SEBUAH akun TikTok [arsip] mengunggah video bernuansa hitam putih pada 25 Juni 2025, dengan klaim bahwa Indonesia memiliki senjata nuklir
Video itu memperlihatkan iring-iringan pasukan militer dan kendaraan tempur yang membawa rudal berukuran raksasa. Iring-iringan itu ditonton oleh sejumlah warga yang berjubel di pinggir jalan sambil membawa bendera Merah Putih.
Hingga artikel ini ditulis, unggahan tersebut sudah disukai lebih dari 15 ribu warganet, mendapat komentar 1.124 dan dibagikan ulang sebanyak 808 kali.
Namun, benarkah ini Indonesia memiliki senjata nuklir seperti klaim dalam video?
(GFD-2025-27740) Keliru: Video Indonesia Memamerkan Senjata Nuklir
Sumber:Tanggal publish: 04/07/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi video dengan bantuan Google Lens, menganalisis isi video, serta membandingkan dengan pemberitaan kredibel. Hasilnya, Indonesia tidak memiliki senjata nuklir.
Video yang dibagikan tersebut, hasil buatan dengan akal imitasi generatif seperti keterangan yang ditulis pemilik akun dalam kolom komentar, “Klarifikasi ini cuma AI doang. Jadi jangan ketipu.”
Tempo kemudian menganalisis konten tersebut dengan alat pendeteksi kecerdasan buatan, AI or Not. Hasilnya, 100 persen kemungkinan fragmen dibuat dengan kecerdasan buatan (AI).
Dipindai menggunakan alat deteksi Hive Moderation.com, hasilnya juga menunjukkan sebesar 55,9 persen video yang beredar di TikTok dibuat menggunakan kecerdasan buatan.
Indonesia Tak Memiliki Senjata Nuklir
Tempo melansir bahwa Koalisi Kampanye Internasional untuk Penghapusan Senjata Nuklir (ICAN) melaporkan, terdapat sembilan negara yang mempunyai senjata nuklir terbanyak di dunia. Dari sembilan negara tersebut, enam di antaranya terdapat di Asia yakni Rusia, Cina, India, Pakistan, Israel dan Korea Utara.
Negara-negara anggota ASEAN sebenarnya telah menandatangani Perjanjian Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ Treaty) pada 15 Desember 1995, termasuk Indonesia. Perjanjian yang juga dikenal sebagai Perjanjian Bangkok itu menjadi penegasan kembali pentingnya Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT).
Dikutip dari laman Kampanye Perlucutan Senjata Nuklir (CND), terdapat 93 negara yang setuju dengan kesepakatan TPNW. Indonesia menyerahkan instrumen ratifikasi Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa 24 September 2024 dan menegaskan komitmen menolak penggunaan senjata nuklir di dunia.
Video yang dibagikan tersebut, hasil buatan dengan akal imitasi generatif seperti keterangan yang ditulis pemilik akun dalam kolom komentar, “Klarifikasi ini cuma AI doang. Jadi jangan ketipu.”
Tempo kemudian menganalisis konten tersebut dengan alat pendeteksi kecerdasan buatan, AI or Not. Hasilnya, 100 persen kemungkinan fragmen dibuat dengan kecerdasan buatan (AI).
Dipindai menggunakan alat deteksi Hive Moderation.com, hasilnya juga menunjukkan sebesar 55,9 persen video yang beredar di TikTok dibuat menggunakan kecerdasan buatan.
Indonesia Tak Memiliki Senjata Nuklir
Tempo melansir bahwa Koalisi Kampanye Internasional untuk Penghapusan Senjata Nuklir (ICAN) melaporkan, terdapat sembilan negara yang mempunyai senjata nuklir terbanyak di dunia. Dari sembilan negara tersebut, enam di antaranya terdapat di Asia yakni Rusia, Cina, India, Pakistan, Israel dan Korea Utara.
Negara-negara anggota ASEAN sebenarnya telah menandatangani Perjanjian Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ Treaty) pada 15 Desember 1995, termasuk Indonesia. Perjanjian yang juga dikenal sebagai Perjanjian Bangkok itu menjadi penegasan kembali pentingnya Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT).
Dikutip dari laman Kampanye Perlucutan Senjata Nuklir (CND), terdapat 93 negara yang setuju dengan kesepakatan TPNW. Indonesia menyerahkan instrumen ratifikasi Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa 24 September 2024 dan menegaskan komitmen menolak penggunaan senjata nuklir di dunia.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim video Indonesia menunjukkan senjata nuklir adalah keliru.
Rujukan
- https://www.tiktok.com/@pattysalim12/video/7519758239806917894
- https://mvau.lt/media/72255dc6-f474-4c79-a03b-9e32d8a22911
- http://hivemoderation.com/
- http://moderation.com
- https://www.tempo.co/internasional/6-negara-asia-yang-memiliki-senjata-nuklir-ada-indonesia--101126
- https://www.antaranews.com/infografik/4367887/indonesia-tolak-senjata-nuklir /cdn-cgi/l/email-protection#c7a4a2aca1a6acb3a687b3a2aab7a8e9a4a8e9aea3
(GFD-2025-27739) Keliru: Video Rusia Serang Amerika Serikat karena Telah Meledakkan Fasilitas Nuklir Iran
Sumber:Tanggal publish: 04/07/2025
Berita
VIDEO yang memuat klaim serangan Rusia ke Amerika Serikat, beredar di TikTok dan Facebook (akun 1 [arsip] dan akun 2) pada 22 Juni 2025.
Berdurasi 16 detik, video itu memperlihatkan kepulan asap di antara gedung-gedung pencakar langit. Beberapa orang berada di jalan beraspal untuk merekam kejadian itu. Peristiwa itu disebut sebagai balasan Rusia karena Amerika telah menyerang fasilitas nuklir Iran. “Amerika diserang Rusia setelah Amerika menyerang Iran,” tulis pembuat video itu.
Namun, benarkah peristiwa dalam video itu merupakan aksi serangan Rusia ke Amerika?
Berdurasi 16 detik, video itu memperlihatkan kepulan asap di antara gedung-gedung pencakar langit. Beberapa orang berada di jalan beraspal untuk merekam kejadian itu. Peristiwa itu disebut sebagai balasan Rusia karena Amerika telah menyerang fasilitas nuklir Iran. “Amerika diserang Rusia setelah Amerika menyerang Iran,” tulis pembuat video itu.
Namun, benarkah peristiwa dalam video itu merupakan aksi serangan Rusia ke Amerika?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi video itu menggunakan alat pencarian gambar terbalik dari Google, mencocokkan visual lokasi dengan Google Maps, dan membandingkan narasinya dengan informasi dari sumber kredibel. Hasil verifikasi menunjukkan, peristiwa dalam video tersebut merupakan peristiwa kebakaran di New York.
Video yang identik ditemukan pertama kali diunggah oleh akun TikTok carloseizquierdo18 pada 28 Mei 2025, sebelum serangan Amerika yang menargetkan fasilitas nuklir Iran terjadi pada 22 Juni 2025.
Dalam unggahannya, akun tersebut memberikan keterangan bahwa kebakaran terjadi di Hotel Hilton Midtown, New York, Amerika Serikat.
Tempo mencocokkan petunjuk lokasi yang terlihat pada visual video dengan peta dari Google Maps. Visual pada detik ke-9, memperlihatkan bagian atas gedung yang dipenuhi asap serta terlihat bendera Amerika. Lokasi tersebut memang benar direkam di dekat hotel New York Hilton Midtown, sama dengan peta dalam Google Maps.
Demikian juga pada detik ke-14 saat video itu memperlihatkan bagian bawah gedung. Terdapat papan warna biru bertuliskan ‘Parking’ dan muka bangunan berwarna hijau, seperti yang diperlihatkan Google Maps untuk lokasi hotel New York Hilton Midtown.
Kebakaran di Hotel New York Hilton Midtown
Dilansi ABC 7 NY, kebakaran di Hotel New York Hilton Midtown terjadi pada , 27 Mei 2025 sekitar pukul 4.50 waktu setempat. Petugas berhasil mengendalikan api sekitar jam 6.00 pagi. Tidak ada korban luka dalam insiden ini.
Kebakaran diduga berasal dari ruang mesin di bawah tanah. Akan tetapi belum ada hasil penyelidikan mengenai penyebab kebakaran sebenarnya.
Tidak Ada Serangan Rusia ke Amerika Serikat
Rusia tidak menyerang Amerika Serikat, setelah Negeri Paman Sam itu menargetkan tiga lokasi yang diduga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni 2025. Rusia hanya mengecam tindakan Amerika Serikat itu dalam Forum Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa.
Dalam artikel yang dipublikasikan Tempo, Rusia menilai Amerika Serikat telah membuka 'kotak Pandora' dengan tindakannya menyerang Iran. Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzya mengatakan pada Dewan Keamanan bahwa AS, tindakan tersebut merupakan penghinaan total terhadap posisi komunitas internasional melalui serangannya terhadap fasilitas nuklir Iran.
Sementara, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan, masyarakat internasional dan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) diminta untuk mendesak Amerika dan Israel membayar kompensasi atas serangan sepihak mereka, menggunakan seluruh hukum internasional yang ada.
Tak hanya kerusakan berbagai infrastruktur, 900 warga Iran termasuk perempuan dan anak juga meninggal karena rangkaian serangan Israel dan AS selama 12 hari.
Video yang identik ditemukan pertama kali diunggah oleh akun TikTok carloseizquierdo18 pada 28 Mei 2025, sebelum serangan Amerika yang menargetkan fasilitas nuklir Iran terjadi pada 22 Juni 2025.
Dalam unggahannya, akun tersebut memberikan keterangan bahwa kebakaran terjadi di Hotel Hilton Midtown, New York, Amerika Serikat.
Tempo mencocokkan petunjuk lokasi yang terlihat pada visual video dengan peta dari Google Maps. Visual pada detik ke-9, memperlihatkan bagian atas gedung yang dipenuhi asap serta terlihat bendera Amerika. Lokasi tersebut memang benar direkam di dekat hotel New York Hilton Midtown, sama dengan peta dalam Google Maps.
Demikian juga pada detik ke-14 saat video itu memperlihatkan bagian bawah gedung. Terdapat papan warna biru bertuliskan ‘Parking’ dan muka bangunan berwarna hijau, seperti yang diperlihatkan Google Maps untuk lokasi hotel New York Hilton Midtown.
Kebakaran di Hotel New York Hilton Midtown
Dilansi ABC 7 NY, kebakaran di Hotel New York Hilton Midtown terjadi pada , 27 Mei 2025 sekitar pukul 4.50 waktu setempat. Petugas berhasil mengendalikan api sekitar jam 6.00 pagi. Tidak ada korban luka dalam insiden ini.
Kebakaran diduga berasal dari ruang mesin di bawah tanah. Akan tetapi belum ada hasil penyelidikan mengenai penyebab kebakaran sebenarnya.
Tidak Ada Serangan Rusia ke Amerika Serikat
Rusia tidak menyerang Amerika Serikat, setelah Negeri Paman Sam itu menargetkan tiga lokasi yang diduga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni 2025. Rusia hanya mengecam tindakan Amerika Serikat itu dalam Forum Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa.
Dalam artikel yang dipublikasikan Tempo, Rusia menilai Amerika Serikat telah membuka 'kotak Pandora' dengan tindakannya menyerang Iran. Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzya mengatakan pada Dewan Keamanan bahwa AS, tindakan tersebut merupakan penghinaan total terhadap posisi komunitas internasional melalui serangannya terhadap fasilitas nuklir Iran.
Sementara, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan, masyarakat internasional dan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) diminta untuk mendesak Amerika dan Israel membayar kompensasi atas serangan sepihak mereka, menggunakan seluruh hukum internasional yang ada.
Tak hanya kerusakan berbagai infrastruktur, 900 warga Iran termasuk perempuan dan anak juga meninggal karena rangkaian serangan Israel dan AS selama 12 hari.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan serangan Rusia ke Amerika Serikat yang telah mengebom fasilitas nuklir Iran adalah klaim keliru.
Rujukan
- https://www.tiktok.com/@lemos.amora/video/7518873607175458055?_r=1&_t=ZS-8xfPgJsKqer
- https://www.facebook.com/reel/3297809863714702
- https://archive.is/FKUd3
- https://www.facebook.com/reel/669483876055853
- https://www.tiktok.com/@carloseizquierdo18/video/7509233704179420459?q=carlos%20quierdo18&t=1751528544697
- https://www.google.com/maps/place/New+York+Hilton+Midtown/@40.7632835,-73.98069,3a,75y,106.43h,143.77t/data=!3m7!1e1!3m5!1sq3x-K3hO7nlAauMYxTFlkg!2e0!6s
- https:%2F%2Fstreetviewpixels-pa.googleapis.com%2Fv1%2Fthumbnail%3Fcb_client%3Dmaps_sv.tactile%26w%3D900%26h%3D600%26pitch%3D-53.768232685131295%26panoid%3Dq3x-K3hO7nlAauMYxTFlkg%26yaw%3D106.42892157925517!7i16384!8i8192!4m10!3m9!1s0x89c25855c0679529:0x2a34371cb33f3c80!5m3!1s2025-07-13!4m1!1i2!8m2!3d40.7622481!4d-73.97919!16s%2Fm%2F0by1f7_?entry=ttu&g_ep=EgoyMDI1MDYzMC4wIKXMDSoASAFQAw%3D%3D
- https://abc7ny.com/post/hilton-hotel-fire-firefighters-battle-flames-broke-high-rise-manhattan/16569800/
- https://www.tempo.co/internasional/sikap-cina-dan-rusia-atas-ulah-amerika-serikat-menyerang-iran-1785303
- https://www.tempo.co/internasional/iran-tuntut-kompensasi-atas-serangan-as-israel-1875337
(GFD-2025-27738) Hoaks Tangkapan Layar Artikel Bernarasi Jokowi Terkena Kusta
Sumber:Tanggal publish: 04/07/2025
Berita
tirto.id - Kabar terkait kondisi kesehatan Presiden Joko Widodo (Jokowi), terus ramai menjadi bahan perbincangan di jagat maya. Sebelumnya, Presiden ke-7 Indonesia itu sempat diberitakan tengah dalam penyembuhan terhadap alergi kulit.
ADVERTISEMENT
Namun, informasi tersebut kemudian berkembang dan menimbulkan sejumlah narasi yang beragam di media sosial. Salah satu yang menarik perhatian Tirto adalah potongan gambar di Facebook, yang mengklaim Jokowi terkena penyakit kusta.
let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});
"Setelah JOKOWI mendengar kabar zionis Israel porak poranda Pak JOKOWI kelihatan nya semakin Ganteng 😁," begitu tulis teks pada unggahan akun "Rijal Syam" (arsip), pada 24 Juni 2025 lalu. Narasi tersebut disertai foto tangkapan layar sebuah artikel yang diklaim dari media Gelora News di platform X (Twitter).
#inline3 img{margin: 20px auto;max-width:300px !important;}
let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});
#gpt-inline3-passback{text-align:center;}
Gambar yang ditampilkan muka berita tersebut adalah bagian samping wajah yang tampak seperti Jokowi dengan ruam-ruam di wajah yang diklaim narasi unggahan itu sebagai kusta. Namun, foto tersebut tampak mencurigakan karena warna kulit dengan ruam di foto tampak tidak sesuai.
#inline4 img{max-width:300px !important;margin:20px auto;}
let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});
#gpt-inline4-passback{text-align:center;}
Judul unggahan di X itu juga tampak ditimpa oleh teks lain yang membuat semakin anomali unggahan tersebut.
Periksa fakta Penyakit Jokowi. foto/hotline periksa fakta tirto
ADVERTISEMENT
Sampai dengan Jumat (4/7/2025) atau sekitar lima hari unggahan itu beredar di Facebook, unggahan tersebut mengumpulkan 27 reaksi (tanda suka dan emoji), 27 komentar, dan tiga kali dibagikan ulang.
Kami juga menemukan unggahan dari akun "Raden Kian Santang" (arsip) dan "Joko Cer" (arsip), yang turut mengunggah foto dengan narasi yang serupa. Ragam komentar publik menyiratkan kepercayaan akan narasi yang beredar tersebut, dengan sentimen negatif.
Lalu, bagaimana faktanya? Apakah benar ada potongan artikel soal Jokowi terkena penyakit kusta?
ADVERTISEMENT
Namun, informasi tersebut kemudian berkembang dan menimbulkan sejumlah narasi yang beragam di media sosial. Salah satu yang menarik perhatian Tirto adalah potongan gambar di Facebook, yang mengklaim Jokowi terkena penyakit kusta.
let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});
"Setelah JOKOWI mendengar kabar zionis Israel porak poranda Pak JOKOWI kelihatan nya semakin Ganteng 😁," begitu tulis teks pada unggahan akun "Rijal Syam" (arsip), pada 24 Juni 2025 lalu. Narasi tersebut disertai foto tangkapan layar sebuah artikel yang diklaim dari media Gelora News di platform X (Twitter).
#inline3 img{margin: 20px auto;max-width:300px !important;}
let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});
#gpt-inline3-passback{text-align:center;}
Gambar yang ditampilkan muka berita tersebut adalah bagian samping wajah yang tampak seperti Jokowi dengan ruam-ruam di wajah yang diklaim narasi unggahan itu sebagai kusta. Namun, foto tersebut tampak mencurigakan karena warna kulit dengan ruam di foto tampak tidak sesuai.
#inline4 img{max-width:300px !important;margin:20px auto;}
let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});
#gpt-inline4-passback{text-align:center;}
Judul unggahan di X itu juga tampak ditimpa oleh teks lain yang membuat semakin anomali unggahan tersebut.
Periksa fakta Penyakit Jokowi. foto/hotline periksa fakta tirto
ADVERTISEMENT
Sampai dengan Jumat (4/7/2025) atau sekitar lima hari unggahan itu beredar di Facebook, unggahan tersebut mengumpulkan 27 reaksi (tanda suka dan emoji), 27 komentar, dan tiga kali dibagikan ulang.
Kami juga menemukan unggahan dari akun "Raden Kian Santang" (arsip) dan "Joko Cer" (arsip), yang turut mengunggah foto dengan narasi yang serupa. Ragam komentar publik menyiratkan kepercayaan akan narasi yang beredar tersebut, dengan sentimen negatif.
Lalu, bagaimana faktanya? Apakah benar ada potongan artikel soal Jokowi terkena penyakit kusta?
Hasil Cek Fakta
Tirto mula-mula mencoba melakukan penelusuran gambar terbalik (reverse image search) terhadap gambar yang tersebar di Facebook tersebut. Namun, kami tidak menemukan artikel dari situs Gelora News yang serupa dengan unggahan di media sosial.
Kami kemudian mencoba menggunakan judul artikel dalam tangkapan layar yang tersebar untuk melakukan pencarian mendalam di Google dengan memasukkan kata kunci berikut: intext:Kusta, penyakit yang sering dikaitkan dengan azab AND site:gelora.co.
Hasilnya, ditemukan sebuah artikel dengan judul yang sama dan terbit di situs resmi Gelora News. Namun, artikel tersebut sama sekali tidak membicarakan soal Jokowi yang terkena penyakit kusta.
Muka berita asli dari artikel tersebut juga tidak menggunakan wajah Jokowi. Terlebih, berita itu terbit pada 8 Februari 2019 silam atau enam tahun lalu. Sangat jauh eseblum pemberitaan di media massa yang mengabarkan Jokowi mengalami alergi kulit sepulang dari Vatikan.
Konteks asli dari artikel yang terbit di laman Gelora News justru merupakan artikel edukatif soal penyakit kusta. Isi artikel itu membantah mitos pada penyakit kusta yang kerap disebut disebabkan azab.
Dengan begitu, tidak benar bahwa berita tersebut memberitakan Jokowi terkena penyakit kusta.
Mengutip CNN Indonesia dan Tempo, ruam akibat alergi di tubuh Jokowi muncul beberapa hari setelah kepulangan dari Vatikan, akhir Mei 2025 lalu. Ajudan Jokowi, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah, menduga cuaca di Vatikan menjadi penyebab alergi kulit dari eks presiden.
Pengobatan Jokowi, kata Syarif, dilakukan oleh dokter yang biasa menangani mantan orang nomor satu di Indonesia itu. Kondisi Jokowi juga cenderung fit dan telah beraktivitas kembali.
Dalam pemberitaan Kompas.com, Jokowi sudah buka suara terkait kondisi kesehatannya. Ia membenarkan sedang mengalami alergi kulit, namun menegaskan dalam kondisi baik-baik saja dan sedang dalam masa pemulihan.
Ada indikasi penyuntingan gambar, dengan mengganti muka berita untuk membuat narasi baru. Modus seperti ini banyak digunakan berbagai unggahan di media sosial yang sempat Tirto simpulkan sebagai hoaks.
Baca juga:Hoaks, Artikel Jokowi Katakan Peti Paus Fransiskus BercahayaHoaks Jokowi Mengaku Terkena Penyakit Kulit karena Azab
Kami kemudian mencoba menggunakan judul artikel dalam tangkapan layar yang tersebar untuk melakukan pencarian mendalam di Google dengan memasukkan kata kunci berikut: intext:Kusta, penyakit yang sering dikaitkan dengan azab AND site:gelora.co.
Hasilnya, ditemukan sebuah artikel dengan judul yang sama dan terbit di situs resmi Gelora News. Namun, artikel tersebut sama sekali tidak membicarakan soal Jokowi yang terkena penyakit kusta.
Muka berita asli dari artikel tersebut juga tidak menggunakan wajah Jokowi. Terlebih, berita itu terbit pada 8 Februari 2019 silam atau enam tahun lalu. Sangat jauh eseblum pemberitaan di media massa yang mengabarkan Jokowi mengalami alergi kulit sepulang dari Vatikan.
Konteks asli dari artikel yang terbit di laman Gelora News justru merupakan artikel edukatif soal penyakit kusta. Isi artikel itu membantah mitos pada penyakit kusta yang kerap disebut disebabkan azab.
Dengan begitu, tidak benar bahwa berita tersebut memberitakan Jokowi terkena penyakit kusta.
Mengutip CNN Indonesia dan Tempo, ruam akibat alergi di tubuh Jokowi muncul beberapa hari setelah kepulangan dari Vatikan, akhir Mei 2025 lalu. Ajudan Jokowi, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah, menduga cuaca di Vatikan menjadi penyebab alergi kulit dari eks presiden.
Pengobatan Jokowi, kata Syarif, dilakukan oleh dokter yang biasa menangani mantan orang nomor satu di Indonesia itu. Kondisi Jokowi juga cenderung fit dan telah beraktivitas kembali.
Dalam pemberitaan Kompas.com, Jokowi sudah buka suara terkait kondisi kesehatannya. Ia membenarkan sedang mengalami alergi kulit, namun menegaskan dalam kondisi baik-baik saja dan sedang dalam masa pemulihan.
Ada indikasi penyuntingan gambar, dengan mengganti muka berita untuk membuat narasi baru. Modus seperti ini banyak digunakan berbagai unggahan di media sosial yang sempat Tirto simpulkan sebagai hoaks.
Baca juga:Hoaks, Artikel Jokowi Katakan Peti Paus Fransiskus BercahayaHoaks Jokowi Mengaku Terkena Penyakit Kulit karena Azab
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan potongan artikel soal Jokowi terkena penyakit kusta bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Unggahan yang beredar di media sosial adalah potongan gambar dari artikel Gelora News yang disunting di bagian foto muka berita. Artikel sebenarnya tidak membahas sama sekali soal Jokowi terkena penyakit kusta.
Jokowi, lewat ajudannya, menjelaskan kalau alergi kulit yang dialami muncul beberapa hari usai kepulangan dari Vatikan. Ajudan Jokowi juga telah membantah narasi yang menyebut Jokowi mengalami autoimun atau penyakit serius lainnya.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Unggahan yang beredar di media sosial adalah potongan gambar dari artikel Gelora News yang disunting di bagian foto muka berita. Artikel sebenarnya tidak membahas sama sekali soal Jokowi terkena penyakit kusta.
Jokowi, lewat ajudannya, menjelaskan kalau alergi kulit yang dialami muncul beberapa hari usai kepulangan dari Vatikan. Ajudan Jokowi juga telah membantah narasi yang menyebut Jokowi mengalami autoimun atau penyakit serius lainnya.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1711955572917468&set=a.744026636377038&_rdc=2&_rdr#
- https://archive.ph/FYFKZ
- https://aurum.tirto.id/gold/ck.php?oaparams=2__bnnid=2069__znnid=318__cb=ff58c0a0a5__oadest=
- https%3A%2F%2Fwww.zurich.co.id%2Fproduk-asuransi%2Funtuk-hidup%2Fzurich-travel-insurance%3Futm_source%3Dbanner_ads%26utm_medium%3Dmotion%26utm_campaign%3Dsh_campaign_tirto_travel_insurance_jun%26utm_content%3Dzurich_dmtm_consideration
- https://aurum.tirto.id/gold/ck.php?oaparams=2__bnnid=2069__znnid=319__cb=2fc85b19e5__oadest=
- https%3A%2F%2Fwww.zurich.co.id%2Fproduk-asuransi%2Funtuk-hidup%2Fzurich-travel-insurance%3Futm_source%3Dbanner_ads%26utm_medium%3Dmotion%26utm_campaign%3Dsh_campaign_tirto_travel_insurance_jun%26utm_content%3Dzurich_dmtm_consideration
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1213391267198772&set=gm.1445807606567822&idorvanity=962919028190018
- https://archive.ph/KI0tn
- https://www.facebook.com/photo?fbid=657761780594124&set=a.104234252613549
- https://archive.ph/rlD8b
- https://www.gelora.co/2019/02/kusta-penyakit-yang-sering-dikaitkan.html
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250605170852-20-1236968/jokowi-alergi-kulit-usai-dari-vatikan
- https://www.tempo.co/politik/ajudan-ungkap-kronologi-alergi-kulit-yang-dialami-jokowi--1653129
- https://www.kompas.com/jawa-tengah/read/2025/06/27/053000788/ramai-disorot-karena-wajahnya-berubah-jokowi-akhirnya-buka-suara
- https://tirto.id/hoaks-narasi-nadiem-bagi-dua-duit-korupsi-laptop-dengan-jokowi-hcXU
- https://tirto.id/hoaks-artikel-jokowi-katakan-peti-paus-fransiskus-bercahaya-hbfc
- https://tirto.id/hoaks-jokowi-mengaku-terkena-penyakit-kulit-karena-azab-hcLL mailto:factcheck@tirto.id
(GFD-2025-27737) Apa Iya FIFA Sanksi Malaysia karena Langgar Aturan Naturalisasi?
Sumber:Tanggal publish: 04/07/2025
Berita
tirto.id - Dalam laga kedua grup F Kualifikasi Piala Asia melawan Vietnam di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kamis (10/6/2025) lalu, Malaysia menurunkan lima pemain naturalisasi debutan, yakni Facundo Garces, Imanol Machuca, Jon Irazabal, Joao Figueiredo, dan Rodrigo Holgado.
ADVERTISEMENT
Pertandingan yang dimenangkan Malaysia itu kemudian memunculkan narasi soal Federasi Sepak Bola Internasional/FIFA yang disebut menjatuhkan sanksi kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM). Malaysia diklaim dihukum lantaran melibatkan pemain naturalisasi yang tidak tidak sesuai ketentuan FIFA.
let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});
Akun Facebook bernama “Total Football” (arsip) salah satunya, yang membagikan informasi ini disertai poster anggota timnas Malaysia. Menurut keterangan akun tersebut, FIFA telah mengeluarkan pernyataan resmi soal sanksi terhadap Malaysia.
#inline3 img{margin: 20px auto;max-width:300px !important;}
let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});
#gpt-inline3-passback{text-align:center;}
“Sanksi ini diberikan setelah Timnas Malaysia terbukti melakukan pelanggaran serius dalam proses naturalisasi pemain keturunan, yang melanggar aturan FIFA,” tulis akun pengunggah, Rabu (2/7/2025).
#inline4 img{max-width:300px !important;margin:20px auto;}
let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});
#gpt-inline4-passback{text-align:center;}
Periksa Fakta FIFA Sanksi Malaysia. foto/hotline periksa fakta tirto
Pengumuman yang diklaim telah resmi ini disebut disampaikan dalam konferensi pers mendadak di markas besar FIFA di Zurich, diikuti pernyataan resmi dari AFC di Kuala Lumpur.
ADVERTISEMENT
Sampai Jumat (4/7/2025), unggahan ini sudah disukai oleh 107 pengguna Facebook, dibagikan sebanyak dua kali, dan meraup 72 komentar. Beberapa warganet yang berkomentar tampak menyarankan akun pengunggah untuk tidak membuat hoaks.
Tak hanya disebarkan oleh satu akun Facebook, beberapa akun juga membagikan narasi serupa, seperti bisa dilihat di sini dan di sini.
Lantas, bagaimana faktanya?
ADVERTISEMENT
Pertandingan yang dimenangkan Malaysia itu kemudian memunculkan narasi soal Federasi Sepak Bola Internasional/FIFA yang disebut menjatuhkan sanksi kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM). Malaysia diklaim dihukum lantaran melibatkan pemain naturalisasi yang tidak tidak sesuai ketentuan FIFA.
let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});
Akun Facebook bernama “Total Football” (arsip) salah satunya, yang membagikan informasi ini disertai poster anggota timnas Malaysia. Menurut keterangan akun tersebut, FIFA telah mengeluarkan pernyataan resmi soal sanksi terhadap Malaysia.
#inline3 img{margin: 20px auto;max-width:300px !important;}
let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});
#gpt-inline3-passback{text-align:center;}
“Sanksi ini diberikan setelah Timnas Malaysia terbukti melakukan pelanggaran serius dalam proses naturalisasi pemain keturunan, yang melanggar aturan FIFA,” tulis akun pengunggah, Rabu (2/7/2025).
#inline4 img{max-width:300px !important;margin:20px auto;}
let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});
#gpt-inline4-passback{text-align:center;}
Periksa Fakta FIFA Sanksi Malaysia. foto/hotline periksa fakta tirto
Pengumuman yang diklaim telah resmi ini disebut disampaikan dalam konferensi pers mendadak di markas besar FIFA di Zurich, diikuti pernyataan resmi dari AFC di Kuala Lumpur.
ADVERTISEMENT
Sampai Jumat (4/7/2025), unggahan ini sudah disukai oleh 107 pengguna Facebook, dibagikan sebanyak dua kali, dan meraup 72 komentar. Beberapa warganet yang berkomentar tampak menyarankan akun pengunggah untuk tidak membuat hoaks.
Tak hanya disebarkan oleh satu akun Facebook, beberapa akun juga membagikan narasi serupa, seperti bisa dilihat di sini dan di sini.
Lantas, bagaimana faktanya?
Hasil Cek Fakta
Tim Riset Tirto mencoba mengecek situs resmi FIFA dan AFC, akan tetapi kami tak menemukan adanya rilis soal sanksi mereka kepada timnas Malaysia. Sebaliknya, FIFA disebut telah menyetujui lima pemain naturalisasi Malaysia jalur keturunan tersebut.
Presiden FAM, Datuk Mohd Joehari Ayub mengatakan kalau mereka telah mengikuti prosedur dan instruksi yang ditetapkan oleh FIFA. Ia juga mengungkap pihaknya tidak akan ragu untuk membagikan informasi apa pun jika diperlukan, seperti dilaporkan VN Express, Rabu (2/7/2025).
Selain itu, Ayub juga menambahkan bahwa FIFA akan menolak penambahan pemain jika memang ada masalah. "Dalam kasus ini, semuanya jelas dan mengikuti protokol,” lanjutnya.
Garces sebelumnya memang telah memicu beberapa kontroversi. Dia disebut tidak pernah tinggal atau bermain di Malaysia, dan leluhurnya belum sepenuhnya diverifikasi. Namun, hingga saat ini, mengutip Seasia, FIFA belum mengeluarkan pernyataan apa pun yang menunjukkan adanya pelanggaran peraturan.
Baca juga:Potensi Poin FIFA Timnas Malaysia Usai Juni 2025, Kejar Garuda?
FIFA sendiri mengatur syarat naturalisasi dalam Pasal 7 Regulasi FIFA tentang Kelayakan Bermain untuk Tim Nasional. Seorang pemain yang ingin membela tim nasional negara barunya harus memenuhi setidaknya satu dari empat kriteria, antara lain lahir di wilayah tersebut, memiliki orang tua biologis yang lahir di negara tersebut, memiliki kakek atau nenek yang lahir di negara tersebut, dan tinggal di negara tersebut dalam jangka waktu tertentu.
Ketentuan waktu itu yakni minimal 3 tahun jika mulai tinggal sebelum usia 10 tahun, minimal 5 tahun jika mulai tinggal antara usia 10-18 tahun, dan minimal 5 tahun jika mulai tinggal setelah usia 18 tahun.
Jika seorang pemain tidak memiliki hubungan keluarga dengan negara tersebut, mereka wajib menjalani periode tinggal minimal lima tahun sebelum bisa membela tim nasional.
Presiden FAM, Datuk Mohd Joehari Ayub mengatakan kalau mereka telah mengikuti prosedur dan instruksi yang ditetapkan oleh FIFA. Ia juga mengungkap pihaknya tidak akan ragu untuk membagikan informasi apa pun jika diperlukan, seperti dilaporkan VN Express, Rabu (2/7/2025).
Selain itu, Ayub juga menambahkan bahwa FIFA akan menolak penambahan pemain jika memang ada masalah. "Dalam kasus ini, semuanya jelas dan mengikuti protokol,” lanjutnya.
Garces sebelumnya memang telah memicu beberapa kontroversi. Dia disebut tidak pernah tinggal atau bermain di Malaysia, dan leluhurnya belum sepenuhnya diverifikasi. Namun, hingga saat ini, mengutip Seasia, FIFA belum mengeluarkan pernyataan apa pun yang menunjukkan adanya pelanggaran peraturan.
Baca juga:Potensi Poin FIFA Timnas Malaysia Usai Juni 2025, Kejar Garuda?
FIFA sendiri mengatur syarat naturalisasi dalam Pasal 7 Regulasi FIFA tentang Kelayakan Bermain untuk Tim Nasional. Seorang pemain yang ingin membela tim nasional negara barunya harus memenuhi setidaknya satu dari empat kriteria, antara lain lahir di wilayah tersebut, memiliki orang tua biologis yang lahir di negara tersebut, memiliki kakek atau nenek yang lahir di negara tersebut, dan tinggal di negara tersebut dalam jangka waktu tertentu.
Ketentuan waktu itu yakni minimal 3 tahun jika mulai tinggal sebelum usia 10 tahun, minimal 5 tahun jika mulai tinggal antara usia 10-18 tahun, dan minimal 5 tahun jika mulai tinggal setelah usia 18 tahun.
Jika seorang pemain tidak memiliki hubungan keluarga dengan negara tersebut, mereka wajib menjalani periode tinggal minimal lima tahun sebelum bisa membela tim nasional.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, narasi soal timnas Malaysia kena sanksi FIFA bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Hingga artikel ini diterbitkan pada Jumat (4/7/2025), Tirto tidak menemukan adanya keterangan resmi soal sanksi FIFA dan AFC kepada timnas Malaysia. FIFA disebut telah menyetujui lima pemain naturalisasi Malaysia jalur keturunan tersebut, sehingga mereka resmi memenuhi syarat untuk mewakili timnas Malaysia.
Presiden FAM, Datuk Mohd Joehari Ayub mengatakan kalau mereka telah mengikuti prosedur dan instruksi yang ditetapkan oleh FIFA. Ia juga mengungkap pihaknya tidak akan ragu untuk membagikan informasi apa pun jika diperlukan.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Hingga artikel ini diterbitkan pada Jumat (4/7/2025), Tirto tidak menemukan adanya keterangan resmi soal sanksi FIFA dan AFC kepada timnas Malaysia. FIFA disebut telah menyetujui lima pemain naturalisasi Malaysia jalur keturunan tersebut, sehingga mereka resmi memenuhi syarat untuk mewakili timnas Malaysia.
Presiden FAM, Datuk Mohd Joehari Ayub mengatakan kalau mereka telah mengikuti prosedur dan instruksi yang ditetapkan oleh FIFA. Ia juga mengungkap pihaknya tidak akan ragu untuk membagikan informasi apa pun jika diperlukan.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Rujukan
- https://web.facebook.com/photo/?fbid=1082072714018422&set=a.430922982466735&_rdc=1&_rdr
- https://archive.ph/CqOyH
- https://aurum.tirto.id/gold/ck.php?oaparams=2__bnnid=2069__znnid=318__cb=9d67c3b816__oadest=
- https%3A%2F%2Fwww.zurich.co.id%2Fproduk-asuransi%2Funtuk-hidup%2Fzurich-travel-insurance%3Futm_source%3Dbanner_ads%26utm_medium%3Dmotion%26utm_campaign%3Dsh_campaign_tirto_travel_insurance_jun%26utm_content%3Dzurich_dmtm_consideration
- https://aurum.tirto.id/gold/ck.php?oaparams=2__bnnid=2069__znnid=319__cb=d4c6ed1186__oadest=
- https%3A%2F%2Fwww.zurich.co.id%2Fproduk-asuransi%2Funtuk-hidup%2Fzurich-travel-insurance%3Futm_source%3Dbanner_ads%26utm_medium%3Dmotion%26utm_campaign%3Dsh_campaign_tirto_travel_insurance_jun%26utm_content%3Dzurich_dmtm_consideration
- https://web.facebook.com/photo/?fbid=701544962659832&set=a.126725620141772&_rdc=1&_rdr
- https://web.facebook.com/groups/452111163205355/posts/1275026464247150/?_rdc=1&_rdr
- https://e.vnexpress.net/news/sports/football/malaysia-face-potential-0-3-defeat-punishment-if-found-using-illegal-naturalized-players-in-win-against-vietnam-4909238.html
- https://seasia.co/2025/07/01/viral-hoax-fifa-and-afc-ban-malaysia-heres-the-truth-behind-the-claim
- https://tirto.id/potensi-poin-fifa-timnas-malaysia-usai-matchday-juni-2025-hctZ
- https://digitalhub.fifa.com/m/ccab990abf45fcf6/original/ro8mje8vw98yp3rvfbmi-pdf.pdf
Halaman: 310/6604