(GFD-2024-16809) [SALAH]: “Jokowi Keturunan Cina dan Orang Tionghoa”
Sumber: TIKTOK.COMTanggal publish: 21/03/2024
Berita
Jokowi Keturunan Cina dan Orang Tionghoa
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun Tiktok dengan nama pengguna “s.riyadi184” mengunggah video dengan narasi Jokowi keturunan Cina dan orang Tionghoa.
Setelah melakukan penelusuran, ditemukan foto identik yang diunggah di webside aniesbaswedan.com dengan foto seorang pria dan anak.
Faktanya, foto pria dan anak tersebut merupakan Anies Baswedan saat masih kecil bersama kakeknya, Abdurrahman Baswedan atau AR Baswedan, seorang pahlawan nasional, bukan foto Joko Widodo seperti klaim di atas.
Berdasarkan penjelasan di atas klaim tentang Jokowi keturunan Cina dan orang Tionghoa adalah salah dan masuk kategori konten yang menyesatkan.
Setelah melakukan penelusuran, ditemukan foto identik yang diunggah di webside aniesbaswedan.com dengan foto seorang pria dan anak.
Faktanya, foto pria dan anak tersebut merupakan Anies Baswedan saat masih kecil bersama kakeknya, Abdurrahman Baswedan atau AR Baswedan, seorang pahlawan nasional, bukan foto Joko Widodo seperti klaim di atas.
Berdasarkan penjelasan di atas klaim tentang Jokowi keturunan Cina dan orang Tionghoa adalah salah dan masuk kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Yudho Ardi
Faktanya, foto pria dan anak tersebut Anies saat masih kecil bersama kakeknya, Abdurrahman Baswedan atau AR Baswedan, seorang pahlawan nasional.
Faktanya, foto pria dan anak tersebut Anies saat masih kecil bersama kakeknya, Abdurrahman Baswedan atau AR Baswedan, seorang pahlawan nasional.
Rujukan
(GFD-2024-16808) Uang baru hasil redenominasi dikeluarkan saat lebaran 2024, benarkah?
Sumber: antaranews.comTanggal publish: 21/03/2024
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video di TikTok menampilkan gambar uang yang berlaku di Indonesia dan uang baru yang akan beredar setelah redenominasi.
Redenominasi didefinisikan sebagai penyederhanaan nilai mata uang rupiah tanpa mengubah nilai tukarnya.
Dalam unggahan tersebut, mata uang Rp1.000 akan menjadi satu rupiah dengan terdapat wajah Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Mata uang Rp50.000 akan menjadi Rp50 dengan terdapat wajah Ir H Raden Djoeanda Kartawidjaja dan mata uang Rp100. 000 akan menjadi seratus rupiah dengan terdapat wajah HOS Tjokroaminoto.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“uang kertas emisi terbaru udah bisa dipakai saat lebaran
Penukaran uang baru lebaran”
Namun, benarkah uang baru hasil redenominasi dikeluarkan saat lebaran 2024?
Redenominasi didefinisikan sebagai penyederhanaan nilai mata uang rupiah tanpa mengubah nilai tukarnya.
Dalam unggahan tersebut, mata uang Rp1.000 akan menjadi satu rupiah dengan terdapat wajah Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Mata uang Rp50.000 akan menjadi Rp50 dengan terdapat wajah Ir H Raden Djoeanda Kartawidjaja dan mata uang Rp100. 000 akan menjadi seratus rupiah dengan terdapat wajah HOS Tjokroaminoto.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“uang kertas emisi terbaru udah bisa dipakai saat lebaran
Penukaran uang baru lebaran”
Namun, benarkah uang baru hasil redenominasi dikeluarkan saat lebaran 2024?
Hasil Cek Fakta
Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia pada tahun 2020 kembali membicarakan rencana redenominasi rupiah dan pada rencana tersebut penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp1.000 hanya menjadi Rp1.
Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020 hingga 2024. Namun, sampai saat ini belum ada informasi resmi kapan redenominasi rupiah akan diberlakukan.
Pada 2023 lalu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku siap melakukan redenominasi rupiah, namun masih terdapat tiga faktor yang menyebabkan pelaksanaannya belum dilakukan hingga saat ini.
Terkait foto uang hasil redenominasi Rp50 dan Rp100 juga pernah beredar tahun dan telah dibantah oleh Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono. Menurutnya, desain tersebut dipastikan bukan uang resmi yang diedarkan Bank Indonesia.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020 hingga 2024. Namun, sampai saat ini belum ada informasi resmi kapan redenominasi rupiah akan diberlakukan.
Pada 2023 lalu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku siap melakukan redenominasi rupiah, namun masih terdapat tiga faktor yang menyebabkan pelaksanaannya belum dilakukan hingga saat ini.
Terkait foto uang hasil redenominasi Rp50 dan Rp100 juga pernah beredar tahun dan telah dibantah oleh Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono. Menurutnya, desain tersebut dipastikan bukan uang resmi yang diedarkan Bank Indonesia.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Rujukan
(GFD-2024-16807) [KLARIFIKASI] Belum Ada Pengumuman Resmi Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia
Sumber: kompas.comTanggal publish: 20/03/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar narasi mengenai rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 2 hingga 6 September 2024.
Namun, berdasarkan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, belum ada pengumuman resmi dari Vatikan maupun Pemerintah Indonesia terkait rencana itu.
Narasi mengenai rencana Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia apada 2-6 September 2024 dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan video dengan narasi bahwa Paus Fransiskus akan mengunjungi Pontianak, Flores, dan Jakarta.
Klaim lainnya, prosesi penyambutan Paus Fransiskus akan diketuai mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.
Selain itu, Presiden Joko Widodo berharap minimal 1 juta orang Katolik hadir mengikuti misa di lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta.
Namun, berdasarkan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, belum ada pengumuman resmi dari Vatikan maupun Pemerintah Indonesia terkait rencana itu.
Narasi mengenai rencana Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia apada 2-6 September 2024 dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan video dengan narasi bahwa Paus Fransiskus akan mengunjungi Pontianak, Flores, dan Jakarta.
Klaim lainnya, prosesi penyambutan Paus Fransiskus akan diketuai mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.
Selain itu, Presiden Joko Widodo berharap minimal 1 juta orang Katolik hadir mengikuti misa di lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta.
Hasil Cek Fakta
Saat dikonfirmasi Kompas.com, pada Rabu (20/3/2024), Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) RD Paulus Christian Siswantoko mengatakan, belum ada pengumuman resmi mengenai kunjungan Paus.
Siswantoko juga merujuk ke situs Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI, Mirifica.net, yang menyebutkan bahwa informasi tentang waktu, tempat, dan acara kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia tidak benar.
Ia menegaskan, sampai saat ini belum ada pengumuman resmi tentang kunjungan Paus Fransiskus, baik dari Vatikan maupun Pemerintah Indonesia.
“Kita semua punya kerinduan supaya Paus berkunjung ke Indonesia dan benar ada rencana untuk berkunjung, tetapi kapan, di mana, dan acara apa, kita perlu kepastian pengumuman resmi dari pihak Tahta Suci Vatikan dan Pemerintah Indonesia,” ujar Siswantoko.
Sementara itu, Sekretaris Komsos KWI, RD Anthonius Gregorius Lalu, mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terkonfirmasi kebenarannya.
“Tentu kalau ada pengumuman resmi tentang kunjungan Paus, pasti akan segera dipublikasikan kepada seluruh umat dan masyarakat. Kita doakan supaya kerinduan umat Katolik atas kedatangan Paus akan terkabul,” ungkapnya.
Siswantoko juga merujuk ke situs Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI, Mirifica.net, yang menyebutkan bahwa informasi tentang waktu, tempat, dan acara kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia tidak benar.
Ia menegaskan, sampai saat ini belum ada pengumuman resmi tentang kunjungan Paus Fransiskus, baik dari Vatikan maupun Pemerintah Indonesia.
“Kita semua punya kerinduan supaya Paus berkunjung ke Indonesia dan benar ada rencana untuk berkunjung, tetapi kapan, di mana, dan acara apa, kita perlu kepastian pengumuman resmi dari pihak Tahta Suci Vatikan dan Pemerintah Indonesia,” ujar Siswantoko.
Sementara itu, Sekretaris Komsos KWI, RD Anthonius Gregorius Lalu, mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terkonfirmasi kebenarannya.
“Tentu kalau ada pengumuman resmi tentang kunjungan Paus, pasti akan segera dipublikasikan kepada seluruh umat dan masyarakat. Kita doakan supaya kerinduan umat Katolik atas kedatangan Paus akan terkabul,” ungkapnya.
Kesimpulan
KWI menegaskan bahwa informasi soal rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 2 hingga 6 September 2024 tidak benar.
Sampai saat ini belum ada pengumuman resmi tentang kunjungan Paus Fransiskus, baik dari Tahta Suci Vatikan maupun Pemerintah Indonesia.
Sampai saat ini belum ada pengumuman resmi tentang kunjungan Paus Fransiskus, baik dari Tahta Suci Vatikan maupun Pemerintah Indonesia.
Rujukan
(GFD-2024-16806) [HOAKS] Urun Dana Terkait Kasus Pengemudi Xpander Tabrak Porsche
Sumber: kompas.comTanggal publish: 20/03/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar tangkapan layar aplikasi penggalangan dana Kitabisa untuk membantu pengemudi Mitsubishi Xpander dalam membayar ganti rugi.
Pengemudi Xpander berinisial JS menabrak mobil Porsche dalam showroom di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Rabu (13/3/2024).
Namun, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, unggahan tersebut hoaks.
Konten mengenai penggalangan dana untuk membantu pengemudi Xpander dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Dalam tangkapan layar, tertera jumlah donasi yang telah tersedia sebesar Rp 9 miliar.
Salah satu akun menuliskan keterangan demikian: Barangkali ada yg mau donasi.
Akun Facebook Tangkapan layar Facbook donasi yang diklaim dilakukan pengemudi Xpander di Kitabisa
Pengemudi Xpander berinisial JS menabrak mobil Porsche dalam showroom di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Rabu (13/3/2024).
Namun, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, unggahan tersebut hoaks.
Konten mengenai penggalangan dana untuk membantu pengemudi Xpander dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Dalam tangkapan layar, tertera jumlah donasi yang telah tersedia sebesar Rp 9 miliar.
Salah satu akun menuliskan keterangan demikian: Barangkali ada yg mau donasi.
Akun Facebook Tangkapan layar Facbook donasi yang diklaim dilakukan pengemudi Xpander di Kitabisa
Hasil Cek Fakta
Seperti diberitakan Kompas.com, Public Relation Manager Kitabisa, Fara Devana, membantah soal penggalangan dana untuk membantu pengemudi Xpander.
Ia mengatakan, tangkapan layar tersebut merupakan hoaks dan hasil rekayasa.
Menurut Fara, Kitabisa tidak pernah memfasilitasi urun dana yang melanggar ketertiban atau keamanan, seperti pada kasus kecelakaan di PIK 2.
“Apalagi di berbagai berita yang saya baca, pengemudi sampai bisa menabrak karena di bawah pengaruh minuman keras. Jadi tidak mungkin kita meloloskan galang dana untuk kasus ini,” ujar Fara, pada Senin (18/3/2024).
Selain itu, Fara menjelaskan, tidak ada pihak yang mengajukan penggalangan dana terkait kasus tersebut.
Apabila ada pihak yang mengajukan, maka tim Kitabisa akan menolak karena tidak sesuai dengan ketentuan.
“Di foto, tercantum bahwa yang mengajukan dari pihak Kitabisa. Tentu ini enggak mungkin, karena dari internal kita sudah pasti akan menolaknya,” kata Fara.
Adapun polisi telah menetapkan JS sebagai tersangka. Dalam pemeriksaan awal, ia mengaku sempat menenggak minuman keras di rumahnya sebelum mengemudi.
Akibat ulah JS, pemilik showroom mengalami kerugian mencapai Rp 5,7 miliar.
Ia mengatakan, tangkapan layar tersebut merupakan hoaks dan hasil rekayasa.
Menurut Fara, Kitabisa tidak pernah memfasilitasi urun dana yang melanggar ketertiban atau keamanan, seperti pada kasus kecelakaan di PIK 2.
“Apalagi di berbagai berita yang saya baca, pengemudi sampai bisa menabrak karena di bawah pengaruh minuman keras. Jadi tidak mungkin kita meloloskan galang dana untuk kasus ini,” ujar Fara, pada Senin (18/3/2024).
Selain itu, Fara menjelaskan, tidak ada pihak yang mengajukan penggalangan dana terkait kasus tersebut.
Apabila ada pihak yang mengajukan, maka tim Kitabisa akan menolak karena tidak sesuai dengan ketentuan.
“Di foto, tercantum bahwa yang mengajukan dari pihak Kitabisa. Tentu ini enggak mungkin, karena dari internal kita sudah pasti akan menolaknya,” kata Fara.
Adapun polisi telah menetapkan JS sebagai tersangka. Dalam pemeriksaan awal, ia mengaku sempat menenggak minuman keras di rumahnya sebelum mengemudi.
Akibat ulah JS, pemilik showroom mengalami kerugian mencapai Rp 5,7 miliar.
Kesimpulan
Unggahan mengenai penggalangan dana melalui aplikasi Kitabisa untuk membantu pengemudi Xpander adalah hoaks.
Tangkapan layar tersebut diduga hasil rekayasa. Sebab, tidak ada pihak yang mengajukan penggalangan dana melalui Kitabisa.
Selain itu, Kitabisa tidak memfasilitasi urun dana yang melanggar ketertiban atau keamanan, seperti pada kasus Xpander menabrak showroom mobil di PIK 2.
Tangkapan layar tersebut diduga hasil rekayasa. Sebab, tidak ada pihak yang mengajukan penggalangan dana melalui Kitabisa.
Selain itu, Kitabisa tidak memfasilitasi urun dana yang melanggar ketertiban atau keamanan, seperti pada kasus Xpander menabrak showroom mobil di PIK 2.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1393248384711284&set=gm.1017466543087571&idorvanity=257179022449664
- https://www.facebook.com/watch/?mibextid=oFDknk&v=399469306022275
- https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=2048454175554698&id=100011704067030&mibextid=oFDknk
- https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/18/103000965/ramai-soal-pemilik-xpander-tabrak-porsche-disebut-lakukan-galang-dana-ini
- https://t.me/kompascomupdate
Halaman: 2650/6231