• (GFD-2022-10497) Keliru, Cara Mengobati Vertigo dan Sakit Kepala dengan Menutup Lubang Hidung

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 25/08/2022

    Berita


    Sebuah unggahan mengklaim cara mengobati vertigo dan sakit kepala hanya dengan menutup lubang hidung. Unggahan itu beredar di Facebook sejak 12 Agustus 2022. 
    Dalam narasi tersebut, beberapa langkah yang diklaim dapat mengobati sakit kepala antara lain adalah menutup lubang hidung sebelah kanan, lalu bernapas melalui hidung sebelah kiri selama t menit. Dalam 5 menit, sakit kepala akan sembuh. 
    “Jika merasa lelah, lakukan sebaliknya. Tutup lubang hidung sebelah KIRI dan bernafaslah melalui hidung sebelah kanan. Tak lama kemudian, Anda akan merasakan segar kembali,” tulis narasi lainnya.
    Hingga artikel ini ditulis, unggahannya telah mendapatkan respon 61 kali dibagikan.
    Tangkapan layar sebuah foto yang beredar di Facebook soal cara mudah mengobati vertigo dengan menutup lubang hidung.
    Lantas benarkah mengobati vertigo cukup dengan menutup lubang hidung?

    Hasil Cek Fakta


    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, menutup hidung tidak bisa menyembuhkan vertigo.
    Dikutip dari Healthline, vertigo adalah pusing yang menciptakan perasaan palsu bahwa Anda atau lingkungan Anda berputar atau bergerak. Kondisinya bisa terasa mirip dengan mabuk perjalanan, tapi tidak sama dengan pusing.
    Vertigo sendiri ada dua jenis. Menurut Healthline, dua jenis itu yakni vertigo perifer dan vertigo sentral. Vertigo perifer adalah jenis vertigo yang paling umum. Ini terjadi sebagai akibat dari masalah di telinga bagian dalam, atau saraf vestibular, yang mengontrol keseimbangan.
    Sedangkan vertigo sentral terjadi sebagai akibat dari masalah di otak. Ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang berbeda, termasuk karena pukulan, tumor otak, migrain, cedera otak traumatis, infeksi dan sklerosis ganda.
    Menurut dokter Spesialis Anestesi di Rumah Sakit Umum Daerah Halmahera Tengah, dr Fitria, untuk meredakan penyakit vertigo, biasanya dokter akan menyarankan agar pasien untuk tidak banyak bergerak, berbaring, rileks, dan memperbanyak minum air putih. 
    “Tidak benar kalau menutup lubang hidung lalu bisa menyembuhkan sakit vertigo. Setahu saya belum ada kasus seperti itu. Kalaupun gejala vertigo yang dialami tidak hilang, biasanya ada  obat kayak, antibiotik, antihistamin, Prochlorperazine dan Benzodiazepines. Tapi semua obat itu harus pakai resep dan anjuran dokter,” kata Fitria saat dihubungi Tempo, Selasa, 23 Agustus 2022.
    Ilustrasi Vertigo. shutterstock.com
    Dilansir dari Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala vertigo yaitu :
    Namun penyembuhan vertigo juga membutuhkan operasi jika ditemukan tumor otak atau cedera kepala.

    Kesimpulan


    Dari hasil pemeriksaaan, klaim cara mengobati vertigo cukup dengan menutup lubang hidung adalah keliru. 
    Secara medis ada beberapa langkah yang bisa digunakan untuk meredakan gejala vertigo seperti berbaring diam, rilex, tidak banyak bergerak, dan memperbanyak minum air putih. Bahkan untuk kasus vertigo tertentu seperti karena adanya tumor otak atau cedera kepala, perlu ditangani melalui operasi.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10496) Keliru, Tangkapan Layar Berita Berjudul Opung Luhut Sudah Turun Tangan Soal Kasus Brigadir J

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 25/08/2022

    Berita


    Sebuah akun Instagram mengunggah tangkapan layar berita berjudul Opung Luhut Sudah Turun Tangan Soal Kasus Brigadir J, Ferdy Sambo Cs Gak Bakalan Tenang.
    Dalam narasi yang disertakan, Luhut Binsar Pandjaitan memberikan perintah kepada Kabareskrim Komjen Agus Andrianto untuk tidak ragu dalam mengusut kasus pembunuhan Brigadir J.
    Sejak dipublikasikan pada Kamis, 11 Agustus 2022, unggahan ini sudah mendapat 2 ribuan komentar dan 36 ribu tanggapan.
    Sebuah akun Instagram membagikan tangkapan layar yang diklaim sebagai pemberitaan media massa soal Luhut Binsar Pandjaitan dan kasus pembunuhan Brigadir J
    Apakah benar Luhut turun tangan dalam kasus pembunuhan Brigadir J?

    Hasil Cek Fakta


    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa tangkapan layar berita tersebut tidak berisi pernyataan Luhut tentang kasus penembakan Brigadir J oleh Ferdy Sambo. 
    Untuk memverifikasi gambar di atas, Tim Cek Fakta Tempo menelusurinya menggunakan Google Reverse Image, Yandex Images, dan Google Search.
    Sumber: Kompas.com
    Hasilnya, Tempo menemukan foto tersebut adalah hasil jepretan fotografer ANTARA, Akbar Nugroho Gumay yang dimuat ulang oleh beberapa media termasuk Kompas.com. Konteks dalam foto itu, saat Luhut Pandjaitan sedang memberikan paparan dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Parlemen, Kamis, 9 Juni 2022. Rapat tersebut membahas RKA K/L dalam RAPBN TA 2023 dan rencana kerja K/L Tahun 2023.
    Tangkapan berita yang diambil oleh akun Instagram tersebut identik dengan berita dari situs Warta Ekonomi berjudul, Anggota DPR Ciut Sama Luhut: Dari Awal Sudah Injek Gas Kenceng Banget.
    Oleh akun Bataksolidaritas, keterangan waktu dalam tangkapan layar ditutup, sedangkan judulnya telah disunting menjadi Opung Luhut Sudah Turun Tangan Soal Kasus Brigadir J, Ferdy Sambo Cs Gak Bakalan Tenang.  
    Gambar kiri adalah judul pemberitaan asli yang diubah menjadi gambar kanan
    TEMPO menemukan, pernyataan Luhut yang sebenarnya adalah meminta Bareskrim Polri, Komjen Agus Andrianto untuk tidak ragu menindak pelaku-pelaku yang sengaja menaikan harga obat-obatan untuk Covid-19 selama masa pandemi.
    Tempo telah membantah informasi keliru mengenai campur tangan Luhut pada kasus penembakan Brigadir J, seperti dimuat dalam artikel ini. Pernyataan Luhut Pandjaitan aslinya adalah meminta Badan Reserse Kriminal Mabes Polri menindak pelaku-pelaku yang sengaja menaikan harga obat-obatan untuk Covid-19 selama masa pandemi.
    "Saya tak ada urusan dengan dia, nggak ada urusan beking-bekingan, pokoknya sampai ke akar-akarnya kita cabut saja. Kita back up Kemenkes karena ini urusan kemanusiaan," kata Luhut dalam konferensi pers daring, Sabtu, 3 Juli 2021.

    Kesimpulan


    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, tangkapan layar berita berjudul Opung Luhut Sudah Turun Tangan Soal Kasus Brigadir J, Ferdy Sambo Cs Gak Bakalan Tenang adalah Keliru. 
    Tangkapan layar tersebut telah melalui suntingan dari berita aslinya. Juga tidak ada pernyataan Luhut terkait penembakan Brigadir J oleh Ferdy Sambo.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10495) Keliru, Militer Indonesia Pasang 200 Rudal di Selat Malaka yang Diarahkan ke Kuala Lumpur

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 25/08/2022

    Berita


    Sebuah video berjudul “Mengerikan Rudal TNI Keluar Semua” beredar di media sosial disertai narasi bahwa militer Indonesia telah memasang 200 rudal jarak jauh berbagai varian di sekitar Selat Malaka yang diarahkan ke Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur.
    Di Facebook, video tersebut dibagikan akun ini pada 26 Juli 2022. Berikut narasinya: 
    “Saat ini, militer Indonesia telah memasang 200 rudal jarak jauh berbagai varian di sekitar selat malaka yang diarahkan ke Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur. Adapun target utama antara lain, gedung parlemen, pusat pemerintahan Ahmad Badawi, menara petronas, serta beberapa objek vital lainnya…”
    Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah mendapat lebih dari 1000 komentar. 
    Tangkapan layar video yang beredar di Facebook mengenai rudal TNI dikeluarkan menghadap Selat Malaka
    Apa benar ini video militer Indonesia telah memasang 200 rudal di Selat Malaka yang diarahkan ke Kuala Lumpur?

    Hasil Cek Fakta


    Video di atas merupakan hasil suntingan dari sejumlah klip latihan militer TNI. Sama sekali tidak memperlihatkan adanya 200 rudal yang di arahkan ke Kuala Lumpur, Malaysia. Hingga artikel ini diturunkan, Indonesia dan Malaysia tidak terlibat dalam kontak senjata atau pengerahan militer.
    Sebaliknya, kedua negara tetap menjalin kerja sama, seperti pengiriman kembali tenaga kerja Indonesia ke Malaysia per 1 Agustus.
    Untuk memverifikasi isi video di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya, jejak digital video ditelusuri dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex.
    Video Pertama
    Pada bagian awal video yang memperlihatkan Letjen TNI Agus Kriswanto, identik dengan video yang pernah diunggah ke YouTube oleh kanal Garuda NET. pada 10 September 2017 dengan judul, “GARUDA - Latihan Puncak Antar Kecabangan TNI AD 2017.”
    Fragmen video yang identik terdapat pada menit ke 1:49.
    Gambar kanan adalah sumber video tangkapan layar gambar kiri. (Sumber: NET. TV)
    Video Kedua
    Selanjutnya, fragmen yang identik juga terdapat pada video yang pernah diunggah kanal Cumimif Channel pada 11 September 2018 dengan judul, “Latihan Menembak Meriam 155 mm Caesar 2018,, Yonarmed 9/2/1 Kostrad.”
    Tepatnya, saat sejumlah prajurit tengah berada disekitar peluncur rudal yang dapat dilihat pada menit 0:40
    Gambar kanan adalah sumber video tangkapan layar gambar kiri. (Sumber: akun YouTube Cumimif Channel)
    Video Ketiga
    Fragmen video lainnya juga identik dengan video yang pernah diunggah ke YouTube oleh kanal Garuda.NET. pada 20 Oktober 2018 dengan judul, “GARUDA - Batalyon Artileri Medan 12.”
    Beberapa fragmen yang identik di antaranya terlihat pada menit ke 5:37 dan menit ke 5:54.
    Gambar kanan adalah sumber video tangkapan layar gambar kiri. (Sumber: NET. TV)

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim militer Indonesia telah memasang 200 rudal di Selat Malaka yang diarahkan ke Kuala Lumpur adalah keliru. 
    Video di atas merupakan hasil suntingan dari sejumlah klip latihan militer TNI. Sama sekali tidak memperlihatkan adanya 200 rudal yang diarahkan ke Kuala Lumpur, Malaysia.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10494) Menyesatkan, Soekarno Meminjamkan 57 Ribu Ton Emas ke John F. Kennedy

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 25/08/2022

    Berita


    Sebuah akun Facebook mengunggah video yang membahas presiden RI pertama, Soekarno, yang meminjamkan 57 ribu ton emas kepada presiden ke-35 Amerika Serikat, John F. Kennedy.
    Video berjudul Hutang Triliun Dolar Amerika Serikat ke Indonesia ini menarasikan:
    Percaya atau tidak, sejak dahulu sampai hari ini harusnya hidup bergelimang harta. Bukan karena Indonesia punya banyak hal, namun kita punya piutang besar sekali dari negara-negara di dunia, khususnya Amerika Serikat. Sejak zaman penjajahan tidak terhitung jumlah harta nenek moyang yang diboyong keluar.
    Dinarasikan juga, salah satu harta yang dimiliki Indonesia adalah 57 ribu ton emas yang konon dipinjam oleh Amerika kepada Indonesia. Presiden Amerika Serikat John F Kennedy meminta belas kasih  Presiden Sukarno untuk meminjam harta ini untuk pembangunan Amerika. Sukarno pun menyetujuinya dalam perjanjian Green Hilton Memorial Agreement.
    Video berdurasi 7:59 menit ini diunggah tanggal 7 Agustus 2022. Sampai tulisan ini dibuat mendapat 11 ribu tanda suku, 1.800 komentar dan disaksikan 500 ribu pengguna Facebook.
    Tangkapan layar video yang beredar di Facebook tentang klaim piutang Indonesia dari Amerika Serikat yang tertuang dalam Green Hilton Memorial Agreement.
    Apakah Amerika Serikat benar-benar berhutang triliun Dolar Amerika Serikat ke Indonesia?

    Hasil Cek Fakta


    Hasil pemeriksaan fakta menunjukan cerita tentang harta peninggalan era Presiden Soekarno muncul dengan berbagai versi. Cerita-cerita ini muncul dengan klaim-klaim yang sulit untuk dibuktikan dan dipertanggungjawabkan. Dalam beberapa kasus, cerita seperti ini berkaitan dengan penipuan. Belum ada fakta dan penelitian sejarah yang kredibel terkait hal ini. 
    Untuk verifikasi narasi video ini, Tempo menonton video sampai selesai dan memeriksa sumber klaimnya. Klaim tersebut dibandingkan dengan sumber resmi pemerintah Indonesia  dan pemberitaan media kredibel.
    Tempo juga menelusuri fragmen video dengan Yandex, Fake News Debunker by InVid, dan Google Images.
    Fakta 1: 57 ribu ton emas dalam perjanjian Green Hilton Memorial Agreement
    Mengenai perjanjian Green Hilton Memorial Agreement tersebut, beredar di berbagai situs, di antaranya bibliotecapleyades.net, blog-blog, YouTube, dan Facebook. Cerita dan klaim-klaim yang bertebaran di internet tersebut, dibukukan oleh Safari ANS pada tahun 2014 dengan judul Harta Amanah Soekarno dan diterbitkan oleh Phoenix Publishing.
    Safari ANS mengklaim pada sinopsis buku ini, ia menuliskan berdasarkan investigasi selama belasan tahun. Ia menyebutkan bahwa saatnya bangsa Indonesia mengakui keberadaan aset tersebut  yang bermuara pada The Green Hilton Memorial Agreement. Perjanjian ini juga diklaim ditandatangani oleh Soekarno dan John F. Kennedy pada Kamis, 14 November 1963 pukul 16.00 waktu Washington DC.
    Namun, keaslian dokumen itu diragukan. Dikutip dari Detik, sejarawan dari LIPI Asvi Warman pernah meminta Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) melakukan uji terhadap dokumen itu lantaran dua hal.
    Pertama, Asvi menyoroti cap stempel yang dipakai Presiden Indonesia. Seharusnya, cap itu bergambar padi, kapas, dan bintang. Namun dalam dokumen The Green Hilton Memorial Agreement, cap stempel Presiden Indonesia malah bergambar Garuda Pancasila. 
    Kedua, AS tidak pernah menyinggung perjanjian The Green Hilton Memorial Agreement dalam dokumen yang telah dirilis untuk publik.
    Dilansir YKPP 65, Aswi mengatakan, setelah 1965 Presiden Soekarno jatuh miskin dan kondisinya memprihatinkan.
    “Pasca 1965, Soekarno sudah miskin tidak ada uang pensiun. Bung Karno membutuhkan uang lalu Sidarto menjumpai mantan kepala rumah tangga dapatlah USD 10 ribu yang dikirim ke Wisma Yaso. Uang itu dititip ke Megawati di kaleng biskuit supaya nggak ketahuan. Kalau dia kaya, kenapa harus minta-minta uang itu,” jelas Asvi.
    Soekarno, kata Aswi, untuk mengobati dirinya saja sulit karena tak ada uang. Bahkan untuk merawat gigi, Bung Karno membayar dokter Heng Kian dengan sebuah pulpen cinderamata dari negara lain.
    Klaim Safari ANS berikutnya, dalam buku tersebut ia mengatakan bahwa The Green Hilton Memorial Agreement yang ditandatangani Soekarno dan John F. Kennedy pada Kamis, 14 November 1963 pukul 16.00 waktu Washington DC.
    Dari catatan sejarah, pada 14 November 1963, posisi John F Kennedy di Amerika Serikat. Catatan John F. Kennedy Presidential Library And Museum, John F Kennedy menyebutkan bahwa ia berada di Auditorium Departemen Luar Negeri Washington DC sedang menjawab pertanyaan wartawan tentang penangkapan Universitas Yale Frederick C. Barghoorn di Moskwa karena menjadi mata-mata. Termasuk menjawab pertanyaan soal isu Vietnam, soal Kongres AS yang menolak program bantuan internasional, legislasi yang tertunda, serta isu pengakuan Honduras dan Republik Dominika.
    Kemudian dilansir The American Presidency Project   pada pukul 15.15, Kennedy berpidato di Elkton Maryland untuk meresmikan  peresmian jalan tol baru di Delaware dan Maryland. Kemudian terbang ke New York untuk menghadiri Kongres Organisasi Industri (AFL-CIO) diadakan di Americana Hotel di New York City tanggal 15 November 1963. 
    Berdasarkan catatan di atas pada tanggal 14 November 1963, tidak ada pertemuan antara Soekarno dan John F. Kennedy.
    Fakta 2: Pertemuan Presiden Kennedy dan Presiden Soekarno
    Foto karya Abbie Alpheus Rowe pada 24 April 1961, pukul 09.30 di Andrews Air Force Base, Maryland, Amerika Serikat. (Sumber: John F. Kennedy Presidential Library And Museum)
    Pada menit ke 2:18, video ini menampilkan fragmen foto hitam putih Presiden Soekarno dan Presiden Kennedy. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa foto ini merupakan karya fotografer Gedung Putih, Abbie Alpheus Rowe tanggal 24 April 1961, pukul 09.30 am di Andrews Air Force Base, Maryland, Amerika Serikat.
    Dilansir John F. Kennedy Presidential Library And Museum, pada tanggal 24 April 1961, Presiden John F. Kennedy menyambut Presiden Indonesia Ahmed Sukarno di Pangkalan Angkatan Udara Andrews, Maryland. Petugas protokol Departemen Luar Negeri Clement E (kiri) dan Menteri Luar Negeri Chester Bowles (kanan) turut mendampingi Kennedy.
    Dilansir Kompas.com, dalam buku Indonesia Melawan Amerika: Konflik Perang Dingin 1953-1963 (2008) karya Baskara T Wardaya dikisahkan, pertemuan Kennedy dan Soekarno terkait dengan Irian Barat. Kala itu, Irian Barat diperebutkan Indonesia dan Belanda.
    Kennedy menanyakan mengenai pentingnya Irian Barat bagi Indonesia. Menurut Kennedy, orang yang tinggal di wilayah tersebut adalah ras Melanesia. Belanda juga memiliki keuangan yang lebih untuk mengelola wilayah tersebut. 
    "Mengapa Anda menginginkan Irian Barat?" kata Kennedy. Soekarno menjawab, Irian Barat merupakan wilayah Indonesia dan harus kembali jadi bagian Indonesia.
    Fakta 3: Penandatangan Perjanjian Green Hilton Memorial Agreement Disaksikan Banyak Orang
    Sumber: Nationaal Archief
    Pada menit ke 3:39, video ini menampilkan fragmen foto hitam putih. Berdasarkan pencarian Tempo, foto identik dengan foto karya Bilsen, Joop van/Anefo diambil tanggal 12 Desember 1949 di Amsterdam.
    Dilansir, Nationaal Archief Belanda,  Perdana Menteri Dress berpidato di hadapan Ratu Belanda Ratu Juliana dan Wakil Presiden Republik Indonesia Mohammad Hatta di Istana Dam, Amsterdam. Dalam foto ini tampak Perdana Menteri Dr Willem Drees (kanan, berdiri), Ratu Juliana,  Moh Hatta, dan Menteri Urusan Kolonial J.A Sassen (kiri).
    Sumber: Nationaal Archief
    Pada hari itu, Ratu Juliana menandatangani penyerahan kedaulatan Hindia Belanda kepada Indonesia. Wakil Presiden Hatta dan Perdana Menteri Dress juga menandatangani perjanjian tersebut. Penyerahan kedaulatan yang didahului oleh Konferensi Meja Bundar (KMB). 
    Kasus Penipuan terkait Harta Amanah Soekarno
    Dilansir Detik.com, ada 10 kasus penipuan berkedok pencairan Harta Amanah Soekarno. Motif penipuan ini sama, korban diceritakan tentang harta peninggalan Soekarno dan Raja-raja Nusantara. 
    Caranya, pelaku penipuan memperlihatkan dokumen yang dianggap sebagai bukti keberadaan harta tersebut. Dokumen tersebut dibuat sedemikian rupa agar terlihat kuno. Sebagai ahli waris, masyarakat dapat mencairkan dan mengambil  harta tersebut dengan syarat menyetorkan sejumlah uang. 
    Pelaku penipuan ini tidak hanya orang Indonesia, tapi juga warga negara asing bernama James Lindon Graham.
    Dilansir media New Zealand Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa narasi Soekarno meminjamkan 57 ribu ton emas ke John F. Kennedy adalah Menyesatkan.
    Sejauh ini dokumen asli keberadaan Green Hilton Memorial Agreement yang berisi peminjaman 57 ribu ton emas dari Soekarno ke John F. Kennedy masih diragukan. 
    Foto pertemuan antara John Kennedy dan Soekarno seperti termuat dalam video itu adalah pertemuan pada 1961 dan keduanya membahas masalah Irian Barat. 
    Sedangkan foto yang diklaim bagian dari perjanjian Green Hilton Memorial Agreement adalah foto tahun 1949. 

    Rujukan