• (GFD-2023-11552) Cek Fakta: Tidak Benar Bill Gates Bakal Memasukkan Vaksin Covid-19 dalam Makanan untuk Paksa Orang yang Tidak Mau Divaksinasi

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 25/01/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang mengklaim Bill Gates akan memasukkan vaksin covid-19 m-RNA melalui makanan untuk memaksa orang yang tidak mau divaksinasi. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 20 Januari 2023.
    Berikut isi postingannya:
    "Bill Gates berjanji untuk memompa mRNA ke dalam persediaan makanan untuk "memaksa" yang tidak divaksinasi.
    Saat elit globalis terus merasa semakin sulit membuat umat manusia tunduk pada vaksin Covid dan penguat yang tak ada habisnya, mereka harus menemukan cara baru yang licik untuk memaksakan vaksin mereka pada kita.
    Alih-alih mengakui bahwa umat manusia telah menyadari kebenaran tentang vaksin Covid-19 eksperimental yang menghancurkan, Bill Gates, yang bukan seorang dokter, berlipat ganda dan mengambil tanggung jawab untuk memvaksinasi dunia secara diam-diam.Lawan sensor."
    Lalu benarkah postingan mengklaim Bill Gates akan memasukkan vaksin covid-19 m-RNA melalui makanan untuk memaksa orang yang tidak mau divaksinasi?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan memasukkan kata kunci "Bill Gates food vaccines fact check" di mesin pencarian Google. Hasilnya ada beberapa artikel yang membantah klaim tersebut.
    Salah satunya dari AFP Fact Check yang diunggah dalam artikel berjudul "Tweet suggesting vaccines in food is fabricated" pada 24 Januari 2023.
    Dalam artikel tersebut Juru Bicara Bill dan Melinda Gates Foundation memberikan pernyataannya. "Klaim itu tidak benar," ujarnya.
    AFP Fact Check juga menyebut saat ini belum ada vaksin yang bisa dimasukkan dalam makanan di AS. CDC hanya merekomendasikan vaksin rotavirus yang diberikan secara oral.
    Semua vaksin covd-19 juga hanya diberikan melalui suntikan di AS hingga saat ini.
    Selain itu ada juga artikel dari Reuters Fact Check berjudul "Fact Check-Fabricated Bill Gates tweet encouraging leaking of vaccines into food supplies shared online" yang tayang pada 18 Januari 2023.
    Dalam artikel tersebut Reuters tidak menemukan pernyataan resmi Bill Gates terkait vaksin yang akan dimasukkan ke makanan. Postingan Twitter yang diklaim dari Bill Gates merupakan editan dari website Newspunch yang beberapa klaim mengunggah klaim konspirasi.

    Kesimpulan


    Postingan mengklaim Bill Gates akan memasukkan vaksin covid- 19 m-RNA melalui makanan untuk memaksa orang yang tidak mau divaksinasi adalah tidak benar.

    Rujukan

  • (GFD-2023-11551) Menyesatkan, Klaim Para Ilmuwan Amerika Buka Suara Soal Efek Buruk Vaksin Covid-19

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 25/01/2023

    Berita


    Sebuah akun di Instagram mengunggah sebuah video yang diklaim menampilkan ilmuwan Amerika yang berbicara mengenai efek samping vaksin Covid-19.
    Pertemuan yang diklaim bagian dari Global Covid-19 Summit itu digelar 11 Mei 2022, diikuti oleh 17.000 dokter dan ilmuwan medis. Salah satu ilmuwan yang hadir di antaranya adalah Dr. Robert Malone, yang disebut sebagai penemu teknologi mRNA di balik vaksin Pfizer dan Moderna.
    Dikutip dari laman Global Covid-19 Summit, pertemuan itu sendiri mendeklarasikan 10 hal yang beberapa di antaranya berisi desakan untuk menghentikan vaksin Covid-19, mencabut status darurat nasional, masker tidak memberikan perlindungan yang efektif, dan vaksin Covid-19 menyembunyikan informasi keamanan.

    “Keputusan bencana ini datang dengan mengorbankan orang yang tidak bersalah, yang terpaksa menderita kerusakan kesehatan dan kematian yang disebabkan oleh sengaja menahan perawatan kritis dan sensitif waktu, atau sebagai akibat dari suntikan terapi genetik paksa, yang tidak aman dan tidak efektif”.
    Benarkah klaim-klaim dalam deklarasi Global Covid Summit?

    Hasil Cek Fakta


    Tim Cek Fakta Tempo menggunakan berbagai sumber artikel dari organisasi pemeriksa fakta maupun media kredibel lainnya untuk memverifikasi beberapa klaim dari deklarasi Global Covid-19 Summit. 
    Klaim 1: Dr. Robert Malone, penemu teknologi mRNA di balik vaksin Pfizer dan Moderna
    Dr. Robert Malone memang mendapatkan gelar medis dari Northwestern University pada tahun 1991 dengan spesialisasi imunologi berdasarkan lisensinya di Maryland Board of Physicians. Malone  juga pernah mengajar patologi di University of California, Davis, dan University of Maryland. 
    Namun, klaim bahwa Malone adalah penemu teknologi mRNA di balik vaksin Pfizer dan Moderna adalah tidak akurat. Dilansir New York Times, Kepala Neurologi Anak di Connecticut Children's Medical Center, Dr. Gyula Acsadi mengatakan, keterlibatan Dr. Malone dan lima orang lainnya pada tahun 1990 hanya menulis makalah bahwa menyuntikkan RNA ke otot dapat menghasilkan protein. 
    Selain itu, Dr. Alastair McAlpine, seorang dokter penyakit menular anak yang berbasis di Vancouver, British Columbia mengatakan, vaksin adalah hasil dari ratusan ilmuwan di seluruh dunia yang bersama-sama bergabung membuat vaksin tersebut. ”Itu bukan ciptaan satu individu atau temuan dari satu orang,” kata Alastair McAlpine. 
    Robert Malone dalam beberapa kali pernyataannya tentang Covid-19 memuat klaim yang tidak akurat. Dilansir dari organisasi pemeriksa fakta di Amerika Serikat, Politifact, Malone  mempromosikan beberapa klaim palsu dan menyesatkan tentang vaksin dan pandemi COVID-19, salah satunya sebagai penemu vaksin mRNA. Kemampuannya untuk berbicara dan fasih menggunakan istilah ilmiah memberinya daya tarik yang besar bagi audiens anti-vaksin.
    Akun Malone pernah dilarang oleh Twitter karena melanggar kebijakan misinformasi platform mengenai COVID-19. YouTube juga menghapus video wawancara kontroversial yang dia lakukan dengan pembawa acara podcast Spotify Joe Rogan.
    Pada 6 Januari 2022, Cek Fakta Tempo pernah memverifikasi sejumlah pernyataan Malone yang dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap vaksin Covid-19. Dia menyatakan bahwa bahwa vaksin mRNA merusak otak, jantung, dan sistem reproduksi, serta vaksin untuk anak-anak tidak bermanfaat. 
    Klaim 2: Vaksin Covid 19 membahayakan kesehatan dan menyebabkan kematian karena tidak aman dan tidak efektif. Vaksin COVID-19 akan membuat SARS-CoV-2 lebih berbahaya karena mekanisme yang disebut peningkatan ketergantungan antibodi (ADE).
    Dilansir Health Feedback, Antibody-dependent enhancement (ADE) adalah mekanisme yang terjadi ketika antibodi tidak memblokir infeksi oleh virus, tetapi malah meningkatkan kemampuannya untuk menginfeksi sel, yang mengakibatkan penyakit menjadi lebih parah.
    Berdasarkan hasil penelitian, vaksin Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda menyebabkan penyakit yang lebih parah dalam penelitian pada hewan, uji klinis, atau peluncuran vaksinasi. Sebaliknya, semua vaksin COVID-19 yang disetujui FDA sangat efektif dalam mencegah penyakit parah.
    Dilansir AP, Chris Beyrer, seorang profesor epidemiologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, mengatakan klaim tersebut menyesatkan. Beyrer mengatakan "buktinya sangat jelas” bahwa vaksin, bersama dengan penguat vaksin, efektif melawan omicron dalam mencegah penyakit serius, rawat inap, dan kematian.”
    Klaim 3: Masker tidak memberikan perlindungan yang efektif
    Dikutip dari laman The Johns Hopkins Medicine, masker tetap dapat mencegah penyebaran Covid-10 karena virus corona dapat menyebar melalui tetesan dan partikel yang dilepaskan ke udara saat berbicara, bernyanyi, batuk, atau bersin. Sehingga masker sangat membantu untuk mencegah penyebaran virus di tempat umum dalam ruangan yang ramai, terutama yang berisi campuran individu yang divaksinasi dan yang tidak divaksinasi.
    Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyatakan memilih masker yang pas sangat penting dan memakainya secara konsisten serta benar sangat dianjurkan. Akan tetapi seseorang perlu mengetahui cara aman menggunakan masker seperti mencuci tangan, menggunakannya secara tepat menutup tanpa celah, dan nyaman saat dipakai dalam waktu lama.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan video dengan klaim 17 ribu dokter dan ilmuwan membuka suara terkait efek buruk vaksin saat Global Covid-19 Summit adalah menyesatkan.
    Vaksin Covid 19, beserta penguat vaksin (booster), efektif  mencegah penyakit serius, rawat inap, dan kematian yang disebabkan virus corona (SARS-CoV-2).

    Rujukan

  • (GFD-2023-11550) [SALAH] Kopi Hitam Obat Step atau Kejang

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 25/01/2023

    Berita

    “Obat step atau kejang
    Kopi hitam”

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah akun Facebook mengunggah foto kopi hitam dengan memberikan klaim bahwa kopi hitam adalah obat step dan kejang.

    Setelah ditelusuri turnbackhoax.id pernah membahas klaim senada yang berjudul “[SALAH] Bayi Diberi Minum Kopi Untuk Cegah Kejang” pada 17 September 2019. Artikel tersebut menjelaskan bahwa Praktisi Kesehatan Anak, dr Wiyarni Pambudi, SpA, mengatakan informasi itu tidak benar (hoax). Pemberian kopi pada bayi dapat menyebabkan jantung bayi berdebar cepat yang disebut dengan Takikardia.

    dr Reisa Broto Asmoro melalui akun twitter pribadinya menjelaskan bahwa memberi kopi saat anak kejang sama sekali tidak membantu. Malahan, memberi kopi pada anak bisa mengacaukan metabolisme tubuh yang masih belum sempurna. dr Reisa juga memberikan saran untuk penanganan yang harus dilakukan saat anak kita kejang, antara lain hindari memasukkan apapun ke dalam mulut anak, hindari menahan kaki atau tangan anak dengan paksa saat kejang karena dapat menimbulkan patah tulang, longgarkan pakaian anak jika terlalu ketat, terutama di bagian leher, dan amati berapa lama kejang terjadi dan apa yg terjadi saat kejang sbg data dokter untuk pemeriksaan.

    Berdasarkan penjelasan di atas klaim kopi hitam dapat menjadi obat step atau kejang adalah keliru dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)

    Salah, dr Reisa Broto Asmoro menjelaskan bahwa memberi kopi saat anak kejang sama sekali tidak membantu. Malahan, memberi kopi pada anak bisa mengacaukan metabolisme tubuh yang masih belum sempurna.

    Rujukan

  • (GFD-2023-11549) [SALAH] Rekaman Pesawat Yeti Airlines Jatuh Di Nepal terekam Kamera Mobil

    Sumber: TikTok.com
    Tanggal publish: 25/01/2023

    Berita

    Beredar sebuah postingan video oleh akun TikTok MZI pada 16 Januari 2023 yang menampilkan sebuah pesawat yang jatuh ke tanah dan meledak. Video tersebut diduga merupakan kejadian jatuhnya pesawat Yeti Airlines di Nepal beberapa waktu yang lalu, dengan narasi sebagai berikut:

    NARASI:
    Allahu. Rekaman video dari kamera mobil yang merekam kecelakaan pesawat di Nepal. Bela sungkawa untuk keluarga korban.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran dengan menggunakan Yandex, video tersebut merupakan peristiwa jatuhnya pesawat kargo Amerika yang jatuh di Afganistan.

    Dilansir dari kompas.com, video berdurasi sekitar 3 menit tersebut memperlihatkan apa yang terjadi pada pesawat jet Boeing 747-400 tersebut setelah lepas landas dari Bagram Airbase pada pukul 11.20 waktu setempat.

    Menurut Arthur Rosenberg, seorang pilot, insinyur, dan mitra firma hukum Soberman & Rosenberg berbasis di New York, terlalu banyak muatan kargo di bagian belakang pesawat bisa menjadi salah satu dugaan mengapa pesawat jatuh. “Tampaknya bagi saya seperti pesawat mendongak. Penyebab yang paling mungkin adalah terlalu banyak beban di bagian belakang,” katanya dalam sebuah wawancara telepon.

    Dengan demikian, klaim jatuhnya pesawat Yeti Airlines di Nepal adalah tidak benar, sehingga masuk ke dalam kategori konteks yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Arief Putra Ramadhan.

    Bukan jatuhnya pesawat Yeti Airlines di Nepal, melainkan pesawat kargo di Amerika.

    Rujukan