun penjara!!" demikian narasi dalam video tersebut.
    "Anak SMP divonis 7 tahun karena mengkritik Jokowi, *Lantas mengapa Jokowi tidak divonis bersalah atas perbuatan memalsukan ijasah ?" tulis salah satu akun Facebook.
    Video yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 38 kali ditonton dan mendapat beberapa komentar dari warganet.
    Benarkah dalam video tersebut seorang pelajar SMP divonis 7 tahun penjara gara-gara mengkritik Presiden Jokowi? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim pelajar SMP divonis 7 tahun penjara gara-gara mengkritik Presiden Jokowi. Video identik ternyata ditemukan di situs berbagi video YouTube.
    Video tersebut berjudul "Tak Terima Putusan Hakim, Sidang Vonis Perkara Pembunuhan Siswi SMP Kemlagi Diwarnai Keributan" yang dimuat kanal YouTube Harian Surya pada 17 Juli 2023 lalu.
    Berikut gambar tangkapan layarnya.
    "MOJOKERTO, SURYA- Sidang vonis perkara kasus pembunuhan siswi SMP Kemlagi sempat diwarnai keributan di Pengadilan Negeri Mojokerto, Jumat (14/7/2023).
    Keluarga Korban tidak terima saat hakim menjatuhkan hukuman terhadap terdakwa AB (15), 7 Tahun dan 4 Bulanlebih rendah dari tuntutan jaksa.
    Bahkan ibu korban tampak memeluk erat foto almarhum dalam pigura dan menangis histeris saat hakim membacakan putusan vonis.
    Mereka meminta hakim agar mengubah putusan dan menjatuhkan hukuman setimpal terhadap terdakwa AB yang tega membunuh korban.
    Dalam putusannya, hakim tunggal Made Cintia Buana menjatuhkan vonis 7 tahun empat bulan penjara serta pidana pelatihan kerja di lembaga khusus anak di LPKA Blitar selama 3 bulan.
    Putusan itu lebih rendah dari tuntutan JPU yang sebelumnya menuntut terdakwa 7,5 tahun dan pelatihan kerja di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) di Blitar selama 6 bulan.
    Polisi sempat berupaya merendam keributan di ruangan PN Mojokerto. Hakim Made Cintia Buana terlihat diamankan oleh petugas PN Mojokerto untuk keluar melalui jendela di samping kanan ruangan sidang namun dihadang massa.
    Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Wiwit Adisatria bahkan sampai datang ke ruangan sidang untuk meredam situasi. Wiwit pun berteriak membubarkan massa yang tidak berkepentingan dalam sidang untuk meninggalkan ruangan.
    Situasi kondusif saat pihak keluarga korban difasilitasi untuk menyampaikan keberatan terkait putusan hakim. Atok Utomo ayah korban, mengaku selama persidangan tidak ada pendampingan.
    "Selama proses persidangan kami tidak ada yang mendampingi, kami ini orang bodoh kalau hukumannya seperti ini lebih baik tidak ada hukum," ucap Atok.Ia mengatakan pihaknya tidak puas dengan putusan hakim yang menjatuhkan vonis terhadap pelaku yang membunuh puterinya.
    "Untuk upaya banding nanti dipikirkan bagaimana tadi sudah dinyatakan seperti itu," ungkapnya.
    Menurutnya, pihak keluarga tetap berharap agar terdakwa AB dihukum setimpal sesuai perbuatannya.
    "Ya seharusnya hukuman seberat-beratnya itu untuk pendidikan agar tidak terjadi hal serupa lagi," ujarnya.
    Humas PN Mojokerto, Fransiskus Wilfirdus Mamo mengatakan pihak keluarga korban dapat mengajukan banding terkait putusan vonis dari hakim.
    Tentunya, hakim punya pertimbangan dalam menjatuhkan vonis lebih dua bulan lebih ringan dari tuntutan jaksa.
    "Dalam aturan kalau untuk anak memang setengah (Hukuman) maksimal dari pelaku dewasa. Tapi itu kembali ke pertimbangan hakim nanti tergantung pimpinan.Keadaan sudah kondusif," pungkasnya," tulis kanal YouTube Harian Surya.
     

    Kesimpulan


    Video yang diklaim pelajar SMP divonis 7 tahun penjara gara-gara mengkritik Presiden Jokowi ternyata tidak benar. Faktanya, video tersebut merupakan peristiwa sidang kasus pembunuhan siswi SMP Kemlagi di Pengadilan Negeri Mojokerto, Jumat (14/7/2023).
    Keluarga Korban tidak terima saat hakim menjatuhkan hukuman terhadap terdakwa AB (15), 7 Tahun dan 4 Bulan lebih rendah dari tuntutan jaksa.

    Rujukan