• (GFD-2023-14409) Cek Fakta Debat Capres: Prabowo Bilang Pendirian Tempat Ibadah Dipersulit

    Sumber:
    Tanggal publish: 12/12/2023

    Berita

    Prabowo Bilang Pendirian Tempat Ibadah Dipersulit

    Hasil Cek Fakta

    Solopos.com, JAKARTA — Pada sesi kedua Debat Pertama Calon Presiden Pemilu Tahun 2024 di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023) malam, calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, menyebut adanya kendala bagi kaum minoritas untuk mendirikan tempat ibadah.

    Ia menyebut sebab sulitnya pendirian tempat ibadah itu adalah birokrasi. “Kelompok minoritas sulit membuka tempat ibadah karena dipersulit oleh birokrasi,” ujarnya.

    Pernyataan Prabowo itu tidak sepenuhnya benar, tidak pula sepenuhnya tidak benar. Selain birokrasi, sejumlah kegagalan pendirian tempat ibadah minoritas juga disebabkan penolakan masyarakat.

    Dikutip dari laman resmi Universitas Airlangga (Unair), Pakar HAM Unair, Haidar Adam, mengatakan bahwa lanskap intoleransi yang berakhir penolakan pendirian tempat ibadah juga dipicu birokrasi.

    Ia menuturkan bahwa Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 9 & No. 8 Tahun 2006 (Peraturan 2 Menteri) memberikan ruang bagi masyarakat untuk memanifestasikan tendensi intoleransi pada pembangunan rumah ibadah.
    Hal ini tentu merupakan bentuk pelanggaran kebebasan beragama dan beribadah, yang di Indonesia merupakan suatu hak konstitusional dan diakui secara tegas sebagai HAM.
  • (GFD-2023-14408) Benar, Klaim Anies Baswedan bahwa Masalah di Papua karena Ketidakadilan

    Sumber:
    Tanggal publish: 12/12/2023

    Berita

    Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan mengatakan bahwa masalah utama Papua, bukanlah soal kekerasan namun karena tidak ada keadilan. Menurut Anies, ada tiga pandangan terkait isu Papua yakni terorisme, separatisme, kriminal.

    “Masalahnya bukan kekerasan. Karena ketika bicara kekerasan di Jakarta juga ada. Ada 3 pandangan soal Papua. Ada yang menganggap ini terorisme, ada yang menganggap ini separatisme, ada yang menganggap ini kriminal.

    Hasil Cek Fakta

    Menurut Zuhairan Yunmi Yunan, Dosen Ekonomi dan peneliti untuk isu korupsi dan Good Governance UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kasus kekerasan di Papua justru paling banyak korbannya adalah masyarakat sipil. Selama ini konflik di Papua direspons sebagai bagian terorisme, padahal hal itu merupakan pembelokan atas isu Papua yang sebenarnya, yaitu pelanggaran HAM, bebas dari diskriminasi dan bebas dari kekerasan.

    Berdasarkan data penelitian The Conversation, sejak 2015 hingga akhir Juni 2023, dari seluruh tindak kekerasan di Papua, kekerasan yang pelakunya berasal dari masyarakat menempati peringkat kedua terbanyak (76 kasus) setelah kekerasan oleh kelompok bersenjata (241 kasus) dari total 378 kasus.

    Hal itu mengonfirmasi bahwa ketidakadilan sosial menjadi salah satu penyebab utama masih terjadinya kekerasan di Papua. Ini mencakup persoalan pengakuan identitas, modernitas yang dipaksakan, dan SDM yang lemah.

    Beranda
    Cek Fakta
    Benar, Klaim Anies Baswedan bahwa Masalah di Papua karena Ketidakadilan
    Selasa, 12 Desember 2023 20:57 WIB


    Bagikan image social image social image social image social
    Benar, Klaim Anies Baswedan bahwa Masalah di Papua karena Ketidakadilan
    Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan mengatakan bahwa masalah utama Papua, bukanlah soal kekerasan namun karena tidak ada keadilan. Menurut Anies, ada tiga pandangan terkait isu Papua yakni terorisme, separatisme, kriminal.

    “Masalahnya bukan kekerasan. Karena ketika bicara kekerasan di Jakarta juga ada. Ada 3 pandangan soal Papua. Ada yang menganggap ini terorisme, ada yang menganggap ini separatisme, ada yang menganggap ini kriminal.

    PEMERIKSAAN KLAIM

    Menurut Zuhairan Yunmi Yunan, Dosen Ekonomi dan peneliti untuk isu korupsi dan Good Governance UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kasus kekerasan di Papua justru paling banyak korbannya adalah masyarakat sipil. Selama ini konflik di Papua direspons sebagai bagian terorisme, padahal hal itu merupakan pembelokan atas isu Papua yang sebenarnya, yaitu pelanggaran HAM, bebas dari diskriminasi dan bebas dari kekerasan.

    Berdasarkan data penelitian The Conversation, sejak 2015 hingga akhir Juni 2023, dari seluruh tindak kekerasan di Papua, kekerasan yang pelakunya berasal dari masyarakat menempati peringkat kedua terbanyak (76 kasus) setelah kekerasan oleh kelompok bersenjata (241 kasus) dari total 378 kasus.

    Hal itu mengonfirmasi bahwa ketidakadilan sosial menjadi salah satu penyebab utama masih terjadinya kekerasan di Papua. Ini mencakup persoalan pengakuan identitas, modernitas yang dipaksakan, dan SDM yang lemah.

    Kriminalitas di Papua harus dilihat dari berbagai aspek. Persoalan Hukum dan Sistem Hukum Pidana yang disporpotional karena kenetralan hukum dan ketidak berpihakan atas kelompok marginal merupakan akar dari tingginya angka tindka pidana. Melihat kasus kriminalitas di Papua harus dilhat lebih kompleks, dan bukan semata-mata angka. Hukum Indonesia yang tidak berpihak kepada kelompok marginal (terutama kelompok miskin) maka dia akan menutup akses keadilan. Disporposionalitas penghukuman bagi mereka yang miskin, buta hukum, tidka mendapat bantuan hukum berkualitas menjadi persoalan penegakan hukum dan kemampuan pengurangan angka kriminalitas (tindak pidana).

    Kesimpulan

    Berdasarkan pemeriksaan Tempo, klaim bahwa Masalah utama Papua, tidak ada keadilan adalah BENAR.
  • (GFD-2023-14407) (CEK FAKTA Debat) Ganjar: Akses Internet di NTT Tak Sama dengan Jawa

    Sumber:
    Tanggal publish: 12/12/2023

    Berita

    Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyebut akses pekerjaan dan internet di Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak sama dengan akses di Pulau Jawa.

    Hasil Cek Fakta

    Pada 2020 lalu pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) memperkuat keberadaan titik akses internet di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

    “BAKTI di NTT sudah membangun 753 titik akses internet, itu adalah internet gratis yang langsung dihubungkan dengan satelit,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika kala itu, Johnny G Plate dalam sambutannya pada acara peresmian akses internet yang berlangsung di Kantor Desa Woloklibang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Jumat (26/6/2020) lalu.

    Jumlah itu lebih sedikit dibandingkan di Pulau Jawa. Bahkan lebih sedikit dari Jawa Barat. Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada 2020, dari 5.312 desa di Jawa Barat, sebesar 80 persen atau sebanyak 4.250 desa sudah memiliki akses internet. Sedangkan 20 persen atau sebanyak 1.062 desa belum memiliki akses internet.

    Dosen Ekonomi dan Peneliti untuk Isu Korupsi dan Good Governance Fakultas Ekonomi Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Zuhairan Yunmi Yunan membenarkan penggunaan internet lebih banyak di Pulau jawa. Mengutip data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) pengguna internet di Indonesia mencapai 210 juta jiwa atau 77,02 persen dari jumlah penduduk. Namun masih ada sekitar 23 persen yang belum sama sekali dapat mengakses internet untuk berbagai tujuan.

    "Survei APJII menunjukkan kontribusi pengguna internet sebagian besar berada di Pulau Jawa (43,92 persen), Sumatera (16,63 persen), dan Sulawesi (5,53 persen). Sedangkan lainnya di bawah lima persen, yaitu Kalimantan (4,88 persen), Nusa Tenggara (2,71 persen), Papua (1,38 persen), Bali (1,17 persen), dan Maluku (0,83 persen). Menunjukkan bahwa pengguna Internet di Indonesia Timur Kurang Dari 5%," kata Zuhairan (12/12/23).
  • (GFD-2023-14406) Cek Fakta Debat Capres: Ganjar Bilang Tidak Ada Faskes di Merauke

    Sumber:
    Tanggal publish: 12/12/2023

    Berita

    Solopos.com, JAKARTA — Calon presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyebut tidak ada fasilitas kesehatan (faskes) di wilayah Merauke, Papua Selatan.

    Pernyataan itu ia sampaikan dalam Debat Pertama Calon Presiden Pemilu Tahun 2024 di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023) malam.

    Ia mengaku menemukan pendeta yang harus menolong ibu melahirkan karena tidak ada faskes di Merauke.

    “Di Merauke kami menemukan pendeta namanya Pak Leo dia harus menolong ibu yang harus melahirkan karena tidak ada fasilitas kesehatan. Dia belajar dari Youtube, sesuatu hak kesehatan yang tidak bisa didapat. Kami akan bangunkan itu, bahwa satu desa satu puskesmas,” ujar Ganjar.

    Hasil Cek Fakta

    Namun berdasarkan penelusuran Solopos.com, ada sejumlah rumah sakit hingga puskesmas di Merauke. Berdasarkan data yang dikemukakan di laman resmi Pemkab Merauke, ada 26 rumah sakit dan puskesmas.

    Berikut daftar rumah sakit dan puskesmas di Merauke:

    Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
    Spesifikasi: Kelas C
    Fasilitas: UGD, ICU, Rawat Inap, dll
    Jl. Rumah Sakit, Merauke

    Rumah Sakit Bunda Pengharapan (RSBP)
    Spesifikasi: Swasta Pelayanan Masyarakat Umum
    Fasilitas: UGD, Rawat Inap, dll
    Jl. Kelapa Lima, Merauke

    Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL)
    Spesifikasi: Layanan Militer dan Masyarakat Umum
    Fasilitas:
    Jl. Trikora, Merauke

    Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD)
    Spesifikasi: Layanan Militer dan Masyarakat Umum
    Fasilitas: UGD, Rawat inap
    Jl. Tanah Miring/ Tugu LB Moerdani, Merauke

    Polikinik AURI
    Spesifikasi : Layanan Umum
    Fasilitas: Rawat Inap, dll
    Jl. Garuda Spadem

    Poliklinik Polisi
    Spesifikasi: Layanan Umum
    Fasilitas:
    Jl. Trikora, Merauke

    PUSKESMAS KIMAAM
    Fasilitas : Perawatan

    PUSKESMAS WAAN
    Fasilitas : Non Perawatan

    PUSKESMAS TABONJI
    Fasilitas : Non Perawatan

    PUSKESMAS ILWAYAB
    Fasilitas : Non Perawatan

    PUSKESMAS OKABA
    Fasilitas : Perawatan

    PUSKESMAS TUBANG
    Fasilitas : Non Perawatan

    PUSKESMAS NGGUTI
    Fasilitas : Non Perawatan

    PUSKESMAS KAPTEL
    Fasilitas : Non Perawatan

    PUSKESMAS KURIK ( KAMPUNG KURIK )
    Fasilitas : Perawatan

    PUSKESMAS KUMBE ( KAMPUNG ONGGARI )
    Fasilitas : Non Perawatan

    PUSKESMAS MOPAH BARU ( Kelurahan Kelapa Lima )
    Fasilitas : Non Perawatan

    PUSKESMAS KUPRIK ( kamp. kuprik )
    Fasilitas : Perawatan

    PUSKESMAS TANAH MIRING
    Fasilitas : Non Perawatan

    PUSKESMAS JAGEBOB
    Fasilitas : Perawatan

    PUSKESMAS SOTA
    Fasilitas : Perawatan

    PUSKESMAS RIMBA JAYA
    Fasilitas : Perawatan

    PUSKESMAS NAUKENJERAI
    Fasilitas : Non Perawatan

    PUSKESMAS MUTING
    Fasilitas : Perawatan

    PUSKESMAS BUPUL
    Fasilitas : Perawatan

    PUSKESMAS ULILIN
    Fasilitas : Perawatan