*ASTAGHFIRULLAH HALADZIM, GUDANG KOTAK SUARA GANDA HARI INI Ditemukan RELAWAN di Makassar, bagian rencana curang Pemilu 2024. Tolong periksa KPU dan KPUD di kota-kota lainnya.
Pasrahkah kalian yang diamanahkan tugas Negara di DPR dan Lembaga² Negara lainya atas rencana para perusak demokrasi ini.? *LAPORKAN KE DPR DAN POLRI* …VIRAAAL KAN.
(GFD-2024-15176) [SALAH] PENEMUAN GUDANG KOTAK SUARA GANDA DI MAKASSAR UNTUK KECURANGAN PEMILU 2024
Sumber: InstagramTanggal publish: 16/01/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah video dari akun Intagram dengan nama pengguna kuli_tinta yang menampilkan dua orang pria di dalam sebuah gudang berisi kotak suara. Salah seorang pria dalam video tersebut menunjukkan kotak suara tersebut tidak tersegel dan seharusnya disimpan di kantor kecamatan dan bukan di gudang tersebut.
Melansir tempo.co, Hasbullah selaku Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Selatan mengatakan bahwa video tersebut merupakan video lama.
Hasbullah menjelaskan bahwa kotak suara untuk Pemilu 2024 masih tersegel di dalam plastik dan masih berada di gudang logistik kabupaten atau kota dan belum didistribusikan karena masih menunggu logistik lainnya yang masih dalam proses cetak.
Dikutip dari laman resmi Bawaslu Provinsi Sulawesi Selatan, video tersebut sudah pernah beredar saat Pemilu 2019 dan kembali diedarkan menjelang Pemilu 2024. Langkah cepat juga sudah diambil oleh Bawaslu Sulawesi Selatan Untuk memastikan hal tersebut ke jajaran 24 kabupaten/kota Bawaslu se-Sulawesi Selatan dan melakukan tindakan preventif.
Melansir kompas.com, Gunawan Mashar selaku Komisioner KPU Makassar mengatakan bahwa gedung tersebut disewa oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) karena gudang di kecamatan sudah tidak bisa menampung logistik pemilu.
Terkait kotak suara yang tidak tersegel, terdapat kelalaian teknis dari penyelenggara tingkat kecamatan dan petugas tersebut sudah mendapat teguran.
Dengan demikian, klaim narasi yang menytakan bahwa ditemukannya gudang kotak suara ganda di Makassar untuk kecurangan Pemilu 2024 adalah keliru dan termasuk ke dalam konten yang menyesatkan.
Melansir tempo.co, Hasbullah selaku Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Selatan mengatakan bahwa video tersebut merupakan video lama.
Hasbullah menjelaskan bahwa kotak suara untuk Pemilu 2024 masih tersegel di dalam plastik dan masih berada di gudang logistik kabupaten atau kota dan belum didistribusikan karena masih menunggu logistik lainnya yang masih dalam proses cetak.
Dikutip dari laman resmi Bawaslu Provinsi Sulawesi Selatan, video tersebut sudah pernah beredar saat Pemilu 2019 dan kembali diedarkan menjelang Pemilu 2024. Langkah cepat juga sudah diambil oleh Bawaslu Sulawesi Selatan Untuk memastikan hal tersebut ke jajaran 24 kabupaten/kota Bawaslu se-Sulawesi Selatan dan melakukan tindakan preventif.
Melansir kompas.com, Gunawan Mashar selaku Komisioner KPU Makassar mengatakan bahwa gedung tersebut disewa oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) karena gudang di kecamatan sudah tidak bisa menampung logistik pemilu.
Terkait kotak suara yang tidak tersegel, terdapat kelalaian teknis dari penyelenggara tingkat kecamatan dan petugas tersebut sudah mendapat teguran.
Dengan demikian, klaim narasi yang menytakan bahwa ditemukannya gudang kotak suara ganda di Makassar untuk kecurangan Pemilu 2024 adalah keliru dan termasuk ke dalam konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Pekik Jalu Utomo.
Faktanya video tersebut sebelumnya sudah pernah beredar pada tahun 2019. Video tersebut kembali beredar dan dihubungkan dengan dengan Pemilu 2024.
Faktanya video tersebut sebelumnya sudah pernah beredar pada tahun 2019. Video tersebut kembali beredar dan dihubungkan dengan dengan Pemilu 2024.
Rujukan
(GFD-2024-15175) [KLARIFIKASI] Vaksin Tetes Polio Tidak Membahayakan
Sumber: kompas.comTanggal publish: 15/01/2024
Berita
KOMPAS.com - Muncul narasi yang menyebut vaksin tetes polio atau oral polio vaccine (OPV) mengakibatkan 490.000 kasus kelumpuhan di India.
Salah satu pengguna Facebook menyebarkan narasi itu dan mengeklaim bahwa vaksin polio berbahaya.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan.
Informasi soal OPV membahayakan karena mengakibatkan kelumpuhan, ditemukan di akun Facebook ini, Jumat (12/1/2024). Arsipnya dapat dilihat di sini.
Berikut narasinya:
Penelitian di India mengungkapkan bahwa vaksin tetes Polio (OPV) telah mengakibatkan lebih dari 490.000 kasus kelumpuhan.
Kemenkes terus membahayakan anak2 Indonesia dengan pemberian massal vaksin ini yang sudah dilarang di banyak negara.
Dalam konten tersebut, pengunggah menyertakan tautan dan tangkapan layar dari situs Scidev.net.
Salah satu pengguna Facebook menyebarkan narasi itu dan mengeklaim bahwa vaksin polio berbahaya.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan.
Informasi soal OPV membahayakan karena mengakibatkan kelumpuhan, ditemukan di akun Facebook ini, Jumat (12/1/2024). Arsipnya dapat dilihat di sini.
Berikut narasinya:
Penelitian di India mengungkapkan bahwa vaksin tetes Polio (OPV) telah mengakibatkan lebih dari 490.000 kasus kelumpuhan.
Kemenkes terus membahayakan anak2 Indonesia dengan pemberian massal vaksin ini yang sudah dilarang di banyak negara.
Dalam konten tersebut, pengunggah menyertakan tautan dan tangkapan layar dari situs Scidev.net.
Hasil Cek Fakta
Scidev.net memang melaporkan soal kasus kelumpuhan yang dikaitkan dengan pemberian OPV tiga kali setahun.
Situs tersebut melaporkan soal 490.000 kasus kelumpuhan selama 2000-2017 di India. Namun, OPV tetap dinilai ampuh mengatasi penyakit polio.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO merekomendasikan untuk mengurangi OPV dan mengganti dengan vaksin suntik atau inactivated polio vaccine (IPV).
Sementara, National Institute of Science, Technology, and Development Studies New Delhi mengatakan, perlu validasi data serologis untuk mengaitkan efek OPV pada sistem kekebalan individu dan kelompok, serta potensi perubahan pada mikrobioma.
Dikutip dari situs WHO, 10 Oktober 2018, ditemukan virus vaksin polio tipe 2 pada beberapa sampel limbah dan tinja.
Lantas, ditemukan beberapa vial bOPV, yang dipasok oleh salah satu produsen di India, mengandung jejak virus vaksin polio tipe 2.
Pemerintah India tetap menarik vaksin yang dipasok oleh produsen ini dari semua negara bagian, meski risiko vaksin mengembangkan virus polio sangat kecil.
Dilansir Mint, India mengganti OPV trivalen (tOPV) dengan OPV bivalen (bOPV) untuk semua imunisasi rutin.
Hal serupa dilakukan 155 negara, alasannya untuk menjaga efektivitas vaksin dan kekebalan terhadap virus polio.
Sebelumnya, tOPV dibuat untuk menghentikan tiga strain polio. Sementara bOPV melindungi dari strain polio tipe 1 dan 3.
Adapun polio dari strain tipe 2 liar dipastikan telah diberantas pada 2015 di India.
Kendati demikian, keputusan itu tidak bebas risiko.
Pemberian tOPV membuat virus hidup yang dilemahkan dalam vaksin bermutasi dan menyebabkan virus polio yang berasal dari vaksin (cVDPV), terutama di populasi yang imunisasinya rendah.
Lebih dari 90 persen kasus cVDPV di India dalam 10 tahun terakhir disebabkan oleh jenis vaksin tipe 2.
Untuk mencegah berjangkitnya cVDPV tipe 2 setelah peralihan, tersedia monovalent OPV (mOPV) tipe 2 jika suatu saat terjadi wabah.
Polio merupakan virus kuno yang pemberantasannya terus dilakukan hingga kini. Vaksin terbukti efektif mengurangi wabah polio.
Sebagai virus, polio masih ada dan berkembang, sehingga cakupan vaksinasi tetap harus diperluas.
Belakangan ditemukan kasus lumpuh layu di Jawa Tengah pada Desember 2023 dan Jawa Timur pada Januari 2024.
Sebagai langkah untuk mengatasi kasus luar biasa (KLB) polio di Indonesia yang baru-baru ini terjadi, Kementerian Kesehatan mengadakan Sub Pekan Imunisasi Polio (Sub PIN Polio).
Kemenkes menggunakan vaksin generasi terbaru, yakni Novel Oral Polio Vaksin tipe 2 atau nOPV2, yang diberikan sebanyak dua tetes dengan interval minimal satu bulan.
Vaksin nOPV2 berbeda dengan vaksin yang diberikan di India pada 2000-2017.
Situs tersebut melaporkan soal 490.000 kasus kelumpuhan selama 2000-2017 di India. Namun, OPV tetap dinilai ampuh mengatasi penyakit polio.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO merekomendasikan untuk mengurangi OPV dan mengganti dengan vaksin suntik atau inactivated polio vaccine (IPV).
Sementara, National Institute of Science, Technology, and Development Studies New Delhi mengatakan, perlu validasi data serologis untuk mengaitkan efek OPV pada sistem kekebalan individu dan kelompok, serta potensi perubahan pada mikrobioma.
Dikutip dari situs WHO, 10 Oktober 2018, ditemukan virus vaksin polio tipe 2 pada beberapa sampel limbah dan tinja.
Lantas, ditemukan beberapa vial bOPV, yang dipasok oleh salah satu produsen di India, mengandung jejak virus vaksin polio tipe 2.
Pemerintah India tetap menarik vaksin yang dipasok oleh produsen ini dari semua negara bagian, meski risiko vaksin mengembangkan virus polio sangat kecil.
Dilansir Mint, India mengganti OPV trivalen (tOPV) dengan OPV bivalen (bOPV) untuk semua imunisasi rutin.
Hal serupa dilakukan 155 negara, alasannya untuk menjaga efektivitas vaksin dan kekebalan terhadap virus polio.
Sebelumnya, tOPV dibuat untuk menghentikan tiga strain polio. Sementara bOPV melindungi dari strain polio tipe 1 dan 3.
Adapun polio dari strain tipe 2 liar dipastikan telah diberantas pada 2015 di India.
Kendati demikian, keputusan itu tidak bebas risiko.
Pemberian tOPV membuat virus hidup yang dilemahkan dalam vaksin bermutasi dan menyebabkan virus polio yang berasal dari vaksin (cVDPV), terutama di populasi yang imunisasinya rendah.
Lebih dari 90 persen kasus cVDPV di India dalam 10 tahun terakhir disebabkan oleh jenis vaksin tipe 2.
Untuk mencegah berjangkitnya cVDPV tipe 2 setelah peralihan, tersedia monovalent OPV (mOPV) tipe 2 jika suatu saat terjadi wabah.
Polio merupakan virus kuno yang pemberantasannya terus dilakukan hingga kini. Vaksin terbukti efektif mengurangi wabah polio.
Sebagai virus, polio masih ada dan berkembang, sehingga cakupan vaksinasi tetap harus diperluas.
Belakangan ditemukan kasus lumpuh layu di Jawa Tengah pada Desember 2023 dan Jawa Timur pada Januari 2024.
Sebagai langkah untuk mengatasi kasus luar biasa (KLB) polio di Indonesia yang baru-baru ini terjadi, Kementerian Kesehatan mengadakan Sub Pekan Imunisasi Polio (Sub PIN Polio).
Kemenkes menggunakan vaksin generasi terbaru, yakni Novel Oral Polio Vaksin tipe 2 atau nOPV2, yang diberikan sebanyak dua tetes dengan interval minimal satu bulan.
Vaksin nOPV2 berbeda dengan vaksin yang diberikan di India pada 2000-2017.
Kesimpulan
Ada yang perlu diluruskan soal klaim OPV membahayakan karena mengakibatkan kelumpuhan.
Kasus kelumpuhan yang dikaitkan dengan pemberian OPV memang muncul di India.
Kendati demikian, vaksin polio baik suntik maupun oral terbukti ampuh mengatasi wabah akibat virus polio.
OPV yang diberikan di India pada 2000-2017 berbeda dengan vaksin untuk program Sub PIN Polio di Indonesia.
Kasus kelumpuhan yang dikaitkan dengan pemberian OPV memang muncul di India.
Kendati demikian, vaksin polio baik suntik maupun oral terbukti ampuh mengatasi wabah akibat virus polio.
OPV yang diberikan di India pada 2000-2017 berbeda dengan vaksin untuk program Sub PIN Polio di Indonesia.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0vtfTMXWWCcxkzrUA1AvQwAnmcC5oSp1brW8wM7tJxdsy2TvF4wDGWfCpcL1ahoYZl&id=100079965219100
- https://ghostarchive.org/archive/50kNh
- https://www.scidev.net/asia-pacific/news/oral-polio-drops-linked-to-paralysis-in-india/
- https://www.who.int/india/news/detail/10-10-2018-statement-by-who-and-unicef-polio-vaccination-programme
- https://www.livemint.com/Politics/dFwmo9F1LH7dXJfUsetpgL/155-countries-are-switching-to-a-new-polio-vaccine-Heres-w.html
- https://www.who.int/teams/health-product-policy-and-standards/standards-and-specifications/vaccines-quality/poliomyelitis#:~:text=Two%20different%20kinds%20of%20vaccine,(OPV)%20developed%20by%20Dr.
- https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20240112/0144742/atasi-klb-imunisasi-polio-tambahan-digelar-serentak-di-3-daerah/
- https://t.me/kompascomupdate
(GFD-2024-15174) [HOAKS] Foto Kapal Perang AS Meledak akibat Serangan Yaman
Sumber: kompas.comTanggal publish: 15/01/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar foto yang diklaim menunjukkan kapal perang Amerika Serikat meledak setelah diserang Yaman.
Foto itu beredar setelah AS dan Inggris melancarkan serangan ke kelompok Houthi Yaman di Laut Merah pada 11 Januari 2024.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, foto tersebut dibagikan dengan konteks keliru.
Foto yang diklaim menunjukkan kapal perang AS meledak setelah diserang Yaman dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang dibagikan:
Serangan terhadap Kapal Perang AS hari ini oleh YamanSekali lagi! Yaman membuktikan dirinya
Foto itu beredar setelah AS dan Inggris melancarkan serangan ke kelompok Houthi Yaman di Laut Merah pada 11 Januari 2024.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, foto tersebut dibagikan dengan konteks keliru.
Foto yang diklaim menunjukkan kapal perang AS meledak setelah diserang Yaman dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang dibagikan:
Serangan terhadap Kapal Perang AS hari ini oleh YamanSekali lagi! Yaman membuktikan dirinya
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri menggunakan teknik reverse image search, ditemukan fakta bahwa peristiwa dalam foto tidak terkait konflik Houthi di Yaman dengan AS baru-baru ini.
Hasil reverse image search menunjukkan pemberitaan pada 2015 dari sejumlah media tentang simulasi yang diadakan angkatan laut Garda Revolusi Iran pada 25 Februari 2015.
Dilansir The New York Times, Garda Revolusi Iran menghancurkan replika kapal perang AS di Selat Hormuz dalam simulasi pertempuran laut yang disebut Great Prophet 9.
Sementara itu, media pemeriksa fakta The Quint menemukan foto serupa di arsip Associated Press (AP), 26 Februari 2015.
Hasil reverse image search menunjukkan pemberitaan pada 2015 dari sejumlah media tentang simulasi yang diadakan angkatan laut Garda Revolusi Iran pada 25 Februari 2015.
Dilansir The New York Times, Garda Revolusi Iran menghancurkan replika kapal perang AS di Selat Hormuz dalam simulasi pertempuran laut yang disebut Great Prophet 9.
Sementara itu, media pemeriksa fakta The Quint menemukan foto serupa di arsip Associated Press (AP), 26 Februari 2015.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, foto yang diklaim menunjukkan kapal perang AS meledak setelah diserang Yaman adalah hoaks.
Foto itu dibagikan dengan konteks keliru. Foto asli menunjukkan replika kapal perang AS dihancurkan Garda Revolusi Iran dalam simulasi pertempuran laut pada 25 Februari 2015.
Foto itu dibagikan dengan konteks keliru. Foto asli menunjukkan replika kapal perang AS dihancurkan Garda Revolusi Iran dalam simulasi pertempuran laut pada 25 Februari 2015.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02hK3F6fTjNKzmWKEVYD6Gyu34YHWSBjZ2PAQeB3efJmdVXFUxH38P2Na2oXrwA24kl&id=61553910964255
- https://www.facebook.com/md.afridi.9480/posts/pfbid0vvXAJCympbJUENYLq4272Wmrkk6fXxtxiKb4Vvitb9mthctsBu9h5zP8jJrxsCT7l
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid03Dq3p7pxp37uM1AbgcRCsZfxdrF9SZatRED2AiuXg8mJQJgM8vTp1CP4fEQdvYx9l&id=61554939081516
- https://www.nytimes.com/2015/02/26/world/middleeast/in-mock-attack-iranian-navy-blasts-away-at-replica-us-aircraft-carrier.html
- https://www.thequint.com/news/webqoof/old-image-of-a-wrecked-ship-in-iran-falsely-shared-as-us-attack-yemen-ship-recently-fact-check#read-more
- https://newsroom.ap.org/editorial-photos-videos/detail?itemid=88259d7753314dada0b0d3fc111ad4a3&mediatype=photo
- https://t.me/kompascomupdate
(GFD-2024-15173) [HOAKS] Penawaran Undian Hadiah HUT Ke-77 BNI
Sumber: kompas.comTanggal publish: 15/01/2024
Berita
KOMPAS.com - Akun Facebook mengatasnamakan Bank Negara Indonesia (BNI) yang menawarkan hadiah bagi nasabah dalam rangka HUT ke-77 bermunculan.
Akun-akun tersebut meminta nasabah untuk mendaftar ke sebuah tautan untuk mengikuti undian hadiah.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tawaran dari akun tersebut tidak benar atau hoaks.
Tawaran hadiah dalam rangka HUT ke-77 BNI ditemukan di akun Facebook Rezeki Poin BNI dan BNI 77.
Pada beberapa unggahannya, akun tersebut menyertakan tautan bagi nasabah yang ingin mendapatkan hadiah. Contohnya, seperti unggahan ini dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu unggahan pada Minggu (14/1/2024):
Hai sobat BNI..Dalam rangka merayakan Ulang tahun BNi yg ke 77,Bank BNI mengadakan Pengundian gebyar undian Poin BNI.*Khusus Nasabah (Bank-BNI) yang sudah Mempunyai (Mobile banking atau Sms banking Bni) ayo buruan daftar agar kamu berkesempatan menjadi pemenang Gebyar-Undian-Pesta-Poin (Bank-BNI)1 Unit RumahMobilMotorEmas MurniLemari EsSmartphoneTVSepeda gunungRice cookerInfo lebih lanjut tentang pendaftaran (Gebyar-Undian) silakan klik menu (Daftar Sekarang) yang telah kami sediah kanUntuk pendaftaran gratis...
Akun-akun tersebut meminta nasabah untuk mendaftar ke sebuah tautan untuk mengikuti undian hadiah.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tawaran dari akun tersebut tidak benar atau hoaks.
Tawaran hadiah dalam rangka HUT ke-77 BNI ditemukan di akun Facebook Rezeki Poin BNI dan BNI 77.
Pada beberapa unggahannya, akun tersebut menyertakan tautan bagi nasabah yang ingin mendapatkan hadiah. Contohnya, seperti unggahan ini dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu unggahan pada Minggu (14/1/2024):
Hai sobat BNI..Dalam rangka merayakan Ulang tahun BNi yg ke 77,Bank BNI mengadakan Pengundian gebyar undian Poin BNI.*Khusus Nasabah (Bank-BNI) yang sudah Mempunyai (Mobile banking atau Sms banking Bni) ayo buruan daftar agar kamu berkesempatan menjadi pemenang Gebyar-Undian-Pesta-Poin (Bank-BNI)1 Unit RumahMobilMotorEmas MurniLemari EsSmartphoneTVSepeda gunungRice cookerInfo lebih lanjut tentang pendaftaran (Gebyar-Undian) silakan klik menu (Daftar Sekarang) yang telah kami sediah kanUntuk pendaftaran gratis...
Hasil Cek Fakta
Akun-akun Facebook yang menawarkan hadiah dengan mendaftar melalui tautan, bukanlah akun media sosial resmi BNI.
Akun Facebook resmi BNI memiliki centang biru dengan ratusan ribu pengikut. Melalui akun Instagramnya, BNI menginformasikan soal sebaran akun media sosial palsu.
"Hati-hati terhadap segala bentuk sosial media yang mengatas namakan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk," seperti dikutip dari akun @bni46.
Tim Cek Fakta mengecek tautan yang disebarkan oleh akun Facebook palsu. Hasilnya, tautan tersebut tidak mengarah ke situs resmi BNI.
Hasil penelusuran di Wheregoes menunjukkan, tautan justru mengarahkan ke situs eror. Adapun situs resmi BNI diakses di alamat situs www.bni.co.id.
Adapun BNI genap berusia 77 tahun pada 5 Juli 2023 lalu. Dalam rangka perayaan HUT ke-77, BNI memberikan berbagai program kepada nasabah, antara lain diskon dan cashback.
Akun Facebook resmi BNI memiliki centang biru dengan ratusan ribu pengikut. Melalui akun Instagramnya, BNI menginformasikan soal sebaran akun media sosial palsu.
"Hati-hati terhadap segala bentuk sosial media yang mengatas namakan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk," seperti dikutip dari akun @bni46.
Tim Cek Fakta mengecek tautan yang disebarkan oleh akun Facebook palsu. Hasilnya, tautan tersebut tidak mengarah ke situs resmi BNI.
Hasil penelusuran di Wheregoes menunjukkan, tautan justru mengarahkan ke situs eror. Adapun situs resmi BNI diakses di alamat situs www.bni.co.id.
Adapun BNI genap berusia 77 tahun pada 5 Juli 2023 lalu. Dalam rangka perayaan HUT ke-77, BNI memberikan berbagai program kepada nasabah, antara lain diskon dan cashback.
Kesimpulan
Waspadai akun Facebook yang mengatasnamakan BNI dan menawarkan undian berhadiah bagi nasabah dalam rangka HUT ke-77.
Akun Facebook yang mengunggah tawaran tersebut bukan akun media sosial resmi. Tautan yang disertakan juga tidak mengarah ke situs resmi BNI.
Akun Facebook yang mengunggah tawaran tersebut bukan akun media sosial resmi. Tautan yang disertakan juga tidak mengarah ke situs resmi BNI.
Rujukan
- https://www.facebook.com/profile.php?id=61554463654236
- https://www.facebook.com/profile.php?id=61554663068405
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0XZSZ2Gb6mjtUNQf7Rj4VtiXz8FPs6AYUUUkhhRL1YsJ32GJdZDhLAc6cfMsaucBdl&id=61554463654236
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid037kFykgf4pNfcrdHQkRazZg1SZGswxLiaPThskFVDbv2vRLh8VeV7HUXGWeFHntcsl&id=61554663068405
- https://www.facebook.com/BNI/?locale=id_ID
- https://www.instagram.com/p/C13z5U-vnXm/?hl=en
- https://wheregoes.com/trace/2024236367/
- https://www.bni.co.id/id-id/
- https://bniexperience.bni.co.id/hut-bni-77
- https://t.me/kompascomupdate
Halaman: 2908/6089