• (GFD-2024-15830) Cek Fakta: Anies Baswedan Klaim Ada 1,6 Juta Guru Belum Tersertifikasi, Benarkah?

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 04/02/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan menyebut ada 1,6 juta guru belum tersertifikasi. Hal itu disampaikan dalam debat Capres kelima yang digelar di Jakarta, Minggu (4/2/2024).
    Dilansir dari laman Era.id dalam artikel berjudul "KSP: 1,6 Juta Guru Belum Sejahtera Mendapatkan Tunjangan Sertifikasi" yang tayang 25 November 2023, Pemerintah membenarkah hal tersebut.
    Berikut isi artikelnya:
    "ERA.id - Kantor Staf Presiden (KSP) menekankan pemerintah mendorong percepatan kesejahteraan guru di Indonesia, di antaranya dengan memperbaiki mekanisme pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan agar bisa meluluskan satu juta guru sertifikasi pada 2024.
     “Saat ini 1,6 juta guru belum sejahtera mendapatkan tunjangan sertifikasi. Ini yang akan didorong oleh pemerintah melalui PPG dalam jabatan,” kata Deputi II KSP Abetnego Tarigan menanggapi peringatan Hari Guru, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Sabtu (25/11/2023). 
    Abetnego menambahkan selain guru-guru di bawah Kemendikbudristek, pemerintah juga memberikan perhatian terhadap kesejahteraan guru madrasah.
    Pada November 2023, kata dia, pemerintah mencairkan tunjangan guru inpassing bagi 100.000 guru madrasah dengan besaran Rp1,4 juta per bulan.
     Selain itu, pemerintah juga mulai membayarkan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan bagi 221.000 guru non PNS di bawah Kementerian Agama.
    “Sebagai perlindungan jaminan sosial bagi guru-guru kita,” jelasnya.
    Abetnego juga menyampaikan pemerintah terus memenuhi kebutuhan guru khususnya di sekolah negeri. Dari target capaian 1,1 juta guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), sudah terpenuhi 850.000 guru, dan akan terus bertambah pada akhir tahun ini.
    Selain itu pemerintah saat ini juga sedang menyiapkan skema PPPK untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidikan.
    “Pemerintah juga siapkan skema khusus untuk memenuhi kebutuhan guru di wilayah Papua, yakni merekrut guru lulusan SMA/SMK. Mereka nantinya akan diberikan kesempatan mengajar sambil melanjutkan studi ke jenjang S1 dan pendidikan profesi,” tutur Abetnego.
    Selain isu kesejahteraan, peningkatan kompetensi guru kejuruan juga menjadi perhatian. Terkait dengan peningkatan kompetensi guru SMK, menurut Abetnego program SMK Pusat Keunggulan (PK) telah memberikan ruang yang lebih luas bagi guru untuk pengembangan diri, baik melalui program magang guru, guru tersertifikasi industri, praktisi mengajar, hingga kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
    “Semua upaya ini bentuk komitmen pemerintah meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru di Indonesia,” jelasnya. (Ant)"
    Selain itu ada juga artikel dari CNNIndonesia.com berjudul "Kemendikbud Akui 1,6 Juta Guru Belum Terima Penghasilan Layak" yang tayang pada 22 September 2022. Berikut isi artikelnya:
    "Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengakui sebanyak 1,6 juta guru belum menerima penghasilan yang layak.Kepala Badan Standar, Kurikulum & Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengatakan hal itu terjadi lantaran mereka masih menunggu sertifikasi program pendidikan profesi guru (PPG) sebagai syarat memperoleh tunjangan profesi guru (TPG).
    "Masih ada sekitar 1,6 juta guru yang belum menerima penghasilan yang layak karena mereka masih antre untuk mendapatkan sertifikasi," kata Anindito dalam seminar nasional pendidikan, Kamis (22/9).
    Angka itu hampir mencakup setengah dari total jumlah guru yang tercatat di situs resmi Kemendikbud, yaitu 3,3 juta orang.
    Oleh karena itu, kesejahteraan guru menjadi salah satu dari tiga pokok urgensi yang ingin dipecahkan oleh RUU Sisdiknas.
    "RUU Sisdiknas dirancang untuk mengatasi kesenjangan, meningkatkan mutu dan memperbaiki kesejahteraan guru," ujarnya.
    Ia menambahkan, pihaknya sudah mendeteksi kesenjangan itu sejak lama.
    Berdasarkan data yang dimiliki oleh Kemendikbudristek, gap antara hasil belajar siswa dari keluarga kelas menengah atas dengan keluarga kelas menengah bawah terpaut sekitar dua tahun pembelajaran.
    "Dua orang anak boleh jadi berusia sama dan menempuh tahun pembelajaran yang sama tetapi hasil belajar mereka kalau dari status sosial ekonomi yang berbeda itu biasa terpaut sampai dengan dua tahun bahkan lebih," ujarnya.
    Selain itu, kesenjangan antar daerah juga sangat besar. Nino mengatakan di pulau Jawa terdapat cukup banyak daerah yang tertinggal jika dibandingkan dengan pusat-pusat kota di Jawa.
    "Apalagi kita berbicara kesenjangan antarpulau. Ada Jawa dan luar Jawa antara Indonesia Barat dengan Indonesia Timur," tuturnya
    Selain itu, menurutnya, rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia juga menjadi pembahasan yang serius dalam RUU Sisdiknas. Kemendikbud mengklaim telah berhasil memberikan akses kepada mayoritas anak usia wajib belajar dari SD hingga SMA.
    "Sayangnya kita tidak banyak mengalami kemajuan dalam hal memastikan bahwa setelah anak-anak berada di sekolah mereka betul-betul punya kesempatan untuk belajar, bertumbuh dan berkembang daya nalar, kreativitas dan karakter," kata Nino.
    "Salah satu akar dari itu adalah kultur yang birokratis yang mendominasi satuan pendidikan dan sistem pendidikan kita secara umum," imbuhnya.
    Mendikbudristek Nadiem Makarim berjanji lewat RUU Sisdiknas, seluruh guru bisa menerima TPG tanpa harus dibuktikan dengan sertifikasi melalui program PPG yang waktu tunggunya membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun.
    "Jika RUU Sisdiknas ini diloloskan, mereka akan bisa langsung menerima tunjangan tanpa harus menunggu proses sertifikasi dan mengikuti program PPG yang antreannya panjang," kata Nadiem dikutip dari siaran kanal YouTube Kemendikbud RI, Senin (12/9).
    Nadiem melanjutkan selama ini ketentuan tunjangan terpisah, sehingga tunjangan profesi dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen justru malah membuat hanya segelintir guru dengan syarat tertentu yang dapat tunjangan kesejahteraan.
    Ia menyebutkan setidaknya 1,3 juta guru dijamin mendapatkan TPG berdasarkan UU tersebut. Sementara sekitar 1,6 juta yang lain belum bisa menerima TPG lantaran terhalang aturan sertifikasi yang diwajibkan UU Guru dan Dosen tahun 2005 itu.
    Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mempertanyakan keseriusan Kemendikbudristek dalam memberikan tunjangan profesi guru. Mereka menilai penghapusan pasal terkait tunjangan profesi guru dalam draf RUU Sisdiknas justru menimbulkan kekhawatiran bagi tenaga pendidik.
    PGRI mendesak pemberian tunjangan profesi guru diatur secara eksplisit dalam RUU Sisdiknas, bukan malah dihapuskan. (lna/pmg)"
     

    Hasil Cek Fakta

    Rujukan

  • (GFD-2024-15829) Cek Fakta: Klaim Indonesia Kekurangan 140 Ribu Dokter

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 04/02/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menyebut bahwa pihaknya akan mengatasi kekurangan dokter di Indonesia jika terpilih menjadi presiden periode 2024-2029.
    Hal ini disampaikan Prabowo saat menyampaikan visi dan misi dalam debat capres di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Menurut Prabowo, Indonesia saat ini masih kekurangan sekitar 140 ribu dokter.
    "Kami akan segera mempercepat mengatasi kekurangan dokter di Indonesia, kita kekurangan sekitar 140 ribu dokter," kata Prabowo, Minggu (4/2/2024).
    Untuk mengatasi kekurangan jumlah dokter di Indonesia, kata Prabowo, pihaknya akan menambah fakultas kedokteran yang sudah ada saat ini. Mantan Danjen Kopassus itu menyebut, ia akan membangun hingga 300 fakultas kedokteran.
    "Itu akan kami segera atasi dengan cara, kami akan menambahkan fakultas kedokteran Indonesia. Dari yang sekarang 92, kami akan bangun 300 fakultas kedokteran," ucap Prabowo.
    Dikutip dari artikel berjudul "Indonesia Masih Kekurangan 130 Ribu Dokter pada Juli 2022" yang dimuat databoks.katadata.co.id, Indonesia memang masih kekurangan jumlah dokter.
    Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa kebutuhan dokter di Indonesia masih di bawah standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO), yakni 1 dokter per 1.000 penduduk.
    "Saat ini jumlah dokter yang dibutuhkan di Indonesia sekitar 270 ribu, sementara saat ini baru ada sebanyak 140 ribu. Artinya, masih ada kekurangan dokter sebanyak 130 ribu,” ujar Menkes Budi dalam siaran persnya, Selasa (12/7/2022).
    Menurut Menkes Budi, saat ini jumlah lulusan dokter di Indonesia hanya 12 ribu orang per tahun. Dengan demikian, jika tidak ada perubahan signifikan, kekurangan dokter itu baru bisa dicapai dalam waktu 10 tahun mendatang.
    Untuk menghindari kondisi tersebut, Kemenkes kini mengadakan kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) demi mempercepat pemenuhan kebutuhan dokter di Indonesia.
    Kerja sama itu diresmikan lewat penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Peningkatan Kuota Penerimaan Program Sarjana Kedokteran, Program Dokter Spesialis, dan Penambahan Program Studi Dokter Spesialis melalui Sistem Kesehatan Akademik pada Selasa (12/7/2022).
    "Salah satu strategi yang disepakati dalam implementasi sistem ini, di antaranya peningkatan kuota penerimaan mahasiswa program sarjana kedokteran dan dokter spesialis dan penambahan prodi dokter spesialis, sesuai prioritas kebutuhan dari Kemenkes. Ini adalah prinsip dasar perubahan transformasi ini,” jelas Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam siaran pers, Selasa (12/7/2022).
    Kemkes dan Kemendibudristek juga menyatakan berkomitmen mempercepat pemenuhan kebutuhan dosen di rumah sakit pendidikan melalui beberapa inisiatif, seperti pengusulan Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK) bidang Kedokteran, pemberian penugasan dan bimbingan teknis untuk perguruan tinggi, alokasi beasiswa LPDP, penguatan sistem seleksi mahasiswa, serta penjaminan mutu lulusan kedokteran melalui uji kompetensi.
    Selain itu, isu kekurangan jumlah dokter juga sempat menjadi perhatian DPR RI. Informasi ini dikutip dari artikel berjudul "Isu Kurangnya Jumlah Dokter Harus Jadi Fokus Pemerintah" yang dimuat situs dpr.go.id pada 12 Januari 2023.
    Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menilai isu terkait kurangnya jumlah dokter di Indonesia harus menjadi fokus perhatian pemerintah. Salah satu solusi untuk menanganinya adalah dengan memprioritaskan pemberian beasiswa LPDP kepada peserta pendidikan bidang kedokteran.
    "Saat ini jumlah dokter di Indonesia masih jauh di bawah standar ideal yang ditetapkan oleh WHO. Maka sudah selayaknya jika ada percepatan pemenuhan kebutuhan dokter di Indonesia. Salah satunya dengan mengatur prioritas pemberian beasiswa LPDP untuk peserta pendidikan di bidang kedokteran," ujar Syaiful Huda dalam keterangan yang diterima tim Parlementaria, Rabu (10/01/2023).
    Huda menilai salah satu kendala studi bidang kedokteran adalah tingginya biaya yang harus ditanggung. Sehingga, dengan adanya prioritas penggunaan LPDP bagi peserta pendidikan di bidang kedokteran, hal itu akan meningkatkan minat lulusan SMA mengambil studi kedokteran.
    "Jika ada jaminan pembiayaan studi bagi mereka yang memenuhi kualifikasi, maka kami yakin jika kekurangan dokter di Indonesia bisa dipenuhi dalam waktu relatif singkat," lanjutnya.
    Berdasarkan standar WHO, lanjut Huda, jumlah ideal dokter adalah 1:1.000 penduduk. Dengan demikian, jumlah penduduk Indonesia sekitar 270 juta jiwa, maka kebutuhan dokter di Indonesia mencapai 270.000.
    "Sementara berdasarkan data dari Kemenkes dokter eksisting berjumlah sekitar 140 ribu jiwa. Ini artinya ada kekurangan jumlah dokter sekitar 130.000 orang," katanya.
    Di sisi lain, Huda menyebutkan bahwa rata-rata lembaga penyelenggara pendidikan di Indonesia hanya mampu meluluskan 12.000 calon dokter per tahunnya. Melihat dari hal itu, maka butuh waktu sekitar 10 tahun agar bisa memenuhi kebutuhan jumlah ideal dokter di Indonesia.
    "Ini belum jika ada perkembangan jumlah penduduk. Maka dibutuhkan langkah terobosan untuk memperbesar kuota lulusan dokter di Indonesia," katanya.
    Politisi Fraksi PKB ini mengungkapkan, sebenarnya sudah ada upaya memperbesar kuota lulusan dokter di Indonesia. Salah satunya yakni dalam bentuk Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Kesehatan dan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi untuk memperbesar kuota penerimaan program sarjana kedokteran, program dokter spesialis, dan penambahan program studi dokter spesialis.
    "Namun penambahan kuota ini tidak akan berdampak besar jika tidak ada intervensi untuk memastikan peningkatan jumlah peserta didik program kedokteran. Maka harus ada kepastian dari pemerintah agar ada jaminan beasiswa bagi mereka yang memenuhi kualifikasi. Salah satunya melalui redistribusi pemberian beasiswa LPDP," pungkasnya.
    Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa Indonesia memang masih kekurangan tenaga dokter. Informasi dikutip dari artikel berjudul "Indonesia Memiliki 140 Ribu Dokter Aktif, Menkes: WHO Bilang Harusnya 270 Ribu" yang dimuat dari artikel yarsi.ac.id.
    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan Indonesia masih kekurangan tenaga dokter. Budi mengatakan saat ini Indonesia hanya memiliki sekitar 140 ribu dokter aktif. Angka tersebut, menurut Budi, masih jauh dari presentase jumlah dokter yang sesuai standar WHO.
    "Kalau kita punya 140 ribu, WHO bilang harusnya 270 ribu, tentu dokter yang kita punya kurang. Mau bagaimanapun argumentasi kita, memang kenyataannya kita kurang jumlah dokter," ujar Budi Sadikin.
    Hal tersebut diungkapkan Budi dalam Muktamar XI Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI). WHO memiliki rasio ideal dokter umum dan penduduk dengan skala 1:1000 dokter. Sementara dengan jumlah penduduk Indonesia kurang lebih sebanyak 270 juta jiwa. Budi berharap lembaga pendidikan kedokteran dapat membantu peningkatan SDM di bidang kedokteran.
    "Saya butuh sekali bantuan teman-teman dari berbagai stakeholder pendidikan kedokteran untuk menciptakan lebih banyak dan cepat dokter," tutur Budi.
    "Agar mereka lebih cepat untuk memberikan layanan bagi masyarakat Indonesia. Saya percaya kalau kita bisa cepat dan tingkatkan, maka ini akan jadi legacy yang mendukung kesejahteraan anak kita," tambah Budi.
    Sementara itu, Ketua AIPKI Pusat Budu mengatakan akan mendukung upaya pemerintah untuk mewujudkan pendidikan kedokteran kelas dunia.
    AIPKI, kata Budu, berupaya mengantisipasi perubahan tatanan kebiasaan baru masa pandemi Covid-19.
    "Ini sangat berpengaruh pada perubahan proses belajar mengajar di semua institusi pendidikan kedokteran di Indonesia. Selanjutnya adanya pola adaptasi baru dan protokol kesehatan menjadi syarat utama proses kegiatan pendidikan," ujar Budu.
    Jumlah dokter di Indonesia memang masih jauh dari standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). Jumlah ideal dokter yang dimiliki oleh suatu negara jika merujuk pada standar WHO adalah 1:1000 (1 dokter per 1.000 penduduk). Sementara di Indonesia sendiri masih menempati perbandingan 0,47 dokter per 1.000 penduduk.
    Dosen Departemen Ilmu Komunikas

    Hasil Cek Fakta

    Rujukan

  • (GFD-2024-15828) Cek Fakta: Ganjar Sebut Buruh Tuntut Revisi UU Cipta Kerja, Benarkah?

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 04/02/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Calon Presiden (Capres) nomor 3 Ganjar Pranowo menyebut buruh menuntut revisi Undang-Undang Cipta Kerja, pernyataan tersebut diucapkannya dalam debat capres, Minggu (4/2/2024).
    Berikut pernyataan Ganjar  buruh menuntut revisi Undang-Undang Cipta Kerja tersebut.
    "Kawan-kawan buruh yang kemarin bertemu dengan saya tolong segera review UU Cipta Kerja, karena ini yang perlu mendapatkan keseimbangan dengan nasib kami,"
    Benarkah pernyataan Ganjar buruh menuntut revisi Undang-Undang Cipta Kerja? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
    Penelusuran Fakta
    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri pernyataan Ganjar buruh menuntut revisi Undang-Undang Cipta Kerja, dalam artikel berjudul "Buruh Demo di Berbagai Daerah 10 Oktober 2023, Kawal Gugatan Uji Materiil UU Cipta Kerja ke MK" yang dimuat situs Liputan6.com. pada 3 Oktober 2023,
    Artikel Liputan6.com menyebutkan, Kelompok buruh akan kembali melayangkan gugatan uji materiil Undang-Undang Cipta Kerja ke Mahkamah Konstitusi (MK). Langkah ini akan dibarengi dengan gelombang aksi demo di daerah.
    Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, langkah hukum dan aksi unjuk rasa turun ke jalan jadi bagian yang akan terus dilakukan. Aksi sendiri akan dilakukan mulai 10 Oktober 2023.
    Sementara, gugatan uji materiil akan mulai dimasukkan ke MK sehari sebelumnya, yakni 9 Oktober 2023.
    "Kita lakukan aksi bergelombang, akan dipindahkan ke daerah mulai 10 Oktober hari Selasa," ujarnya dalam Konferensi Pers virtual, di Jakarta, Selasa (3/10/2023).
    Dia mengatakan, aksi bergelombang ini artinya pelaksanaan demonstrasi di daerah-daerah berbeda. Artinya, ada unjuk rasa yang dilakukan bergantian tak hanya dipusatkan di DKI Jakarta saja.
    "Misalnya di Jakarta, lalu, Surabaya, Semarang, Pasuruan, Medan, hingga Makassar, terus begerlombang tiap hari tapi gantian," ungkapnya.
    Dalam artikel berjudul "Ganjar Diminta Evaluasi UU Cipta Kerja Saat Bertemu Buruh di Tegal" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 11 Januari 2024, Calon presiden (capres) nomor urut tiga Ganjar Pranowo bertemu dengan kelompok buruh di Desa Jagapura, Kecamatan Kersana, Brebes, Jawa Tengah. Didampingi Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea, Ganjar menerima masukan untuk mengevaluasi Undang-Undang Cipta Kerja.
    “Mereka yang paling banyak disampaikan kepada saya adalah review atau evaluasi Cipta Kerja, Undang-Undang. Pak Ganjar tolong lah ini. Dan lebih spesifik adalah isunya kalau kena PHK dikembalikan pada ketentuan awal, khususnya soal pesangon,” tutur Ganjar Pranowo usai menginap di rumah warga Tegal, Jawa Tengah, Kamis (11/1/2024).
     
     

    Hasil Cek Fakta

  • (GFD-2024-15827) Benar, Klaim Ganjar soal Cegah Stunting Dapat Dilakukan dengan Memberikan Gizi Sejak Dalam Kandungan atau Ibu Hamil

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 04/02/2024

    Berita


    Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo pada debat capres 2024 sesi ke-5 menyatakan mencegahstuntingdapat dilakukan dengan memberikan gizi sejak di dalam kandungan atau ibu hamil.
    “Kalau ngasih makanannya untuk mencegah stunting saya sama sekali tidak setuju karena itu terlambat. Stunting ditangani sejak dalam kandungan, ibunya yang dikasih gizi, ibunya sehat anaknya pertumbuhannya dilihat. Kalau bapak kasih makan ke ibu hamil saya baru setuju pak, indeks kita bagus anaknya akan bagus. Kalau sudah lahir itu gizi buruk jangan sampaiconfuse itu gizi buruk, jangan sampai terjadi obesitas itu lebih berbahaya lagi. Ini yang kira-kira bisa dilakukan jadi mengatasi stunting sejak ibu hamil,” ujarnya saat debat capres 2024 kelima, Minggu, 4 Februari 2024.
    Lantas benarkah mencegahstunting dapat dilakukan dengan memberikan gizi sejak di dalam kandungan atau ibu hamil?

    Hasil Cek Fakta


    Dalam Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting setidaknya ada tiga pendekatan dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia yaitu intervensi gizi, pendekatan keluarga berisiko dan pendekatan multisektor. 
    Stunting sendiri diketahui merupakan kondisi gagal tumbuh yang mempengaruhi fisik dan otak anak, akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama. Meski demikian banyak faktor penyebab lainnya, seperti faktor perilaku, lingkungan sosial budaya dan ekonomi, serta pelayanan kesehatan.
    Dikutip dari TEMPO, faktor penyebab stunting antara lain adalah masalah asupan nutrisi kurang. Karena itu Langkah pencegahanstunting dapat dilakukan dengan memperbaiki pola makan, pola asuh, dan peningkatan sanitasi serta air bersih. Dengan memberikan protein hewani yang penting untuk mencegah stunting, memperbaiki pola asuh sejak dari masa kandungan dengan menutrisi dan mengedukasi ibunya, serta mencegah infeksi.
    Dalam buku Kebijakan dan Strategi Penurunan Stunting, intervensi gizi secara langsung pada ibu hamil dapat menurunkan resiko terjadinyastunting. Intervensi ini seperti memberikan asupan gizi yang cukup selama masa kehamilan hingga 23 bulan.  
    Penelitian Ni Wayan Dian Ekayanthi dan  Pudji Suryani dari Poltekkes Bandung seperti diterbitkan dalam Jurnal Kesehatan, Volume 10, Nomor 3, November 2019 mendapati upaya perbaikan yang diperlukan untuk mengatasi stunting salah satunya adalah melalui intervensi gizi spesifik pada ibu hamil. Kelas ibu hamil merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang berkaitan dengan gizi dan kesehatan saat kehamilan untuk mencegah stunting. 
    Menurut Anis Fuad, Dosen Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi FK-KMK UGM, secara lebih lengkap sebenarnya intervensi terhadap stunting dapat dimulai pada kelompok remaja, menjadi pasangan usia subur (PUS), kehamilan, masa neonatus sampai dengan balita. 

    Kesimpulan


    Hasil Pemeriksaan fakta, pernyataan Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo tentang mencegah stunting dapat dilakukan dengan memberikan gizi sejak di dalam kandungan atau ibu hamil adalahbenar.
    Stunting sendiri diketahui merupakan kondisi gagal tumbuh yang mempengaruhi fisik dan otak anak, akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama. Langkah pencegahan stunting dapat dilakukan dengan memperbaiki pola makan, pola asuh, dan peningkatan sanitasi serta air bersih. 
    **Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id
    Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 16 media dan 7 panel ahli di Indonesia

    Rujukan