• (GFD-2024-15801) Cek Fakta: Anies Sebut 15 Juta Orang Jadi Korban Kekerasan Seksual, Betulkah Klaim Itu

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/02/2024

    Berita

    Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan mengaku frustasi saat mengetahui ada lebih dari 15 juta orang menjadi korban kekerasan seksual.

    Menurutnya kasus ini tidak menjadi kepedulian dari elite.

    Hasil Cek Fakta

    Mengacu pada data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA), pada periode 1 Januari - 27 September 2023, terdapat 19.593 kasus kekerasan seksual.

    Dari jumlah tersebut, kasus kekerasan mayoritas dialami perempuan.

    Berdasarkan usia, korban kekerasan di Indonesia didominasi kelompok usia 13-17 tahun dengan jumlah mencapai 7.451 korban atau 38 persen dari total korban kekerasan periode tersebut.

    Sementara data Komnas Perempuan, catatan tahun 2023 memperlihatkan 457.895 kasus kekerasan terhadap perempuan.

    Namun klaim angka dari Anies ini sulit diverifikasi karena pernyataan tersebut tidak mengacu pada parameter waktu tertentu.

    Selain itu data ini juga tidak mencerminkan seluruh kasus yang terjadi di masyarakat.

    Sedangkan berdasarkan penelitian Indonesia - National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) yang dirilis pada tahun 2022, mencatat terdapat 1 dari 3 remaja Indonesia mempunyai masalah kesehatan mental di rentang usia 10-17 tahun. Angka tersebut juga setara dengan 15,5 juta remaja.

    Adapun dalam laporan tersebut pada tahun yang sama, 15,5 juta remaja mengalami masalah mental, dan 2,45 juta remaja alami gangguan mental.

    Sementara jenis gangguan mental yang banyak diderita remaja adalah gangguan kecemasan 3,7 persen, gangguan depresi mayor 1 persen, gangguan perilaku 0,9 persen.

    Dari jumlah tersebut, hanya 2,6 persen yang mengakses layanan konseling.

    Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo), Cekfakta.com, bersama 16 media dan 7 panel ahli di Indonesia.

    Para panel ahli yang terlibat diantaranya Dosen Departemen Biostatistik, Epidemiologi dan Kesehatan Populasi Fakultas Kesehatan UGM Anis Fuad; Associate Professor, Data Science Program, Monash University Indonesia, dan co-director Monash Data and Democracy Research Hub Derry Wijaya; Dosen Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta Dina Listiorini.

    Kemudian Direktur Eksekutif SETARA Institute Halili Hasan; Senior Researcher Associate Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG) Kiara Esti; Peneliti Senior The SMERU Research Institute Luhur Arief Bima; dan Dosen Hukum Ketenagakerjaan Fakultas Hukum UGM Nabiyla Risfa Izzati.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15800) CEK FAKTA: Prabowo Sebut Stroke dan Jantung Penyebab Kematian Utama di Indonesia

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/02/2024

    Berita

    alon presiden (capres) nomor 2 Prabowo Subianto mengatakan, dua penyebab kematian utama di Indonesia yakni karena penyakit stroke dan jantung.

    Menurut Prabowo, hal itu terjadi karena di beberapa kabupaten tidak ada dokter spesialis jantung dan stroke, dan tidak ada fasilitas CT scan yang memadai.

    Hasil Cek Fakta

    Dilansir dari laman Kata Data, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2019 menunjukkan, bahwa stroke merupakan penyakit yang menyumbang angka kematin terbanyak di Indonesia yakni 131,8 kasus kematian per 100.000 penduduk.

    Kemudian, penyakit jantung menjadi yang kedua yakni 95,68 kasus per 100.000 penduduk.

    Dilansir dari laman Sehat Negeriku, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa layanan kesehatan untuk penyakit stroke perlu diperkuat.

    Saat ini, jumlah fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan spesialis bedah jumlahnya belum memadai.

    Dari 34 provinsi baru 20 provinsi yang bisa melakukan tindakan pakai cathlab sementara 14 provinsi masih belum mampu menyediakan pelayanan stroke.

    Di laman Sehat Negeriku, Budi juga menjelaskan bahwa, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah (SpJP) hanya berjumlah 1.485 orang.

    Jumlah ini, kata Menkes, masih jauh dari kebutuhan. Padahal, idealnya, 1 dokter jantung melayani 100.000 orang. Namun, saat ini, 1 dokter jantung harus melayani sebanyak 250.000 orang.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15799) Prabowo Bilang Indonesia Kekurangan 140 Ribu Dokter, Apa Iya?

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/02/2024

    Berita

    Prabowo Bilang Indonesia Kekurangan 140 Ribu Dokter
    "Kami akan segera mempercepat, mengatasi kekurangan dokter di Indonesia, kita kekurangan sekitar 140.000 dokter dan itu akan kita segera atasi dengan cara kita akan menambah fakultas kedokteran di Indonesia. Dari yang sekarang 92, kita akan membangun 300 fakultas kedokteran,” kata Prabowo dalam Debat Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (4/1/2024).

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran Tirto, pada 2022, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, menuturkan, berdasarkan data World Health Organization (WHO), diperlukan satu dokter dalam 1.000 populasi penduduk. Saat ini, Indonesia baru memiliki 110.000 dokter di seluruh wilayah di Tanah Air sehingga masih dibutuhkan 160.000 lulusan kedokteran dari 92 fakultas kedokteran. Budi juga memprediksi, butuh waktu 14 tahun untuk mencapai angka tersebut. Debat Pilpres 2024 yang terakhir kali ini akan diselenggarakan hari ini pada Minggu, 4 Februari 2024 pukul 19.00 WIB di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat. Tema debat terakhir ini akan mengangkat tema Kesejahteraan Sosial, Pembangunan SDM dan Inklusi dengan sub tema, antara lain Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Kebudayaan, Teknologi Informasi serta Kesejahteraan Sosial dan Inklusi.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tirto, pada 2022, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, menuturkan, berdasarkan data World Health Organization (WHO), diperlukan satu dokter dalam 1.000 populasi pendudu

    Rujukan

  • (GFD-2024-15798) Anies Sebut 70 Juta Orang Tak Punya Jaminan Sosial, Ini Faktanya

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/02/2024

    Berita

    Anies Sebut 70 Juta Orang Tak Punya Jaminan Sosial

    “Bicara jaminan sosial, lebih dari 70 juta orang tidak punya jaminan sosial,” kata Anies dalam Debat Capres Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (4/1/2024).

    Hasil Cek Fakta

    Mengutip data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2023, terdapat jumlah orang yang bekerja mencapai 138,63 juta orang. BPJS Ketenagakerjaan juga mencatat hingga Juli 2023, jumlah kepesertaan baru mencapai 37,40 juta orang. Artinya, dari seluruh penduduk bekerja, hanya 26,97 persen yang telah terlindungi jaminan sosial ketenagakerjaan. Para capres menyampaikan visi dan misi serta beradu program dalam debat capres-cawapres kelima yang diselenggarakan pada 4 Februari 2024 di JCC Senayan, Jakarta Pusat. Tema debat terakhir ini mengangkat tema Kesejahteraan Sosial, Pembangunan SDM dan Inklusi dengan sub tema, antara lain Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Kebudayaan, Teknologi Informasi serta Kesejahteraan Sosial dan Inklusi.

    Kesimpulan

    Mengutip data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2023, terdapat jumlah orang yang bekerja mencapai 138,63 juta orang. BPJS Ketenagakerjaan juga mencatat hingga Juli 2023, jumlah kepesertaan baru mencapai 37,40 juta orang. Artinya, dari seluruh penduduk bekerja, hanya 26,97 persen yang telah terlindungi jaminan sosial ketenagakerjaan.

    Rujukan