• (GFD-2025-25511) [KLARIFIKASI] Pertemuan Prabowo dan Megawati Terjadi 2022, Bukan 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/02/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri beredar di media sosial.

    Namun, narasi yang dimunculkan adalah pertemuan terjadi saat Prabowo telah menjadi presiden. Unggahan dengan narasi tersebut beredar pada akhir Januari 2025.

    Setelah ditelusuri, narasi itu berisi informasi yang konteksnya keliru sehingga perlu diluruskan.

    Video diklaim menampilkan Prabowo bertemu dengan Megawati diunggah akun Facebook ini, ini, dan ini pada Januari 2025.

    Akun tersebut membagikan tautan di kanal YouTube ini dengan judul:

    Presiden Prabowo Bertemu Megawati, Jokowi Kebakaran Jenggot

    Dalam video terdapat klip yang menampilkan Prabowo menggandeng tangan Megawati.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com, menelusuri klip yang menampilkan Prabowo menggandeng tangan Megawati menggunakan Google Lens.

    Hasilnya, video itu identik dengan unggahan di kanal YouTube Kompas TV ini pada 2022.

    Video itu berjudul "Momen Prabowo Subianto Gandeng Megawati Bantu Naiki Tangga di Unhan Bogor".

    Dalam keterangannya, video itu adalah momen ketika Prabowo dan Megawati menghadiri sidang terbuka promosi doktor Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto di Universitas Pertahanan, Bogor pada 6 Juni 2022. 

    Saat itu Prabowo menggandeng tangan Megawati untuk membantu menaiki tangga di Universitas Pertahanan. 

    Sementara, setelah Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 belum ada pertemuan langsung antara Prabowo dan Megawati yang diketahui publik. 

    Dikutip dari pemberitaan Kompas.com sebelumnya, sempat muncul kabar Prabowo dan Megawati akan bertemu di perayaan HUT ke-17 Partai Gerindra pada 15 Februari 2025.

    Namun, Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad belum bisa memastikan hal itu bakal terjadi. Alasannya, Megawati masih berada luar negeri.

    Menurut Dasco, Partai Gerindra mengundang semua mantan presiden di acara tersebut. 

    "Kami memang mengundang para mantan-mantan presiden untuk ikut menghadiri perayaan HUT Partai Gerindra," ujar Dasco di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada Selasa (4/2/2025).

    "Diundang semua (termasuk Megawati Soekarnoputri), mantan presiden diundang semua."

    Kesimpulan

    Video yang menampilkan Prabowo bertemu Megawati perlu diluruskan karena konteksnya keliru, sehingga menampilkan informasi yang tidak utuh.

    Faktanya, video memperlihatkan saat Prabowo dan Megawati bertemu, ketika menghadiri sidang terbuka promosi doktor Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto di Universitas Pertahanan, Bogor pada 6 Juni 2022.

    Setelah Pilpres 2024, belum ada pertemuan langsung antara Prabowo dan Megawati yang diketahui publik.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25510) Cek Fakta: Hoaks Kabar Penculikan Anak di Desa Buga Tolitoli Sulawesi Tengah

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/02/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang terjadinya aksi penculikan anak di Desa Buga, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 31 Januari 2025.
    Akun Facebook tersebut mengunggah narasi bahwa telah terjadi dugaan penculikan anak di Desa Buga, Kabupaten Tolitoli pada 29 Januari 2025.
    "* Dugaan Terjadinya Tindak Pidana Percobaan Penculikan Anak dibawah Umur*
    Pada hari Rabu tanggal 29 Januari 2025 sekitar Pukul 15.40 wita bertempat di Dusun 1 Tanjung jati, Desa Buga telah terjadi Tindak Pidana Percobaan Penculikan Anak dibawah Umur.
    Adapun Identitas Korban :
    Per.Wika, umur 6 th, Agama Islam, Suku Dondo, Pekerjaan Pelajar, Alamat Dusun 1 Tanjung Jati Desa Buga Kec. Ogodeide Kab. Tolitoli.
    Serta Identitas Saksi-Saksi yang melihat dan mengetahui Kejadian tersebut ;
    a, Nama : Per. Nirmawati
    Umur : 38 Tahun
    Agama : Islam
    Pekerjaan : IRT
    Alamat : Dusun 1 Tangjung jati Desa Buga Kec. Ogodeide Kab. Tolitoli.
    b, Nama : Per. Herti
    Umur : 40 Tahun
    Agama : Islam
    Pekerjaan : IRT
    Alamat : Dusun 1 Tangjung jati Desa Buga Kec. Ogodeide Kab. Tolitoli.
    Dengan Kronologis Kejadian :
    Sekitar Pukul 15.40 wita Per.Wika sedang bermain-main bersama teman- temannya di depan rumah Per.Herti, karena saat itu kondisi Cuaca sedang Hujan, beberapa saat kemudian ada mobil berwarna hitam melintas dari arah Desa Batuilo menuju Desa Buga kemudian Mobil berhenti tepat di tempat anak-anak tersebut bermain, namun Per. Herti tidak mengetahui Persis merek mobil tersebut, dan Per. Herti melihat Kaca mobil depan sebelah kiri dan sebelah kanan terbuka sekitar ±15cm, saat itu Per.Herti melihat gerak-gerik yang mencurigakan terhadap sopir dan penumpang dalam mobil tersebut, lalu kemudian salah satu penumpang mobil turun dan mendekati anak-anak yang sedang bermain tersebut, dan pada saat itu Per.Herti melihat dan langsung berteriak *Woi* dan dengan Spontan terduga Pelaku langsung kabur mengendarai mobilnya, meninggalkan Dusun 1 Tanjung Jati Desa Buga sambil Per.Herti menyuruh anak-anak tersebut pulang kerumahnya Masing-masing.
    Waspada dan awasi anak anda, jangan sampai kita lengah, karena mereka bisa datang kapan saja dan berpura-pura menjadi apa saja.
    Edukasi anak kita bila sedang bermain lalu ada orang asing mendekat dengan gerak gerik mencurigakan untuk segera lari atau berteriak," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 3 kali dibagikan dan mendapat 4 komentar dari warganet.
    Benarkah kabar tentang terjadinya penculikan anak di Desa Bagu, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah? Berikut penelusurannya.
     
    Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.
    Caranya mudah:
    * Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse
    * Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”
    * Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”
    * Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang kabar tentang terjadinya penculikan anak di Desa Bagu, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "penculikan anak di tolitoli" di kolom pencarian Google Search.
    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah kabar tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Dugaan Penculikan Anak di Desa Buga Tolitoli Hoaks" yang dimuat situs rri.co.id pada 5 Februari 2025.
    KBRN,Tolitoli: Sebuah informasi mengenai dugaan penculikan anak dibawah umur di Desa Buga, Kecamatan Ogodeide, Kabupaten Tolitoli, sempat menggemparkan masyarakat setelah beredar luas di media sosial. Informasi tersebut diposting oleh akun yang tidak bertanggung jawab dan menimbulkan keresahan ditengah warga.
    Menanggapi hal tersebut, Polres Tolitoli, segera melakukan penyelidikan untuk memastikan kebenaran informasi yang beredar. Setelah dilakukan penelusuran, ibu dari anak yang disebut-sebut menjadi korban penculikan memberikan klarifikasi bahwa kabar tersebut tidak benar.
    Kapolres Tolitoli, AKBP Wayan Wayracana Aryawan, S.I.K., menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengusut penyebar berita hoaks tersebut.
    "Kami pastikan bahwa informasi terkait penculikan anak di Desa Buga adalah tidak benar alias hoaks. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi yang belum jelas sumbernya. Kami juga sedang menyelidiki akun yang pertama kali menyebarkan berita ini, karena telah menimbulkan keresahan di masyarakat," ujar Kapolres, Rabu (5/2/2025).
    Lebih lanjut, Polres Tolitoli mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menerima informasi, terutama yang beredar di media sosial. Jika, menemukan isu serupa, warga diharapkan segera melapor kepada pihak kepolisian agar dapat dilakukan pengecekan dan klarifikasi sebelum berita menyebar luas.
    Dengan adanya klarifikasi ini, diharapkan masyarakat tidak lagi terprovokasi oleh informasi hoaks yang dapat menimbulkan kepanikan. Polres Tolitoli, berkomitmen untuk terus menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah hukum mereka serta menindak tegas penyebar berita bohong sesuai dengan hukum yang berlaku.
     

    Kesimpulan


    Kabar tentang kabar tentang terjadinya penculikan anak di Desa Bagu, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah ternyata tidak benar alias hoaks. Pihak kepolisian telah melakukan penelusuran dan tidak menemukan adanya upaya penculikan anak di Desa Bagu, Tolitoli.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25509) Tidak Benar Kemenag Buka Pendaftaran Haji Gratis untuk 100 Orang

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/02/2025

    Berita

    tirto.id - Medio Januari lalu, Pemerintah RI bersama Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah menandatangani kesepakatan perhajian untuk musim haji 2025 atau 1446 H. Disebutkan, jemaah haji Indonesia yang bakal diberangkatkan pada masa operasional haji tahun ini sebanyak 221 ribu orang.

    Berhubung ibadah haji selalu mendapat antusiasme yang meriah dari masyarakat, tak jarang momen jelang pelaksanaannya dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan informasi miring.

    Baru-baru ini umpamanya, berseliweran poster pendaftaran haji gratis tahun 2025. Halaman Facebook berjudul “program haji gratis” (arsip) membagikan narasi itu disertai informasi syarat dan ketentuan yang berlaku untuk pendaftaran.

    Syaratnya yakni berumur 25 sampai 65 tahun, sehat jasmani dan rohani, serta sedang tidak hamil. Dari semua pendaftar, menurut unggahan, nantinya akan dipilih 100 orang yang beruntung untuk diberangkatkan haji.

    “Pendaftaran Haji Gratis Khusus 100 Orang Yang Beruntung Tahun Keberangkatan 2025. Pendaftaran Gratis Dan Biaya Ditanggung pemerintah,” tulis akun pengunggah, Rabu (5/2/2025). Poster yang berlalu-lalang itu juga memasang logo Kementerian Agama (Kemenag) dan foto Menteri Agama, Nasaruddin Umar.

    Per Jumat (7/2/2025), unggahan ini sudah dilihat sebanyak 992 kali dan meraup 2.200 tanda suka, serta 498 komentar. Akun pengunggah juga turut menyematkan sebuah tautan pendaftaran di kolom komentar.

    Klaim serupa pun disebarkan oleh akun Facebook lain, di antaranya akun “Haji & Umroh” (arsip).

    Namun, benarkah informasi itu?

    Hasil Cek Fakta

    Tim Riset Tirto mula-mula mengecek profil halaman Facebook pengunggah, yakni “program haji gratis”. Menurut informasi profilnya, halaman itu diikuti oleh 111 orang dan baru dibuat pada 5 Februari 2025.

    Begitu pula dengan halaman Facebook "Haji & Umroh" yang hanya memiliki 74 pengikut dan baru dibuat pada 1 Januari 2025. Akun-akun ini diketahui bukanlah akun Facebook resmi Kementerian Agama.

    Media sosial Facebook asli Kemenag bernama “Kementerian Agama RI” dengan centang biru, yang diikuti oleh 704 ribu pengikut.

    Tirto lalu mencoba menelusuri tautan yang disematkan dalam unggahan. Kami menyalin tautan itu ke situs urlscan.io untuk mengecek keamanannya tanpa harus mengklik tautan.

    Hasilnya, kami menemukan situs ini besifat malicious atau berbahaya. Tautan itu juga sama sekali tidak mengarah ke situs maupun akun-akun media sosial resmi Kemenag.

    Saat mengecek akun Instagram resmi Direktorat Penerangan Agama Islam Kemenag RI, Tirto menjumpai klaim ini sudah dinyatakan hoaks. Kemenag menyatakan pihaknya tidak pernah membuka pendaftaran haji gratis dengan persyaratan tertentu.

    “Jika ada pihak yang mengatasnamakan Kemenag RI untuk percepatan keberangkatan haji gratis harap berhati-hati. Dan jika ada kerugian yang terjadi segera laporkan kepada pihak berwajib,” tulis akun Direktorat Penerangan Agama Islam Kemenag RI dalam unggahan Instagramnya, Selasa (28/1/2025).

    Kemenag juga mengimbau masyarakat untuk mencari informasi resmi hanya melalui kanal Kemenag RI dan Informasi Haji. Masyarakat bisa mengunjungi situs https://haji.kemenag.go.id/v5/?search=waiting-list untuk mengecek informasi terkait waktu tunggu dan kuota untuk setiap daerah.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang sudah dilakukan, narasi soal pendaftaran haji gratis untuk 100 orang yang mengatasnamakan Kementerian Agama (Kemenag RI) bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Akun-akun pengunggah diketahui bukan akun Facebook resmi Kemenag dan baru dibuat pada Januari - Februari 2025. Adapun tautan pendaftaran yang disertakan juga bersifat malicious atau berbahaya, berdasarkan penelusuran menggunakan urlscan.io.

    Klaim ini sudah dinyatakan hoaks oleh Direktorat Penerangan Agama Islam Kemenag RI. Kemenag menyatakan pihaknya tidak pernah membuka pendaftaran haji gratis dengan persyaratan tertentu.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25508) Tidak Benar PBB dan WEF Berkolaborasi Ciptakan Krisis Air

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/02/2025

    Berita

    tirto.id - Belum lama ini Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menarik keanggotaan Negeri Paman Sam dari Perjanjian Iklim Paris dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Trump bahkan menandatangani perintah eksekutif untuk menarik negara yang dipimpinnya dari sejumlah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lainnya.

    Kabar itu lantas menuai sorotan dari berbagai pihak. Di tengah banyaknya perhatian publik yang tertuju pada organisasi global pasca gebrakan Trump, muncul pula beberapa narasi miring yang menyeret PBB.

    Akun Facebook bernama “Lucky Harmony Reborn” (arsip) misalnya, membagikan klaim bahwa PBB akan bekerja sama dengan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) untuk memulai krisis air global. Unggahan itu mencantumkan poster bergambar Sekjen PBB, António Guterres, dan pendiri WEF, Klaus Schwab.

    “Jika di Amerika, Kumpulkan air hujan, anda siap untuk di jebloskan ke penjara. Mungkinkah peraturan ini akan berlaku secara global? Bersiaplah...!,” begitu bunyi takarir yang menyertai unggahan.

    Sejak beredar pada Kamis, (30/1/2025) sampai Jumat (7/2/2025), unggahan ini sudah dibagikan ke 15 orang, dan mendapatkan 37 reaksi emoji serta 24 komentar.

    Klaim identik juga dibagikan oleh akun Facebook lain, seperti bisa dilihat di sini (arsip).

    Namun, bagaimana faktanya?

    Hasil Cek Fakta

    Untuk mencari kebenaran klaim yang beredar, Tim Riset Tirto mencoba melakukan penelusuran Google dengan kata kunci berbahasa Inggris, “UN and WEF join forces to initiate water crisis”. Hasilnya, kami tak menemukan adanya sumber resmi atau pemberitaan kredibel yang mengonfirmasi.

    Hasil pencarian teratas justru membawa kami ke artikel WEF tentang Konferensi Air yang diadakan WEF bersama PBB. Kedua lembaga itu memang pernah melangsungkan Konferensi Air pada 22 – 24 Maret 2023, di New York, AS.

    Konferensi ini justru dimaksudkan untuk mengantisipasi krisis air dan sanitasi, di samping juga merayakan Hari Air Sedunia. Tujuan utama diadakan konferensi ini disebut guna mendukung dan mencapai target terkait air yang disepakati secara internasional, termasuk yang tercantum dalam Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.

    “Krisis air dan sanitasi yang sedang berlangsung merupakan ancaman bagi semua orang karena pengelolaan air yang buruk meningkatkan atau melipatgandakan risiko dalam semua aspek kehidupan,” begitu bunyi potongan pernyataan visi Konferensi Air di laman PBB.

    Prinsip konferensi ini yakni inklusif, berorientasi pada tindakan, dan dilakukan secara lintas-sektoral.

    Menurut informasi dari situs WEF, konferensi pertama dalam hampir lima dekade ini ditutup dengan adopsi Agenda Aksi Air, yang berisi hampir 700 komitmen untuk melindungi “kebaikan bersama global yang paling berharga bagi manusia”.

    WEF juga sering menyerukan terkait “water security”. Ketahanan air disebut lebih dari sekadar apakah kita memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit sumber daya fisik. Manusia membutuhkan air yang cukup, dengan kualitas yang tepat, untuk menjaga mereka tetap sehat. Oleh karenanya, nantinya bisa menopang penghidupan, mengembangkan ekonomi, dan melindungi ekosistem.

    “Ketahanan air mencakup semua aspek masalah ini, mulai dari bencana yang berhubungan dengan air dan penyakit yang ditularkan melalui air, hingga konflik atas sumber daya bersama dan tantangan tata kelola, hingga keanekaragaman hayati dan kualitas air tanah,” tulis WEF di laman resminya.

    Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa WEF dan PBB justru menyerukan dan menciptakan agenda-agenda untuk mengatasi krisis air, bukan malah berkolaborasi menciptakan krisis itu sendiri.

    WEF sendiri sudah sering menjadi sasaran narasi miring. Sebelumnya, mencuat klaim terkait dokumen WEF yang menyebut 6 miliar orang akan meninggal pada 2025. Namun, setelah diperiksaTirto, narasi itu tidak benar adanya.

    Pihak WEF telah menyatakan bahwa klaim yang menghubungkan organisasi itu dengan konspirasi depopulasi tidak berdasar dan berakar pada disinformasi yang berasal dari sumber tak kredibel.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa klaim PBB dan WEF berkolaborasi merencanakan krisis air bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Alih-alih menemukan sumber resmi atau pemberitaan kredibel yang mengonfirmasi, Tirto justru menjumpai artikel tentang Konferensi Air yang diadakan WEF bersama PBB. Kedua lembaga itu memang pernah melangsungkan Konferensi Air pada 22 – 24 Maret 2023, di New York, AS.

    Konferensi ini justru dimaksudkan untuk mengantisipasi krisis air dan sanitasi, di samping juga merayakan Hari Air Sedunia.

    ==Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

    Rujukan