• (GFD-2023-12174) Cek Fakta: Tidak Benar Minum Oralit Bisa Cegah Dehidrasi saat Puasa

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 27/03/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang menyebut minum oralit saat sahur bisa mencegah dehidrasi saat puasa. Postingan ini beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 24 Maret 2023.
    Dalam postingannya terdapat narasi sebagai berikut:
    "Tips puasa saya, sahur cukup segelas oralit dan segelas air putih. Batalin puasa juga cukup segelas oralit dan segelas air putih, lanjut hidrasi secukupnya sampai sebelum tidur. Makan besar sekali, sebelum Isya, banyakin serat. Hindari buffet ayce (all you can eat), sisanya fokus ibadah."
    Akun itu menambahkan narasi "Tips puasa yang lagi viral: sahur cukup segelas oralit dan segelas air putih."
    Lalu benarkah postingan yang menyebut minum oralit saat sahur bisa mencegah dehidrasi saat puasa?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel berjudul "Guru Besar FKUI Tekankan Minum Oralit untuk Mengatasi Dehidrasi, Bukan Mencegah" yang tayang di Liputan6.com pada 25 Maret 2023.
    Di sana terdapat penjelasan dari Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Profesor Ari Fahrial Syam.
    "Oralit bukan untuk mencegah dehidrasi. Oralit itu mengandung garam dan gula jadi pada orang-orang tertentu seperti penderita diabetes, gulanya bisa naik," kata Ari.
    "Oralit hanya diperuntukkan orang dengan permasalahan diare. Jika memang orang diare maka kita imbangi dengan oralit, itu yang harus diperhatikan," katanya menambahkan.
    Dalam artikel tersebut juga terdapat penjelasan dari Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi.
    "Cairan oralit itu kan mengganti cairan tubuh yang hilang, puasa itu bukan berarti ada cairan tubuh kita yang hilang. Minum yang cukup saat buka, saat sahur. Jangan diasumsikan dengan minum oralit seolah kita kekurangan cairan. Karena saat puasa, tidak berarti kita akan kekurangan cairan kalau kita minum dan makan sesuai saat sahur dan buka," kata Adib.
    Kementerian Kesehatan juga menjelaskan konsumsi oralit bila tidak sesuai peruntukan malah bisa membuat gangguan gerakan usus.
    "Jika konsumsi oralit di luar pemakaian bisa memicu perut kembung. Tetap gunakan oralit sesuai peruntukannya," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi.

    Kesimpulan


    Postingan yang menyebut minum oralit saat sahur bisa mencegah dehidrasi saat puasa adalah tidak benar.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12173) Cek Fakta: Tidak Benar Pendaftaran Pencairan BLT Ramadhan 2023

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 27/03/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi pendaftaran pencairan BLT Ramadhan 2023. Kabar tersebut tersebar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.
    Berikut informasi pendaftaran pencairan BLT Ramadhan 2023.
    "🔔🔔🔔
     
    TELAH DIBUKA PENCAIRAN BANTUAN BLT RAMADHAN 2023!
     
    Segera Daftarkan Diri Anda Sebelum Ditutup
     
    1. Pencairan Bantuan tidak di pungut biaya sepeserpun
    2. Buka websitenya dan segera daftarkan Diri Anda Untuk Klaim Bantuan RAMADHAN
    3. Batas Pendaftaran Sampai Dengan 01 Maret - 30 April 2023
     
    Klik Pada link dibawah untuk mendaftar
     
    https://bansos2023.tech/?v=cekbansos
     
    Setelah mendaftar pada link di atas, Bantuan BLT RAMADHAN akan disubsidikan setelah 24 jam"
    Benarkah informasi pendaftaran pencairan BLT Ramadhan 2023? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi pendaftaran pencairan BLT Ramadhan 2023 dengan menghubungi pihak Kementerian Sosial.
    Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Sosial, Romal Uli Jaya Sinaga menyatakan, informasi pendaftaran pencairan BLT Ramadhan 2023 hoaks.
    "Hoaks," kata Romal saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (27/3/2023).
    Romal pun membagikan tautan unggahan akun Twitter resmi Kementerian Sosial Republik Indonesia @KemensosRI, unggahan tersebut berupa infografis yang berisi tulisan imbauan berikut imbauan tersebut.
    "HOAKS!
    Beredar pesan berantai berisi tautan di Aplikasi pesan WhatsApp yang berisi berita bohong (hoaks) pencairan dan/atau pendaftara BLT RAMADAN 2023.
    Kementerian Sosial TIDAK PERNAH membuat situs ataupun tautan terkait pendaftaran maupun pencairan bantuan sosial.
    Untuk menghindari penyalahgunaan informasi maupun kewenangan yang mengatasnamakan Kementerian Sosial, kami imbau masyarakat untuk tidak menyampaikan data diri melalui situs tersebut."
    Unggahan tersebut diberiketerangan sebagai berikut.
    "Bulan ramadan ayo lawan hoaks yang masih terus bertebaran ?‍♀️
    Pastikan informasi bersumber dari akun resmi @kemensosri dan website http://kemensos.go.id".

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi pendaftaran pencairan BLT Ramadhan 2023 hoaks.
    Kementerian Sosial tidak pernah membuat situs ataupun tautan terkait pendaftaran maupun pencairan bantuan sosial.
     

    Rujukan

  • (GFD-2023-12172) Keliru, Video Berisi Klaim Sri Mulyani Ditangkap

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 27/03/2023

    Berita


    Sebuah akun Facebook membagikan video yang di dalamnya terdapat potongan gambar petugas Kepolisian sedang menginterogasi seorang wanita yang diklaim sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Lalu, terlihat juga penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang memegang sejumlah uang. Video itu diklaim sebagai penangkapan Menteri Keuangan Sri Mulyani karena menjadi dalang pencucian uang 300 Triliun.

    Narator video mengatakan terungkapnya kasus Rp 300 Triliun di Kementerian Keuangan telah mempertaruhkan marwah Presiden Jokowi.  Video yang diunggah pada 24 Maret 2023 tersebut mendapat 3,3 ribuan komentar dan 789 ribu kali ditonton. Namun, benarkah Sri Mulyani ditangkap ?

    Hasil Cek Fakta


    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa video penangkapan itu bukanlah Menteri Keuangan Sri Mulyani. Video tersebut hasil suntingan dari beberapa kasus yang berbeda, termasuk tempat dan lokasi peristiwa. Hingga artikel ini diturunkan tidak ada penangkapan terhadap Sri Mulyani. 
    Untuk memverifikasi kebenaran klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video tersebut menjadi gambar memakai tools Keyframe dan menelusurinya menggunakan Yandex Image.
    Gambar 1

    Pada awal video, terlihat petugas Kepolisian sedang mengintrogasi seorang perempuan berseragam tahanan, dan pengunggah konten mengklaim bahwa itu adalah Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, yang ditangkap karena menjadi dalang pencucian uang.
    Namun, Tempo menemukan bahwa gambar tersebut tidak berkaitan dengan penangkapan Sri Mulyani atau pun pencucian uang. Konteks yang sebenarnya adalah Kepolisian Resor Kota Mojokerto, Jawa Timur, sedang memaparkan kasus penangkapan seorang Perempuan setelah dilaporkan menipu puluhan pencari kerja, dengan total kerugian Korban mencapai dua miliar rupiah lebih.
    Video itu sudah pernah ditayangkan di channel YouTube KompasTV pada 17 Februari 2022 yang berjudul Kasus Penipuan Miliaran Rupiah Puluhan Pencari Kerja Jadi Korban.
    Kedua, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang ada dalam video itu merupakan momen saat mereka menunjukkan barang bukti uang terkait Operasi Tangkap Tangan kasus korupsi pejabat pada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) di Gedung KPK, Jakarta, Rabu, 19 Desember 2018.
    Gambar penyidik KPK yang memegang uang itu juga tidak berhubungan dengan klaim Sri Mulyani ditangkap. Faktanya adalah penyidik KPK menunjukkan barang bukti uang saat konferensi pers terkait Operasi Tangkap Tangan kasus korupsi pejabat pada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) di Gedung KPK, Jakarta, Rabu, 19 Desember 2018.
    Dalam OTT tersebut KPK mengamankan barang bukti berupa uang senilai Rp7,318 Miliar dan menangkap 12 orang diantaranya Deputi IV Kemenpora, Sekjen KONI dan Bendahara KONI. Foto ini diabadikan fotografer ANTARA, Galih Pradipta.
    Perkembangan Transaksi Rp 300 Triliun
    Dalam arsip Tempo dijelaskan, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati membeberkan lebih lanjut soal transaksi mencurigakan senilai Rp 300 triliun di Kementerian Keuangan yang sebelumnya diungkap Mahfud MD. Adapun nilai transaksi janggal itu disebut-sebut terdapat di Ditjen Pajak dan Bea Cukai. 
    "Banyak persepsi dan impresi kesan dari publik bahwa saya mendapat informasi lengkap dari PPATK, katakanlah seperti kasus RAT (Rafael Alun Trisambodo)," kata Sri Mulyani saat konferensi pers, Sabtu 11 Maret 2023.
    Padahal, Sri Mulyani menjelaskan, kasus RAT baru ditangani Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan pada tahun 2019. "Ini berbeda dengan pernyataan pak Mahfud sejak 2013 informasinya ada. Tapi di kami, PPATK menyampaikan informasi baru 2019," tuturnya. 
    Pada medio 2019 tersebut, kata Sri Mulyani, ada empat surat yang mendarat di meja Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan mempersoalkan temuan PPATK soal transaksi mencurigakan yang dilakukan oleh RAT. 
    "Empat-empatnya menyangkut transaksi yang nilainya antara Rp 50 juta sampai Rp 150 juta," ujar Sri Mulyani. 
    Soal total besaran transaksi yang mencurigakan, kata Sri Mulyani, nilainya tidak sebesar yang saat ini mencuat ke publik hingga mencapai Rp 500 miliar. "(Nilainya) Kecil banget dibandingkan sekarang yang terbuka kepada publik," kata Sri Mulyani. 
    Sebelumnya, pada Rabu lalu, 8 Maret 2023, Mahfud menyebutkan adanya temuan transaksi mencurigakan senilai Rp 300 triliun di Kemenkeu. Temuan ini di luar transaksi janggal Rp 500 miliar dari rekening eks pejabat Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo dan keluarganya.
    "Saya sudah dapat laporan terbaru tadi pagi, malah ada pergerakan mencurigakan senilai Rp300 triliun di lingkungan Kementerian Keuangan yang sebagian besar ada di Direktorat Jenderal Pajak dan Bea Cukai," kata Mahfud MD di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Rabu.
    Mahfud MD kala itu menjelaskan temuan tersebut telah dilaporkan kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Kepala PPATK Ivan Yustiavandana. Menurut dia, KPK juga telah memeriksa satu per satu pegawai Kemenkeu yang diduga terkait tindak pidana pencucian uang.
    Meski ada perbedaan informasi, kata Sri Mulyani, Kemenkeu terus menindaklanjutinya. "Jadi mungkin impresi bahwa seolah-olah itu adalah datanya semuanya identik ke kami, mungkin saya akan sampaikan, sepanjang ini di Kemenkeu saya akan meyakinkan dan menjamin kami akan pasti tindaklanjuti." 
    Sri Mulyani juga sudah memerintahkan anak buahnya untuk lebih awas terhadap data-data baru. "Saya sudah menugaskan kepada pak Wamen, Irjen, Dirjen Pajak, dan Dirjen Bea Cukai, untuk semuanya melakukan follow up, ada data baru kita terus tindak lanjuti," ujarnya. 
    Ia berjanji akan melawan tindakan koruptif di institusinya. "Kalaupun mentok, nanti saya lapor kepada pak Mahfud. Jadi spirit kerjasama antara pak Mahfud dengan kami akan terus kami lakukan secara erat," kata Sri Mulyani.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta, video yang berisi klaim Sri Mulyani ditangkap, adalah keliru.
    Pasalnya, video yang penangkapan itu bukan menyangkut soal Menteri Keuangan, Sri Mulyani, melainkan suntingan dari beberapa kasus yang berbeda, termasuk tempat dan lokasi peristiwa.
    Pertama, gambar seorang wanita yang diinterogasi Polisi tersebut adalah kasus penipuan yang dialami puluhan pencari kerja dan ditangani Kepolisian Resor Kota Mojokerto, Jawa Timur pada 17 Februari 2022.
    Kedua, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang ada dalam video itu merupakan momen saat mereka menunjukkan barang bukti uang terkait Operasi Tangkap Tangan kasus korupsi pejabat pada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) di Gedung KPK, Jakarta, Rabu, 19 Desember 2018.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12171) [SALAH] Video “ISRAEL MULAI KETAKUTAN, INDONESIA IKUT BERSATU BELA UMAT MUSLIM”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 25/03/2023

    Berita

    NARASI: “ISRAEL MULAI KETAKUTAN, INDONESIA IKUT BERSATU BELA UMAT MUSLIM”.

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER membagikan konten yang isinya menimbulkan kesimpulan yang MENYESATKAN, FAKTA: isi video TIDAK berkaitan dengan Indonesia. Selain berisi potongan-potongan video berbagai kegiatan Ramzan Kadyrov, video sebenarnya hanya berisi pembacaan artikel.

    Salah satu kegiatan Ramzan Kadyrov yang potongan videonya digunakan, Grozny pada 27 November 2016: “At the airport in Dammam, the Chechen delegation was met by the brother of the Crown Prince of the KSA, the Governor of the Eastern Province, Prince Saud Bin Nayef Bin Abdel Aziz and the Minister of Trade and Investment of the KSA Majed al-Kassabi. …”

    Salah satu artikel yang dibaca di video, SINDOnews pada 28 Juli 2017: “GROZNY – Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov mengumumkan bahwa dia siap mengundurkan diri untuk pindah ke Yerusalem menjadi penjaga keamanan Masjid Al-Aqsa seumur hidupnya. …”

    GOV.SA pada 27 Nov 2016: “Dmmam,SPA: Prince Mohammed bin Salman bin Abdulaziz, Deputy Crown Prince, Second Deputy Premier and Minister of Defense, received here today President Ramzan Kadyrov of the Chechen Republic. During the meeting, they discussed bilateral relations, as well as a number of issues of common interest. The reception was attended by a number of officials.”

    Kesimpulan

    MENYESATKAN, isi video TIDAK berkaitan dengan Indonesia. FAKTA: selain berisi potongan-potongan video berbagai kegiatan Ramzan Kadyrov, video sebenarnya hanya berisi pembacaan artikel.

    Rujukan