• (GFD-2024-22391) [KLARIFIKASI] Perempuan Terseret Balon Udara Bagian dari Latihan Sirkus Ekstrem

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan seorang perempuan yang sedang berbicara di depan kamera, tiba-tiba terseret tali balon udara.

    Perempuan itu terbawa balon udara dengan kakinya masih tersangkut pada tali.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi dalam video keliru.

    Video perempuan terseret balon udara disebarkan oleh akun Facebook ini pada Kamis (29/8/2024).

    "Terseret tali balon udara," tulis akun tersebut.

    Video serupa ditemukan di akun X ini dan ini.

    Perempuan dalam video merupakan atlet atraksi tali profesional asal Perancis, Louise Leblanc.

    Video yang beredar merupakan bagian dari latihan untuk pertunjukan Sirkus Inextremiste di Perancis.

    Videonya diunggah oleh akun Instagram @solennecapmas, 14 Agustus 2024.

    Setelah videonya viral, Lenoble menyampaikan klarifikasi melalui akun Instagram pribadinya @louise_lenoble, pada 17 Agustus 2024.

    Ia menandai akun instagram milik Inextremiste Circus.

    Lenoble menjelaskan, agedang dalam video yang beredar merupakan bagian dari latihan pertunjukan EXIT Inextremiste Circus, yang akan berlangsung di Chamonix, Perancis timur.

    Ia mengatakan, pertunjukannya berjalan lancar dan adegan serupa telah dilakukan oleh orang lain tanpa insiden.

    Adegan promosi dari acara EXIT dapat dilihat di kanal YouTube Temal Production, 4 Desember 2023.

    Video yang beredar di media sosial dibagikan tanpa konteks yang lengkap, seolah Leblanc mengelami kecelakaan. Padahal itu adalah bagian dari latihan.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan

    Video latihan pertunjukan EXIT Inextremiste Circus di Perancis disebarkan dengan konteks keliru.

    Perempuan dalam video merupakan atlet atraksi tali profesional asal Perancis, Louise Leblanc.

    Ia tidak tertarik secara tiba-tiba, melainkan bagian dari latihan adegan sirkus.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22390) Cek Fakta: Tidak Benar Penemuan Gua Raksasa di Bawah Ibu Kota Malaysia Kuala Lumpur

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/09/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang penemuan gua raksasa di bawah ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 26 Agustus 2024.
    Akun Facebook tersebut mengunggah narasi berisi klaim bahwa ada penemuan gua kosong yang sangat besar di bawah Kota Kuala Lumpur. Informasi ini diklaim dari temuan Ahli Geologi dari Universiti Malaya, Dr. Sarah Jamal.
    "Kuala Lumpur, 25 Agustus2024 - Dalam sebuah penemuan mengejutkan yang telah mengejutkan dunia geologi, Dr. Sarah Jamal, ahli geologi terkemuka dari Universitas Malaya, telah mengungkapkan bahwa daerah di bawah kota Kuala Lampur adalah sebuah gua kosong yang sangat besar. Menurut sebuah studi mendalam yang dilakukan oleh Dr. Sarah dan timnya, struktur geologi yang unik ini terbentuk jutaan tahun yang lalu, membuat Kuala Lumpur tampak seperti kota yang dibangun di atas 'atap' gua raksasa.
    Dr. Sarah menjelaskan bahwa “Gua Kuala Lumpur,” seperti namanya, terdiri dari batu kapur yang terkikis secara bertahap oleh air bawah tanah, menghasilkan rongga besar di bawah permukaan tanah. "Penemuan seperti ini sangat jarang, apalagi di bawah kota modern seperti Kuala Lumpur," kata Dr Sarah saat ditemukan.
    Menambahkan lagi, gua berpotensi mengandung ekosistem unik yang belum sepenuhnya dijelajahi, tetapi hingga sekarang, sebagian besar ruang di dalam gua kosong tanpa tambahan formasi geologi atau tanda-tanda kehidupan.
    Penemuan ini juga menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai stabilitas struktur perkotaan Kuala Lumpur, meskipun Dr. Sarah menegaskan bahwa penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan risiko yang mungkin terjadi. ~ berita hiburan dari imajinasi ai," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 11 kali dibagikan dan mendapat 37 komentar dari warganet.
    Benarkah kabar tentang penemuan gua raksasa di bawah ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang penemuan gua raksasa di bawah ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "ahi geologi malaysia sarah jamal kuala lumpur" di kolom pencarian Google Search.
    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah kabar tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Tiada ahli geologi bernama Sarah Jamal yang berkhidmat di UM" yang dimuat situs bharian.com pada 26 Agustus 2024.
    Dalam artikel tersebut dijelaskan, Universiti Malaya (UM) memastikan bahwa tidak ada ahli geologi bernama Dr. Sarah Jamal.
    "Departemen menegaskan tidak ada ahli geologi bernama Sarah Jamal yang bertugas di Universiti Malaya. Juga, tidak ada ahli geologi bernama Sarah Jamal yang terdaftar di Dewan Ahli Geologi Malaysia," kata Ketua Jurusan Geologi Fakultas Sains UM Associate, Prof Dr Meor Hakif Amir Hassan.
    Selain itu, Amir Hassan juga menyebut bahwa isi dari klaim tersebut tidak berdasarkan fakta dan diduga palsu. Menurutnya, staf Departemen Geologi UM belum dapat memastikan penyebab dari longsor di Jalan Masjid India. Sebab, operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) serta penyelidikan masih dilakukan oleh pihak berwenang Malaysia.
    "Penyebab kejadian masih belum dapat dipastikan," ujarnya.
     

    Kesimpulan


    Kabar tentang penemuan gua raksasa di bawah ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur ternyata tidak benar. Pihak Universiti Malaya (UM) memastikan bahwa tidak ada ahli geologi bernama Dr. Sarah Jamal. Selain itu, pihak Universiti Malaya juga menyebut bahwa isi dari klaim tersebut tidak berdasarkan fakta dan diduga palsu.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22389) Benar, Video yang Memperlihatkan Poster Indikator Kadar Gula Produk Minuman di Super Indo

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/09/2024

    Berita



    Sebuah video beredar di WhatsApp, akun Facebook ini, ini, ini serta unggahan Instagram ini dan ini, yang diklaim poster informasi kadar gula dalam produk minuman yang dijual di pasar swalayan Super Indo.

    Video itu memperlihatkan poster keterangan kadar gula dan label harga masing-masing jenama produk minuman itu. Konten itu memuat informasi mengenai kandungan gula tinggi pada minuman berbahaya bagi konsumen, termasuk anak-anak. Dikatakan juga bahwa produk-produk minuman berpemanis itu menyebabkan penyakit ginjal.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah Super Indo memasang indikator kandungan gula di rak produk minuman? Dan benarkah, minuman berpemanis berbahaya untuk dikonsumsi?

    Hasil Cek Fakta



    Artikel ini menelusuri dua klaim dari narasi yang beredar tersebut. Pertama, benarkah pasar swalayan Super Indo menempelkan indikator kadar gula di rak produk minuman? Kedua, benarkah minuman yang mengandung tinggi gula berbahaya bagi kesehatan?

    Klaim 1: Super Indo memasang informasi indikator kadar gula

    Fakta: Video yang beredar sama dengan rekaman dr. Deva Putriane, Cht, CPHCT yang diunggah di akun TikTok miliknya pada Juli 2024. Dia adalah dokter umum yang berpraktik di salah satu klinik di Kota Tangerang, Jawa Barat.

    Ia biasa membagikan informasi kesehatan melalui konten yang diunggahnya di media sosial, terutama terkait kesehatan anak-anak. Dalam video yang beredar, ia mengapresiasi Super Indo yang memberikan informasi indikator kandungan gula pada produk minuman yang dijual di pasar swalayan mereka.

    “Semoga dengan video ini kalian bisa lebih aware, bukan cuma buat anak-anak tapi buat sekeluarga untuk berhenti konsumsi minuman berwarna,” keterangan yang disertakan dr. Deva dalam video itu.

    Super Indo dalam websitenya menerangkan mereka mulai memasang informasi indikator kadar gula pada produk minuman pada 26 Januari 2023. Mereka mengutip anjuran konsumsi gula dari Kementerian Kesehatan yakni setara 4 sendok makan atau 50 gram per orang per hari.

    Hal itu juga dikatakan untuk merespons tingginya kasus diabetes di dunia. Mereka mengutip laporan International Diabetes Federation (IDF) yang mencatat 537 juta orang dewasa atau 1 dari 10 orang, mengidap diabetes di seluruh dunia. Hal itu menyebabkan 6,7 juta orang meninggal dunia atau 1 kematian setiap 5 detik.

    Secara teknis, mereka membagi produk minuman dalam empat kelompok sesuai dengan informasi kadar gula yang tertera dalam kemasan. Keempatnya adalah warna kuning untuk produk minuman yang mengandung gula ≤ 0,5 gr, jingga muda untuk yang 0,5 - 6 gr, jingga antara 6 sampai 12 gr, dan jingga tua > 12 gr.

    Poster berisi keterangan tersebut dipasang di dekat rak produk minuman. Kemudian pada label harga untuk jenama produk minuman tersebut diberikan kode warna yang sesuai dengan kandungan gula masing-masing.

    General Manager of Corporate Affairs & Sustainability Super Indo Yuvlinda Susanto, dalam berita di Kompas.com, menyatakan bahwa pihaknya adalah pasar swalayan pertama yang memasang informasi indikator kadar gula pada produk minuman tersebut.

    “Kalau sugar indicator atau penerapan warna pada minuman siap saji dalam kemasan memang bisa dikatakan kami yang pertama melakukan dan itu kami lakukan menggunakan fasilitas yang ada di dalam gerai,” kata Yuvlinda di Jakarta, Kamis, 1 Agustus 2024.

    Dalam publikasi Tempo, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya berupaya mengatur konsumsi gula, garam dan lemak oleh masyarakat. Terkait hal itu, dibutuhkan aturan turunan dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan atau UU Kesehatan.

    "Teman-teman lihat kan di Singapura, dipasangin logo, nah itu juga diregulasi juga. Sekarang juga ada di Peraturan Pemerintah ya. Mudah-mudahan bulan ini bisa keluar, jadi kita juga bisa mulai itu melabel makanan-makanan di supermarket, kalau kandungan gula, garam, dan lemaknya tinggi," kata Budi, di Jakarta, Selasa, 4 Juni 2024.

    Klaim 2: Makanan tinggi gula berbahaya bagi kesehatan

    Fakta: Dilansir CNN, konsumsi gula berlebih dapat memberikan 45 dampak negatif bagi kesehatan tubuh mulai diabetes, asam urat, obesitas, tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, kanker, asma, kerusakan gigi, depresi, dan kematian dini.

    Penelitian yang terbit jurnal The BMJ itu ditulis sejumlah peneliti dari Amerika Serikat dan Cina. Mereka mengambil kesimpulan setelah meninjau 73 meta-analisis dari 8.601 studi tentang konsumsi gula.

    Namun, sesungguhnya hubungan antara gula dan berbagai penyakit itu belum benar-benar terbuktikan secara ilmiah atau klinis, dan masih menjadi kontroversi, yang juga dilaporkan BBC. Pemerintah Indonesia maupun Amerika Serikat sama-sama menyarankan warganya membatasi konsumsi gula.

    Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) RI pun mencatat sejumlah jurnal menemukan dampak tak langsung konsumsi terlalu banyak gula dengan gangguan kesehatan. Secara umum gula berdampak pada penyakit metabolik dan obesitas yang dapat menjalar pada penyakit lain.

    “Gula bukanlah zat karsinogenik atau zat penyebab kanker. Namun, konsumsi gula yang berlebihan, terutama gula tambahan pada minuman dan makanan olahan, dapat berkontribusi terhadap obesitas, yang merupakan faktor risiko penting terjadinya kanker.”

    Menurut Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, mengonsumsi gula berlebih akan menyebabkan obesitas sehingga berisiko tinggi mengakibatkan penyakit kanker. Laki-laki berisiko tinggi menderita kanker usus besar dan kelenjar prostat, sedangkan wanita berisiko tinggi untuk menderita kanker payudara dan leher rahim.

    Di sisi lain, dilansir publikasi kesehatan Universitas Harvard, sebuah studi yang diterbitkan di Frontiers in Nutrition pada 4 Agustus 2023, menyatakan bahwa mengkonsumsi banyak makanan dan minuman mengandung gula meningkatkan risiko terkena batu ginjal.

    Kesimpulan itu diperoleh dari analisis terhadap data kesehatan 28.303 orang dewasa, 48 persen berjenis kelamin laki-laki, dalam rentang waktu 11 tahun. Dihasilkan kesimpulan mereka yang mengkonsumsi 25 persen kalori per hari dari gula dalam makanan dan minuman berisiko 88 persen lebih tinggi terkena batu ginjal dibanding yang hanya mengonsumsi 5 persen.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan informasi indikator kadar gula yang dipasang di rak produk minuman di pasar swalayan Super Indo, adalah klaim yang benar.

    Meskipun belum terbukti secara klinis dan masih menjadi kontroversi, sejumlah negara termasuk Indonesia dan Amerika Serikat menganjurkan pembatasan konsumsi gula pada rakyatnya.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22388) Keliru, Video Berisi Klaim Rosianna Silalahi Wawancara dengan Isman Firdaus Soal Obat Hipertensi

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/09/2024

    Berita



    Salah satu akun Facebook [ arsip ] membagikan video jurnalis Kompas TV, Rosianna Silalahi atau Rosi, yang mewawancarai kardiolog Isman Firdaus tentang obat hipertensi.

    Dalam video, Rosi–panggilan karib Rosiana Silalahi–berbicara sebagai berikut: “Kabar baik masalah tekanan darah tinggi di Indonesia telah berakhir selamanya. Dokter Kardiolog Isman Firdaus mengungkap rahasia paling kotor dari perusahaan farmasi yang mereka sembunyikan dari semua orang selama 77 tahun. Ternyata para apoteker hanya menghasilkan dari obat-obatan mahal yang tidak membantu tubuh anda mengatasi hipertensi, tetapi malah memperburuknya….”



    Sejak diunggah pada Minggu, 4 Agustus 2024, konten ini sudah 3 juta kali tayang, disukai 18 ribuan pengguna Facebook dan 955 komentar. Namun, benarkah Rosiana Silalahi wawancarai kardiolog Isman Firdaus tentang obat hipertensi?

    Hasil Cek Fakta



    Hasil penelusuran Tempo, video tersebut merupakan gabungan dari dua konteks berbeda yang sama sekali tidak berhubungan dan bukan terkait wawancara Rosi dengan Isman Firdaus.

    Dalam video aslinya, Rosi sedang mewawancarai dua pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, yang menjadi finalis turnamen All England Championships 2024 di Birmingham, Inggris, 12-17 Maret 2024.



    Potongan video itu sudah pernah ditayangkan di saluran YouTube Kompas TV, Rosi, yang mengundang dua pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, dan Anthony Sinisuka Ginting ke acara Program ROSI.

    Video itu ditayangkan pada 21 Maret 2024 berjudul “All Indonesian Final di All England, Rasanya Gimana? Ini Jawaban Jojo dan Ginting”. Pembahasannya seputar Jojo dan Ginting yang menjadi finalis di turnamen tertua bulutangkis tersebut.

    Sedangkan video asli Isman Firdaus ada di saluran YouTube FSI FKUI berjudul Tips Jaga Kesehatan Jantung "035 140 530" selama puasa dan lebaran, yang diterbitkan pada 12 Mei 2021.



    Isman merupakan Staf Pengajar Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI-RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, dan Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) 2019 - 2022

    Video ini adalah series Tausiyah Ramadhan 1442 H yang disampaikan oleh 15 konsulen dari FKUI-RSCM, dan RS Jejaring FKUI. Tayang setiap pukul 17.00 pada hari ganjil selama Ramadhan 1442 H.

    Fakta lain, suara Rosiana Silalahi dan Isman Firdaus telah diubah dengan teknologi kecerdasan buatan generatif berbasis audio. Analisis Deepware menunjukkan, penggunaan Voice Generator AI antara 97-99 persen.

    Kesimpulan



    Berdasarkan pemeriksaan fakta, video berisi klaim Rosi mewawancarai Isman Firdaus soal obat, adalah keliru.

    Faktanya, Rosi sedang melakukan wawancara dengan dua pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, dan Anthony Sinisuka Ginting, yang menjadi finalis turnamen All England Championships 2024 di Birmingham, Inggris, 12-17 Maret 2024.

    Rujukan