• (GFD-2024-22489) Keliru, Klaim Paus Fransiskus Datang ke Indonesia untuk Meminta Gereja Katolik Memberkati Pasangan Sesama Jenis

    Sumber:
    Tanggal publish: 06/09/2024

    Berita



    Sebuah hasil tangkapan layar berita di Sindonews dengan judul “Paus Fransiskus Sarankan Gereja Katolik Berkati Pasangan Sesama Jenis Walau Pernikahan Tak Diakui” diunggah akun Thread [ arsip ] ini pada 5 September 2024.

    Unggahan tersebut disertai narasi:Jadi ini maksud tujuannya datang ke Indonesia??? Apakabar kaum Mayo di negara tersabar ini menghadapi permintaan kaum Mino yang kesannya kok makin kurang asem ya.



    Hingga artikel ini ditulis, konten tersebut sudah disukai 553 dan dibagikan 190 kali. Benarkah berita Paus Fransiskus datang ke Indonesia menyarankan gereja Katolik memberkati pasangan sesama jenis walau pernikahannya tak diakui? 

    Hasil Cek Fakta



    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa tangkapan berita yang diunggah tersebut bukan pemberitaan saat Puas Fransiskus ke Indonesia. Tangkapan berita tersebut dipublikasikan oleh Sindonews pada pada 7 Oktober 2023. 

    Dalam artikel tersebut, judul aslinya adalah "Paus Fransiskus Sarankan Gereja Katolik Bisa Berkati Pasangan Sesama Jenis". Judul tersebut ditambahkan pada konten di Threads menjadi: Paus Fransiskus Sarankan Gereja Katolik Berkati Pasangan Sesama Jenis Walau Pernikahan Tak Diakui.

    Dalam artikel aslinya, Paus menjelaskan, “Kita tidak bisa menjadi hakim yang hanya mengingkari, menolak dan mengecualikan,” ujarnya. Namun, dia menambahkan bahwa Gereja masih menganggap hubungan sesama jenis “secara objektif berdosa” dan tidak akan mengakui pernikahan sesama jenis.

    Foto yang digunakan pada konten Threads, pernah dipublikasikan milik Reuters pada 12 April 2020. Dalam artikel berjudul “Be messengers of life in a time of death,' pope says on Easter eve” tersebut, Paus Fransiskus mendesak masyarakat untuk "tidak menyerah pada rasa takut" dan fokus pada "pesan harapan". Ia memimpin Misa malam Paskah di Basilika Santo Petrus yang kosong pada hari Sabtu di tengah pandemi virus corona dan menyerukan diakhirinya perang.

    Foto serupa pernah pula digunakan sejumlah media online seperti Liputan6.com dan Merdeka.com.



    Sedangkan kedatangan Paus ke Indonesia, seperti yang diberitakan Tempo, bahwa untuk kunjungan apostoliknya pada Rabu-Jumat, 3-6 September 2024. Pimpinan Gereja Katolik Dunia itu melakukan rangkaian perjalanan kerasulannya ke Asia dan Pasifik.

    Selain Indonesia, Paus Fransiskus juga akan berkunjung ke Papua Nugini pada 6-9 September 2024, dilanjutkan dengan Timor Leste pada 9-11 September, dan Singapura pada 11-13 September mendatang.

    Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci (Vatikan), Michael Trias Kuncahyono, menyatakan bahwa kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia bertujuan untuk menghargai kebebasan beragama, terutama bagi umat Katolik.

    Dubes yang sering disapa Trias itu menambahkan bahwa tujuan lain dari kunjungan Paus Fransiskus adalah untuk mengingatkan bahwa semua orang, meskipun berbeda, tetaplah saudara. Mantan wartawan itu juga menekankan bahwa kunjungan Paus Fransiskus bukan hanya ditujukan untuk umat Katolik, tetapi untuk seluruh masyarakat Indonesia.

    Kesimpulan



    Hasil verifikasi Tempo tentang klaim Paus Fransiskus ke Indonesia untuk minta gereja Katolik memberkati pasangan sesama jenis adalahkeliru. 

    Faktanya tangkapan layar berita tersebut merupakan hasil suntingan, karena berbeda dengan artikel asli di Sindonews yang tayang pada Oktober 2023 lalu, sebelum Paus Fransiskus datang ke Indonesia.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22488) Keliru, Pernyataan Kepala BP2MI Tentang Bantuan Tunai Rp1,5 Miliar Untuk Pekerja Migran

    Sumber:
    Tanggal publish: 06/09/2024

    Berita



    Video dengan durasi 29 detik beredar di Facebook dengan klaim bantuan tunai bagi para pekerja migran. Video tersebut memperlihatkan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdhani memberi pernyataan yang akan memberikan bantuan tunai sebesar Rp1,5 miliar untuk 20 pekerja migran.

    Dalam video yang diunggah pada 3 September 2024 itu dijelaskan bahwa perubahaan paradigma BP2MI akan lebih memberikan perlindungan menyeluruh untuk Pekerja Migran Indonesia. Yakni dari ujung rambut hingga ujung kaki dan memastikan negara hadir dan hukum bekerja. Pekerja Migran Indonesia layak mendapatkan bantuan tunai dari pemerintah sebesar Rp1,5 miliar untuk 20 pekerja migran dikarenakan merekalah penyumbang devisa terbesar negara.



    Hingga artikel ini ditulis, video itu sudah ditonton 14 ribu kali dan dikomentari 213 kali. Lantas, benarkan pernyataan kepala BP2MI tentang bantuan tunai Rp1,5 miliar untuk 20 pekerja migran?

    Hasil Cek Fakta



    Untuk membuktikan klaim tersebut, Tempo menghubungi Kepala BP2MI, Benny Rhamdani dan menanyakan kebenaran pernyataan itu. Menurut Benny, pernyataan yang beredar yang menyatakan BP2MI akan memberikan bantuan uang tunai untuk pekerja migran adalah informasi menyesatkan dan keliru. 

    Pihaknya tidak pernah mengeluarkan pernyataan seperti yang beredar. “Saya pastikan informasi itu hoaks dan tidak benar,” kata Benny kepada Tempo Jumat, 6 September 2024. 

    Pada akun X, Benny menyebutkan bila video yang beredar tersebut merupakan hasil kejahatan digital yang dilakukan menggunakan Artificial Intelligence. Peristiwa ini dilakukan secara sengaja oleh oknum yang tak bertanggungjawab. 

    Tempo lalu memverifikasi sumber video dengan terlebih dahulu memfragmentasi menjadi gambar menggunakan tools InVID. Lalu gambar hasil fragmentasi ditelusuri dengan menggunakan tools Google Image dan Yandex Image. 

    Hasilnya, video tersebut merupakan video yang diambil dari video profil lembaga Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia yang diunggah di akun YouTube resminya pada 8 Januari 2021. Dalam video aslinya, tidak ada pernyataan Kepala Kepala BP2MI, Benny Rhamdani akan memberikan bantuan tunai untuk pekerja migran sebesar Rp1,5 milar. 



    Adapun narasi pernyataan lengkap Kepala BP2MI Benny Rhamdani dalam video aslinya adalah sebagai berikut: 

    “Saya yakin melalui perubahan paradigma, BP2MI akan memberikan perlindungan menyeluruh bagi pekerja migran dari ujung rambut sampai ujung kaki dan memastikan negara hadir dan hukum bekerja. Pekerja migran indonesia layak mendapatkan pelayanan VVIP. Mereka adalah pahlawan Devisa yang layak mendapatkan perlakukan hormat negara. BP2MI melayani dan melindungi dengan nurani”

    BP2MI sendiri dalam akun Instagram sebenarnya sudah pernah memberikan pernyataan resmi terkait video tersebut. Dalam pernyataannya, video yang menyatakan kepala BP2MI tentang bantuan Rp1,5 miliar untuk 20 pekerja migran adalah video yang telah dimanipulasi dengan menggunakan teknologi  kecerdasan buatan. Hasil manipulasi seolah-olah terlihat seperti Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, akan tetapi dapat dipastikan informasi tersebut adalah hoax.

    BP2Mi mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap informasi yang berupaya untuk melakukan penipuan kepada Pekerja Migran Indonesia melalui akun media sosial atau pihak yang mengatasnamakan BP2Ml. Pastikan selalu sumber informasi yang diterima dapatkan berasal dari website dan akun media sosial resmi BP2MI.

    Kesimpulan



    Hasil pemeriksaan Tempo, video yang memperlihatkan pernyataan kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdhani yang akan memberikan bantuan tunai sebesar Rp1,5 miliar untuk 20 pekerja migran adalah keliru. 

    Dalam video asli tidak ditemukan adanya pernyataan Kepala BP2MI yang menyatakan bila BP2MI akan memberikan bantuan tunai Rp1,5 miliar untuk pekerja migran. Video yang beredar tersebut video telah dimanipulasi dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence).  

    Rujukan

  • (GFD-2024-22487) Tautan Palsu Pendaftaran Partai Perubahan Buatan Anies Baswedan

    Sumber:
    Tanggal publish: 06/09/2024

    Berita

    tirto.id - Sekira akhir Agustus lalu, eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyatakan akan membentuk organisasi masyarakat (ormas) atau partai politik baru, setelah dirinya tak lagi terlibat dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada 2024.

    Lewat video yang diunggah di kanal YouTube-nya, Jumat (30/8/2024), Anies mengatakan, bila untuk mengumpulkan semua semangat perubahan yang makin hari makin terasa besar, dan diperlukan adanya gerakan, maka jalan itu barangkali bakal ia tempuh.

    Meski dalam video Anies tak menyebut soal nama partai atau ormas yang akan dibuat, beredar di jagat maya narasi yang berisi informasi soal “Partai Perubahan” besutan Anies.

    Salah satu akun Facebook bernama “Kukila Kelana” (arsip) mengunggah klip tak sampai dua menit yang menunjukkan sosok Anies disertai narasi tata cara pendaftaran kepengurusan partai, yakni melalui formulir daring atau Google Form. Pendaftaran itu dikatakan mencakup keanggotaan partai secara umum, keanggotaan per provinsi, dan keanggotaan koordinator wilayah luar negeri.

    “Kepengurusan Panitian Pendirian Partai Perubahan sudah terentuk lengkap di 38 provinsi, silakan daftar dengan memilih link Google Form sesuai KTP domisili,” tulis akun pengunggah, lengkap beserta tautan formulir pendaftaran untuk masing-masing provinsi.

    Unggahan ini dibagikan di grup Facebook “PEJUANG KHILAFAH” pada Sabtu (31/8/2024), sehari setelah mencuat rencana Anies membuat ormas/parpol. Hingga Jumat (6/9/2024), video ini memperoleh satu tanda suka. Narasi serupa juga disebarkan oleh akun Facebook lain, seperti bisa dilihat di sini.

    Namun, bagaimana faktanya?

    Hasil Cek Fakta

    Usai menyimak video secara utuh, Tim Riset Tirto mengunjungi akun Instagram resmi @aniesbaswedan untuk memastikan klaim yang beredar.

    Rupanya Anies telah mengklarifikasi bahwa informasi yang beredar tidak benar. Dalam unggahan Instagramnya, Sabtu (31/8/2024), Anies mengatakan hingga kini belum ada formulir apapun terkait ormas/parpol yang bakal dibuat.

    “Beberapa waktu ini beredar ada formulir, ada QR Code, ada nomor rekening. Ada yang diminta untuk menyumbang, ada yang diminta untuk mendaftar, ada terkait dengan partai dan ormas. Saya ingin tegaskan itu semua bukan dari saya dan kami tidak pernah mengedarkan apapun juga,” katanya.

    Anies memperingatkan masyarakat untuk berhati-hati dan tetap kritis terhadap narasi-narasi yang berseliweran.

    Sebagai tambahan informasi, sebelumnya, Anies diisukan maju di Pilkada Jawa Barat. Hal itu terungkap setelah informasi tersebut sempat diembuskan oleh sebagian pengurus DPP dan DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan/PDIP Jawa Barat.

    Anies disebut-sebut maju bersama Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Ono Surono, setelah dirinya batal maju di Pilkada Jakarta.

    Meski begitu, Juru Bicara Anies Baswedan, Sahrin Hamid, mengungkapkan bahwa Anies menghargai tawaran itu, namun Anies memiliki pertimbangan tersendiri mengenai sikap politik.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, Anies Baswedan telah mengklarifikasi bahwa informasi soal pendaftaran “Partai Perubahan” yang beredar tidak benar.

    Dalam unggahan Instagramnya, Sabtu (31/8/2024), Anies mengatakan hingga kini belum ada formulir atau edaran apapun terkait ormas/parpol yang bakal dibuat. Anies memperingatkan untuk berhati-hati dan tetap kritis terhadap narasi-narasi yang berseliweran.

    Dengan begitu bisa disimpulkan bahwa tautan yang beredar berisi tautan pendaftaran partai atau ormas bikinan Anies bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Rujukan

  • (GFD-2024-22486) Hoaks Video Penyambutan Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal

    Sumber:
    Tanggal publish: 06/09/2024

    Berita

    tirto.id - Kedatangan Pemimpin Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus, dalam perjalanan Apostolik ke Indonesia, mendapat sambutan meriah. Selain memimpin misa akbar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, kunjungan Paus yang berlangsung selama 3-6 September 2024 ini juga telah dijadwalkan menghadiri pertemuan para tokoh antaragama di Masjid Istiqlal Jakarta.

    Tak hanya orang tua, kalangan pelajar pun tampak sorak sorai menyambut kedatangan Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal, Kamis (5/9/2024). Dalam acara yang dihadiri Kepala Negara Vatikan itu, Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, menyatakan setiap orang boleh masuk dan memanfaatkan fasilitas di Masjid Istiqlal selama memiliki tujuan untuk mencari kebaikan.

    Namun lawatan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal ini tak lepas dari pro dan kontra. Sebuah akun Facebook bernama “Babank Thoyib” (arsip) misalnya, menyebarkan video dengan nada negatif yang diklaim sebagai momen penyambutan masyarakat terhadap kedatangan Pemimpin Gereja Katolik Dunia.

    Cuplikan yang disertakan memperlihatkan sekelompok orang mengenakan kostum bernuansa merah dan putih. Mereka tampak menyanyikan lagu Indonesia Raya.

    “Penyambutan paus Paulus di masjid Istiqlal. Ada apa ini? Ada duitnya. Naudzubillahi mindzaliq. Semoga Allah azza wajall tidak menimpakan kemurkaannya kepada kaum muslimin diindonesia atas ulahnya pemerintah,” begitu bunyi keterangan yang dibubuhkan dalam unggahan.

    Sejak disebarkan pada Rabu (4/9/2024) hingga Jumat (6/9/2024), video ini sudah diputar sebanyak 38 ribu kali, dan meraup 203 reaksi emoji dan 134 komentar. Para warganet tampak memercayai informasi tersebut dan berkomentar dengan kalimat istirja’, yakni “innalillahi wainna ilaihi rajiun”, yang biasa dilontarkan Umat Muslim saat mendengarkan kabar duka.

    Namun, bagaimana kebenaran video tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    Setelah menyaksikan video sepanjang 3 menit 39 detik, langkah selanjutnya yang dilakukan Tim Riset Tirto yakni mengambil tangkapan layar video dan menelusurinya lewat Google Image.

    Hasilnya, kami menemukan video dengan angle berbeda disiarkan di kanal YouTube “Sufi TQN”. Menurut keterangan, rekaman itu merupakan acara dzikir bersama Hadrotussyeikh Abah Aos, yang digelar di Masjid Istiqlal, Sabtu (31/8/2024). Abah Aos, bernama lengkap Syeikh Muhammad Abdul Gaos SM. RA. QS., adalah seorang tokoh Muslim kenamaan.

    Tirto juga menemukan foto identik diunggah di akun resmi Abah Aos, yakni @abahaos38. Abah Aos, lewat unggahan Instagramnya, Selasa (30/7/2024), juga mengundang masyarakat untuk berkumpul di Masjid Istiqlal pada 31 Agustus 2024. Acara itu disebut dilakukan dalam rangka syukuran Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia, mensyukuri ulang tahun Pengajian Anti Gempa (Manaqiban) ke-19, dan syukuran ulang tahun PPKN ke-119.

    Tirto lantas mencoba melakukan pencarian Google dengan kata kunci “jamaah berpeci merah putih di Masjid Istiqlal”. Penelusuran itu membawa kami ke artikel Republika berjudul “Viral Jamaah Berpeci Merah Putih Nyanyi Lagu Kebangsaan di Masjid Istiqlal”.

    Wakil Kepala Bidang Penyelenggara Peribadatan Masjid Istiqlal Abu Hurairah Abd. Salam, Ustadz Abu Hurairah, telah menanggapi soal jamaah yang menyanyikan lagu kebangsaan di Masjid Istiqlal pada 31 Agustus 2024 lalu.

    Ia mengatakan, jamaah yang menyanyikan lagu Indonesia Raya itu dipimpin langsung oleh Abah Aos.

    Direktur Pendidikan Pesantren Peradaban Dunia Jagat Asy, Tata Masta, menjelaskan, rangkaian kegiatan tersebut diawali dengan qiyamul lail, dzikir, sholat Subuh, manaqib Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani, dan ditutup ceramah agama.

    "Dengan demikian penggalan video yang beredar bukanlah satu-satunya acara yang dilakukan oleh panitia dan jamaah," ujar Tata, mengutip Republika, Selasa (3/9/2024).

    Lebih lanjut Tata menuturkan, jamaah Thoriqoh Qodiriah Naqsyabandiah Suryalaya Sirnarasa PPKN yang menghadiri acara itu menggunakan dress code yang telah dilakukan bertahun-tahun yakni, pakaian merah putih serta peci merah putih sebagai ekspresi Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan Komitmen Nasionalisme.

    Menurut Tata, pakaian dengan nuansa merah putih dalam acara itu adalah sebagai simbol kecintaan terhadap lambang negara dalam hal ini bendera merah putih.

    "Dengan demikian busana tersebut tidak ada kaitannya dengan simbol yang digunakan oleh agama lain seperti Sinterklas seperti yang diasumsikan dalam komentar di media sosial," kata Tata.

    Selain itu, dia juga menegaskan bahwa kegiatan tersebut tidak ada kaitannya dengan kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa video sekelompok orang mengenakan busana merah dan putih menyanyikan lagu Indonesia Raya dan diklaim sebagai penyambutan kedatangan Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal Jakarta bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Video dengan angle berbeda disiarkan di kanal YouTube “Sufi TQN”. Menurut keterangan, rekaman itu merupakan acara dzikir bersama Abah Aos, yang digelar di Masjid Istiqlal, Sabtu (31/8/2024).

    Direktur Pendidikan Pesantren Peradaban Dunia Jagat Asy, Tata Masta, juga telah menegaskan bahwa kegiatan tersebut tidak ada kaitannya dengan kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia.

    Rujukan