KOMPAS.com - Beredar video soal dugaan pelanggaran surat suara yang sudah tercoblos pada gambar pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Akun Twitter ini (arsip), pada Rabu (14/2/2024), mengunggah video berdurasi 36 detik yang disebut berlokasi di TPS 054, Villa Mahkota Pesona, Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Video itu memperlihatkan seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menunjukkan surat suara yang tercoblos pada gambar Prabowo-Gibran.
Video tersebut diberikan keterangan demikian:
KACAU...BOGOR KACAU...Puluhan surat suara sudah tercoblos 02.Ternyata kecurangan itu nyata. Lokasi di TPS 54 Vila Mahkota Pesona Desa Bojong Kulur Kec Gunung Putri Kab Bogor@KPU_ID@bawaslu_RI
Seperti diberitakan Kompas.com Ketua KPPS 054, Wuryono P membenarkan soal surat suara yang sudah tercoblos. "Jadi ditemukannya saat peserta (pemilih) mau mencoblos," kata Wuryono, Rabu.
Wuryono menjelaskan, awalnya seorang pemilih mengecek surat suara sebelum masuk ke bilik suara. Ternyata, surat suara sudah berlubang atau tercoblos pada gambar Prabowo-Gibran.
Setelah itu, petugas kembali mengecek surat suara lainnya dan menemukan tiga surat suara yang rusak atau berlubang. Karena itu, proses pencoblosan sempat dihentikan.
Kemudian, Panwaslu sempat mengecek semua surat suara untuk pemilihan presiden-wakil presiden dan menemukan satu surat suara yang tercoblos.
Menurut Wuryono, total ada delapan surat suara yang sudah tercoblos pada gambar Prabowo-Gibran.
Hal senada diungkapkan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat, Zacky Muhammad Zam Zam.
Ia mengatakan, delapan lembar surat suara yang sudah tercoblos di TPS 054 telah dinyatakan rusak.
Zacky menambahkan, petugas Bawaslu Kabupaten Bogor diterjunkan untuk menyelidiki temuan tersebut.
(GFD-2024-16027) CEK FAKTA: Penjelasan soal Surat Suara Sudah Tercoblos Paslon 2 di Kabupaten Bogor
Sumber: kompas.comTanggal publish: 14/02/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Kesimpulan
Unggahan viral yang menyebutkan adanya surat suara yang sudah tercoblos untuk pasangan calon nomor urut 2, Prabowo-Gibran di Kabupaten Bogor merupakan kejadian sesuai fakta.
Menurut Ketua KPPS, total ada delapan surat suara yang sudah tercoblos pada gambar Prabowo-Gibran.
Petugas Bawaslu Kabupaten Bogor sedang menyelidiki temuan di TPS 54 tersebut.
Menurut Ketua KPPS, total ada delapan surat suara yang sudah tercoblos pada gambar Prabowo-Gibran.
Petugas Bawaslu Kabupaten Bogor sedang menyelidiki temuan di TPS 54 tersebut.
Rujukan
(GFD-2024-16026) CEK FAKTA: Penjelasan soal Kabar Surat Suara di Sampang Sudah Dicoblos
Sumber: kompas.comTanggal publish: 14/02/2024
Berita
KOMPAS.com - Tersiar informasi soal dugaan kecurangan pemilihan umum (pemilu) di tempat pemungutan suara (TPS) 21 Desa Gunung Kesan, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur.
Sebuah video menampilkan warga berdebat dengan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Mereka curiga surat suara sudah dicoblos sebelum hari pemilihan.
Video warga memprotes dugaan kecurangan disebarkan di media sosial, seperti yang diunggah oleh akun Facebook ini, ini, ini, Twitter atau X ini, dan Instagram ini.
“Satu desa undangan tidak dibagikan. Semua surat suara sudah tercoblos 02. Rumah Ketua KPPS nyaris dibakar massa. Nungkesan, Rampenang, Sampang, Madura,” dikutip dari salah satu akun, Rabu (14/2/2024).
Peristiwa warga Desa Gunung Kesan mendatangi TPS 21 terjadi pada Selasa (13/2/2024) malam.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sampang, Addy Imansyah menjelaskan, kericuhan timbul karena kesalahpahaman antara warga dan petugas.
"Fakta sebenarnya, hari Selasa sekitar pukul 20.00 WIB, beberapa orang mendatangi KPPS yang saat itu sedang mendirikan TPS. Mereka menduga surat suara sudah dicoblos," kata Addy, dilansir Kompas.com, Rabu (14/2/2024).
"Sekalipun KPPS sudah menjelaskan aktivitasnya mendirikan TPS, bukan coblos surat suara. Akan tetapi penjelasan itu dihiraukan," tutur dia.
Berdasarkan keterangan tertulis KPU Kabupaten Sampang yang diterima Kompas.com, Rabu (14/2/2024), berikut duduk perkara kejadian dalam video yang beredar:
"Jadwal pemungutan suara sesuai jadwal hari ini," tegas Addy.
Sebuah video menampilkan warga berdebat dengan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Mereka curiga surat suara sudah dicoblos sebelum hari pemilihan.
Video warga memprotes dugaan kecurangan disebarkan di media sosial, seperti yang diunggah oleh akun Facebook ini, ini, ini, Twitter atau X ini, dan Instagram ini.
“Satu desa undangan tidak dibagikan. Semua surat suara sudah tercoblos 02. Rumah Ketua KPPS nyaris dibakar massa. Nungkesan, Rampenang, Sampang, Madura,” dikutip dari salah satu akun, Rabu (14/2/2024).
Peristiwa warga Desa Gunung Kesan mendatangi TPS 21 terjadi pada Selasa (13/2/2024) malam.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sampang, Addy Imansyah menjelaskan, kericuhan timbul karena kesalahpahaman antara warga dan petugas.
"Fakta sebenarnya, hari Selasa sekitar pukul 20.00 WIB, beberapa orang mendatangi KPPS yang saat itu sedang mendirikan TPS. Mereka menduga surat suara sudah dicoblos," kata Addy, dilansir Kompas.com, Rabu (14/2/2024).
"Sekalipun KPPS sudah menjelaskan aktivitasnya mendirikan TPS, bukan coblos surat suara. Akan tetapi penjelasan itu dihiraukan," tutur dia.
Berdasarkan keterangan tertulis KPU Kabupaten Sampang yang diterima Kompas.com, Rabu (14/2/2024), berikut duduk perkara kejadian dalam video yang beredar:
"Jadwal pemungutan suara sesuai jadwal hari ini," tegas Addy.
Hasil Cek Fakta
Rujukan
- https://www.facebook.com/apul.marpaung.01/videos/1533162233912632
- https://www.facebook.com/100070258664741/videos/1386981851954167
- https://www.facebook.com/100061238305367/videos/304797085548315/
- https://twitter.com/mayangrsh/status/1757481073842565152/video/2
- https://www.instagram.com/p/C3UAjgnJIR-/
- https://surabaya.kompas.com/read/2024/02/14/114901678/warga-di-sampang-ricuh-karena-informasi-surat-suara-tercoblos
- https://t.me/kompascomupdate
(GFD-2024-16025) Cek Fakta: Tidak Benar dalam Video Ini Ketua KPPS di Madura Dibacok karena Warga Satu Desa Tidak Bisa Mencoblos Saat Pemilu 2024
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 16/02/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Madura dibacok karena warga satu desa tidak bisa mencoblos saat Pemilu 2024 beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada Rabu 14 Februari 2024.
Dalam video tersebut, terlihat seorang pria tergeletak dengan luka menganga di bagian punggungnya. Pria dalam video itu kemudian diklaim sebagai ketua KPSS di Madura.
Akun Facebook tersebut mengklaim bahwa pria yang disebut ketua KPPS di Madura tersebut dibacok lantaran satu warga desa tidak bisa mencoblos saat Pemilu 2024.
"Di Madura 1 desa nggak bisa nyoblos nggak dapat kartu,... Ketua KPPS nya dibacok didatengin rumahnya oleh warga ,....
Astagfirullah 🥺," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 209 kali dilihat dan mendapat 7 komentar dari warganet.
Benarkah dalam video tersebut ketua KPPS di Madura dibacok karena warga satu desa tidak bisa mencoblos saat Pemilu 2024? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim ketua KPPS di Madura dibacok karena warga satu desa tidak bisa mencoblos saat Pemilu 2024.
Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke Google Images. Hasilnya terdapat gambar identik, salah satunya pada artikel berjudul "Seorang Pemuda di Nagan Raya di Amankan Terkait Penyebar Berita Hoax" yang dimuat situs mjdnewsmedia.com pada 2 Mei 2023 lalu.
Berikut gambar tangkapan layarnya.
Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa beredar video soal adanya pembacokan terhadap seorang pria di Gunung Trans Gagak Lamie Kecamatan Darul Makmur. Namun, video tersebut ternyata tidak benar dan tidak ada kasus pembacokan di wilayah tersebut. Pelaku yang diduga menyebarkan video hoaks itu telah diamankan penyidik Polres Nagan Raya, Aceh.
Penelusuran juga dilakukan dengan memasukkan kata kunci "ketua kpps di madura dibacok" di kolom pencarian Google Search. Hasilnya terdapat bantahan dari pihak Polda Jawa Timur terkait video yang diklaim ketua KPPS di Madura dibacok.
Informasi ini dikutip dari artikel berjudul "Polda Jatim: Viral Video KPPS Dibacok di Madura Hoaks, Jangan Disebarkan" yang dimuat situs Liputan6.com pada 15 Februari 2024.
Liputan6.com, Surabaya - Polda Jatim memastikan video viral berisi penganiayaan oleh sekelompok warga terhadap petugas pemilu yakni Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sehingga di salah satu TPS tidak bisa melaksanakan pemungutan suara, adalah tidak benar alias hoaks.
Disebutkan, di Madura satu desa tidak bisa milih karena tidak mendapat kartu dan Ketua KPPS-nya didatangi ke rumahnya lalu dibacok.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto menegaskan bahwa informasi terkait KPPS dibacok itu adalah hoaks.
Kombes Pol Dimanto meminta agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dan memprovokasi isu yang belum jelas kebenarannya.
Kalaupun menerima informasi baik itu melalui group -group WA ataupun medsos lainya, agar tidak disebarkan sebelum kebenarannya informasi itu diketahui.
"Video terkait kasus KPPS yang dibacok itu adalah informasi hoaks, tolong jangan disebarkan," tegas Kombes Dirmanto, Kamis (15/2/2024).
Ia menegaskan, hingga saat berita ini ditulis, suasana di desa tersebut sudah kondusif setelah mediasi berjalan lancar. Pemungutan suara di TPS tersebut juga berjalan aman.
Kabidhumas Polda Jatim kembali mengimbau kepada seluruh Masyarakat, agar tidak menyebarkan informasi-informasi hoaks.
“Saring dulu sebelum sharing, pastikan kebenarannya," tutup Kombes Dirmanto.
Kesimpulan
Video yang diklaim ketua KPPS di Madura dibacok karena warga satu desa tidak bisa mencoblos saat Pemilu 2024 ternyata tidak benar. Pihak Polda Jawa Timur telah memberikan klarifikasi dan menyebut bahwa informasi tersebut tidak benar.
Rujukan
(GFD-2024-16024) Cek Fakta: Video Pernyataan SBY Tolak Pilpres 1 Putaran Ini Telah Dimanipulasi
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 16/02/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan video SBY menolak hasil Pilpres 1 putaran. Postingan itu beredar sejak tengah pekan ini.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 15 Februari 2024.
Dalam postingannya terdapat video SBY dengan narasi sebagai berikut:
"Kalau Pilpres hanya berlangsung satu putaran berarti itu curang ditambahkan lagi kalau pilpresnya curang kita tidak akan menerima. Dan negara siap-siap chaos.
Situasi ini tidak terjadi di 4 pemilu sebelumnya karenanya melalui mimbar ini saya ingin menyampaikan pandangan saya. Pandangan dari seorang yang tidak pernah absen dalam 20 tahun di era reformasi dan demokratisasi baik ketika saya berada di dalam ranah kekuasaan maupun ketika berada di luar ranah kekuasaan.
Pendapat saya menuduh apalagi memastikan bahwa pilpres ini pasti curang dan karenanya hasilnya pasti akan ditolak tentulah berlebihan. Namun di sisi lain mengabaikan suara-suara di luar yang khawatir pilpresnya bakal curang tentu juga tidak bijak."
Video itu disertai tulisan:
SBY Respon Pernyataan: Pilpres Satu Putaran Berarti Curang !
Hot News!!! Resmi Demokrat + SBY Menolak Pilpres Prabowo 1 Putaran"
Akun itu menambahkan narasi:
"*SBY: JIKA PILPRES 1 PUTARAN BERARTI CURANG !!!*
“Kalau Pilpres hanya berlangsung satu putaran, berarti itu curang,” ungkap SBY.
Lebih lanjut SBY menyampaikan apabila Pilpres terjadi kecurangan maka negara harus siap-siap chaos.
Ditambahkan lagi: “kalau Pilpres curang kita tidak akan terima dan negara siap-siap chaos,” lanjut SBY"
Lalu benarkah postingan video SBY menolak hasil Pilpres 1 putaran?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan video yang identik dengan postingan. Video itu diunggah di Youtube oleh akun CNN Indonesia dengan judul "SBY Soroti Gelombang Protes Kampus" pada 8 Februari 2024.
Dalam video tersebut mulai detik ke-50, SBY menanggapi banyaknya protes kampus dan pernyataan politik terkait kekhawatiran kecurangan Pilpres jika satu putaran saja. Berikut pernyataan SBY selengkapnya:
"Di berbagai daerah sejumlah rektor, guru besar dan mahasiswa menyuarakan pentingnya pemilu yang damai, jujur, dan adil. Secara emplisit mereka khawatir jika pemilihan umum tahun 2024 ini tidak berlangsung secara damai, secara jujur, dan secara adil.
Sementara itu juga ada pernyataan politik yang lebih jauh lagi seperti Kalau Pilpres hanya berlangsung satu putaran berarti itu curang ditambahkan lagi kalau pilpresnya curang kita tidak akan menerima. Dan negara siap-siap chaos.
Situasi ini tidak terjadi di 4 pemilu sebelumnya karenanya melalui mimbar ini saya ingin menyampaikan pandangan saya. Pandangan dari seorang yang tidak pernah absen dalam 20 tahun di era reformasi dan demokratisasi baik ketika saya berada di dalam ranah kekuasaan maupun ketika berada di luar ranah kekuasaan.
Pendapat saya menuduh apalagi memastikan bahwa pilpres ini pasti curang dan karenanya hasilnya pasti akan ditolak tentulah berlebihan. Namun di sisi lain mengabaikan suara-suara di luar yang khawatir pilpresnya bakal curang tentu juga tidak bijak."
Kesimpulan
Postingan video SBY menolak hasil Pilpres 1 putaran adalah tidak benar. Faktanya video itu telah dipotong dan menimbulkan konteks atau arti yang salah bagi yang melihatnya.
Rujukan
Halaman: 2906/6294