KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar luas di media sosial menampilkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato terkait peperangan dengan Iran.
Di media sosial, Netanyahu disebut menyatakan bahwa perang antara Israel dan Iran hanyalah sandiwara belaka.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Video Netanyahu menyatakan perang antara Israel dan Iran hanyalah sandiwara disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (23/6/2025):
KAMI (ISRAEL) HANYA MENONTONADAPUN PERANG ISRAEL DAN SYI'AH /IRAN HANYA SEKEDAR SANDIWARA,KERUGIAN SANGAT KECIL.
Sementara, berikut teks yang tertera pada video:
Adapun Perang Israel dan Syi'ah/Iran HANYA SEKEDAR SANDIWARA
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Senin (23/6/2025), menampilkan video Netanyahu menyatakan perang antara Israel dan Iran hanyalah sandiwara.
(GFD-2025-27744) [HOAKS] Netanyahu Menyatakan Perang Israel dan Iran Hanya Sandiwara
Sumber:Tanggal publish: 04/07/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Perkataaan Netanyahu dalam video tidak sesuai dengan terjemahan yang terdapat pada sulih teks.
Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan perangkat artificial intelligence (AI) Turbo Scribe untuk membantu transkrip pidato Netanyahu.
Lantas, transkrip dalam bahasa Ibrani itu diterjemahkan dengan Google Translate.
Hasilnya, tidak terdapat pernyataan Netanyahu yang menyebut perang dengan Iran sebagai sandiwara. Ia juga tidak bicara soal Syiah atau aliran agama lainnya.
Netanyahu membahas permasalahan antara Kementerian Luar Negeri Israel dengan kementerian lainnya dan parlemen.
Ia sempat menyinggung Iran dan Korea Utara, sebagai negara yang tidak memiliki hubungan diplomatis apa pun dengan Israel.
Tim Cek Fakta Kompas.com juga mengecek gambar yang beredar menggunakan metode reverse image search dengan Google Lens.
Hasil pencarian mengarahkan ke video pidato Netanyahu 12 tahun lalu di kanal YouTube ini.
Sementara, puncak perang Israel dan Iran bermula oleh serangan Israel pada Jumat (13/6/2025) yang menyasar perumahan hingga fasilitas nuklir Iran.
Kemudian, Iran melakukan serangan balik terhadap Israel sejak Sabtu (14/6/2025) malam, dengan menyerang pusat ekonominya.
Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan perangkat artificial intelligence (AI) Turbo Scribe untuk membantu transkrip pidato Netanyahu.
Lantas, transkrip dalam bahasa Ibrani itu diterjemahkan dengan Google Translate.
Hasilnya, tidak terdapat pernyataan Netanyahu yang menyebut perang dengan Iran sebagai sandiwara. Ia juga tidak bicara soal Syiah atau aliran agama lainnya.
Netanyahu membahas permasalahan antara Kementerian Luar Negeri Israel dengan kementerian lainnya dan parlemen.
Ia sempat menyinggung Iran dan Korea Utara, sebagai negara yang tidak memiliki hubungan diplomatis apa pun dengan Israel.
Tim Cek Fakta Kompas.com juga mengecek gambar yang beredar menggunakan metode reverse image search dengan Google Lens.
Hasil pencarian mengarahkan ke video pidato Netanyahu 12 tahun lalu di kanal YouTube ini.
Sementara, puncak perang Israel dan Iran bermula oleh serangan Israel pada Jumat (13/6/2025) yang menyasar perumahan hingga fasilitas nuklir Iran.
Kemudian, Iran melakukan serangan balik terhadap Israel sejak Sabtu (14/6/2025) malam, dengan menyerang pusat ekonominya.
Kesimpulan
Video menarasikan Netanyahu menyatakan perang antara Israel dan Iran hanyalah sandiwara merupakan hoaks.
Dalam pidatonya, Netanyahu tidak menyinggung soal Syiah atau perang dengan Iran yang terjadi pada pertengahan Juni 2025.
Video yang beredar telah ada di YouTube setidaknya sejak 12 tahun lalu.
Dalam pidatonya, Netanyahu tidak menyinggung soal Syiah atau perang dengan Iran yang terjadi pada pertengahan Juni 2025.
Video yang beredar telah ada di YouTube setidaknya sejak 12 tahun lalu.
Rujukan
- https://www.facebook.com/purwanto.anto.507430/videos/1287192233035143
- https://www.facebook.com/61577226914158/videos/1020980036685521/
- https://www.facebook.com/100022715474926/videos/1040796947777757/
- https://turboscribe.ai/transcript/3242591731742369056/aqndz0e5bn7gnkx6akccbuonncvkigpvn-fg1tdajtb6khb87zkwf8mpoayyf64akd4do8lxuwhm978uutd4wkfw
- https://translate.google.co.id/?hl=id&sl=auto&tl=id&text=%0A%D7%95%D7%91%D7%9B%D7%9F%2C%20%D7%A9%D7%95%D7%9D%20%D7%93%D7%91%D7%A8%20%D7%9C%D7%90%20%D7%94%D7%A9%D7%AA%D7%A0%D7%94.%20%D7%A9%D7%95%D7%9D%20%D7%93%D7%91%D7%A8.%20%D7%91%D7%96%D7%9E%D7%9F%20%D7%A9%D7%90%D7%AA%D7%9D%20%D7%94%D7%99%D7%99%D7%AA%D7%9D%2C%20%D7%91%D7%9E%D7%9E%D7%A9%D7%9C%D7%95%D7%AA%20%D7%94%D7%9C%D7%9C%D7%95.%0A%D7%A8%D7%90%D7%A9%20%D7%97%D7%91%D7%A8%D7%99%20%D7%94%D7%9B%D7%A0%D7%A1%D7%AA%2C%20%D7%A9%D7%9E%D7%A2%D7%AA%D7%99%20%D7%90%D7%AA%20%D7%94%D7%93%D7%95%D7%91%D7%A8%D7%99%D7%9D%20%D7%A9%D7%A2%D7%99%D7%9C%D7%99%D7%A0%D7%95%20%D7%A2%D7%9C%20%D7%9E%D7%A6%D7%91%D7%95%20%D7%A9%D7%9C%20%D7%9E%D7%A9%D7%A8%D7%93%20%D7%94%D7%97%D7%95%D7%A5.%20%D7%94%D7%9D%20%D7%90%D7%95%D7%9E%D7%A8%D7%99%D7%9D%20%D7%A9%D7%94%D7%95%D7%90%20%D7%9E%D7%A4%D7%95%D7%A6%D7%9C%2C%20%D7%A9%D7%94%D7%95%D7%90%20%D7%9E%D7%A8%D7%95%D7%A1%D7%A7%2C%20%D7%A9%D7%94%D7%95%D7%90%20%D7%9E%D7%97%D7%95%D7%9C%D7%A7%20%D7%9C%D7%9B%D7%9E%D7%94%20%D7%9E%D7%A9%D7%A8%D7%93%D7%99%D7%9D.%20%D7%9E%D7%99%20%D7%90%D7%95%D7%9E%D7%A8%20%D7%90%D7%AA%20%D7%96%D7%94%3F%20%D7%97%D7%91%D7%A8%D7%99%D7%9D%20%D7%91%D7%99%D7%A9%D7%A8%D7%90%D7%9C%20%D7%91%D7%99%D7%AA%D7%A0%D7%95%2C%20%D7%91%D7%99%D7%A9%20%D7%A2%D7%AA%D7%99%D7%93%20%D7%95%D7%91%D7%9E%D7%97%D7%A0%D7%94%20%D7%94%D7%A6%D7%99%D7%95%D7%A0%D7%99.%0A%D7%95%D7%91%D7%9B%D7%9F%2C%20%D7%90%D7%95%D7%AA%D7%99%20%D7%96%D7%94%20%D7%9E%D7%A4%D7%9C%D7%90%20%D7%9C%D7%A9%D7%9E%D7%95%D7%A2%20%D7%90%D7%AA%20%D7%94%D7%98%D7%A2%D7%A0%D7%95%D7%AA%20%D7%94%D7%9C%D7%9C%D7%95.%20%D7%9E%D7%9B%D7%9D.%20%D7%9E%D7%A9%D7%95%D7%9D%20%D7%A9%D7%90%D7%AA%D7%9D%20%D7%94%D7%99%D7%99%D7%AA%D7%9D%20%D7%A9%D7%95%D7%AA%D7%A4%D7%99%
(GFD-2025-27743) [HOAKS] Tembok Raksasa Sepanjang 110 Kilometer di Dasar Laut Papua
Sumber:Tanggal publish: 04/07/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar narasi tentang keberadaan tembok raksasa setinggi puluhan meter yang membentang sepanjang ratusan kilometer di dasar laut Papua.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi tentang keberadaan tembok raksasa di dasar laut Papua dibagikan oleh akun Instagram ini dan ini, serta akun Facebook ini.
Berikut narasi yang dibagikan:
"Tembok Laut Aruna"
Di kedalaman laut biru Papua, tersembunyi sebuah keajaiban yang telah lama dilupakan oleh waktu—Tembok Aruna, sebuah dinding raksasa setinggi puluhan meter dan memanjang hingga 110 kilometer, seakan membelah dasar lautan seperti batas dunia yang terlarang.
Menurut legenda suku Biak kuno, tembok ini bukan buatan tangan manusia biasa. Ia dibangun oleh Mokwanar, makhluk langit yang turun dari bintang-bintang, sebagai pelindung dunia atas dari “gerbang api” yang menganga di dasar bumi.
Dinding itu terbuat dari batu hitam yang tidak bisa dipecahkan, disusun dengan presisi sempurna—seolah dipahat oleh teknologi yang melampaui zaman.
Para penyelam modern yang menemukannya pertama kali pada 2007 mengira mereka menemukan reruntuhan kota kuno. Namun yang mereka lihat lebih dari sekadar arsitektur purba—di batu-batu itu terdapat pola ukiran mirip peta bintang, aksara yang belum pernah teridentifikasi, dan sebuah celah besar menyerupai pintu gerbang yang tertutup rapat oleh karang dan waktu.
Seorang arkeolog muda bernama Dita Loma, dalam ekspedisi tahun 2024, menyadari sesuatu yang mengejutkan: tembok itu seakan “hidup”.
Ia mendeteksi denyut elektromagnetik yang berdenyut tiap 33 jam dari dalam batu. Dan setiap kali denyutan itu datang, kawanan ikan-ikan akan menghilang, dan suara dentingan logam menggema pelan dari balik celah.
Desas-desus mulai menyebar: Apakah ini sisa kota yang tenggelam? Atau benteng yang menyegel sesuatu jauh lebih tua dan lebih berbahaya dari peradaban manapun?
Beberapa percaya bahwa Tembok Aruna adalah sisa peradaban pertama dunia, yang melampaui Atlantis, dan dibangun bukan untuk dihuni—tapi untuk mengurung sesuatu.
Kini, dunia mulai melirik lautan Papua. Tapi para tetua suku lokal memperingatkan:
> “Jangan buka gerbang itu. Tembok bukan untuk melindungi manusia dari laut. Tapi untuk melindungi dunia dari apa yang dikurung di balik laut.”
Screenshot Hoaks, tembok raksasa di dasar laut Papua
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi tentang keberadaan tembok raksasa di dasar laut Papua dibagikan oleh akun Instagram ini dan ini, serta akun Facebook ini.
Berikut narasi yang dibagikan:
"Tembok Laut Aruna"
Di kedalaman laut biru Papua, tersembunyi sebuah keajaiban yang telah lama dilupakan oleh waktu—Tembok Aruna, sebuah dinding raksasa setinggi puluhan meter dan memanjang hingga 110 kilometer, seakan membelah dasar lautan seperti batas dunia yang terlarang.
Menurut legenda suku Biak kuno, tembok ini bukan buatan tangan manusia biasa. Ia dibangun oleh Mokwanar, makhluk langit yang turun dari bintang-bintang, sebagai pelindung dunia atas dari “gerbang api” yang menganga di dasar bumi.
Dinding itu terbuat dari batu hitam yang tidak bisa dipecahkan, disusun dengan presisi sempurna—seolah dipahat oleh teknologi yang melampaui zaman.
Para penyelam modern yang menemukannya pertama kali pada 2007 mengira mereka menemukan reruntuhan kota kuno. Namun yang mereka lihat lebih dari sekadar arsitektur purba—di batu-batu itu terdapat pola ukiran mirip peta bintang, aksara yang belum pernah teridentifikasi, dan sebuah celah besar menyerupai pintu gerbang yang tertutup rapat oleh karang dan waktu.
Seorang arkeolog muda bernama Dita Loma, dalam ekspedisi tahun 2024, menyadari sesuatu yang mengejutkan: tembok itu seakan “hidup”.
Ia mendeteksi denyut elektromagnetik yang berdenyut tiap 33 jam dari dalam batu. Dan setiap kali denyutan itu datang, kawanan ikan-ikan akan menghilang, dan suara dentingan logam menggema pelan dari balik celah.
Desas-desus mulai menyebar: Apakah ini sisa kota yang tenggelam? Atau benteng yang menyegel sesuatu jauh lebih tua dan lebih berbahaya dari peradaban manapun?
Beberapa percaya bahwa Tembok Aruna adalah sisa peradaban pertama dunia, yang melampaui Atlantis, dan dibangun bukan untuk dihuni—tapi untuk mengurung sesuatu.
Kini, dunia mulai melirik lautan Papua. Tapi para tetua suku lokal memperingatkan:
> “Jangan buka gerbang itu. Tembok bukan untuk melindungi manusia dari laut. Tapi untuk melindungi dunia dari apa yang dikurung di balik laut.”
Screenshot Hoaks, tembok raksasa di dasar laut Papua
Hasil Cek Fakta
Meski tidak sama persis dengan yang dibagikan di Facebook baru-baru ini, narasi tentang keberadaan tembok raksasa di dasar laut Papua telah beredar di internet sejak 2011.
Narasi itu disebarkan oleh blog IndoCropCircles, pada 10 September 2011.
Mereka mengeklaim terdapat struktur menyerupai tembok raksasa di dasar laut Papua yang panjangnya mencapai 110 kilometer dengan tinggi 1.860 meter dan lebar 2.700 meter.
Kemudian, narasi sejenis beredar pada 2023 dalam format video.
Narasi itu mengeklaim tembok raksasa di dasar laut Papua merupakan benteng milik Yajuj dan Majuj, makhluk pembawa kerusakan yang dikaitkan sebagai tanda datangnya kiamat dalam ajaran Islam.
Dilansir Cek Fakta Tempo, 8 Juni 2023, Koordinator Pemetaan Kelautan, Badan Informasi Geospasial (BIG), Fajar Triady Mugiarto, mengatakan bahwa tembok raksasa kuno di laut Jayapura, Papua, tidak pernah ditemukan berdasarkan hasil data batimetri nasional.
Data batimetri nasional tersebut didapatkan melalui hasil integrasi dari beberapa sumber data primer atau hasil survei yang dilakukan oleh beberapa kementerian lembaga dan dari data sekunder yang didapat dari data satelit altimetri atau lainnya.
Hasil survei maupun data sekunder BIG tidak mengidentifikasi adanya tembok raksasa.
Sebaliknya, BIG mendapatkan data berupa fitur gunung bawah laut dengan ketinggian lebih dari 3.000 meter.
Kaki gunung berada di kedalaman sekitar 3.700 meter sampai 4.300 meter dan puncak gunung berada di sekitar kedalaman 500 meter.
Sementara itu, Kepala Departemen Teknik Geomatika ITS Surabaya, Danar Guruh Pratomo, dalam pemberitaan KompasTV, 15 Juni 2023, juga mengaku tidak menemukan obyek berupa tembok di sekitar Papua.
Menurut Danar, visual yang diklaim sebagai tembok raksasa di dasar laut Papua merupakan bathymetry artifacts atau kekeliruan yang muncul dalam data batimetri.
Narasi itu disebarkan oleh blog IndoCropCircles, pada 10 September 2011.
Mereka mengeklaim terdapat struktur menyerupai tembok raksasa di dasar laut Papua yang panjangnya mencapai 110 kilometer dengan tinggi 1.860 meter dan lebar 2.700 meter.
Kemudian, narasi sejenis beredar pada 2023 dalam format video.
Narasi itu mengeklaim tembok raksasa di dasar laut Papua merupakan benteng milik Yajuj dan Majuj, makhluk pembawa kerusakan yang dikaitkan sebagai tanda datangnya kiamat dalam ajaran Islam.
Dilansir Cek Fakta Tempo, 8 Juni 2023, Koordinator Pemetaan Kelautan, Badan Informasi Geospasial (BIG), Fajar Triady Mugiarto, mengatakan bahwa tembok raksasa kuno di laut Jayapura, Papua, tidak pernah ditemukan berdasarkan hasil data batimetri nasional.
Data batimetri nasional tersebut didapatkan melalui hasil integrasi dari beberapa sumber data primer atau hasil survei yang dilakukan oleh beberapa kementerian lembaga dan dari data sekunder yang didapat dari data satelit altimetri atau lainnya.
Hasil survei maupun data sekunder BIG tidak mengidentifikasi adanya tembok raksasa.
Sebaliknya, BIG mendapatkan data berupa fitur gunung bawah laut dengan ketinggian lebih dari 3.000 meter.
Kaki gunung berada di kedalaman sekitar 3.700 meter sampai 4.300 meter dan puncak gunung berada di sekitar kedalaman 500 meter.
Sementara itu, Kepala Departemen Teknik Geomatika ITS Surabaya, Danar Guruh Pratomo, dalam pemberitaan KompasTV, 15 Juni 2023, juga mengaku tidak menemukan obyek berupa tembok di sekitar Papua.
Menurut Danar, visual yang diklaim sebagai tembok raksasa di dasar laut Papua merupakan bathymetry artifacts atau kekeliruan yang muncul dalam data batimetri.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tentang keberadaan tembok raksasa di dasar laut Papua adalah hoaks.
Narasi semacam itu telah beredar di internet sejak 2011. Pada 2023, narasi itu kembali ramai dibicarakan dan dikaitkan dengan tanda-tanda akan datangnya kiamat.
Namun, sejumlah pakar telah membantah keberadaan tembok raksasa di dasar laut Papua. Data batimetri nasional tidak menemukan adanya struktur semacam itu.
Narasi semacam itu telah beredar di internet sejak 2011. Pada 2023, narasi itu kembali ramai dibicarakan dan dikaitkan dengan tanda-tanda akan datangnya kiamat.
Namun, sejumlah pakar telah membantah keberadaan tembok raksasa di dasar laut Papua. Data batimetri nasional tidak menemukan adanya struktur semacam itu.
Rujukan
- https://www.instagram.com/reel/DLhmpuTTBJA/
- https://www.instagram.com/p/DLnFov2vs4v/
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=2940112126181507&set=a.121437961382285
- https://indocropcircles.wordpress.com/2011/09/10/ditemukan-struktur-benteng-dilepas-pantai-utara-papua-tinggi-1-8km-panjang-110-km/
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/2312/keliru-klaim-tembok-raksasa-di-papua-terkait-yajuj-dan-majuj
- https://www.kompas.tv/video/416539/ada-tembok-besar-di-dasar-laut-papua-news-or-hoax
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27742) [HOAKS] Jepang Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia
Sumber:Tanggal publish: 04/07/2025
Berita
KOMPAS.com - Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA disebut membatalkan Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Jepang akan ditunjuk sebagai tuan rumah. Pembatalan itu dikaitkan dengan eskalasi konflik di Timur Tengah yang memanas.
Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Informasi yang menyebut FIFA menunjuk Jepang sebagai tuan rumah ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut penggalan narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu (28/6/2025):
FAKTA MENGEJUTKAN: JEPANG GANTIKAN QATAR & ARAB SEBAGAI TUAN RUMAH ROUND 4 KUALIFIKASI PIALA DUNIA 2026!
Keputusan mengejutkan datang dari FIFA. Organisasi sepak bola dunia tersebut resmi mencabut status tuan rumah babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 dari Qatar dan Arab Saudi.
Alasan utama di balik keputusan ini adalah masalah keamanan yang dinilai terlalu riskan untuk melanjutkan pertandingan di wilayah tersebut.
Sebagai gantinya, FIFA menunjuk Jepang sebagai tuan rumah baru untuk babak keempat. Hal ini tentu menjadi kabar penting, terutama bagi Timnas Indonesia yang saat ini sedang berjuang menembus Piala Dunia.
Bertanding di tempat netral seperti Jepang bisa jadi memberikan keuntungan tersendiri bagi skuad Garuda.
Pengguna media sosial juga menyertakan foto Presiden FIFA, Gianni Infantino disertai teks berikut:
FIFA BATALKAN QATAR & ARAB SEBAGAI TUAN RUMAH ROUND 4 "INI MENYANGKUT SOAL KEAMANAN" DAN UNJUK JEPANG SEBAGAI HOST
Jepang akan ditunjuk sebagai tuan rumah. Pembatalan itu dikaitkan dengan eskalasi konflik di Timur Tengah yang memanas.
Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Informasi yang menyebut FIFA menunjuk Jepang sebagai tuan rumah ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut penggalan narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu (28/6/2025):
FAKTA MENGEJUTKAN: JEPANG GANTIKAN QATAR & ARAB SEBAGAI TUAN RUMAH ROUND 4 KUALIFIKASI PIALA DUNIA 2026!
Keputusan mengejutkan datang dari FIFA. Organisasi sepak bola dunia tersebut resmi mencabut status tuan rumah babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 dari Qatar dan Arab Saudi.
Alasan utama di balik keputusan ini adalah masalah keamanan yang dinilai terlalu riskan untuk melanjutkan pertandingan di wilayah tersebut.
Sebagai gantinya, FIFA menunjuk Jepang sebagai tuan rumah baru untuk babak keempat. Hal ini tentu menjadi kabar penting, terutama bagi Timnas Indonesia yang saat ini sedang berjuang menembus Piala Dunia.
Bertanding di tempat netral seperti Jepang bisa jadi memberikan keuntungan tersendiri bagi skuad Garuda.
Pengguna media sosial juga menyertakan foto Presiden FIFA, Gianni Infantino disertai teks berikut:
FIFA BATALKAN QATAR & ARAB SEBAGAI TUAN RUMAH ROUND 4 "INI MENYANGKUT SOAL KEAMANAN" DAN UNJUK JEPANG SEBAGAI HOST
Hasil Cek Fakta
Penetapan Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah diumumkan di laman Konfederasi Sepak Bola Asia atau AFC pada Jumat, 13 Juni 2025.
"Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) telah mengonfirmasi Asosiasi Sepak Bola Qatar dan Federasi Sepak Bola Arab Saudi sebagai Asosiasi Anggota Tuan Rumah untuk ajang AFC Asian Qualifiers," tulisnya.
Sejauh ini, tidak ada informasi kredibel mengenai pembatalan kedua negara sebagai tuan rumah.
FIFA juga tidak memberikan pengumuman apa pun yang mengindikasikan Jepang sebagai tuan rumah ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Sebagaimana pernah ditulis Kompas.com, terdapat enam tim termasuk Indonesia, Irak, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab yang akan dibagi ke dalam dua grup.
Mereka akan memperebutkan dua tiket ke Piala Dunia 2026.
Sementara, Jepang telah lolos kualifikasi, sehingga tidak menjadi tuan rumah dari laga ronde 4 tersebut.
"Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) telah mengonfirmasi Asosiasi Sepak Bola Qatar dan Federasi Sepak Bola Arab Saudi sebagai Asosiasi Anggota Tuan Rumah untuk ajang AFC Asian Qualifiers," tulisnya.
Sejauh ini, tidak ada informasi kredibel mengenai pembatalan kedua negara sebagai tuan rumah.
FIFA juga tidak memberikan pengumuman apa pun yang mengindikasikan Jepang sebagai tuan rumah ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Sebagaimana pernah ditulis Kompas.com, terdapat enam tim termasuk Indonesia, Irak, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab yang akan dibagi ke dalam dua grup.
Mereka akan memperebutkan dua tiket ke Piala Dunia 2026.
Sementara, Jepang telah lolos kualifikasi, sehingga tidak menjadi tuan rumah dari laga ronde 4 tersebut.
Kesimpulan
Narasi yang menyebut FIFA menunjuk Jepang sebagai tuan rumah ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia merupakan hoaks.
Hingga kini, belum ada keputusan pembatalan Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah laga tersebut.
Sementara, Jepang telah lolos kualifikasi, sehingga tidak menjadi tuan rumah ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Hingga kini, belum ada keputusan pembatalan Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah laga tersebut.
Sementara, Jepang telah lolos kualifikasi, sehingga tidak menjadi tuan rumah ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=10225445261873066&set=a.4955718905370
- https://www.facebook.com/photo?fbid=122134586882775614&set=a.122128829966775614
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=4063187860676390&set=a.1398911987104004
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=122120438852889768&set=a.122101607312889768
- https://www.the-afc.com/en/national/asian_qualifiers.html/news/hosts-of-afc-asian-qualifiers%E2%84%A2-%E2%80%93-road-to-26-playoffs-confirmed
- https://www.fifa.com/en/tournaments/mens/worldcup/canadamexicousa2026/articles/asia-afc-qualifying-qualifiers-dates-teams-places-world-cup-2026
- https://bola.kompas.com/read/2025/06/13/17090008/resmi-qatar-dan-arab-saudi-tuan-rumah-ronde-4-kualifikasi-piala-dunia-2026-zona
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27741) Keliru: Video Ratusan Kapal Perang Cina Sampai di Timur Tengah
Sumber:Tanggal publish: 04/07/2025
Berita
SEBUAH video beredar di TikTok [arsip] dan Facebook memperlihatkan ratusan kapal perang. Kapal-kapal itu diklaim milik Cina yang disiagakan ke Timur Tengah.
Narasi dalam video itu menyebut, kapal-kapal itu telah direkam di Teluk Oman.Namun pada video lain disebut di Teluk Persia. “Armada Laut Cina Merapat Ke Timur Tengah...apakah eskalasi besar terjadi atau hanya latihan ringan dengan satu negara sekutu di Timur Tengah,” demikian narasi yang menyertai video.
Namun, benarkah video itu adalah ratusan kapal perang Cina yang dikerahkan ke Timur Tengah?
Narasi dalam video itu menyebut, kapal-kapal itu telah direkam di Teluk Oman.Namun pada video lain disebut di Teluk Persia. “Armada Laut Cina Merapat Ke Timur Tengah...apakah eskalasi besar terjadi atau hanya latihan ringan dengan satu negara sekutu di Timur Tengah,” demikian narasi yang menyertai video.
Namun, benarkah video itu adalah ratusan kapal perang Cina yang dikerahkan ke Timur Tengah?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi narasi tersebut dengan pengamatan visual, pencarian informasi kredibel, serta menggunakan layanan pencarian gambar terbalik Google. Fakta-fakta menunjukkan bahwa kapal-kapal itu bukan bagian dari armada militer milik Cina.
Pengamatan pada video menunjukkan, kapal tersebut berkode L 400. Ini merupakan kapal Peninsula of Anatolia/Anadolu alias TCG Anadolu milik Angkatan Laut Turki. Fotonya yang identik dapat diakses melalui situs Shiphub.com.
Kapal itu termasuk jenis kapal serbu amfibi yang dimodifikasi menjadi kapal induk. Kapal itu diproyeksikan menangani tugas-tugas militer jarak jauh, operasi bantuan kemanusiaan, sebagai pusat komando, dan menjadi kapal induk Angkatan Laut Turki.
Video itu sesungguhnya memperlihatkan perayaan ulang tahun Republik Turki yang ke-100 pada 29 Oktober 2023. Video yang sama diunggah oleh saluran YouTube Barbaros K?z?lelma.
Dalam konferensi pers terkait persiapan acara tersebut, Penasihat Pers dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pertahanan Turki, Laksamana Muda Zeki Aktürk, mengatakan bahwa dalam rangkaian perayaan itu 100 kapal milik Angkatan Laut dari Negeri Dua Benua dipamerkan.
Pawai itu mengutamakan penampilan TCG Anadolu yang diiringi 20 pesawat tempur, di Selat Bosporus, tanggal 29 Oktober 2023. Sebanyak 101 senjata juga akan ditembakkan untuk memeriahkan parade.
Sikap Cina atas Perang Iran-Israel
Cina memang mengkritik keras aksi blok Barat, Israel dan AS, dalam konflik di Timur Tengah, sebagaimana dilaporkan Tempo. Namun mereka mendorong sengketa dan permasalahan yang ada diselesaikan dengan jalur diplomasi.
Presiden Cina Xi Jin Ping telah menyerukan langkah mediasi untuk meredakan konflik, setelah serangan Israel dan AS membunuh 900 warga Iran dalam perang 12 hari sejak 13-23 Juni 2025.
Pengamatan pada video menunjukkan, kapal tersebut berkode L 400. Ini merupakan kapal Peninsula of Anatolia/Anadolu alias TCG Anadolu milik Angkatan Laut Turki. Fotonya yang identik dapat diakses melalui situs Shiphub.com.
Kapal itu termasuk jenis kapal serbu amfibi yang dimodifikasi menjadi kapal induk. Kapal itu diproyeksikan menangani tugas-tugas militer jarak jauh, operasi bantuan kemanusiaan, sebagai pusat komando, dan menjadi kapal induk Angkatan Laut Turki.
Video itu sesungguhnya memperlihatkan perayaan ulang tahun Republik Turki yang ke-100 pada 29 Oktober 2023. Video yang sama diunggah oleh saluran YouTube Barbaros K?z?lelma.
Dalam konferensi pers terkait persiapan acara tersebut, Penasihat Pers dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pertahanan Turki, Laksamana Muda Zeki Aktürk, mengatakan bahwa dalam rangkaian perayaan itu 100 kapal milik Angkatan Laut dari Negeri Dua Benua dipamerkan.
Pawai itu mengutamakan penampilan TCG Anadolu yang diiringi 20 pesawat tempur, di Selat Bosporus, tanggal 29 Oktober 2023. Sebanyak 101 senjata juga akan ditembakkan untuk memeriahkan parade.
Sikap Cina atas Perang Iran-Israel
Cina memang mengkritik keras aksi blok Barat, Israel dan AS, dalam konflik di Timur Tengah, sebagaimana dilaporkan Tempo. Namun mereka mendorong sengketa dan permasalahan yang ada diselesaikan dengan jalur diplomasi.
Presiden Cina Xi Jin Ping telah menyerukan langkah mediasi untuk meredakan konflik, setelah serangan Israel dan AS membunuh 900 warga Iran dalam perang 12 hari sejak 13-23 Juni 2025.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan ratusan kapal perang Cina yang tiba di Timur Tengah untuk terlibat konflik regional di sana adalah klaim keliru.
Rujukan
- https://www.tiktok.com/@aquasedang23/video/7521839888463940872?_r=1&_t=ZS-8xfQCH9wAgX
- https://mvau.lt/media/2bb2c104-827c-420a-8c3f-fe7dcd0a0d5a
- https://www.facebook.com/reel/3904192393226198
- https://shipshub.com/ships/239-2.html
- https://www.youtube.com/watch?v=OAimSPT-vyQ
- https://www.msb.gov.tr/SlaytHaber/3454427a125248e3aa0b88c5a61d69c9
- https://www.tempo.co/internasional/sikap-cina-dan-rusia-atas-ulah-amerika-serikat-menyerang-iran-1785303
Halaman: 309/6604