• (GFD-2024-22497) [HOAKS] PB HMI Menolak Kedatangan Paus Fransiskus

    Sumber:
    Tanggal publish: 06/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar poster mengatasnamakan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) cabang Jakarta Raya yang menolak kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia.

    Teks pada poster menyebutkan bahwa organisasi mahasiswa berbasis agama itu menolak hadirnya Kepala Negara Vatikan dan pemimpin umat Katolik dunia.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi dalam poster tersebut tidak benar atau hoaks.

    Paus Fransiskus tiba di Indonesia pada Selasa (3/9/2024) dan meninggalkan Jakarta menuju Papua Nugini pada Jumat (6/9/2024).

    Informasi yang menyebutkan PB HMI menolak kedatangan Paus Fransiskus disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Rabu (4/5/2024):

    Ada bnyk agamaKenapa hanya dari umat islam saja yg rese..?

    Narasi serupa juga beredar di X, seperti yang diunggah oleh akun ini.

    Hasil Cek Fakta

    Sejauh ini, Tim Cek Fakta Kompas.com tidak menemukan pernyataan sikap resmi dari PB HMI yang menolak kedatangan Paus Fransiskus.

    Sebaliknya, Ketua Umum PB HMI Bagas Kurniawan memandang kehadiran Paus Fransiskus sebagai kesempatan untuk menunjukkan semangat toleransi.

    "Sebagai generasi penerus, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga semangat toleransi dan kerukunan di tengah-tengah masyarakat yang majemuk," kata Bagas, pada Selasa (3/9/2024) dikutip dari Antara.

    Ia menegaskan, sebaran poster mengatasnamakan  PB HMI berisi ajakan berdemonstrasi untuk memprotes kunjungan Paus Fransiskus merupakan hoaks.

    "HMI berkomitmen menjadi garda terdepan mempromosikan nilai-nilai toleransi dan saling menghormati di antara semua elemen masyarakat," ujarnya.

    Kesimpulan

    Poster PB HMI menolak kedatangan Paus Fransiskus merupakan hoaks. Ketua Umum PB HMI Bagas Kurniawan memastikan poster tersebut bukan bersumber dari HMI.

    HMI berkomitmen menjaga nilai-nilai toleransi dan menghormati semua elemen masyarakat.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22496) [HOAKS] Ridwan Kamil Janjikan Bantuan Rp 10 Juta

    Sumber:
    Tanggal publish: 06/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video di TikTok yang mengeklaim mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menjanjikan bantuan Rp 10 juta. Menurut video, bantuan digunakan untuk biaya sekolah, usaha, dan bayar utang.

    Namun, setelah ditelusuri video tersebut merupakan hasil manipulasi. 

    Video yang mengeklaim Ridwan Kamil menjanjikan bantuan Rp 10 juta muncul dibagikan oleh akun TikTok @ridwankamil.official01 ini.

    Dalam unggahan, Ridwan Kamil meminta masyarakat memilih jenis bantuan yang dibutuhkan. Bantuan yang dijanjikan adalah untuk biaya sekolah, modal usaha, atau bayar utang.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan teknik reverse image search untuk menelusuri unggahan tersebut.

    Hasilnya, identik dengan unggahan akun TikTok resmi Ridwan Kamil ini pada tahun 2023. 

    Dalam video aslinya, Ridwan Kamil tidak menjanjikan bantuan Rp 10 juta, namun ia memberi pesan kepada mahasiwa untuk segera mengerjakan revisi skripsi.

    Melalui unggahan di Instagram, istri Ridwan Kamil, Atalia Praratya juga memastikan informasi tersebut adalah hoaks.

    Menurut Atalia, video tersebut merupakan hasil rekayasa artificial intelligence (AI).

    Kemudian, Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek suara dalam video menggunakan Hive Moderation. Hasilnya, suara Ridwan Kami menjanjikan bantuan Rp 10 juta memiliki probabilitas 80 persen dihasilkan oleh AI.

    Kesimpulan

    Video yang mengeklaim Ridwan Kamil menjanjikan bantuan Rp 10 juta merupakan hasil manipulasi.

    Dalam video aslinya, Ridwan Kamil memberi pesan kepada mahasiswa untuk segera menyelesaikan revisi skripsi. 

    Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara suara Ridwan Kami menjanjikan bantuan Rp 10 juta memiliki probabilitas 80 persen dihasilkan oleh AI.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22495) [HOAKS] Mpox Sudah Masuk Bali Awal September 2024

    Sumber:
    Tanggal publish: 06/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Penyakit cacar monyet atau monkeypox (Mpox) diklaim telah masuk ke Bali. Informasi tersebut beredar pada awal September 2024.

    Dengan kondisi itu, menurut sebuah unggahan, Pemerintah Australia telah mengeluarkan larangan untuk berlibur ke Bali.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.

    Informasi mengenai Mpox telah masuk ke Bali, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Pengunggah menyertakan seorang perempuan yang mengalami bentol-bentol di sekujur tubuhnya.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Kamis (5/9/2024):

    Sudah masuk di Bali. Pemerintah Australia mengeluarkan Travel Warning untuk rakyat Australia untuk TIDAK berliburan di Bali saat ini. Kita belum tahu di Jawa atau pulau2 lainnya di Indonesia sudah ada yang TERJANGKIT.

    Ini penyakit Monkey Pox ?? yg sedang mengganas di Singapore dan penyakit ini akan masuk ke Negara konoha???.

    Dan di HK sudah ada yg kena 60 orang. Di sydney jg sdh ada yg kena. Hrs hati2 tetap waspada (perhatian penuh) jaga kesehatan dan jangan beli makanan yg dijual di Swalayan (Super Market) karena penyakit ini lewat makanan. (apppbng)

    Hasil Cek Fakta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum mendapat laporan mengenai kasus cacar monyet di wilayah Bali.

    Berdasarkan laporan perkembangan situasi penyakit infeksi emerging terakhir, pada 18-24 Agustus 2024, tidak terdapat penambahan kasus konfirmasi Mpox pada periode tersebut.

    Indonesia pertama kali melaporkan kasus pada 2022. Ada total 88 kasus konfirmasi Mpox yang tersebar di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Tidak ada laporan kasus di Bali. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan belum ada penambahan kasus cacar monyet.

    "Iya (tidak ada penambahan kasus). Ada 88 (kasus) sampai saat ini sejak 2022 dan tidak ada anak-anak," kata Nadia pada Kamis (29/8/2024) dikutip dari Kompas.com.

    Kendati demikian, Pemerintah Provinsi Bali tetap mewaspadai penyebaran cacar monyet.

    Misalnya, pada penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) pada 1-3 September 2024, pemerintah mengadakan skrining mpox di bandara kedatangan internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali.

    Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan, Ketut Kariyasa Adnyana mengatakan, meski belum ada kasus yang dilaporkan di Bali tetapi sebaiknya kewaspadaan jangan dikendurkan.

    Ia meminta otoritas Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan Gilimanuk memperketat pemeriksaan kesehatan penumpang yang masuk ke Bali.

    "Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Meskipun belum ditemukan kasusnya di Bali sudah dilakukan upaya pencegahan di bandara dan pelabuhan," kata Ketut pada Selasa (3/9/2024) dilansir Kompas.com.

    Kesimpulan

    Narasi mengenai Mpox telah masuk ke Bali pada September 2024 adalah hoaks. Berdasarkan data Kemenkes belum ada kasus Mpox yang dilaporkan di Bali periode 18-24 Agustus 2024.

    Meski belum ada kasus konfirmasi positif Mpox yang dilaporkan di Bali sampai awal September 2024, pemerintah tetap waspada.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22494) [HOAKS] Seorang Pasien Mpox Dirawat di RSUD Abepura, Jayapura

    Sumber:
    Tanggal publish: 06/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar narasi di unggahan media sosial yang mengeklaim penyakit cacar monyet atau Mpox telah teridentifikasi pada seorang pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura, Papua.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.

    Narasi seorang pasien di RSUD Abepura terinfeksi cacar monyet atau Mpox dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Kamis (5/9/2024).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Syalom Selamat pagi semua keluarga besar .

    Jgn lupa keluar aktivitas menggunakan masker karena Hari ini saya Angela Pagawak bertugas di RS Abe sudah ada 1 pasien yg terdiagnosa Cacar monyat.

    Virus ini sendiri menyebar melalui udara dgn cepat mengakibatkan gangguan pada pernafasan dan melepuh seluruh kulit manusia seperti bentol2 pada kulit yg sangat nyeri hebat, paling fatal bisa membuat orang sampai meninggal dalam waktu singkat, dan virus ini lebih mengerikan dari COVID-19.

    Sekian dan Terimakasih

    Tuhan melindungi kita Semua Wawa

    Hasil Cek Fakta

    Kapolsek Abepura Kompol Komarul Huda memastikan kabar seorang pasien di RSUD Abepura terinfeksi Mpox adalah hoaks.

    "Dari pihak rumah sakit dapat terkonfirmasi bahwa memang ada pasien yang menderita cacar air, namun pihak rumah sakit belum bisa memastikan apakah pasien tersebut mengidap penyakit Mpox," kata Huda, seperti diberitakan Tribun Papua, Kamis (5/9/2024).

    Ia mengatakan, pasien tersebut masih dalam penanganan medis. Pihak rumah sakit telah melakukan pengambilan sampel untuk diuji di Laboratorium Kesehatan RSUD Dok II Jayapura.

    "Untuk foto yang viral tersebar di masyarakat adalah bukan pasien sebenarnya. Diduga foto tersebut sengaja dipajang guna menimbulkan kepanikan dan keresahan di tengah-tengah masyarakat," ujar Huda.

    Selain itu, Huda juga memastikan bahwa di RSUD Abepura tidak ada petugas bernama "Angela Pagawak" seperti dalam narasi yang beredar.

    "Pihak Kepolisian akan menelusuri dengan melakukan penyelidikan terhadap penyebar informasi yang tidak benar tersebut tentang pasien pengidap Mpox sedang di rawat di RSUD Abepura," kata Huda.

    Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan informasi belum jelas sumbernya atau tidak bisa dipastikan kebenarannya.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi seorang pasien di RSUD Abepura terinfeksi Mpox adalah hoaks.

    Narasi itu memuat keterangan sosok fiktif yang tidak bekerja di RSUD Abepura. Selain itu, pihak rumah sakit juga mengatakan bahwa pasien bersangkutan terinfeksi cacar air.

     

    Rujukan