• (GFD-2023-14391) Cek Fakta: Tidak Benar Judul Artikel Jadwal Kunker RI 1 dan RI 3 di Daerah NTT

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 12/12/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan judul artikel jadwal kunjungan kerja (Kunker) RI 1 dan RI 3 di tiga daerah NTT. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 4 Desember 2023.
    Dalam postingannya terdapat cuplikan layar artikel berjudul:
    "BREAKING NEWS: Jokowi Kunjungi NTT, Begini Jadwal Kunker RI I dan RI 3 Berkunjung di Tiga Daerah"
    Postingan artikel itu juga disertai narasi:
    "Ngintil Mulu!! Bisa gak sih, kalau pak Ganjar ke mana-mana gak usah diberitain?"
    Akun itu juga menambahkan narasi "Ngintil mulu"
    Lalu benarkah postingan judul artikel jadwal kunjungan kerja RI 1 dan RI 3 di tiga daerah NTT?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel yang identik dengan postingan. Artikel itu diunggah oleh Pos Kupang.com pada 4 Desember 2023 pukul 06.23 WIB.
    Nama penulis dan editor dalam artikel tersebut juga identik dengan yang ada di postingan. Namun dalam artikel asli punya judul sebagai berikut:
    "BREAKING NEWS: Jokowi Kunjungi NTT, Begini Jadwal Kunker Presiden di Tiga Daerah"

    Kesimpulan


    Postingan judul artikel jadwal kunjungan kerja RI 1 dan RI 3 di tiga daerah NTT adalah tidak benar. Faktanya judul dalam artikel itu telah diedit.

    Rujukan

  • (GFD-2023-14390) Cek Fakta: Tidak Benar Omicron XBB Varian Baru Covid-19 yang 5 Kali Lebih Mematikan dari Delta

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 12/12/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim muncul varian baru Covid-19 Omicron XBB yang 5 kali lebih mematikan dari Delta. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 8 Desember 2023.
    Unggahan klaim muncul varian baru Covid-19 Omicron XBB yang 5 kali lebih mematikan dari Delta, berupa tulisan sebagai berikut.
    "Awas...! Covid varian terbaru Omicron XBB 5 x lebih ganas mematikan dari varian Delta...
    Tidak batuk..tidak demam
    Yg ada sakit kepala, nyeri Sendi, radang paru, hilang nafsu makan...Sakit leher.., Sakit punggung bgn atas..
    Mari Kembali disiplin selalu memakai MASKER...kemana dan dimana saja terutama tempat2 ramai..."
    Benarkah muncul varian baru Covid-19 Omicron XBB yang 5 kali lebih mematikan dari varian Delta? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim muncul varian baru Covid-19 Omicron XBB yang 5 kali lebih mematikan dari Delta, dengan mencari waktu kemunculan varian XXB. Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Varian XBB Masuk RI, Kemenkes Perketat Surveilans di Batam dan DKI" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 24 Oktober 2022.
    Situs Liputan6.com menyebutkan, Indonesia telah mendeteksi adanya varian XBB yang merupakan salah satu subvarian Omicron. Kasus pertama varian XBB di Indonesia berasal dari transmisi lokal yang terdeteksi pada seorang perempuan, berusia 29 tahun.
    Pada 22 Oktober 2022, Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril mengungkapkan, satu kasus varian Omicron XBB yang terdeteksi baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
    “Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam. Dia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September 2022. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober 2022,” jelasnya dalam keterangan resmi. 
    Cek Fakta Liputan6.com kembali menelusuri dan menemukan artikel berjudul "Gejala yang Sempat Dialami 4 Pasien COVID-19 Varian XBB di RI" yang tayang di Liputan6.com pada 31 Oktober 2022.
    Dalam artikel Cek Fakta Liputan6.com, Juru Bicara Covid-19 Kemenkes RI, dr Mohammad Syahril mengatakan, Subvarian XBB ini memang dia cepat menular, seperti halnya sub-Omicron yang lalu. Cuma hanya tingkat fatalitas maupun angka kesakitan rumah sakit tidak terlalu tinggi.
    "Sama gejalanya batuk, pilek, demam, badan lemah, dan seterusnya. Tapi tidak separah (yang sebelumnya), kemungkinan kenapa tidak parah itu salah satunya memang karena sifat atau spesifikasi virus itu dan adanya antibodi vaksin yang ada di dalam tubuh," ujar Syahril menambahkan.
    Selain itu terdapat penjelasan dari Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro. Ia menyampaikan vaksin covid-19 masih efektif menghadapi gejala berat dari varian XBB.
    "Jadi biasanya gejala yang muncul itu pasti ada demam, kedinginan, ngilu-ngilu, nyeri otot, nyeri sendi, batuk, pilek, kelelahan, sakit kepala, mual muntah. Ada juga sih yang mengalami sesak napas, tapi kita bersyukur sekarang dan semoga ke depannya tidak ada yang mengalami kematian," ujar dr. Reisa.
    "Vaksin masih merupakan hal yang sangat penting untuk menekan gejala yang timbul dan risiko kematian yang diakibatkannya," ujarnya menegaskan.
    Ketua Satgas Covid-19 IDI, Erlina Burhan, gejala yang ditimbulkan oleh subvarian XBB cenderung mirip dengan gejala COVID-19 varian Omicron secara umum.
    "Hingga saat ini, gejala XBB mirip dengan gejala COVID Omicron secara umum, jadi ada demam, batuk, lemas, sesak, nyeri kepala, nyeri tenggorok, pilek, mual, muntah, dan diare," ujar Erlina dalam konferensi pers daring.
    Sejauh ini, lanjut Erlina, belum ada laporan resmi yang mengatakan bahwa XBB menyebabkan COVID-19 dengan gejala yang lebih berat.
    "Belum ada laporan ilmiah resmi yang menyatakan XBB menyebabkan COVID-19 dengan gejala yang lebih berat. Hingga saat ini masih dikatakan mirip dengan Omicron yang lain."

    Kesimpulan


    Hasil Cek Fakta Liputan6.comklaim muncul varian baru Covid-19 Omicron XBB yang 5 kali lebih mematikan dari Delta tidak benar.
    Subvarian XBB memang cepat menular, seperti halnya sub-Omicron yang lalu. Cuma hanya tingkat fatalitas maupun angka kesakitan rumah sakit tidak terlalu tinggi.
  • (GFD-2023-14389) Sebagian Benar, Klaim Ganjar tentang Indeks Hukum dan HAM Indonesia 6,2

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 12/12/2023

    Berita


    Calon Wakil Presiden Ganjar Pranowo menyatakan Indeks Hukum dan HAM Indonesia pada rentang 2017-2022 mendapat skor 6,2. Hal itu disampaikan kata Ganjar dalam dialog terbuka di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), 23 November 2023 dan dikutip oleh RMOL.id.
    "Ini Indeks hukum dan HAM skornya 6,2 dari 10. Kita perlu memperkuat lembaga HAM sekaligus penggunaan beberapa kegiatan sebagai pintu untuk meningkatkan kualitas terhadap HAM. Yang ini (soal HAM) Pak Mahfud nanti bercerita jauh lebih banyak lagi karena mengalami, melihat, merasakan, bertindak,...." kata Ganjar dalam paparannya yang dikutip di kanal YouTube UMJ.
    Benarkah kinerja pemerintah dalam menegakkan HAM memperoleh skor 6,2 dari 10?

    Hasil Cek Fakta


    Asisten Profesor Bidang Hukum dari O.P. Jindal Global University, India, Eka Nugraha Putra menjelaskan bahwa pemberian skor 6.2 dari 10 tersebut, bukanlah penilaian pribadi Ganjar Pranowo. Angka itu mengutip data dari The Global Economy seperti yang dicantumkan dalamslide presentasi Ganjar Pranowo. 

    Skor indeks HAM Indonesia adalah 6.2 berdasarkan data The Global Economy, namun itu adalah skor untuk tahun 2022 saja, bukan skor 5 tahun terakhir (2017-2022) sebagaimana dicantumkan dalam presentasi Ganjar,” kata Eka Nugraha Putra.
    Berdasarkan data The Global Economy, data 5 tahun terakhir memang menurun namun sempat berada di angka 7.20 dan 7.30 pada 2017 dan 2018 sebelum terus merosot drastis pada tahun 2019 (7.0), 2020 (6.70), 2021 (6.40) dan 2022 (6.20). 
    Selain itu, menurut Eka, walaupun data The Global Economy memang terpercaya dan dikutip oleh beberapa riset, namun sumber data yang digunakan adalah aspek-aspek dinamis ekonomi, antara lain level dan pertumbuhan GDP,labor cost, employment rate, retail sales, dancentral bank policy rate. 
    Bandingkan misalnya, dengan sumber data yang digunakan oleh Our World in Data yang menggunakan sumber data dari proyek Varieties of Democracy  untuk menilai isu HAM berdasarkan tiga aspek:physical integrity rights,private civil liberties, danpolitical civil liberties.
    Dalam presentasinya di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ganjar memberikan 3 aspek terkait penghormatan HAM yaitu kerugian negara dan HAM warga negara akibat bencana alam, indeks HAM (2017-2022) dan HAM bagi penyandang disabilitas. 
    Dari tiga aspek tersebut, Ganjar justru berbicara dalam porsi yang lebih banyak dalam aspek pertama dan kedua. Pada aspek pertama Ganjar memberikan contoh cukup detail, terkait alat deteksi bencana alam dan standar jalur kursi roda bagi penyandang disabilitas.
    Dalam paparannya untuk aspek kedua, Ganjar justru menyatakan pasangan Cawapresnya, Mahfud MD yang akan berbicara lebih banyak terkait hal tersebut. Namun Mahfud MD berbicara dalam konteks merespon pertanyaan salah satu panelis atas isu perempuan kelompok rentan dan konflik berbasis agama yang lebih merupakan respon atas pernyataan panelis atas komitmen pasangan Ganjar dan Mahfud atas isu HAM, ketimbang elaborasi atas data yang dikutip dalam presentasi.

    Kesimpulan


    Pernyataan Ganjar Pranowo bahwa Indeks Hukum dan HAM Indonesia pada rentang 2017-2022 mendapat skor 6,2 dari The Global Economy adalahsebagian benar. 
    Skor 6,2 tersebut adalah Indeks tahun 2022, bukan rata-rata dalam rentang tahun 2017-2022. Dalam data The Global Economy, rata-rata Indeks HAM dan Hukum Indonesia pada 2017-2022 adalah 6.74. 
    **Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id
    Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI)

    Rujukan

  • (GFD-2023-14388) [HOAKS] Pemilik Kafe Ditangkap karena Sembunyikan Barang Bukti Kasus Jessica Wongso

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 11/12/2023

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial mengeklaim pemilik kafe Olivier di Grand Indonesia, Jakarta, ditangkap karena menyembunyikan barang bukti kasus Jessica Wongso.
    Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
    Adapun kafe Olivier merupakan tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan terhadap Wayan Mirna Salihin pada 6 Januari 2016. Mirna tewas setelah meminum es kopi vietnam yang dipesan oleh Jessica.
    Narasi yang mengeklaim pemilik kafe Olivier ditangkap karena menyembunyikan barang bukti kasus Jessica Wongso muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini.
    Akun tersebut membagikan sebuah video berdurasi 8 menit 14 detik pada 7 Desember 2023 dengan judul:
    T4ngk4p semua yang sembunyikan bukti k4svs jessica.
    Dalam thumbnail video terdapat gambar polisi sedang menggali keterangan dari tiga orang yang memakai baju tahanan. Gambar tersebut diberi keterangan berikut:
    TANGKAP PEMILIK CAVE OLIVIER
    RINGKUS SEMUA YG SEMBUNYIKAN BARANG BUKTI KASUS JESSICA
    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut pemilik kafe Olivier ditangkap karena sembunyikan barang bukti kasus pembunuhan Mirna

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri gambar di thumbnail video yang memperlihatkan polisi sedang menggali keterangan dari tiga orang yang memakai baju tahanan. Hasilnya, gambar tersebut identik dengan yang ada di laman tvOnews.com ini. 
    Dalam keterangannya, tiga orang yang memakai baju tahanan bukan pemilik kafe Olivier, namun tersangka jaringan narkoba yang ditangkap Polda Jawa Tengah pada Juli 2023. 
    Sementara, setelah disimak sampai tuntas tidak ditemukan informasi bahwa pemilik kafe Olivier ditangkap.
    Narator video hanya membacakan artikel di laman Ayo Bandung ini berjudul "Otto Hasibuan Minta Polisi Tidak Lindungi Oknum yang Sembunyikan Bukti Kasus Jessica Wongso". 
    Artikel tersebut membahas pernyataan pengacara Jessica, Otto Hasibuan. Ia mengatakan bahwa akan melaporkan oknum yang menyembunyikan barang bukti kasus Jessica.
    Otto juga meminta polisi untuk tidak melindungi oknum yang menyembunyikan barang bukti kasus yang menjerat kliennya itu. 
    Sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid bahwa pemilik kafe Olivier ditangkap. Sehingga, informasi yang beredar dipastikan hoaks. 
    Sebelumnya, hasil pemeriksaan Puslabfor Polri menyebutkan bahwa Mirna meninggal karena keracunan sianida. Jessica pun lantas ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut dan divonis 20 tahun penjara.
    Setelah tujuh tahun berlalu, kasus itu kembali menjadi sorotan pada tahun 2023 setelah Netflix merilis dokumenter berjudul Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso pada 28 September 2023.
    Film dokumenter tersebut mengangkat sejumlah kejanggalan selama proses persidangan Jessica.

    Kesimpulan

    Narasi yang mengeklaim pemilik kafe Olivier ditangkap karena menyembunyikan barang bukti kasus Jessica Wongso tidak benar atau hoaks.
    Thumbnail merupakan hasil rekayasa. Tiga orang yang memakai baju tahanan bukan pemilik kafe Olivier, namun tersangka jaringan narkoba yang ditangkap Polda Jawa Tengah pada Juli 2023.
    Selain itu judul dengan isi video tidak sesuai, narator hanya membahas pernyataan  pengacara Jessica, Otto Hasibuan. Ia mengatakan, pihaknya yang akan melaporkan oknum yang menyembunyikan barang bukti kasus Jessica. 

    Rujukan