• (GFD-2023-14393) CEK FAKTA: Anies Sebut Laporan Mega Suryani Tidak Diperhatikan

    Sumber:
    Tanggal publish: 12/12/2023

    Berita

    Anies menyinggung kasus kematian Mega dalam debat perdana calon presiden Pemilu 2024 yang digelar, pada Selasa (12/12/2023) di Gedung KPU, Jakarta. "Kita menyaksikan pada saat ini ada peristiwa seperti peristiwa ibu Mega. Ibu Mega Suryani Dewi, seorang ibu rumah tangga yang mengalami kekerasan rumah tangga, lapor pada negara, tidak diperhatikan dan dia meninggal korban kekerasan," kata Anies.

    Hasil Cek Fakta

    Dilansir Kompas.com, Mega pernah melayangkan laporan dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ke Kepolisian Resor (Polres) Metro Bekasi. Laporan KDRT itu dilayangkan Mega pada Agustus 2023, satu bulan sebelum nyawanya dihabisi Nando pada 7 September 2023.

    Kakak Mega, Deden (27), menyebut adiknya sempat datang ke kantor polisi untuk melaporkan sekaligus melakukan visum. Namun, saat akan diproses, Nando menyangkal semua tuduhan yang dilayangkan Mega ke polisi.

    "Sudah sempat dilaporkan, sudah sempat visum juga, cuma dari pihak pelaku menyangkal dan (polisi) memutuskan buat disetop," kata Deden di Polsek Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, pada 11 September 2023. Namun, Polres Metro Bekasi membantah telah menghentikan laporan KDRT yang pernah dilayangkan Mega sebelum tewas dibunuh suaminya.

    "Kami enggak ada (putusan) menghentikan laporan (KDRT Mega)," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kompol Gogo Galesung kepada Kompas.com, 13 September 2023. Gogo menjelaskan, Mega membuat laporan pada Agustus 2023. Polisi mengarahkan korban untuk melakukan visum. Setelah menyerahkan hasil visum itu, Mega pulang. Ketika itu, Mega akan dipanggil kembali untuk diperiksa dan dimintai keterangan berkait laporannya. Namun, Mega tidak hadir pada waktu yang ditentukan untuk pemeriksaan.

    "Kami telepon pastinya, kalau pelapor enggak datang ini bagaimana. Mega enggak angkat telepon," jelas Gogo. Gogo menuturkan, polisi lalu mendapat pesan dari Mega yang mengatakan dia tidak bisa datang karena sudah kembali dengan suaminya.

    Dilansir Kompas.com, Komisioner Nasional (Komnas) Perempuan Siti Aminah Tardi mengatakan, pembunuhan Mega Suryani Dewi dikategorikan sebagai femisida. "Tidak ditangganinya kasus KDRT karena disarankan berdamai sehingga (laporan) tidak berlanjut, menunjukkan kasus KDRT belum dikenali potensinya ke arah femisida, khususnya oleh penyidik" ucap Siti kepada Kompas.com, 13 September 2023.
  • (GFD-2023-14392) Cek Fakta Debat Capres: Prabowo Taruh Isu Hukum & HAM Paling Atas di Visi Misi

    Sumber:
    Tanggal publish: 12/12/2023

    Berita

    Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, secara berapi-api menyampaikan visi dan misi dalam acara Debat Pertama Calon Presiden Pemilu Tahun 2024 di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023) malam.

    Dalam penyampaiannya, Prabowo menegaskan isu hukum dan hak asasi manusia (HAM) ia taruh sebagai prioritas paling atas dalam visi dan misinya.

    Hasil Cek Fakta

    “Hal-hal ini [isu hukum dan HAM] kita taruh paling atas [dalam visi dan misi],” ujar Prabowo.

    Berdasarkan dokumen yang diterima RRI November lalu, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka telah mengumumkan misi yang disebut Asta Cita

    Pada visi dan misi pasangan Prabowo-Gibran, isu hukum dan HAM memang ditaruh pada poin atas.

    Berikut misi Prabowo-Gibran yang disebut Asta Cita.

    1. Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM).

    2. Memperkokoh sistem hankam negara dan mendorong kemandirian lewat sejumlah swasembada mulai dari pangan hingga energi.

    3. Meningkatkan lapangan kerja berkualitas serta mendorong kewirausahaan dalam mengembangkan industri kreatif dan melanjutkan pembangunan infrastruktur.

    4. Memperkuat pembangunan SDM, sains, teknologi, pendidikan, hingga penguatan peran penyandang disabilitas.

    5. Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

    6. Pembangunan yang bersifat bottom up dari desa dan lapisan bawah guna pemerataan ekonomi dan memberantas kemiskinan.

    7. Memperkuat reformasi di bidang politik, hukum, dan birokrasi. Memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba.

    8. Memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan dan budaya serta meningkatkan toleransi antarumat beragama.
  • (GFD-2023-14391) Cek Fakta: Tidak Benar Judul Artikel Jadwal Kunker RI 1 dan RI 3 di Daerah NTT

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 12/12/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan judul artikel jadwal kunjungan kerja (Kunker) RI 1 dan RI 3 di tiga daerah NTT. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 4 Desember 2023.
    Dalam postingannya terdapat cuplikan layar artikel berjudul:
    "BREAKING NEWS: Jokowi Kunjungi NTT, Begini Jadwal Kunker RI I dan RI 3 Berkunjung di Tiga Daerah"
    Postingan artikel itu juga disertai narasi:
    "Ngintil Mulu!! Bisa gak sih, kalau pak Ganjar ke mana-mana gak usah diberitain?"
    Akun itu juga menambahkan narasi "Ngintil mulu"
    Lalu benarkah postingan judul artikel jadwal kunjungan kerja RI 1 dan RI 3 di tiga daerah NTT?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel yang identik dengan postingan. Artikel itu diunggah oleh Pos Kupang.com pada 4 Desember 2023 pukul 06.23 WIB.
    Nama penulis dan editor dalam artikel tersebut juga identik dengan yang ada di postingan. Namun dalam artikel asli punya judul sebagai berikut:
    "BREAKING NEWS: Jokowi Kunjungi NTT, Begini Jadwal Kunker Presiden di Tiga Daerah"

    Kesimpulan


    Postingan judul artikel jadwal kunjungan kerja RI 1 dan RI 3 di tiga daerah NTT adalah tidak benar. Faktanya judul dalam artikel itu telah diedit.

    Rujukan

  • (GFD-2023-14390) Cek Fakta: Tidak Benar Omicron XBB Varian Baru Covid-19 yang 5 Kali Lebih Mematikan dari Delta

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 12/12/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim muncul varian baru Covid-19 Omicron XBB yang 5 kali lebih mematikan dari Delta. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 8 Desember 2023.
    Unggahan klaim muncul varian baru Covid-19 Omicron XBB yang 5 kali lebih mematikan dari Delta, berupa tulisan sebagai berikut.
    "Awas...! Covid varian terbaru Omicron XBB 5 x lebih ganas mematikan dari varian Delta...
    Tidak batuk..tidak demam
    Yg ada sakit kepala, nyeri Sendi, radang paru, hilang nafsu makan...Sakit leher.., Sakit punggung bgn atas..
    Mari Kembali disiplin selalu memakai MASKER...kemana dan dimana saja terutama tempat2 ramai..."
    Benarkah muncul varian baru Covid-19 Omicron XBB yang 5 kali lebih mematikan dari varian Delta? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim muncul varian baru Covid-19 Omicron XBB yang 5 kali lebih mematikan dari Delta, dengan mencari waktu kemunculan varian XXB. Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Varian XBB Masuk RI, Kemenkes Perketat Surveilans di Batam dan DKI" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 24 Oktober 2022.
    Situs Liputan6.com menyebutkan, Indonesia telah mendeteksi adanya varian XBB yang merupakan salah satu subvarian Omicron. Kasus pertama varian XBB di Indonesia berasal dari transmisi lokal yang terdeteksi pada seorang perempuan, berusia 29 tahun.
    Pada 22 Oktober 2022, Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril mengungkapkan, satu kasus varian Omicron XBB yang terdeteksi baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
    “Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam. Dia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September 2022. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober 2022,” jelasnya dalam keterangan resmi. 
    Cek Fakta Liputan6.com kembali menelusuri dan menemukan artikel berjudul "Gejala yang Sempat Dialami 4 Pasien COVID-19 Varian XBB di RI" yang tayang di Liputan6.com pada 31 Oktober 2022.
    Dalam artikel Cek Fakta Liputan6.com, Juru Bicara Covid-19 Kemenkes RI, dr Mohammad Syahril mengatakan, Subvarian XBB ini memang dia cepat menular, seperti halnya sub-Omicron yang lalu. Cuma hanya tingkat fatalitas maupun angka kesakitan rumah sakit tidak terlalu tinggi.
    "Sama gejalanya batuk, pilek, demam, badan lemah, dan seterusnya. Tapi tidak separah (yang sebelumnya), kemungkinan kenapa tidak parah itu salah satunya memang karena sifat atau spesifikasi virus itu dan adanya antibodi vaksin yang ada di dalam tubuh," ujar Syahril menambahkan.
    Selain itu terdapat penjelasan dari Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro. Ia menyampaikan vaksin covid-19 masih efektif menghadapi gejala berat dari varian XBB.
    "Jadi biasanya gejala yang muncul itu pasti ada demam, kedinginan, ngilu-ngilu, nyeri otot, nyeri sendi, batuk, pilek, kelelahan, sakit kepala, mual muntah. Ada juga sih yang mengalami sesak napas, tapi kita bersyukur sekarang dan semoga ke depannya tidak ada yang mengalami kematian," ujar dr. Reisa.
    "Vaksin masih merupakan hal yang sangat penting untuk menekan gejala yang timbul dan risiko kematian yang diakibatkannya," ujarnya menegaskan.
    Ketua Satgas Covid-19 IDI, Erlina Burhan, gejala yang ditimbulkan oleh subvarian XBB cenderung mirip dengan gejala COVID-19 varian Omicron secara umum.
    "Hingga saat ini, gejala XBB mirip dengan gejala COVID Omicron secara umum, jadi ada demam, batuk, lemas, sesak, nyeri kepala, nyeri tenggorok, pilek, mual, muntah, dan diare," ujar Erlina dalam konferensi pers daring.
    Sejauh ini, lanjut Erlina, belum ada laporan resmi yang mengatakan bahwa XBB menyebabkan COVID-19 dengan gejala yang lebih berat.
    "Belum ada laporan ilmiah resmi yang menyatakan XBB menyebabkan COVID-19 dengan gejala yang lebih berat. Hingga saat ini masih dikatakan mirip dengan Omicron yang lain."

    Kesimpulan


    Hasil Cek Fakta Liputan6.comklaim muncul varian baru Covid-19 Omicron XBB yang 5 kali lebih mematikan dari Delta tidak benar.
    Subvarian XBB memang cepat menular, seperti halnya sub-Omicron yang lalu. Cuma hanya tingkat fatalitas maupun angka kesakitan rumah sakit tidak terlalu tinggi.