KOMPAS.com - Beredar video yang mengeklaim advokat Yusril Ihza Mahendra menyebut pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, didiskualifikasi.
Namun, setelah ditelusuri video tersebut tidak benar dan merupakan hasil manipulasi.
Adapun Yusril merupakan Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran dalam sidang sengketa hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Narasi bahwa Yusril menyebut Prabowo-Gibran didiskualifikasi dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, serta akun TikTok ini dan ini.
Akun tersebut membagikan video Yusril sedang diwawancarai wartawan. Dalam video singkat tersebut Yusril mengatakan demikian:
Bahwa Prabowo itu didiskualifikasi dan kemudian dilakukan pemilihan ulang presiden hanya diikuti oleh dua pasangan yaitu Pak Ganjar dan Pak Mahfud dan Pak Anies, Pak Muhaimin. Sementara Pak Prabowo dan Pak Gibran tidak boleh ikut.
Kemudian, video itu diberi keterangan demikian: 02 akhirnya disqualifikasi. Alhamdulillah.
(GFD-2024-19011) [HOAKS] Yusril Sebut Prabowo-Gibran Didiskualifikasi
Sumber:Tanggal publish: 06/04/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut identik dengan konten di kanal YouTube Kompas TV ini.
Dalam video aslinya, Yusril mempertanyakan langkah dari kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang meminta mendiskualifikasi Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.
Yusril yakin kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud sulit menang dalam gugatan sengketa hasil Pilpres 2024 di MK.
Hal itu disampaikan Yusril saat menghadiri acara Silaturahmi dan Buka Puasa TKN Prabowo-Gibran di Jakarta pada Senin (25/3/2024)
Dalam video Yusril mengatakan demikian:
Dari apa yang berkembang dari permohonan yang kami baca sekarang ini, walaupun itu bukan merupakan suatu salinan resmi dari permohonan yang disampaikan ke Mahkamah Konstitusi, kami dapat menyimak bahwa salah satu pemohon menghendaki supaya Pak Prabowo dan Pak Gibran didiskualifikasi.
Dan kemudian dilakukan pemilihan ulang presiden hanya diikuti oleh dua pasangan yaitu Pak Ganjar dan Pak Mahfud dan Pak Anies,Pak Muhaimin. Sementara Pak Prabowo dan Pak Gibrannya tidak boleh ikut.
Yang kedua menghendaki supaya Pak Gibrannya yang didiskualifikasi tapi Pak Prabowonya dipersilakan mencari pasangan baru, kemudian diadakan pilpres ulang tiga pasangan calon seperti yang telah terjadi belum lama ini.
Adapun perkara sengketa hasil pilpres akan diputuskan pada 22 April 2024. Dalam sidang itu MK akan menyatakan sah atau tidaknya kemenangan pasangan Prabowo-Gibran.
Dalam video aslinya, Yusril mempertanyakan langkah dari kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang meminta mendiskualifikasi Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.
Yusril yakin kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud sulit menang dalam gugatan sengketa hasil Pilpres 2024 di MK.
Hal itu disampaikan Yusril saat menghadiri acara Silaturahmi dan Buka Puasa TKN Prabowo-Gibran di Jakarta pada Senin (25/3/2024)
Dalam video Yusril mengatakan demikian:
Dari apa yang berkembang dari permohonan yang kami baca sekarang ini, walaupun itu bukan merupakan suatu salinan resmi dari permohonan yang disampaikan ke Mahkamah Konstitusi, kami dapat menyimak bahwa salah satu pemohon menghendaki supaya Pak Prabowo dan Pak Gibran didiskualifikasi.
Dan kemudian dilakukan pemilihan ulang presiden hanya diikuti oleh dua pasangan yaitu Pak Ganjar dan Pak Mahfud dan Pak Anies,Pak Muhaimin. Sementara Pak Prabowo dan Pak Gibrannya tidak boleh ikut.
Yang kedua menghendaki supaya Pak Gibrannya yang didiskualifikasi tapi Pak Prabowonya dipersilakan mencari pasangan baru, kemudian diadakan pilpres ulang tiga pasangan calon seperti yang telah terjadi belum lama ini.
Adapun perkara sengketa hasil pilpres akan diputuskan pada 22 April 2024. Dalam sidang itu MK akan menyatakan sah atau tidaknya kemenangan pasangan Prabowo-Gibran.
Kesimpulan
Narasi bahwa Yusril menyebut pasangan Prabowo-Gibran didiskualifikasi adalah tidak benar atau hoaks.
Dalam video aslinya, Yusril justru mempertanyakan langkah kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang meminta MK mendiskualifikasi Prabowo-Gibran.
Yusril yakin kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud sulit menang dalam gugatan sengketa hasil Pilpres 2024.
Dalam video aslinya, Yusril justru mempertanyakan langkah kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang meminta MK mendiskualifikasi Prabowo-Gibran.
Yusril yakin kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud sulit menang dalam gugatan sengketa hasil Pilpres 2024.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/843002787867055
- https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1095851178322907&id=100036941054627&mibextid=oFDknk&rdid=39JQ0BGzfh2RkCB3
- https://www.tiktok.com/@farida_faida/video/7351591941483613445?_r=1&_t=8lI9pYdTVvr
- https://www.tiktok.com/@bundanyisegoro/video/7351820285500296454?_r=1&_t=8lI9nc5sXai
- https://www.youtube.com/watch?v=eFY94PMgbzg
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-19010) Cek Fakta: Hoaks Prabowo Bagikan Bantuan Puluhan Juta Rupiah untuk Lansia dengan Mendaftar Melalui Whatsapp
Sumber:Tanggal publish: 15/04/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan Prabowo Subianto membagikan bantuan uang puluhan juta rupiah pada lansia dengan mendaftar melalui Whatsapp. Postingan itu beredar sejak beberapa waktu lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 11 April 2024.
Berikut isi postingannya:
"Alhamdulillah teruntuk usia lanjut 40-65 tahun saya pastikan dapat bantuan dari saya sebesar 10-25 juta tanpa diundi"
Akun itu menambahkan narasi "Caranya hubungi via Whatsapp 0823737565xx"
Lalu benarkah postingan Prabowo Subianto membagikan bantuan uang puluhan juta rupiah pada lansia dengan mendaftar melalui Whatsapp?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan bahwa akun tersebut bukan akun resmi Prabowo Subianto di Facebook. Akun asli Prabowo bernama Prabowo Subianto yang sudah bercentang biru atau terverifikasi.
Selain itu di akun resmi tidak ada program membagikan uang puluhan juta rupiah dengan mendaftar melalui Whatsapp seperti dalam postingan.
Postingan yang beredar viral di Facebook mengarahkan masyarakat pada link tertentu. Ini merupakan modus pencurian data ataupun terhubung dengan pinjaman online ilegal.
Selain itu sangat berbahaya jika memberikan data pribadi seperti buku tabungan untuk diunggah di media sosial. Pasalnya data pribadi ini rawan digunakan untuk penipuan.
Beberapa kali Cek Fakta Liputan6.com menemui postingan serupa dengan mencatut nama tokoh atau pejabat tertentu. Kewaspadaan harus ditingkatkan agar tidak terjebak dengan penipuan.
Kesimpulan
Postingan Prabowo Subianto membagikan bantuan uang puluhan juta rupiah pada lansia dengan mendaftar melalui Whatsapp.
(GFD-2024-19009) Cek Fakta: Hoaks Pendaftaran Gebyar Undian Bank Mandiri dalam Rangka Menyambut Idul Fitri
Sumber:Tanggal publish: 14/04/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan pendaftaran gebyar undian dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri dari Bank Mandiri. Postingan itu beredar sejak akhir pekan ini.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 13 April 2024.
Berikut isi postingannya:
"GEBYAR GEMILANG GREND PRIZE BERHADIAHDari, PT BANK MANDIRI,"KHUSUSNYA":Kepada Nasabah Yang Telah Terdaftar M-Banking,(Livin By Mandiri) I-Banking,(Mandiri Internet),Kini Hadir Untuk Menyambut dan Memeriahkan, Menyambut Hari Raya IDUL FITRIAyo Segera..! Lakukan Pendaftaran Sekarang Juga, Agar Berkesempatan Untuk Meraih dan Mendapatkan Aneka Hadiah yang Fantastis,dan Menarik: Dengan Hadiah Utama yaitu Berupa..?*-5 : Paket<Umroh Gratis>*-7 : Paket<Wisata Japan>*-2 : Unit Mobil<Toyota Fortuner>*-5 : Unit Mobil<Toyota Innova>*-3 : Unit Mobil<Mitsubishi XPander>*-7 : Unit Sepeda Gunung*-10 : Unit Penghisap Debu*-10 : Unit Televisi Prolytron*-10 : Unit Ac Prolytron*-5: Unit Lemari Es*-5: Unit Mesin CuciMasih Banyak Lagi Hadiah-Hadiah Dan Kesempatan Lainnya yang Bisa Didapatkan... Info Lebih Lanjut Tentang Pendaftaran (Program Gebyar Grend Prize Bank Mandiri Ini..?) Silakan Klik Menu (Daftar) Yang Telah Kami Sediakan"
Lalu benarkah postingan pendaftaran gebyar undian dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri dari Bank Mandiri?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan bahwa akun resmi Bank Mandiri di Facebook bernama @bankmandiri yang sudah bercentang biru atau terverifikasi. Sementara akun di postingan bernama @GebyarGemilang yang merupakan akun palsu.
Dalam postingan Facebook Bank Mandiri tanggal 10 April 2024, mereka meminta masyarakat mewaspadai segala jenis penipuan mencatut nama bank tersebut. Berikut isi postingannya:
"Dapet pesan dari nomor dan akun yang nggak dikenal emang sering bikin penasaran, apalagi yang ngaku mengatasnamakan Bank Mandiri.
Selalu #JagaBaikBaik data pribadimu, bisa jadi ada jebakan buat nipu pake chat, link palsu sampe file APK, Sahabat!?Yuk, tetap waspada jangan sampe lengah."
Selain itu dalam semua akun resmi dan website Bank Mandiri, tidak ada pengumuman program seperti yang ada dalam postingan. Sehingga postingan tersebut terindikasi merupakan modus penipuan.
Kesimpulan
Postingan pendaftaran gebyar undian dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri dari Bank Mandiri adalah hoaks.
Rujukan
(GFD-2024-19008) Keliru, Video Yang Mengklaim bahwa HIV menjadi Pandemi Berikutnya
Sumber:Tanggal publish: 06/04/2024
Berita
Sebuah video pendek dengan klaim bahwa HIV akan menggantikan status darurat virus Covid-19, diunggah di Instagram pada 25 Maret 2024. Video tersebut memperlihatkan seseorang menggunakan topeng dengan suara yang disamarkan dan menyampaikan narasi berikut ini:
“Ini jadi perseteruan yang unik, ketika HIV menggantikan status darurat coronavirus. Perlu diketahui, vaksin yang tertanam pada tubuh Anda memiliki potensial HIV, bukan cacar monyet, juga bukan Covid.”
Artikel ini akan memverifikasi dua klaim:
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Tempo mengkonfirmasi klaim di atas dengan mewawancarai epidemiolog, Dicky Budiman. Menurut Dicky terjadinya pandemi biasanya karena penyakit yang penyebarannya cepat seperti melalui udara atau vektor.
Sedangkan HIV, kata Dicky, umumnya bersifat epidemi atau wabah namun sangat kecil potensinya bisa menjadi pandemi. “Potensi (HIV) pandemi sangat kecil, karena prosesnya lama,” kata Dicky melalui pesan suara kepada Tempo, Kamis, 4 April 2024.
Menurut Dicky, HIV membutuhkan waktu antara 5 sampai 10 tahun. Dengan ciri atau karakter seperti itu kecil kemungkinan HIV dapat menjadi pandemi.
Artikel Tempo menjelaskan, HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah infeksi yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Tahap paling lanjut dari penyakit ini disebut AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome).
Perkembangan HIV menjadi AIDS merupakan tahapan lanjut dari infeksi HIV. Tanpa pengobatan, HIV dapat mengakibatkan AIDS dalam waktu sekitar 8 hingga 10 tahun.
Pada tahap ini, jumlah sel CD4 T-cell turun di bawah 200. Padahal sel tersebut penting untuk sistem kekebalan tubuh, dan penurunan drastis tersebut menyebabkan kerusakan signifikan pada sistem kekebalan tubuh.
Dikutip dari situs Centers for Disease Control and Prevention kebanyakan orang tertular HIV melalui hubungan seks anal atau vagina, atau berbagi jarum suntik, atau peralatan suntik narkoba lainnya (misalnya kompor).
Menurut Reuters, vaksin Covid-19 bisa meningkatan risiko terpapar HIV, merupakan informasi yang sempat beredar pada 2020.
Menurut Direktur Bridge HIV di Departemen Kesehatan Masyarakat San Francisco, Susan Buchbinder, tidak ada data yang menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 dapat meningkatkan infeksi HIV. Klaim ini bahkan belum dipelajari secara formal.
Para ahli yang sebelumnya dihubungi oleh Reuters juga mengungkapkan hal yang sama bahwa vaksin Covid-19 tidak dapat menyebabkan HIV.
Melalui email kepada Reuters, Douglas Richman, direktur Institut HIV di Universitas California San Diego mengungkapkan, klaim vaksin Covid-19 menyebabkan HIV merupakan klaim yang “tidak berdasar.” "Klaim ini 'berbahaya bagi individu yang bergantung pada mereka dan kesehatan masyarakat'," ungkapnya.
Situs resmi WHO melansir, ada banyak upaya perlindungan yang membantu memastikan bahwa vaksin Covid-19 aman. Semua vaksin harus menjalani proses pengujian bertahap yang ketat, termasuk uji klinis (fase III) berjumlah besar yang melibatkan puluhan ribu orang. Uji klinis ini, yang melibatkan orang-orang yang berisiko tinggi Covid-19, dirancang khusus untuk mengidentifikasi setiap efek samping yang umum atau kekhawatiran keamanan lainnya.
Jika uji klinis menunjukkan bahwa suatu vaksin Covid-19 aman dan efektif, serangkaian kajian independen atas bukti efikasi dan keamanan perlu dilakukan, termasuk kajian dan persetujuan regulator di negara di mana vaksin ini diproduksi, sebelum WHO mempertimbangkan prakualifikasi untuk suatu produk vaksin. Sebagian proses ini juga meliputi kajian Global Advisory Committee on Vaccine Safety (Komite Penasihat Global Keamanan Vaksin) atas semua bukti keamanan.
Panel ahli eksternal yang ditunjuk oleh WHO akan menganalisis hasil uji klinis dan sesuai bukti-bukti terkait penyakit, kelompok usia yang terdampak, faktor risiko penyakit, dan informasi-informasi lain, akan merekomendasikan apakah vaksin akan digunakan serta cara penggunaannya. Para pejabat di masing-masing negara akan memutuskan untuk menyetujui atau tidak menyetujui penggunaan vaksin secara nasional dan menyusun kebijakan penggunaan vaksin di negara mereka berdasarkan rekomendasi WHO.
Setelah suatu vaksin Covid-19 mulai diberikan, WHO akan mendukung kerja sama dengan pembuat vaksin, pejabat kesehatan di setiap negara, dan mitra-mitra lain untuk memantau setiap kekhawatiran keamanan secara berkelanjutan.
Kesimpulan
Hasil verifikasi Tempo, klaim pandemi berikutnya HIV adalah keliru.
Potensi pandemi umumnya bentuk penyebaran yang cepat seperti melalui udara. Kebanyakan orang tertular HIV melalui hubungan seks anal atau vagina, atau berbagi jarum suntik, atau peralatan suntik narkoba. HIV sifatnya epidemi atau wabah. Tapi kalau menjadi potensi pandemi sangat kecil, karena prosesnya lama.
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.instagram.com/reel/C46N-KZBVua/
- https://gaya.tempo.co/read/1804280/pahami-gejala-hivaids-melalui-fase-infeksi-sebelum-berkembang-menjadi-aids
- https://www.cdc.gov/hiv/basics/hiv-transmission/ways-people-get-hiv.html
- https://www.reuters.com/article/factcheck-hiv-ad5-idUSL1N2UT26L/
- https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa/qa-covid-19-vaksin mailto:cekfakta@tempo.co.id
Halaman: 2659/6790

:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4801331/original/006084200_1713141839-cek_fakta_bantuan_lansia_.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2971184/original/077320900_1574134640-Ilustrasi_Cek_Fakta_banner_3.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4800855/original/001323100_1713057134-cek_fakta_undian.jpg)
