Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video di TikTok menarasikan bahwa aktor sekaligus anggota DPR RI FPAN terpilih 2024, Verrell Bramasta ditangkap karena kedapatan membawa barang terlarang seberat 1,72 gram.
Berikut transkrip video tersebut:
“Varrell tertangkap pada saat membawa barang terlarang seberat 1,72 gram dan varrell tengah kedapatan membawa barang terlarang pada saat dilakukan operasi pekat sekitar pukul 16.30 WIB. Pada saat petugas menggeladah polisi menemukan barang terlarang seberat 1,72 gram yang terbungkus dengan koran dari dalam tas Varrell dari interogasi awal, varrell mengaku sebagai pemakai bukan pengedar,”
Namun, benarkah Video Verrell Bramasta ditangkap terkait kasus narkoba tersebut?
(GFD-2024-19832) Hoaks! Video Verrell Bramasta ditangkap terkait kasus narkoba
Sumber:Tanggal publish: 14/05/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran, potongan video tersebut merupakan sinetron di RCTI yang berjudul “Gawat! Kenzie Disiksa Di Penjara! - KARENA AKU SAYANG” (https://www.youtube.com/watch?v=-49miDjoC8g) pada detik 0:55. Dalam episode tersebut, Verrell Bramasta berperan sebagai Kenzie telah ditangkap polisi dikarenakan telah memukul wartawan yang hendak mewawancarainya.
Sehingga klaim video Verrell Bramasta ditangkap terkait kasus narkoba merupakan hoaks.
Klaim: Video Verrell Bramasta ditangkap terkait kasus narkoba
Rating: Hoaks
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Sehingga klaim video Verrell Bramasta ditangkap terkait kasus narkoba merupakan hoaks.
Klaim: Video Verrell Bramasta ditangkap terkait kasus narkoba
Rating: Hoaks
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Rujukan
(GFD-2024-19831) [KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024
Sumber:Tanggal publish: 14/05/2024
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video diklaim menampilkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto membantah janjinya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Namun, setelah ditelusuri, video tersebut keliru dan salah konteks.
Video yang diklaim menampilkan Prabowo membantah janjinya pada Pilpres 2024 dibagikan oleh akun Instagram ini, pada 17 Maret 2024. Akun tersebut membagikan dua klip singkat.
Klip pertama menampilkan adik Prabowo sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo.
Ia meminta masyarakat mencatat janji-janji yang disampaikan Prabowo.
Klip lainnya menampilkan Prabowo yang menyatakan tidak ingin membohongi rakyat dengan memberikan janji-janji.
Video tersebut diberi keterangan demikian:
gak tau lagi siapa yang bohong, tapi selalu di suguhkan, dan koplak nya ada yang masih percaya. 2 beradik ada beda isi kepala.
Namun, setelah ditelusuri, video tersebut keliru dan salah konteks.
Video yang diklaim menampilkan Prabowo membantah janjinya pada Pilpres 2024 dibagikan oleh akun Instagram ini, pada 17 Maret 2024. Akun tersebut membagikan dua klip singkat.
Klip pertama menampilkan adik Prabowo sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo.
Ia meminta masyarakat mencatat janji-janji yang disampaikan Prabowo.
Klip lainnya menampilkan Prabowo yang menyatakan tidak ingin membohongi rakyat dengan memberikan janji-janji.
Video tersebut diberi keterangan demikian:
gak tau lagi siapa yang bohong, tapi selalu di suguhkan, dan koplak nya ada yang masih percaya. 2 beradik ada beda isi kepala.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut menggabungkan dua klip dengan konteks yang berbeda.
Klip yang menampilkan Hashim identik dengan unggahan di akun TikTok ini dan YouTube ini.
Dalam video itu yang diunggah pada September 2023 itu, Hashim sedang berkunjung ke Toraja dan menyampaikan janji Prabowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Sementara, klip yang menampilkan Prabowo serupa dengan unggahan di kanal YouTube Kompas TV ini, diunggah pada 2019.
Video itu memperlihatkan momen Prabowo membantah soal janji kenaikan gaji guru sampai Rp 20 juta jika terpilih pada Pilpres 2019.
Seperti diberitakan Kompas.com, pada Pilpres 2019 Prabowo berjanji akan memperbaiki gaji tenaga pendidikan dan tenaga kesehatan.
Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam pidato "Indonesia Menang" di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, pada 14 Januari 2019.
Prabowo meyakini, dengan menaikkan gaji guru dan tenaga kesehatan, maka kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan akan meningkat.
Klip yang menampilkan Hashim identik dengan unggahan di akun TikTok ini dan YouTube ini.
Dalam video itu yang diunggah pada September 2023 itu, Hashim sedang berkunjung ke Toraja dan menyampaikan janji Prabowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Sementara, klip yang menampilkan Prabowo serupa dengan unggahan di kanal YouTube Kompas TV ini, diunggah pada 2019.
Video itu memperlihatkan momen Prabowo membantah soal janji kenaikan gaji guru sampai Rp 20 juta jika terpilih pada Pilpres 2019.
Seperti diberitakan Kompas.com, pada Pilpres 2019 Prabowo berjanji akan memperbaiki gaji tenaga pendidikan dan tenaga kesehatan.
Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam pidato "Indonesia Menang" di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, pada 14 Januari 2019.
Prabowo meyakini, dengan menaikkan gaji guru dan tenaga kesehatan, maka kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan akan meningkat.
Kesimpulan
Cuplikan video Hashim dan Prabowo disebarkan dengan konteks yang keliru. Dua klip itu tidak berkaitan dan memiliki konteks yang berbeda.
Dalam video itu, Hashim berkunjung ke Toraja dan menyampaikan janji Prabowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Sedangkan, klip lainnya berisi bantahan Prabowo soal janji kenaikan gaji guru sampai Rp 20 juta jika terpilih pada Pilpres 2019.
Dalam video itu, Hashim berkunjung ke Toraja dan menyampaikan janji Prabowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Sedangkan, klip lainnya berisi bantahan Prabowo soal janji kenaikan gaji guru sampai Rp 20 juta jika terpilih pada Pilpres 2019.
Rujukan
- https://www.instagram.com/p/C4myJwexiN4/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=embed_video_watch_again
- https://www.tiktok.com/@dekade_08/video/7275542498410319122
- https://www.youtube.com/watch?v=zsazKK5UQBg&t=6s
- https://www.youtube.com/watch?v=bbKQD2XJ3F0
- https://nasional.kompas.com/read/2019/01/15/08203281/prabowo-janji-perbaiki-gaji-guru-dan-tenaga-kesehatan#google_vignette
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-19830) Sebagian Benar, Pernyataan KPAI soal Online Game sebagai Penyebab Kasus Kriminal Anak
Sumber:Tanggal publish: 14/05/2024
Berita
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kawiyan, menyebut bahwa online game sebagai penyebab kasus kriminal anak. Pihaknya menilai sudah banyak kasus yang terjadi akibat dampak game online ke anak, mulai kasus pornografi anak di Soetta dalam perkembangannya juga disangkakan sebagai kejahatan perdagangan orang. Selain itu, dia menyebutkan beberapa kasus pembunuhan berawal dari game online.
"Selain kasus di Soetta, ada kasus anak membunuh orang tuanya, semua berawal dari game online, dan masih banyak lagi kasus-kasus kriminal karena dampak dari game online,” kata Kawiyan dalam keterangannya, Senin, 8 April 2024.
KPAI, kata dia, meminta Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) bertindak tegas terkait peredaran game online yang berbau kekerasan dan seksualitas. KPAI juga mendesak Kominfo memblokir game yang terbukti memberikan dampak buruk terhadap anak-anak.
Benarkah pernyataan komisioner KPAI tersebut?
Hasil Cek Fakta
Dosen Departemen Kriminologi Universitas Indonesia, Bhakti Eko Nugroho, membenarkan premis komisioner KPAI soal dampak game online. Sebagian riset mengidentifikasi keterpaparan generasi muda dan anak-anak dengan materi/konten video game bernuansa kekerasan berkaitan dengan peningkatan agresivitas.
Salah satu riset yang terbit pada 2010, menyatakan bahwa naiknya tingkat agresivitas anak-anak berhubungan dengan keterpaparan mereka-anak dengan konten-konten gim daring. Peneliti dalam riset itu menyebutkan, permainan daring dapat menurunkan komitmen individu terhadap perilaku pro-sosial, dan mengancam kesehatan mental mereka secara serius.
Namun, Bhakti menggarisbawahi bahwa riset-riset di atas memiliki keterbatasan karena mengabaikan variabel lain yang mempengaruhi perilaku agresif. “Faktor sosial lain yang juga berpengaruh antara lain adalah nilai dan pengalaman kekerasan yang diperoleh dari lingkungan sosial fisik sehari-hari,” tuturnya.
Selain itu, terdapat studi lainnya yang menelaah keterbatasan riset-riset yang tidak membedakan secara jelas tingkat “keseriusan” atau “keparahan” perilaku kekerasan yang dilakukan anak.
“Karena itu, pernyataan Kawiyan mengenai kasus kriminal anak sebagai dampak dari game online, cenderung mengabaikan ragam penyebab seseorang, termasuk anak dan remaja, terlibat dalam perilaku agresif,” jelas Bhakti.
Kesimpulan
Pernyataan Komisioner KPAI, Kawiyan, yang menuding online game sebagai penyebab kasus kriminal anak adalah sebagian benar.
Tingkat agresivitas anak-anak memang berhubungan dengan keterpaparan mereka-anak dengan konten-konten gim daring. Namun terdapat variabel atau faktor sosial lain yang mempengaruhi perilaku agresif, di antaranya nilai dan pengalaman kekerasan yang diperoleh dari lingkungan sosial fisik sehari-hari.
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI)
Rujukan
(GFD-2024-19829) Benar, Kasus Demam Berdarah Dengue Tinggi karena Perubahan Iklim
Sumber:Tanggal publish: 14/05/2024
Berita
Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa tingginya angka kasus Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh perubahan iklim. Perubahan iklim dipandang membebani pelayanan dan sistem kesehatan karena membuat kasus Demam Berdarah semakin naik.
“Sebagai contoh kekeringan. Ketika desa diterpa kekeringan, orang-orang pun pindah ke kota. Ketika pindah ke kota, maka kota semakin padat dan hal itu dapat membuat kasus semakin naik,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi pada 22 April 2024.
Benarkah pernyataan Kemenkes bahwa angka kasus Demam Berdarah naik akibat perubahan iklim?
Hasil Cek Fakta
Dikutip dari Yale School of Environment, peningkatan suhu global antara tahun 1950-2018 telah meningkatkan kesesuaian iklim untuk penularan virus dengue oleh vektor nyamuk Aedes aegypti. Ketika suhu terus meningkat, lebih banyak daerah akan menjadi tempat yang layak huni bagi nyamuk. “Peningkatan suhu juga memperluas jangkauan geografis penularan demam berdarah,” ujar peneliti kesehatan publik Universitas Airlangga, Ilham Akhsanu Ridlo.
Studi di Argentina menunjukkan korelasi yang jelas antara tren positif dalam suhu dan keberadaan serta peningkatan kasus demam berdarah, dengan jumlah hari dan bulan dengan suhu optimal untuk penularan demam berdarah yang meningkat dari waktu ke waktu.
Sementara itu, studi ekologi spasial di Kalimantan, Indonesia menemukan bahwa kejadian demam berdarah di Sumatera dan Kalimantan sangat bersifat musiman dan terkait dengan faktor iklim dan deforestasi. Penelitian ini lebih jauh memerlukan telaah lanjut untuk menggabungkan indikator iklim ke dalam surveilans berbasis risiko mungkin diperlukan untuk demam berdarah di Indonesia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa pemanasan global yang ditandai dengan suhu rata-rata yang lebih tinggi, curah hujan, dan periode kekeringan yang lebih lama dapat memicu rekor jumlah infeksi demam berdarah di seluruh dunia.
Menurut Dr Raman Velayudhan, Kepala Program Global WHO untuk Pengendalian Penyakit Tropis yang Terabaikan, perubahan iklim menyebabkan peningkatan curah hujan, kejadian banjir, dan perubahan pola musim, termasuk dapat meningkatkan populasi nyamuk dan penularan demam berdarah. Ada banyak faktor selain perubahan iklim yang mendorong penyebaran demam berdarah, seperti peningkatan pergerakan orang dan barang, urbanisasi dan tekanan terhadap air dan sanitasi.
“Namun, perubahan iklim dianggap sebagai faktor utama yang mendorong peningkatan dramatis kasus demam berdarah secara global dalam beberapa dekade terakhir,” kata Ilham.
Sehingga beberapa bukti ilmiah menunjukkan dengan kuat bahwa perubahan iklim, melalui dampaknya terhadap suhu, curah hujan, dan faktor lingkungan lainnya, merupakan pendorong utama di balik meningkatnya insiden dan penyebaran geografis demam berdarah di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Kesimpulan
Klaim Kemenkes bahwa perubahan iklim menjadi penyebab utama di balik meningkatnya insiden dan penyebaran demam berdarah, adalah benar.
Bukti-bukti ilmiah menunjukkan bahwa perubahan iklim merupakan penyebab utama di balik meningkatnya insiden dan penyebaran demam berdarah .
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI)
Rujukan
- https://lestari.kompas.com/read/2024/04/23/080000386/kemenkes--perubahan-iklim-sebabkan-kasus-dbd-naik-di-ri
- https://e360.yale.edu/features/dengue-fever-climate-change
- https://www.bmj.com/content/382/bmj.p1690
- https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/tmi.13248
- https://news.un.org/en/story/2023/07/1138962
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
Halaman: 2666/7001


