• (GFD-2024-15958) Cek Fakta: Tidak Benar Klaim Foto RSJ Khusus Pendukung Prabowo

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 14/02/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim foto RSJ khusus pendukung Prabowo, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 14 Februari 2024.
    Unggahan klaim foto RSJ khusus pendukung Prabowo menampilkan sebuah bangunan bertuliskan
    "Instalasi Gawat Darurat
    RSJ KHUSUS PENDUKUNG PRABOWO"
    Foto tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "Buat Pendukung 02Gagal Satu Putaran 😁"
    Benarkah klaim foto RSJ khusus pendukung Prabowo? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim foto RSJ khusus pendukung Prabowo, dengan menangkap layar foto tersebut untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Google Image.
     
    Penelusuran mengarah pada sejumlah situs, salah satunya tulisan berjudul "Software Akuntansi Untuk Rumah Sakit" yang dimuat situs acisindonesia.com.
    Situs acisindonesia.com memuat foto bangunan yang identik dengan klaim terdapat tulisan "Instalasi Gawat Darurat".
     
     
    Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Caleg Stres di Cirebon Sulit Cari Tempat Berobat" yang dimuat situs tribunnews.com, pada 12 April 2014, foto tersebut diberi keterangan "Ilustrasi rumah sakit penampung caleg stres".
    Situs tribunnews.com mengunggah foto bangunan yang identik dengan klaim terdapat tulisan "Instalasi Gawat Darurat RSJ KHUSUS CALEG GAGAL".
     
     
     
     
     
     

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim foto RSJ khusus pendukung Prabowo tidak benar.
    Foto tersebut merupakan hasil editan.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15957) HOAKS: Amplop Bergambarkan Anies-Muhaimin Berisi Uang

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 14/02/2024

    Berita

    Beredar di media sosial sebuah amplop dengan gambar Paslon Capres-Cawapres 01 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) berisikan uang.

    Foto tersebut sudah beredar beberapa waktu lalu, namun kembali diunggah ulang menjelang hari pencoblosan 14 Februari 2024. Di antaranya di laman group Facebook Forum Kota Kupang.

    Dalam foto yang beredar tersebut, tampak amplop putih itu bergambar Capres-Cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar mengenakan pakaian putih dan berkopiah hitam. Lalu ada stempel Persaudaraan SH Terate.

    Di dalam amplop terlihat pula uang pecahan Rp 100.000 sebanyak tiga lembar.

    Unggahan ini salah satu anggota grup itu tidak menyertakan keterangan apapun, melainkan hanya emoji tertawa dan jari tangan 2 atau peace. Namun mengarah pada dugaan adanya money politic yang dilakukan oleh Paslon 01.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelurusan kepripedia.com dengan metode penelusuran gambar, gambar amplop AMIN tersebut merupakan hasil manipulasi atau hoaks. Sebenarnya ialah gambar amplop tersebut merupakan gambar dari amplop untuk peserta di acara temu kadhang dan deklarasi pemilu damai oleh SH Terate se Jawa Timur pada 26 November 2023 yang digelar di Stadion Wilis Madiun.

    Gambar aslinya hanya ada stempel dari SH Terate, dan tidak ada gambar paslon 01 AMIN.

    Gambar asli amplop itu terdapat dalam unggahan akun instagram @weru.shter yang sekaligus mengklarifikasi gambar hoaks atau manipulatif tersebut. Disebutkan bahwa amplop tersebut merupakan pengganti uang bensin atau lelah para peserta acara SH Terate.

    Kesimpulan

    Gambar aslinya hanya ada stempel dari SH Terate, dan tidak ada gambar paslon 01 AMIN.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15956) METODOLOGI CEKFAKTA

    Sumber:
    Tanggal publish: 14/02/2024

    Berita

    Bagaimana Kami Bekerja

    Kanal CekFakta ini melakukan verifikasi atas klaim yang dipilih berdasarkan pertimbangan berikut ini:

    (1) apakah topiknya penting untuk publik?

    (2) apakah laporan itu diklaim sebagai fakta?

    (3) apakah klaim itu menjadi bahan diskusi atau pembicaraan yang luas (viral)?

    (4) apakah sumber laporan ini sudah pernah diverifikasi?

    Setelah memilih klaim yang hendak diverifikasi, kami harus memastikan apa yang sebenarnya substansi dari kabar yang beredar, atau konten dari klaim yang disampaikan oleh si empunya pernyataan. Mengandalkan laporan warga semata kadang tidak cukup akurat.

    Karena itu, langkah pertama kami adalah melakukan riset awal untuk memastikan apakah pernyataan/klaim tersebut sudah diberitakan oleh media? Jika sudah, kami mempelajari bagaimana laporan media soal isu itu, dan apa konteks dari pernyataan itu.

    Setelah memastikan bahwa klaim itu memang beredar secara meluas di masyarakat atau memang benar-benar diucapkan oleh pejabat publik, kami akan mencoba menghubungi pihak-pihak terkait. Jika sumber klaim bisa dihubungi, kami akan menanyakan apa bukti yang menjadi dasar dari klaim itu. Penegasan ini penting agar kami memahami konteks dari pernyataan yang akan diverifikasi.

    Langkah berikutnya adalah melakukan riset untuk mencari semua sumber publik (terutama data yang bersifat terbuka dan bisa diakses semua orang) yang bisa diakses soal klaim atau pernyataan itu. Semua sumber yang tersedia akan dieksplorasi dan --jika digunakan, akan dicantumkan dalam artikel sehingga audiens bisa langsung memeriksa kesahihannya. Kami percaya transparansi metodologi dan sumber adalah kunci dari kredibilitas proses cek fakta yang kami lakukan.

    Setelah semua riset rampung, jika dinilai perlu, redaksi kanal CekFakta akan mewawancarai pakar yang kompeten di bidang yang terkait dengan klaim ini. Wawancara ini penting untuk memastikan apakah kesimpulan redaksi mengenai klaim tersebut sudah cukup kuat atau tidak.

    -Metodologi ini diambil dari metodologi Cekfakta Tempo: https://cekfakta.tempo.co/metodologi

    Hasil Cek Fakta

  • (GFD-2024-15955) [SALAH] Video Prabowo Boleh Jual Negeri kepada Pihak Asing Asal Santun

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 14/02/2024

    Berita

    Beredar sebuah video dengan narasi visual sebagai berikut:

    “Boleh jual negeri kepada pihak asing asal santun, Ya Allah mau kemana kami. Kami tdk mau seperti Rohingya, diusir Dimana-mana. Pantas aja 100 pulau dilelang disitus luar negeri & beliau pernah bilang Indonesia akan bubar 2030, Indonesia tinggal nama. Asal santun = diam diam”

    Video tersebut berisi 8 pernyataan Prabowo pada sebuah kampanye, yang disebarkan di Whatsapp dengan narasi sebagai berikut:

    “PERNYATAAN PRABOWO SANGAT MENGERIKAN
    8 poin Pernyataan Prabowo yg khianat dan membahayakan kedaulatan negara al :
    1. Boleh bohong asal santun
    2. Boleh tipu asal santun
    3. Boleh curi asal santun
    4. Boleh korupsi asal santun
    5. Boleh khianat asal santun
    6. Boleh ingkar janji asal santun
    7. Boleh keluar negeri asal santun
    8. Boleh menggadaikan kedaulatan bangsa kpd orang asing asal santun”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah video di Whatsapp Grup yang memperlihatkan Prabowo Subianto sedang berdiri di Tengah lautan manusia. Dalam video tersebut terlihat Prabowo berbicara di podium dan melontarkan kalimat sebagai berikut:

    “Boleh bohong asal santun, boleh tipu asal santun, boleh curi asal santun, boleh korupsi asal santun, boleh khianat asal santun, boleh ingkar janji asal santun, boleh keluar negeri asal santun, saudara-saudara. Boleh menterahkan kedaulatan bangsa kepada orang asing asal santun”

    Faktanya, video tersebut merupakan cuplikan pidato Prabowo pada acara Kampanye Akbar yang dilaksanakan oleh Partai Gerindra di Gelora Bung Karno pada 23 Maret 2014.

    Dalam video tersebut, Prabowo membacakan sajak buatannya berjudul “Pemimpin Pembohong” yang dimaksudkan untuk menyindir para tokoh politik yang memperlihatkan politik santun namun sering berbohong.

    Dengan demikian, narasi yang beredar dengan klaim Prabowo membolehkan menjual negeri kepada pihak asing asal santun, tidak benar.

    Kesimpulan

    Faktanya, video yang digunakan merupakan cuplikan sajak yang dibuat oleh Prabowo berjudul “Pemimpin Pembohong” untuk menyindir para tokoh politik yang memperlihatkan politik santun namun sering berbohong. Sajak tersebut dibacakan ketika pidato pada Kampanye Akbar Partai Gerindra di GBK pada 23 Maret 2014.

    Rujukan