• (GFD-2023-14625) [KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Menyesal Didukung Umat Islam

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 20/12/2023

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial mengeklaim, calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menyesal didukung oleh umat Islam.
    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut keliru dan perlu diluruskan.
    Narasi soal Prabowo menyesal didukung umat Islam muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini.
    Akun tersebut membagikan video yang menampilkan Prabowo sedang berpidato. Dalam video Prabowo mengatakan demikian:
    Sekarang dan ini masih suasana yang sebenarnya belum boleh kampanye terbuka. Jadi ke mana-mana saya mengatakan saya tidak minta dukungan, dari para kiai, dari para ulama dan para santri. Saya tidak minta dukungan. Tolong dicatat dan direkam.
    Kemudian dalam video terdapat keterangan demikian:
    Tolong di catat dan direkam Prabowo tidak butuh dukungan Kiyai, ulama dan sanri (tapi butuh). Pernyataan Prabowo Dikuatkan Grace natalie: PRABOWO MENYESAL DIDUKUNG UMAT ISLAM.
    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut Prabowo menyesal didukung umat Islam

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, video yang menampilkan Prabowo sedang berpidato identik dengan video di kanal YouTube Merdeka.com ini.
    Prabowo berpidato saat menghadiri istigasah nasional di Pondok Pesantren Bahlul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, pada 21 Mei 2023. 
    Dengan demikian, video yang beredar di media sosial tidak memuat konteks lengkap. Video aslinya dipotong, seolah-olah Prabowo mengatakan tidak butuh dukungan dari para kiai, ulama, maupun santri.
    Video lengkap pidato Prabowo dapat dilihat pada menit ke 45:47 sampai 47:41. Dalam pidatonya, Prabowo justru mengharapkan dukungan dan doa dari ulama dan kiai.
    Berikut pernyataan lengkap Prabowo dalam video tersebut:
    Karena itu, hari ini saya merasa sangat dihormati. Saya tidak menduga, dan saya tidak mengharapkan sebetulnya. Tadi apa yang disampaikan oleh Gus Miftah, oleh Pak Hasyim dan Gus Imin itu saya tidak berharap sebetulnya.
    Dan sesungguhnya saya berkali-kali katakan, karena ini kita harus hati-hati karena saya pejabat. Sekarang dan ini masih suasana yang sebenarnya belum boleh kampanye terbuka.  Jadi ke mana-mana saya mengatakan, saya tidak meminta dukungan dari para kiai para ulama para santri dan sebagainya. Saya tidak minta dukungan. Tolong dicatat dan direkam.
    Tapi kalau, di dalam hati saya, saya berharap dukungan, kan boleh. Kan kalau di dalam hati diam-diam berharap kan boleh. Jadi enggak melanggar apa-apa, jadi saya tidak minta dukungan. Tapi saya dalam hati saya, hati yang paling dalam, saya sungguh-sungguh berharap dukungan dari para ulama dan kiai. Dan tidak hanya berharap dukungannya justru berharap doanya. 

    Kesimpulan

    Narasi bahwa Prabowo menyesal didukung umat Islam tidak benar dan salah konteks.
    Video Prabowo berpidato disebarkan tanpa konteks yang lengkap dan utuh. Seolah-olah Prabowo menyatakan tidak meminta dukungan ulama dan kiai.
    Padahal dalam video lengkap, Prabowo mengatakan, dirinya berharap mendapat dukungan serta doa dari ulama dan kiai.
    Pidato itu disampaikan Prabowo ketika menghadiri istigasah nasional di Pondok Pesantren Bahlul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur pada 21 Mei 2023.

    Rujukan

  • (GFD-2023-14624) Cek Fakta: Tidak Benar Genosida Lewat Virus Nyamuk Bionik Buatan Bill Gates

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 21/12/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim genosida lewat virus nyamuk bionik buatan Bill Gates, informasi tersebut diunggah salah satu akun WhatsApp, pada 22 November 2023.
    Klaim genosida lewat virus nyamuk bionik buatan Bill Gates menampilkan tulisan sebagai berikut.
    "Now....
    Genosida gelombang ke II setelah Covid 19.
    Virus nyamuk bionik buatan Yahudi billgate.
    Bersiaplah...."
    Benarkah klaim genosida lewat virus nyamuk bionik buatan Bill Gates? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim genosida lewat virus nyamuk bionik buatan Bill Gates, menggunakan Google Search dengan kata kunci 'nyamuk Bill gates', penelusuran mengarah pada sejumlah artikel, salah satunya berjudul "Peneliti: Nyamuk Wolbachia Bukan Rekayasa Genetik Apalagi Nyamuk Bionik" yang dimuat situs liputan6.com, pada 20 November 2023.
    Dalam artikel situs Liputan6.com, peneliti riset nyamuk ber-Wolbachia di Yogyakarta, dr Riris Andono Ahmad MPH PhD, mengatakan bahwa saat ini memang banyak disinformasi sistematik.
    "Saat ini memang banyak disinformasi yang sangat sistematik, mengkaitkan dengan nyamuk bionik, mengkaitkan dengan penyakit yang lain yang tak berkaitan sama sekali itu merupakan disinformasi yang sistematik," kata Doni, panggilan akrab Riris dalam dalam media briefing daring bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada Senin, 20 November 2023.
    Doni, menjelaskan, setiap penyakit yang berbasis vektor memiliki vektornya sendiri-sendiri. Artinya, satu vektor tidak bisa memengaruhi penyakit yang bukan disebabkan oleh vektor yang sama.
    Dia memberi contoh, pada vektor berupa nyamuk Aedes aegypti, penyakit yang bisa ditularkan ada empat yakni dengue, zika, chikungunya, dan yellow fever. Sehingga tidak memengaruhi jumlah penyakit yang disebabkan oleh vektor lain.
    "Aedes aegypti hanya bisa menularkan empat penyakit, dengue, zika, chikungunya, dan yellow fever. Bisa jadi mungkin ada penyakit baru lagi yang muncul," katanya.
    "Tapi kalau kemudian penyakit lain itu disebarkan oleh vektor nyamuk yang lain, ya tinggi rendahnya penyakit tersebut tidak akan dipengaruhi oleh vektor yang bukan perantaranya," ujar Doni.
    Dengan kata lain, vektor Aedes aegypti akan memengaruhi empat penyakit di atas. Sedangkan penyakit lain seperti Japanese Encephalitis, disebarkan oleh vektornya sendiri yakni nyamuk Culex, jenis nyamuk yang berbeda dari Aaedes aegypti.
    Seperti dipaparkan di atas, Aedes aegypti dapat memicu empat penyakit yakni dengue, zika, chikungunya, dan yellow fever.
    Maka dari itu, nyamuk berbakteri Wolbachia tidak hanya berpengaruh  pada penurunan angka DBD tapi juga pada chikungunya, zika, dan yellow fever.
    "Wolbachia itu juga bisa mencegah atau menurunkan kasus Zika dan chikungunya hingga masing-masing 56 persen dan 37 persen," kata Doni.
    Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Peneliti Sebut Nyamuk Wolbachia Bukan Hasil Modifikasi Genetik di Laboratorium" yang dimuat situs liputan6.com, pada 20 November 2023, dalam artikel tersebut Prof dr Adi Utarini MSc, MPH, PhD mengatakan, teknologi wolbachia bukan modifikasi genetika yang dilakukan di laboratorium.
    "Bakteri wolbachia maupun nyamuk sebagai inangnya bukanlah organisme hasil dari modifikasi genetik yang dilakukan di laboratorium. Secara materi genetik baik dari nyamuk maupun bakteri wolbachia yang digunakan, identik dengan organisme yang ditemukan di alam,” ungkap peneliti Universitas Gadjah Mada itu.
    Wolbachia sendiri adalah bakteri yang hanya dapat hidup di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk. Wolbachia tidak dapat bertahan hidup di luar sel tubuh serangga dan tidak bisa mereplikasi diri tanpa bantuan serangga inangnya. Ini merupakan sifat alami dari bakteri wolbachia dan secara alami bakteri tersebut ditemukan di dalam tubuh nyamuk aedes albopictus.
    “Wolbachia secara alami terdapat pada lebih dari 50 persen serangga, dan mempunyai sifat sebagai simbion (tidak berdampak negatif) pada inangnya. Selain itu, analisis risiko yang telah dilakukan oleh 20 ilmuwan independen di Indonesia menyimpulkan bahwa risiko dampak buruk terhadap manusia atau lingkungan dapat diabaikan,” lanjut akademisi yang karib disapa Prof Uut itu. 
     
    Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Guru Besar UI Jelaskan Bakteri Wolbachia Tidak Menginfeksi Manusia" yang dimuat situs Liputan6.com, dalam artikel sutus Liputan6.com Guru Besar Ilmu Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia Prof Anom Bowolaksono menjelaskan, bakteri Wolbachia tidak menginfeksi manusia. Lebih lanjut, Anom mengatakan, bakteri tersebut merupakan bakteri alami yang terdapat di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk.
    Beberapa negara seperti Australia dan Singapura, kata Anom, pun telah menerapkan inovasi Wolbachia dan berhasil efektif menekan lajut kasus demam berdarah Dengue (DBD).
    "Masalah bagi manusia adalah bagaimana menurunkan angka penderita DBD. Sampai saat ini penyakit DBD masih belum ada obatnya. Maka dari itu, salah satu alternatifnya adalah memutus rantai vektor dengan cara menekan populasi nyamuk pembawa virus Dengue," jelasnya, dilansir Antara.
    Menurutnya, untuk terjadinya wabah atau penyakit maka harus dilihat dari jumlah vektor dan jumlah penderitanya. Jika jumlah vektor menurun, maka penyakit tidak akan menular dengan baik. Hal itu akan berujung pada penurunan angka penyebaran.
    Secara penelitian, bakteri Wolbachia, kata Anom, mampu mengurangi kapasitas nyamuk dengan menyasara pada jaringan reproduksi. Jika bakteri Wolbachia disisipkan pada nyamuk jantan, maka akan membuat nyamuk tersebut menjadi lebih feminiin dan tidak bisa menghasilkan spermatozoa. Begitu pula pada nyamuk betina, Wolbachia akan menyerang jaringan reproduksi dan menyebabkannya tidak bisa bertelur.
    Nantinya, nyamuk menjadi tidak berkembang dan tidak mampu menularkan virus Dengue pada manusia yang terkena gigitan.
    Dalam artikel berjudul "Picu Pro Kontra, Pakar UGM Sebut Nyamuk Wolbachia Aman bagi Manusia " yang dimuat situs Liputan6.com, Peneliti Pusat kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada sekaligus anggota peneliti World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta Riris Andono Ahmad menjelaskan, pelepasaan jutaan telur nyamuk Wolbachia di populasi nyamuk Aedes aegypti ini untuk menekan penularan virus dengue atau Demam Berdarah Dengue. Karena pelepasan nyamuk ber-Wolbachia jantan dan betina dalam waktu sekitar 6 bulan ini supaya sebagian besar nyamuk di populasi memiliki Wolbachia.
    Tentang nyamuk jantan ber Wolbachia kawin dengan nyamuk betina tanpa Wolbachia maka telurnya tidak akan menetas, namun bila nyamuk betina ber-Wolbachia kawin dengan jantan tidak ber-Wolbachia seluruh telurnya akan menetas. Lalu jika nyamuk betina ber-Wolbachia kawin dengan nyamuk jantan ber-Wolbachia maka semua keturunannya akan menetas dan mengandung Wolbachia.
    Sehingga kekhawatiran masyarakat tentang Wolbachia dapat menginfeksi tubuh manusia, menurutnya Wolbachia tidak menginfeksi manusia dan tidak terjadi transmisi horizontal terhadap spesies lain bahkan Wolbachia tidak mencemari lingkungan biotik dan abiotik. Riris mengatakan penelitian teknologi Wolbachia di Yogyakarta sudah berjalan selama 12 tahun sejak 2011 lalu. 
    Penelitian ini  pun sudah sesuai dengan tahapannya sehingga aman dilaksanakan. Mulai dari penelitian fase kelayakan dan keamanan (2011-2012), fase pelepasan skala terbatas (2013-2015), fase pelepasan skala luas (2016-2020), dan fase implementasi (2021-2022). Riris mengatakan di dunia, studi pertama Aplikasi Wolbachia untuk Eliminasi Dengue (AWED) dilakukan di Yogyakarta dengan desain Cluster Randomized Controlled Trial (CRCT).

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim genosida lewat virus nyamuk bionik buatan Bill Gates tidak benar.
    Guru Besar Ilmu Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia Prof Anom Bowolaksono menjelaskan, bakteri Wolbachia tidak menginfeksi manusia. Lebih lanjut, bakteri tersebut merupakan bakteri alami yang terdapat di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk, bukan modifikasi genetika yang dilakukan di laboratorium.
  • (GFD-2023-14623) Cek Fakta: Tidak Benar dalam Video Ini Aksi Buang Kotoran Hewan di Gerai McDonald's Prancis, Protes Terhadap Rezim Zionis

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 21/12/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim aksi buang kotoran hewan di depan gerai McDonald's Prancis sebagai bentuk protes terhadap rezim zionis beredar di media sosial. Video disebarkan oleh salah satu akun Facebook pada 24 November 2023.
    Dalam video tersebut, tampak sebuah truk berwarna merah menurunkan setumpuk kotoran hewan tepat di depan gerai McDonald's. Gerai tersebut tampak sepi pengunjung, hanya terlihat deretan kursi kosong di dalam gerai.
    Video itu kemudian dikaitkan dengan kabar bahwa aksi buang kotoran tersebut merupakan bentuk protes terhadap rezim zionis.
    "Membuang kotoran hewan di depan cabang McDonald's di Prancis sebagai protes atas dukungan perusahaan ini terhadap rezim Zionis!" tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 30 kali dilihat dan mendapat beberapa respons dari warganet.
    Benarkah dalam video tersebut aksi buang kotoran hewan di depan gerai McDonald's Prancis sebagai bentuk protes terhadap rezim zionis ? Berikut penelusurannya.
    Sebelumnya, konflik antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, Palestina mendapat kecaman dari warga dunia. Bahkan di sejumlah negara, termasuk Indonesia muncul aksi boikot terhadap produk yang diduga berafiliasi dengan Israel.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com video yang diklaim aksi buang kotoran hewan di depan gerai McDonald's Prancis sebagai bentuk protes terhadap rezim zionis. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke Google Lens.
    Hasilnya terdapat gambar identik dalam artikel berjudul "Video of protesters dumping dung at McDonald's falsely linked to Israel-Hamas war" yang dimuat situs uk.news.yahoo.com pada 8 Desember 2023.
    Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa aksi protes membuang kotoran hewan di dalam video memang terjadi di salah satu gerai McDonald's di Prancis.
    Namun, aksi yang dilakukan oleh Departemen Federasi Serikat Petani Perancis tidak terkait dengan rezim zionis dan konflik Israel dengan Hamas.
    Mereka menuntut agar burger yang dibuat oleh perusahaan fast food tersebut terbuat dari daging asal Prancis, tidak mengimpor.
     

    Kesimpulan


    Video yang diklaim aksi buang kotoran hewan di depan gerai McDonald's Prancis sebagai bentuk protes terhadap rezim zionis ternyata tidak benar. Faktanya, aksi buang kotoran hewan dalam video tersebut tidak ada kaitannya dengan protes terhadap rezim zionis dan konflik Israel vs Hamas di Palestina.
    Video tersebut merupakan aksi protes Departemen Federasi Serikat Petani Perancis, mereka menuntut agar burger yang dibuat oleh perusahaan fast food tersebut terbuat dari daging asal Prancis dan tidak mengimpor.

    Rujukan

  • (GFD-2023-14622) Menyesatkan, Klaim tentang Pengungsi Rohingya di Indonesia Dapat Jaminan Uang Sejutaan Tanpa Bekerja

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 21/12/2023

    Berita

    Cuplikan video berisi potongan wawancara seorang pengungsi Rohingya, yang menempati rumah susun di Sidoarjo, Jawa Timur, beredar di Tiktok [ arsip ] dan Facebook [ arsip ]. Dalam wawancara tersebut, pria itu mengeluhkan uang bantuan sebesar Rp1,25 juta per bulan yang dinilai tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

    Video yang beredar di Facebook, memuat narasi: "Pengungsi Rohingya dapat tunjangan tiap bulan 1,2 juta masih merasa tidak cukup. Rebahan, makan, tidur, beranak pinak, tiap bulan dapat Bang masih juga gak bersyukur. Kita warga pribumi untuk dapat sesuap nasi aja harus banting tulang, meras keringat".
    Apa benar pengungsi Rohingya di Indonesia dapat tunjangan Rp 1,2 juta perbulan tanpa harus bekerja?

    Hasil Cek Fakta

    Untuk memverifikasi klaim di atas Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video dengan menggunakantool InVid. Selanjutnya penelusuran dilakukan dengan menggunakanreverse imageGoogle dan Yandex. 
    Hasilnya, pengungsi Rohingnya di Sidoarjo memang mendapat tunjangan bulanan berupa uang senilai Rp 1.250.000. Namun, uang tunjangan itu bukan berasal dari pemerintah indonesia, melainkan diberikan oleh IOM (International Organization for Migration). IOM adalah organisasi non-pemerintah yang menyalurkan bantuan bagi para pengungsi.  
    Dikutip dari Policy Brief Institute of International Studies Universitas Gajah Mada (2018) berjudul “ Akses Pekerjaan untuk Pengungsi di Indonesia : Peluang dan Tantangan ”, di tengah banyaknya pengungsi dan pencari suaka di Indonesia, kebijakan Indonesia untuk tidak menerima pengungsi menetap secara permanen membuat upaya integrasi dengan masyarakat setempat atau pemulangan sulit dilakukan. 
    Hal tersebut meninggalkan pemindahan (resettlement) ke negara tujuan pengungsi sebagai solusi paling strategis, tetapi di saat yang sama juga membuat pengungsi harus menunggu lebih lama. Maka, tidaklah aneh untuk menemukan pengungsi yang tinggal di Indonesia selama lebih dari lima atau enam tahun (Gutierez, 2017). Hal tersebut kemudian menjadi problematis, karena kebijakan di Indonesia juga turut melarang pengungsi bekerja secara legal. Ini berarti pengungsi harus tinggal dalam waktu lama tanpa bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.
    Sampai saat ini, Indonesia tidak memiliki undang-undang untuk mengatur perlindungan pengungsi dan pencari suaka. Seperti halnya negara-negara tetangga, Indonesia tidak menandatangani Konvensi tentang Status Pengungsi tahun 1951 atau Protokol 1967, dan kecil kemungkinan pemerintah akan menandatangani konvensi tersebut dalam waktu dekat. 
    Padahal tanpa ratifikasi, Indonesia hanya memiliki Undang-Undang Keimigrasian No. 6 Tahun 2011 sebagai satu-satunya landasan hukum yang mengatur pengungsi dan pencari suaka. Undang-undang tersebut tidak membedakan antara pengungsi dan imigran lainnya, sehingga kemudian pengungsi diperlakukan sebagai imigran ilegal. 
    Akan tetapi, dengan adanya Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-1489.UM.08.05 Tahun 2010 pengganti Peraturan Nomor 0352.GR.02.07 Tahun 2016 tentang Penanganan Imigran Ilegal, pengungsi dan pencari suaka yang telah mendapatkan surat keterangan resmi dari UNHCR atas statusnya, tidak akan dibebankan sanksi imigrasi dan padanya tidak ada  hukum atau aturan apapun yang dilanggar.
    Dengan demikian, pengungsi Rohingya yang tidak bekerja bukan lantaran mereka pemalas, melainkan karena Pemerintah Indonesia yang tidak memiliki kebijakan untuk memberikan akses pekerjaan pada para pengungsi dan pencari suaka. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, pengungsi dan pencari suaka masih bergantung dari organisasi internasional semacam IOM.
    Kehidupan Pengungsi Rohingya di Sidoarjo
    Video yang dibagikan di media sosial itu, sama dengan yang pernah diunggah oleh Inews di kanal YouTube. Video itu merupakan tayangan berita yang diunggah pada 6 September 2017 untuk program Inews Petang.
    Dalam tayangan berita, reporter Aprilia Putri meliput kondisi salah seorang pengungsi etnis Rohingya yang menempati sebuah rumah susun. Ia juga mewawancara seorang pengungsi bernama Muhammad yang sedang bersiap memasak.
    "Setiap hari ya masak sendiri. Kalan nggak masak sendiri ya nggak cukup uang," kata Muhammad.
    Muhammad juga mengaku mendapat uang tunjangan bulanan sebesar Rp 1.250.000 dari IOM (International for Migration). Aprilia kemudian menanyakan apakah jumlah uang tunjangan itu cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari.

    "Nggak cukup karena Rp 1.250.00 itu semua (sudah termasuk) pakaian, makanan, minuman ya semua dalam itu 1.250.000. Karena itu kita berhemat agar bisa hidup kayak ginilah. Kalau kita makan diluar gak cukup uangnya," kata dia. 
    Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jatim, Herdaus, mengungkapkan, jumlah pengungsi Rohingya yang ada di Sidoarjo, Jawa Timur, ada sebanyak 14 orang. Belasan pengungsi Rohingya itu tersebar di beberapa tempat.
    "Di penampungan Puspa Agro ada enam orang, di Green Bamboo ada tiga orang, yang mandiri lima. Jadi, totalnya ada 14 orang," kata Herdaus kepada Republika.co.id, Senin, 11 Desember 2023.
    Kasubsi Ketertiban Rudenim Surabaya Wahyu Tri Wibowo mengatakan hingga saat ini pengungsi Rohingya yang masih tinggal di Rusunawa Jemundo tinggal enam orang. "Mereka yang saat ini masih menempati di Rusunawa Jemundo Taman hanya enam orang," kata Wibowo kepada DetikJatim, Jumat, 8 Desember 2023.
    Wibowo mengatakan sebelumnya ada belasan pengungsi Rohingya yang tinggal di rusunawa. Namun sebagian dari mereka telah dikirim ke negara ketiga seperti Amerika Serikat dan Australia yang mau menampung mereka.
    Wibowo menjelaskan pengungsi Rohingya yang menempati Rusunawa Jemundo mulai tinggal sejak tahun 2014. Sebelumnya mereka menempati Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Surabaya yang berada di Raci, Bangil, Pasuruan.
    Wibowo menambahkan para pengungsi tersebut bebas melakukan aktivitas sehari-hari hanya di sekitaran rusunawa saja. Mereka dilarang melakukan aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan.
    "Mereka dilarang mencari pekerjaan di Indonesia. Untuk kebutuhan sehari-hari mendapatkan uang sebesar Rp 1.250.000 setiap bulannya," imbuh Wibowo.
    Indonesia merupakan salah satu negara yang dijadikan tujuan mengungsi oleh para pengungsi Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh. Pengungsi Rohingya di Indonesia tersebar pada beberapa beberapa provinsi di Indonesia yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Jawa Timur.
    Jumlah total pengungsi Rohingya yang mendarat ke Aceh sejak pertengahan November 2023 lalu mencapai 1.543 orang. Data itu diperoleh dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) per 10 Desember 2023.
    Bantuan IOM
    Berdasarkan arsip berita Tempo, Dosen Hubungan Internasional Universitas Airlangga (Unair) Baiq LS W Wardhani menjelaskan bahwa bantuan berupa tunjangan yang diberikan kepada pengungsi Rohingya ini tidak berasal dari dana pemerintah Indonesia. Para pengungsi mendapatkan tunjangan yang diberikan oleh International Organization for Migration (IOM).
    IOM sendiri merupakan Non-Governmental Organization (NGO) yang menyalurkan bantuan bagi para pengungsi. Karena melalui sudut pandang HAM, pengungsi Rohingya tetap manusia yang perlu dibantu dan mendapat hidup yang layak. 
    “Banyak yang menyangka bahwa bantuan yang diberikan adalah uang dari pemerintah Indonesia, padahal bukan. Itu adalah uang IOM. Perlu disebarkan informasi ini. Kita tidak dapat membandingkan kondisi para pengungsi dengan penduduk lokal,” kata Baiq.
    IOM Indonesia saat ini membantu lebih dari 7.000 pengungsi di Indonesia dengan memberikan pelayanan dan bantuan yang komprehensif, termasuk akomodasi, perawatan kesehatan, dukungan kesehatan mental dan psikososial (MHPSS), pendidikan dan kebutuhan dasar.
    Bantuan kemanusiaan IOM untuk pengungsi luar negeri di Aceh meliputi tempat tinggal, barang-barang non-makanan, perlindungan dan komunikasi risiko, kesehatan, kesehatan mental, dan dukungan psikososial.

    Kesimpulan

    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa Rohingya di Indonesia dapat tunjangan Rp 1,2 juta perbulan tanpa harus bekerja adalahmenyesatkan. 
    Pengungsi Rohingnya di Sidoarjo memang mendapat tunjangan bulanan berupa uang senilai Rp 1.250.000. Namun, uang tunjangan itu bukan berasal dari pemerintah Indonesia, melainkan diberikan oleh IOM (International Organization for Migration).
    Pengungsi Rohingya yang tidak bekerja bukan lantaran mereka pemalas, melainkan kebijakan Pemerintah Indonesia yang tidak memiliki kebijakan untuk memberikan akses pekerjaan pada para pengungsi dan pencari suaka. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, pengungsi dan pencari suaka masih bergantung dari organisasi semacam IOM.

    Rujukan