(GFD-2024-14964) Cek Fakta Debat Capres 2024: Prabowo Klaim Buka 4 Fakultas Baru, Apa Itu?
Sumber:Tanggal publish: 07/01/2024
Berita
Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, mengklaim telah membuka empat fakultas baru di bidang sains dan teknologi sebagai upaya memperkuat pertahanan siber Indonesia.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran Solopos.com, klaim Prabowo Subianto dalam debat ketiga capres untuk Pilpres 2024 itu adalah benar. Pada 2020 lalu, Prabowo Subianto sebagai menteri pertahanan (Menhan) telah membuka empat fakultas di bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) di Universitas Pertahanan (Unhan).
Fakultas yang dibuka Prabowo yakni Fakultas Kedokteran, Fakultas Farmasi, Fakultas Teknik, serta Fakultas Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Bagi calon mahasiswa yang ingin masuk Unhan, kata Prabowo, harus memiliki IQ minimal 120 dan nilai rata-rata matematika serta fisika sembilan. Syarat itu diberlakukan mengadopsi ketentuan masuk Universitas Harvard.
Fakultas yang dibuka Prabowo yakni Fakultas Kedokteran, Fakultas Farmasi, Fakultas Teknik, serta Fakultas Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Bagi calon mahasiswa yang ingin masuk Unhan, kata Prabowo, harus memiliki IQ minimal 120 dan nilai rata-rata matematika serta fisika sembilan. Syarat itu diberlakukan mengadopsi ketentuan masuk Universitas Harvard.
Rujukan
(GFD-2024-14963) Cek Fakta: Anies Sebut 4,8 Juta Orang Indonesia Terpapar Narkoba
Sumber:Tanggal publish: 07/01/2024
Berita
Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan mengatakan bahwa Indonesia sedang menghadapi tantangan yang tidak kecil, khususnya dalam hal narkoba. Menurutnya dalam beberapa tahun terakhir 4,8 juta orang terpapar narkoba.
“Narkoba menyerbu Indonesia hingga 4,8 juta orang terpapar narkoba. Keluarga-keluarga kita menderita karena narkoba ini, itu pedih sekali. Itu menandakan bahwa kita kebobolan,” ujar Anies dalam debat ketiga Capres Pemilu 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu malam, 7 Januari 2024.
“Narkoba menyerbu Indonesia hingga 4,8 juta orang terpapar narkoba. Keluarga-keluarga kita menderita karena narkoba ini, itu pedih sekali. Itu menandakan bahwa kita kebobolan,” ujar Anies dalam debat ketiga Capres Pemilu 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu malam, 7 Januari 2024.
Hasil Cek Fakta
Subkoor P2M Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bandung, Saras Putri Utami, S.IKom mengatakan permasalahan narkoba menjadi ancaman serius bagi kelangsungan masa depan kita. Ada dua ancaman yang ada di depan kita. Pertama, penyalahguna dan kedua peredaran.
Penanganan terhadap keduanya harus berjalan bersamaan. Karena, walau pun penangkapan dilakukan secara masif terhadap para pengedarnya, akan tetapi karena minimnya upaya pencegahan, maka yang terjadi seperti sekarang ini.
“Tercatat, pada Tahun 2019 hingga Tahun 2021, terjadi peningkatan dari 1,80% menjadi 1,95% atau dari 4,5 juta jiwa menjadi 4,8 juta jiwa terpapar penyalahgunaan narkoba. Ini adalah bukti rendahnya kepedulian kita terhadap upaya pencegahan,” ujar Saras dikutip dari laman resmi BNN Kota Bandung Minggu malam.
Penanganan terhadap keduanya harus berjalan bersamaan. Karena, walau pun penangkapan dilakukan secara masif terhadap para pengedarnya, akan tetapi karena minimnya upaya pencegahan, maka yang terjadi seperti sekarang ini.
“Tercatat, pada Tahun 2019 hingga Tahun 2021, terjadi peningkatan dari 1,80% menjadi 1,95% atau dari 4,5 juta jiwa menjadi 4,8 juta jiwa terpapar penyalahgunaan narkoba. Ini adalah bukti rendahnya kepedulian kita terhadap upaya pencegahan,” ujar Saras dikutip dari laman resmi BNN Kota Bandung Minggu malam.
Kesimpulan
"Tercatat, pada Tahun 2019 hingga Tahun 2021, terjadi peningkatan dari 1,80% menjadi 1,95% atau dari 4,5 juta jiwa menjadi 4,8 juta jiwa terpapar penyalahgunaan narkoba. Ini adalah bukti rendahnya kepedulian kita terhadap upaya pencegahan,” ujar Saras dikutip dari laman resmi BNN Kota Bandung Minggu malam.
Rujukan
(GFD-2024-14962) CEK FAKTA: Anies Sebut Lebih dari 160.000 Orang Meninggal karena Virus
Sumber:Tanggal publish: 07/01/2024
Berita
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, lebih dari 160.000 orang meninggal bukan karena serangan militer, tapi karena serangan virus.
Hasil Cek Fakta
Anies tidak secara spesifik menyebutkan jenis virus yang menyebabkan kematian hingga lebih dari 160.000 orang. Pada 2020, virus corona penyebab Covid-19 mewabah dan menjadi pandemi. Berdasarkan data Worldometer, Minggu (7/1/2024), total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 6.821.940. Dari jumlah tersebut, 6.647.104 kasus dinyatakan pulih. Sementara, korban meninggal akibat Covid-19 mencapai 161.954 jiwa. Angka tersebut menempatkan Indonesia di peringkat ke-2 negara Asia dengan kematian akibat Covid-19 terbanyak, di bawah India yang mencatatkan 533,392 kematian. Secara global, Indonesia berada di peringkat ke-11 negara dengan kematian Covid-19 terbanyak.
Kesimpulan
Korban meninggal akibat Covid-19 mencapai 161.954 jiwa. Angka tersebut menempatkan Indonesia di peringkat ke-2 negara Asia dengan kematian akibat Covid-19 terbanyak, di bawah India yang mencatatkan 533,392 kematian. Secara global, Indonesia berada di peringkat ke-11 negara dengan kematian Covid-19 terbanyak.
Rujukan
(GFD-2024-14961) Cek Fakta: Anies Sebut 4,8 Juta Orang Indonesia Terpapar Narkoba, Benarkah?
Sumber:Tanggal publish: 07/01/2024
Berita
Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan mengklaim bahwa ada 4,8 juta orang Indonesia yang terpapar narkoba.
Hasil Cek Fakta
Penelusuran Cek Fakta menemukan artikel dari Antaranews.com berjudul "Kapolri ingatkan generasi muda Indonesia waspadai peredaran narkoba" yang tayang pada 15 September 2023. Berikut isi artikelnya:
"Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengingatkan para mahasiswa untuk mewaspadai peredaran dan penyalahgunaan narkoba yang bisa mengancam masa depan generasi muda Indonesia.
Dalam penutupan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat, Listyo mengatakan bahwa permasalahan narkoba di Indonesia merupakan tantangan yang sangat besar.
"Masalah narkoba ini menjadi tantangan kita. Ini terus terjadi setiap hari dan angkanya juga terus meningkat," kata Listyo.
Listyo menjelaskan berdasarkan data yang dimiliki oleh pihak kepolisian, ada kurang lebih 4,8 juta penduduk Indonesia yang terpapar narkoba.
Sejauh ini Polri telah menangkap sebanyak 37.607 orang pelaku kasus narkoba hingga periode Agustus 2023. Dari total 37.607 pelaku kasus narkoba yang ditangkap, sebanyak 1.549 orang berstatus sebagai mahasiswa.
Oleh karena itu, Kapolri meminta mahasiswa menjaga diri dan lingkungan agar tidak terjerat dalam penyalahgunaan ataupun peredaran narkoba.
"Hingga Agustus 2023, kita mengungkap 37.607 pelaku, 1.549 itu adalah mahasiswa. Jadi, tolong jaga kampus kita, lingkungan kita, agar jangan sampai yang namanya narkoba ini jangan masuk," katanya.
Ia menambahkan generasi muda Indonesia diharapkan bisa saling mengingatkan agar tidak terjerumus dalam jeratan peredaran atau penyalahgunaan narkoba. Pelaku banyak memanfaatkan ketidaktahuan korban agar mau untuk mencoba menggunakan narkoba.
"Memang banyak yang tidak paham. Awalnya dibujuk teman, kemudian mencoba karena memang masih muda dan sebagainya. Namun, lama-lama menjadi ketagihan, pada saat itu masa depan mulai suram. Jangan sampai terjadi," katanya.
Salah satu bentuk komitmen pihak kepolisian dalam memberantas peredaran narkoba di Indonesia adalah dengan melakukan pengungkapan dan menangkap 39 pelaku yang berada dalam jaringan transnasional Fredy Pratama.
Dalam upaya untuk memberantas peredaran narkoba di Indonesia tersebut, pada periode 2020 hingga 2023 telah menyita sejumlah aset serta barang bukti kejahatan narkoba dari jaringan Fredy Pratama dengan nilai mencapai Rp10,5 triliun.
Pengungkapan tersebut, merupakan kerja sama penyidikan antara Polri dengan Kepolisian Thailand, Malaysia, Drug Enforcement Administration (DEA) Amerika Serikat di Jakarta. Pelaku utama bernama Fredy Pratama yang dijuluki Escobar Indonesia itu, masih dalam pengejaran."
"Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengingatkan para mahasiswa untuk mewaspadai peredaran dan penyalahgunaan narkoba yang bisa mengancam masa depan generasi muda Indonesia.
Dalam penutupan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat, Listyo mengatakan bahwa permasalahan narkoba di Indonesia merupakan tantangan yang sangat besar.
"Masalah narkoba ini menjadi tantangan kita. Ini terus terjadi setiap hari dan angkanya juga terus meningkat," kata Listyo.
Listyo menjelaskan berdasarkan data yang dimiliki oleh pihak kepolisian, ada kurang lebih 4,8 juta penduduk Indonesia yang terpapar narkoba.
Sejauh ini Polri telah menangkap sebanyak 37.607 orang pelaku kasus narkoba hingga periode Agustus 2023. Dari total 37.607 pelaku kasus narkoba yang ditangkap, sebanyak 1.549 orang berstatus sebagai mahasiswa.
Oleh karena itu, Kapolri meminta mahasiswa menjaga diri dan lingkungan agar tidak terjerat dalam penyalahgunaan ataupun peredaran narkoba.
"Hingga Agustus 2023, kita mengungkap 37.607 pelaku, 1.549 itu adalah mahasiswa. Jadi, tolong jaga kampus kita, lingkungan kita, agar jangan sampai yang namanya narkoba ini jangan masuk," katanya.
Ia menambahkan generasi muda Indonesia diharapkan bisa saling mengingatkan agar tidak terjerumus dalam jeratan peredaran atau penyalahgunaan narkoba. Pelaku banyak memanfaatkan ketidaktahuan korban agar mau untuk mencoba menggunakan narkoba.
"Memang banyak yang tidak paham. Awalnya dibujuk teman, kemudian mencoba karena memang masih muda dan sebagainya. Namun, lama-lama menjadi ketagihan, pada saat itu masa depan mulai suram. Jangan sampai terjadi," katanya.
Salah satu bentuk komitmen pihak kepolisian dalam memberantas peredaran narkoba di Indonesia adalah dengan melakukan pengungkapan dan menangkap 39 pelaku yang berada dalam jaringan transnasional Fredy Pratama.
Dalam upaya untuk memberantas peredaran narkoba di Indonesia tersebut, pada periode 2020 hingga 2023 telah menyita sejumlah aset serta barang bukti kejahatan narkoba dari jaringan Fredy Pratama dengan nilai mencapai Rp10,5 triliun.
Pengungkapan tersebut, merupakan kerja sama penyidikan antara Polri dengan Kepolisian Thailand, Malaysia, Drug Enforcement Administration (DEA) Amerika Serikat di Jakarta. Pelaku utama bernama Fredy Pratama yang dijuluki Escobar Indonesia itu, masih dalam pengejaran."
Kesimpulan
Listyo menjelaskan berdasarkan data yang dimiliki oleh pihak kepolisian, ada kurang lebih 4,8 juta penduduk Indonesia yang terpapar narkoba.
Rujukan
- https://www.antaranews.com/berita/3728586/kapolri-ingatkan-generasi-muda-indonesia-waspadai-peredaran-narkoba
- https://humas.polri.go.id/2023/09/15/kapolri-tutup-pesmaba-umm-ingatkan-mahasiswa-jaga-pemilu-dan-waspada-narkoba/
- https://indonesiabaik.id/videografis/narkotika-ancam-masa-depan-generasi-muda
Halaman: 2962/6092