• (GFD-2022-11290) [SALAH] Lowongan Kerja Departemen Sumber Daya Manusia (SDM) Shopee

    Sumber: Whatsapp
    Tanggal publish: 19/12/2022

    Berita

    Beredar pesan Whatsapp lowongan kerja dari Departemen Sumber Daya Manusia (SDM) Shopee. Dalam pesan tersebut menyebutkan posisi sebagai karyawan paruh waktu untuk usia antara 23 tahun sampai 60 tahun dengan gaji sebesar Rp 200.000-2.000.000. Dengan narasi : “Hai, nama saya Diana dan saya bekerja di departemen SDM di Shopee (cabang Indonesia). Perusahaan ini mencari karyawan paruh waktu secara online. Usia: 23-60
    Kerja paruh waktu itu mudah, yang Anda butuhkan hanyalah ponsel. 10 hingga 20 menit kerja paruh waktu! Hal ini bisa dilakukan di waktu senggang Anda tanpa mengganggu pekerjaan Anda saat ini. Pendatang baru langsung mendapatkan Rp 50000, gaji harian: Rp 200000-2000000 Jika Anda tertarik dengan pekerjaan paruh waktu ini! Balas 1, klik tautan untuk menambahkan! WhatsApp Manager. http:/wa[dot]me/6283879522034”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, lowongan kerja yang beredar adalah palsu. Tidak ada informasi resmi terkait lowongan tersebut. Namun dilihat dari pesan yang beredar merupakan hoaks yang berulang. Informasi terkait rekrutmen Shopee dapat dilihat melalui akun social media resmi Shopee yang telah terverifikasi.

    Maraknya lowongan pekerjaan mengatasnamakan Shopee diharapkan masyarakat untuk selalu mengecek sumber informasinya. Dengan demikian, lowongan pekerjaan dari SDM Shopee tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Tiruan/Imposter Content.

    Kesimpulan

    Faktanya, lowongan kerja yang beredar adalah palsu. Tidak ada informasi resmi terkait lowongan tersebut. . WhatsApp resmi Shopee memiliki tanda centang hijau yang telah terverifikasi.

    Rujukan

  • (GFD-2022-11289) [SALAH] Akun WhatsApp Kepala Pusbindiklatren Kementerian PPN/Bappenas Wignyo Adiyoso “+62 812-9927-404”

    Sumber: Whatsapp
    Tanggal publish: 19/12/2022

    Berita

    Beredar akun WhatsApp Kepala Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan Perencana (Pusbindiklatren) Kementerian PPN/Bappenas Wignyo Adiyoso dengan nomor +62 812-9927-404. Akun tersebut memakai nama dan foto profil Wignyo Adiyoso.

    Hasil Cek Fakta

    Akun WhatsApp tersebut palsu. Telah diklarifikasi oleh Wignyo Adiyoso melalui akun Facebook pribadinya. Dalam postingannya ia melampirkan screenshot profil WhatsApp yang mengatasnamakan dirinya dan mengimbau agar tidak ditanggapi.
    Berdasarkan informasi di atas akun WhatsApp Kepala Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan Perencana (Pusbindiklatren) Kementerian PPN/Bappenas Wignyo Adiyoso dengan nomor +62 812-9927-404 adalah hoaks dan masuk kategori konten tiruan.

    Kesimpulan

    Kepala Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan Perencana (Pusbindiklatren) Kementerian PPN/Bappenas Wignyo Adiyoso mengklarifikasi bahwa nomor tersebut bukan miliknya.

    Rujukan

  • (GFD-2022-11288) Keliru, Video Warga Rusia Turun ke Jalan Desak Putin Mengebom Amerika Serikat

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 30/12/2022

    Berita


    Video dengan klaim bahwa warga Rusia turun ke jalan mendesak Putin mengebom Amerika Serikat, beredar di Facebook pada 16 November 2022. Berdurasi 8 menit 29 detik, video itu berisi sejumlah kolase video yang beberapa di antaranya memperlihatkan unjuk rasa.
    Video unjuk rasa itu melibatkan ribuan orang yang memadati jalan-jalan kota. Video beredar di tengah invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari lalu, yang memantik ketegangan antara Rusia dengan Amerika Serikat.

    Sejak diunggah, video telah mendapatkan lebih dari 400 komentar dan telah ditonton lebih dari 200 ribu kali. Benarkah video unjuk rasa dalam video tersebut untuk mendesak Putin mengebom Amerika Serikat?

    Hasil Cek Fakta


    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan gambar dan beberapa video yang menunjukkan aksi demonstrasi tidak untuk menuntut Putin mengebom Amerika Serikat. Unjuk rasa tersebut terjadi untuk memprotes Pemerintah Rusia saat ekonomi memburuk pada 2017, protes atas kebijakan Rusia memobilisasi warga sipil ke medan tempur melawan Ukraina, dan satu video adalah demonstrasi di Albania.
    Tempo menggunakan tool InVID untuk memfragmentasi video menjadi gambar lalu menelusuri beberapa gambar dengan Yandex image. Berikut adalah fakta-faktanya:
    Gambar sampul
    Gambar sampul video
    Gambar sampul video tersebut adalah suntingan dari foto aksi demonstrasi dengan penambahan foto Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Foto demonstrasi tersebut hasil jepretan fotografer Maxim Shipenkov dari European Pressphoto Agency yang pernah dimuat salah satunya oleh The Washington Post pada 27 Maret 2017 dengan keterangan: unjuk rasa tanpa izin di Moskow tengah pada hari Minggu.
    Situs berita Upi.com, menjelaskan bahwa demonstrasi itu sebagai dampak ketidakpuasan dengan keadaan ekonomi Rusia setelah harga minyak melejit hingga $50 per barel. Inflasi meningkat ke angka 7 persen dan upah rendah menjadi perhatian utama.
    Video 1
    Fragmen 1
    Fakta: Foto ini adalah protes keluarga wajib militer di Rusia yang menentang secara terbuka keputusan pemerintah memobilisasi anggota keluarga mereka ke garis depan pertempuran melawan Ukraina. Foto tersebut dimuat salah satu situs media online berbahasa Chechnya, Blesk, pada 27 November 2022.
    Mereka menentang warga sipil yang dimoblisasi tidak memiliki keahlian berperang dan hanya mendapatkan pelatihan selama 10 hari dengan hanya berbekal senapan. “Tidak mungkin tukang kunci, juru masak, dan guru menjadi pasukan militer setelah sepuluh hari pelatihan.” Beberapa kali terungkap bahwa Rusia mengirim warga sipil yang tidak berpengalaman berada di area pertempuran yang paling sengit.
    Video 2
    Fragmen 2
    Fakta: Aksi ribuan orang ini terjadi di Albania, yang digerakkan oleh partai oposisi untuk menentang menentang kenaikan biaya hidup. Tempo memperoleh petunjuk pemuatan foto ini di situs Paudal.com dan Euronews pada 12 November 2022.
    Menurut Aljazeera, Albania telah mengalami kenaikan harga 8 persen tahun ini, terutama untuk makanan pokok dan bahan bakar, menyusul invasi Rusia ke Ukraina. Partai oposisi menyalahkan pemerintah saat ini yang dianggap gagal meningkatkan kesejahteraan, ditandainya dengan tingginya warga berusia muda yang bermigrasi mencari kehidupan lebih layak ke Inggris.

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, video yang diklaim warga Rusia turun jalan untuk mendesak Presiden Putin mengebom Amerika Serikat adalah keliru. 
    Sebaliknya, beberapa gambar dan video untuk memprotes Pemerintah Rusia saat ekonomi memburuk pada 2017, protes atas kebijakan Rusia memobilisasi warga sipil ke medan tempur melawan Ukraina.

    Rujukan

  • (GFD-2022-11287) Keliru, Video Australia Serahkan Diri ke Indonesia

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 30/12/2022

    Berita


    Sebuah akun di Facebook mengunggah video berdurasi 10 menit 5 detik dengan judul "Angkat tangan lawan NKRI!! Australia akhirnya serahkan diri ke Indonesia".
    Video yang dibagikan pada 28 Desember 2022 tersebut memperlihatkan wawancara Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan masa yang turun ke jalan dengan membawa atribut berupa bendera dan poster-poster berbagai macam tulisan. Hingga artikel ini ditulis sudah mendapat 9,4 ribu suka, 789 ribu komentar dan ditonton hingga 408 ribu kali.

    Narator video mengatakan invasi Indonesia ke Australia menyebabkan demonstrasi semakin memanas. Beberapa ribu orang berkumpul dengan membawa bendera Indonesia dan Australia di depan kantor pemerintahan di Canberra meminta agar perang Indonesia-Australia dihentikan.
    Benarkah klaim video tersebut?

    Hasil Cek Fakta


    Tim Cek Fakta Tempo menemukan demonstrasi warga Australia di Kedutaan Besar RI di Darwin, Australia tidak terkait dengan perang Indonesia-Australia. 
    Untuk membuktikannya, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video menjadi beberapa gambar tangkapan layar, lalu memverifikasinya dengan menggunakan tools Yandex Image, mesin pencarian Google dan YouTube. Berikut ini adalah fakta-faktanya:
    Video 1

    Potongan video Perdana Menteri Anthony Albanese ini muncul di awal video pada detik ke-4. Anthony Albanese dilantik sebagai Perdana Menteri Australia dari Partai Buruh kiri-tengah. 
    Albanese menggulingkan koalisi konservatif pendahulu Scott Morrison pada pemilihan 2022. Koalisi tersebut telah berkuasa di bawah tiga perdana menteri selama sembilan tahun.Video ini pernah diunggah oleh akun Zee News English pada 24 Mei 2022 berjudul "Who is the new PM of Australia". Video identik terlihat mulai menit ke-1:35.
    Video 2

    Potongan video ini muncul pertama kali pada detik ke-10. Video yang sama pernah diunggah oleh kanal Youtube Guardian News pada 22 Agustus 2021 berjudul "Thousands protest against Melbourne's lockdown restrictions".
    Warga Melbourne melakukan demonstrasi sebagai bentuk protes diberlakukannya lockdown terhadap kota tersebut. Ribuan orang berkumpul di jalan-jalan menyebabkan lebih dari 200 penangkapan dan setidaknya sembilan petugas polisi dirawat di rumah sakit.
    Video 3

    Potongan video ini juga muncul di detik ke-39. Video identik terdapat pada kanal YouTube Sky News Australia di detik ke-19. Dari keterangan video, ribuan pengunjuk rasa turun ke CBD Melbourne dalam demonstrasi menentang undang-undang pandemi pemerintah Victoria.
    Ada dua aksi unjuk rasa yang sedang berlangsung, dengan gerakan yang lebih besar melibatkan lebih dari 1.000 orang, yang berbaris di Jalan Bourke menuju Gedung Parlemen.
    Video 4

    Potongan video ini muncul pada detik ke-51 hingga ke-54. Video yang sama pernah terlihat di detik ke-15 pada kanal YouTube Wion yang diunggah tanggal 22 September 2022 dengan judul "Australia: Thousands protest against day of mourning for Queen Elizabeth II".  
    Di Australia, lebih dari seribu orang menggelar protes menentang Hari Berkabung Nasional untuk Ratu Elizabeth II. Orang-orang di Sydney dan Melbourne berkumpul dan menyerukan lebih banyak hak masyarakat adat.

    Kesimpulan


    Berdasarkan hasil pemeriksaan Tempo di atas, video yang diklaim Australia akhirnya menyerahkan diri ke Indonesia adalah keliru.
    Narasi dan potongan video yang dirangkum tidak terkait dengan judul di atas.

    Rujukan