• (GFD-2022-10337) [SALAH] NATO Membeberkan Rencana Ekspansi di Dekat Perbatasan Rusia

    Sumber: artikel online
    Tanggal publish: 21/09/2022

    Berita

    Artikel dari media berita Rusia, Lenta.ru menulis berita tentang NATO yang mengakui rencana ekspansi sampai ke dekat perbatasan Rusia. Klaim tersebut diambil dari pidato Rob Bauer selaku Pemimpin Komite Militer NATO di Tallinn, Estonia pada 16 – 18 September lalu.

    Hasil Cek Fakta


    Faktanya pernyataan Rob Bauer yang dikutip dalam artikel Lenta.ru berbunyi sebagai berikut:

    “Kami membahas restrukturisasi paling ekstensif dari struktur militer kami sejak 1949. Perencanaan untuk ini dimulai beberapa tahun yang lalu, sekarang kami menerapkan rencana ini ke dalam tindakan”.

    Jika melihat dokumen tertulis dari konferensi pers gabungan yang diunggah di laman resmi NATO, tidak ada pernyataan dari Rob Bauer yang secara eksplisit menyebutkan kata “ekspansi” sampai di dekat perbatasan Rusia. Kata “perencanaan” yang dikutip dari pidato Rob Bauer merujuk kepada perombakan atau “restrukturisasi” Komite Militer NATO.

    Lebih lanjut, berita serupa telah dibahas oleh stopfake.org dengan judul “Fake: NATO “admitted” that they had long planned expansion near the borders of the Russian Federation”.

    Dengan demikian, berita yang diunggah oleh Lenta.ru berjudul “NATO mengakui rencana untuk melakukan ekspansi di dekat perbatasan Rusia” merupakan konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Informasi menyesatkan. Pidato Rob Bauer, pemimpin Komite Militer NATO, tidak menyatakan bahwa NATO telah merencanakan ekspansi di dekat perbatasan Rusia selama bertahun-tahun. Faktanya, pidato tersebut menjelaskan mengenai rencana perombakan struktur Komite Militer NATO.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10336) [SALAH] Pidato Kapolda Riau: “Negara Boleh Tidak Ada Tentara, Tapi Polisi Harus Tetap Ada”

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 21/09/2022

    Berita

    Pengguna Twitter @HaranaMardjihad mengunggah video potongan pidato Kapolda Riau, Irjen Nandang, yang menyatakan bahwa negara boleh tidak ada tentara, namun polisi tetap harus ada. Cuitan yang diunggah pada 31 Agustus tersebut telah disukai 133 orang dan dikutip serta dibagikan ulang sebanyak 100 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, informasi tersebut merupakan hoaks lama. Pidato yang diunggah oleh @HaranaMardjihad merupakan pidato Kapolda Riau pada 2017, dan Irjen Nandang sendiri telah memberikan klarifikasi terkait informasi tersebut.

    “Saya cuma jelaskan bahwa media berperan penting dalam tugas Polri dan TNI serta pemerintah. Makanya, catat dari awal pembicaraan (pengarahan) saya. Jadi tidak ditulis sepenggal-sepenggal saja,” kata Irjen Nandang, yang dikutip oleh situs turnbackhoax.id.

    Irjen Nandang juga menjelaskan bahwa di pidato tersebut, beliau memberikan gambaran keadaan di negara-negara tertentu dan bukan di Indonesia, sehingga jangan dianalogikan. Inti dari pidato Irjen Nandang adalah pentingnya sinegritas dari segala pihak, termasuk seluruh stakeholder dan media di Riau.

    Terlebih lagi, informasi serupa pernah dibahas oleh Riau Aktual pada 2017 silam dengan judul “‘Negara Boleh Tak Ada Tentara, Tapi Polisi Harus Ada’, Kapolda Riau: Isi Berita Itu Hoax”.

    Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh @HaranaMardjihad merupakan konteks yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Hoaks berulang. Kapolda Riau, Irjen Nandang, telah mengklarifikasi bahwa pidato beliau justru menyampaikan pentingnya sinergi antara Polri, TNI, dan Media. Meskipun Irjen Nandang memang menyatakan hal tersebut di video terlampir, namun pernyataan tersebut diinterpretasi tidak sesuai konteks.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10335) [SALAH] Detik-detik Salmet Maarif Melakukan Percobaan Pembunuhan Terhadap Presiden di Istana

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 21/09/2022

    Berita

    Sebuah kanal Youtube bernama REKAM JEJAK mengunggah video berjudul “NGERI !! DETIK-DETIK SALMET MAARIF MELAKUKAN PERCOBAAN PEMBUNUHAN TERHADAP PRESIDEN DI ISTANA”.

    Dalam thumbnail tersebut terlihat seseorang yang diklaim Slamet Maarif memegang sebilah pedang yang diarahkan kepada Presiden Jokowi lalu disampingnya terdapat gambar seorang polisi mendongkan senapan ke pria yang memegang pedang tersebut.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, isi dari video berdurasi 8 menit tersebut tidak ada pernyataan atau cuplikan yang menyatakan bahwa ketua PA 212, Slamet Maarif melakukan tindakan percobaan pembunuhan terhadap Presiden Jokowi di istana.

    Video tersebut berisi narator yang menyebutkan bahwa PA 212 meminta Jokowi untuk mundur sebagai presiden. Terdapat juga narasi pemberitaan yang menyebutkan bahwa Jendral TNI Dudung dimutasi di internal TNI dan pemberitaan tersebut diklaim narator sebagai target untuk didiskreditkan.

    Sementara itu pada bagian thumbnail video, merupakan penggabungan dari gambar yang berbeda. Gambar orang yang memegang pedang sudah dimanipulasi dengan menempel wajah dari Slamet Maarif.

    Kemudian gambar orang yang memegang senapan merupakan gambar seorang polisi yang menodongkan senjata api saat bentrok dengan pengunjuk rasa anti rancangan undang-undang ekstradisi di Hongkong pada 2019 lalu.

    Sedangkan foto Jokowi diambil dari kanal Youtube Sekretariat Presiden. Berdasarkan pencarian menggunakan kata kunci di pencarian google, tidak ditemukan pemberitaan terkait ketua PA 212, Slamet Maarif yang mencoba melakukan tindakan percobaan pembunuhan terhadap Presiden Jokowi.

    Ancaman pembunuhan terhadap Jokowi pernah dilontarkan oleh pemuda berinisial HS dalam aksi unjuk rasa ke Bada Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada 2019 lalu dan langsung ditangkap oleh petugas kepolisian.

    Kesimpulan

    Informasi menyesatkan. Dalam video berdurasi 8 menit tersebut tidak ada narasi atau cuplikan yang berkaitan dengan judul video. Kemudian untuk gambar thumbnail merupakan penggabungan dari gambar yang berbeda.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10334) Keliru, Penyakit Cacar Monyet Disebabkan Vaksin Covid-19 Astrazeneca

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 20/06/2022

    Berita


    Narasi yang mengaitkan vaksin Astrazeneca menjadi penyebab merebaknya cacar monyet, beredar di Facebook sejak akhir Mei 2022. Salah satu akun mengunggah dokumen vaksin Astrazeneca yang dinilai mengandung simpanze adenovirus. 
    Sedangkan foto kedua memuat seorang perempuan membawa poster berisi tulisan, “Did you know there is chimpanzee virus in the Oxford vaccine?”
    Pemilik akun itu memberikan narasi:
    Apakah kalian ingat persis setahun yang lalu?
    Ketika televisi Rusia menerbitkan berita bahwa vaksin AstraZeneca akan mengubah manusia menjadi monyet, karena mengandung adenovirus dari simpanse.
    Sekarang untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, cacar monyet menyebar,,,,?
    AstraZeneca mengandung adenovirus simpanse yang telah digandakan dan dilemahkan oleh sel ginjal manusia.
    Foto-foto yang diunggah dengan klaim penyakit cacar monyet disebabkan oleh vaksin Covid-19 Astrazeneca

    Hasil Cek Fakta


    Cacat monyet tidak disebabkan oleh vaksin astrazeneca. Adenovirus simpanse yang digunakan dalam vaksin Astrazeneca berbeda dari virus cacar yang menyebabkan cacar monyet, dan tidak menyebabkan penyakit seperti cacar.
    Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa cacar monyet (monkeypox) disebabkan oleh virus monkeypox, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 2 hingga 4 minggu. Meskipun demikian, kasus yang parah dapat terjadi dengan rasio kasus kematian sekitar 3-6%.
    Cacar monyet ditularkan ke manusia melalui kontak dekat dengan orang atau hewan yang terinfeksi, atau dengan bahan yang terkontaminasi virus. Penularan virus cacar monyet melalui satu orang ke orang lain melalui kontak dekat dengan lesi, cairan tubuh, tetesan pernapasan, dan bahan yang terkontaminasi seperti tempat tidur.
    Cacar monyet adalah penyakit zoonosis virus yang terjadi terutama di daerah hutan hujan tropis di Afrika tengah dan barat dan kadang-kadang diekspor ke daerah lain.
    Dikutip dari Health Feedback, organisasi nirlaba yang memberikan edukasi soal sains, menjelaskan, vaksin Oxford-AstraZeneca COVID-19 memang menggunakan vektor adenoviral simpanse (ChAdOx1). Namun, adenovirus adalah keluarga virus yang berbeda dari virus cacar yang menyebabkan cacar monyet, dan tidak menyebabkan penyakit seperti cacar. Adenovirus yang digunakan dalam vaksin Oxford-AstraZeneca dapat menyebabkan flu biasa pada simpanse. Vektor adenoviral juga tidak diproduksi pada monyet tetapi pada sel manusia yang ditumbuhkan dalam cawan Petri.
    Lebih lanjut, vektor virus yang digunakan dalam vaksin ini tidak dapat menyebabkan penyakit, karena mereka dimodifikasi menjadi kekurangan replikasi. Artinya, vektor yang digunakan dalam vaksin Oxford-AstraZeneca tidak dapat berkembang biak dan menginfeksi manusia.

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang menghubungkan penyakit cacar monyet disebabkan oleh vaksin Covid-19 Astrazeneca adalah keliru. Adenovirus simpanse yang digunakan dalam vaksin Astrazeneca berbeda dari virus cacar yang menyebabkan cacar monyet, dan tidak menyebabkan penyakit seperti cacar.

    Rujukan