(GFD-2023-14543) Cek Fakta: Tidak Benar Kemenkes Keluarkan Surat Edaran Kewajiban Pemakaian Masker Lagi pada Masyarakat
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 17/12/2023
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai berisi Kemenkes mengeluarkan surat edaran kewajiban memakai masker lagi pada masyarakat. Postingan ini beredar sejak pekan lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 16 Desember 2023.
Berikut isi postingannya:
"Pemakaian masker di Indonesia mulai 15 Desember 2023 Berdasarkan Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan Nomor HK.02.01/MENKES/1042/2023 tanggal 6 Desember 2023, penggunaan masker di Indonesia mulai 15 Desember 2023 akan mengikuti ketentuan sebagai berikut: Pemakaian masker tetap wajib di tempat-tempat umum tertutup, seperti transportasi umum, fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas umum lainnya yang dapat menimbulkan kerumunan orang."
Lalu benarkah pesan berantai berisi Kemenkes mengeluarkan surat edaran kewajiban memakai masker lagi pada masyarakat?
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengunjungi akun resmi Kementerian Kesehatan di Twitter, @KemenkesRI yang sudah biru atau terverifikasi. Di sana terdapat bantahan pesan berantai itu yang diunggah pada 16 November 2023.
Berikut isi cuitannya:
"#Healthies, beredar postingan surat edaran @KemenkesRI tentang kewajiban penggunaan masker di Indonesia😳
Faktanya❌Kemenkes tidak mengeluarkan SE terkait kewajiban pemakaian masker❌
Masyarakat diimbau pakai masker saat sakit atau ditempat umum yg berisiko penularan COVID-19.
Jangan lupa juga lengkapi proteksi diri dengan protokol kesehatan lainnya dan lmvaksinasi COVID-19 hingga dosis booster 💉
Salam sehat!"
Hasil Cek Fakta
Kesimpulan
Pesan berantai berisi Kemenkes mengeluarkan surat edaran kewajiban memakai masker lagi pada masyarakat adalah tidak benar. Faktanya Kemenkes tidak pernah mengeluarkan SE terkait kewajiban penggunaan masker.
Rujukan
(GFD-2023-14542) Keliru, Klaim Tim AMIN Soal Pemerintah Orde Baru Subsidi Biaya Pendidikan Tinggi Hingga 90 Persen
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 16/12/2023
Berita
Dewan pakar sekaligus juru bicara pasangan AMIN (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar), Sulfikar Amir, menyatakan bahwa subsidi biaya pendidikan tinggi pada era Orde Baru mencapai hingga 90 persen. Pernyataan itu disampaikan Sulfikar di Semarang, Jawa Tengah, Senin, 4 Desember 2023, seperti dimuat oleh Tempo.co.
Hal itu disampaikan terkait janji pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar akan menaikkan subsidi di perguruan tinggi negeri jika terpilih. Mereka optimis program tersebut bisa menekan biaya kuliah paling tidak hingga sepertiga dari biaya kuliah sekarang karena pernah dipraktikkan di masa Orde Baru. “Saat itu, pemerintah bahkan mengeluarkan subsidi biaya pendidikan tinggi hingga 90 persen,” kata Sulfikar.
Benarkah di masa Orde Baru mengeluarkan subsidi biaya pendidikan tinggi hingga 90 persen?
Hasil Cek Fakta
Dosen Ilmu Pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Parepare, Andi Hasdiansyah merujuk pada aturan hukum terkait pendidikan nasional pada masa Orde Baru, yaitu Undang-Undang (UU) No 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. UU itu tidak mengatur mengenai subsidi 90 persen.
Pada era Orde Baru, kata Andi, beberapa program subsidi pendidikan memang diberikan. Namun jumlah rata-ratanya tidak mencapai 10 persen. Sementara pada akhir masa Orde Baru (1997/1998), subsidi pendidikan hanya sebesar 4,5 persen.
Sejak tahun 2009, pemerintah telah mengalokasikan 20 persen dari APBN untuk anggaran pendidikan (mandatory spending). Angka ini termasuk yang terbesar di Asia, walaupun belanja pendidikan Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan Vietnam, Malaysia, bahkan Timor Leste jika ditinjau dari persentase Produk Domestik Bruto (PDB).
Dilansir Katadata, dalam 10 tahun terakhir, anggaran pendidikan 2023 yang dikucurkan dari pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN ) mencapai Rp 612,2 triliun. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024, pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan Rp 660,8 triliun. Anggaran tersebut merupakan rekor tertinggi baru. Besaran anggaran pendidikan tersebut setara 19,68 persen dari total belanja negara dalam RAPBN 2024 yang nilainya Rp3.304,1 triliun.
Kesimpulan
Hasil verifikasi klaim bersama ahli menunjukkan bahwa pemerintah di masa Orde Baru mengeluarkan subsidi biaya pendidikan tinggi hingga 90 persen adalahkeliru.
Pada era Orde Baru, beberapa program subsidi pendidikan memang diberikan. Namun jumlah rata-ratanya tidak mencapai 10 persen. Sementara pada akhir masa Orde Baru (1997/1998), subsidi pendidikan hanya sebesar 4,5 persen.
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI)
Rujukan
- https://nasional.tempo.co/read/1805337/anies-muhaimin-janji-naikkan-subsidi-pendidikan-nantinya-biaya-kuliah-jadi-sepertiganya
- https://jdih.kemdikbud.go.id/sjdih/siperpu/dokumen/salinan/salinan_20220619_134537_UU-Nomor-2-Tahun-1989.pdf
- https://media.neliti.com/media/publications/159924-ID-kebijakan-pemerintah-dalam-bidang-pendid.pdf
- https://www.bisnisnews.id/detail/berita/mempertanyakan-dana-pendidikan-di-apbn-yang-selangit
- https://anggaran.kemenkeu.go.id/in/post/menyoal-anggaran-pendidikan
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/14/anggaran-pendidikan-apbn-2023-paling-tinggi-sepanjang-sejarah
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/05/24/realisasi-apbn-surplus-rp1031-triliun-hingga-april-2022
- https://databoks.katadata.co.id/tags/anggaran-pendidikan
(GFD-2023-14541) Keliru, Pesan Berantai dari Profesor Suparman Usman Ajak Masyarakat Boikot Google dan YouTube
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 16/12/2023
Berita
Sebuah konten beredar di WhatsApp dan Facebook [ arsip ] berisi klaim bahwa Guru Besar Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin, Banten, Suparman Usman, mengajak masyarakat memboikot Google dan YouTube karena akan meluncurkantrailer film yang merendahkan atau menghina Nabi Muhammad. Pemboikotan itu dikatakan bertujuan memberikan kerugian secara finansial pada Google.
Berikut isi narasi itu selengkapnya:Info penting dari Prof. DR. H. Suparman Usman (Dosen Guru Besar IAIN SMHB Serang & Untirta Srg). Hari ini dan besok jgn access Google & Youtube karena Google dan Youtube akan melounching film trailer degrading Nabi Muhammed SAW…..
Namun, benarkah Prof Usman mengeluarkan pernyataan tersebut?
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Tempo menghubungi Prof Usman langsung melalui telepon untuk mengkonfirmasi narasi itu. Dia menegaskan tidak mengeluarkan pernyataan mengajak pemboikotan Google dan YouTube. “Itu bukan dari saya, nggak tahu itu dari mana asalnya, kok muncul nama saya,” kata Prof Usman, Jumat, 15 Desember 2023.
Dia mengatakan sejumlah kolega pun menanyakan narasi tersebut kepada dirinya, termasuk yang dari Makassar, Sulawesi Selatan. Ia pun menjawab tidak pernah membuat dan menyebar pernyataan tersebut dan tidak tahu siapa yang melakukannya.
Prof Usman menjelaskan dirinya setiap hari mengajar Ilmu Hukum di Untirta dan UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten. Dia mengaku tidak memiliki urusan dengan isu-isu yang disebarkan melalui narasi tersebut. “Saya kan setiap hari ngajar di Untirta, di UIN. Apa urusannya saya dengan itu, nggak tahu itu jadi muncul nama saya,” kata dia lagi.
Kontroversi Film “Innocence of Muslims”
Pada 2012 pernah muncul sebuah video kontroversial di YouTube yang menyebabkan platform tersebut diboikot komunitas muslim. Dilansir The Guardian, 19 Mei 2015, sebuah trailer film berjudul “Innocence of Muslims” diunggah ke YouTube oleh penulis naskah dan sutradaranya, Mark Basseley Youssef, pada tahun 2012.
Video itu dianggap menghujat Nabi Muhammad hingga timbul protes, pemboikotan, dan kerusuhan pada komunitas muslim, terutama di Timur Tengah. Pengadilan di Amerika Serikat memutuskan YouTube harus menghapus video tersebut, yang didukung presiden saat itu, Barack Obama, dan para tokoh dunia.
Aktris dalam video tersebut, Cindy Lee Garcia, merupakan orang yang mengajukan gugatan penghapusan video tersebut. Dia mengaku sebelumnya berakting untuk film Desert Warrior, namun suara dialog dirinya dan judul film telah diubah oleh produser.
Pihak Google tidak menyatakan mengikuti putusan pengadilan saat dimintai tanggapan. Apalagi, pada tahun 2015 pengadilan di tahap banding Amerika Serikat memutuskan agar trailer film itu tidak harus dihapus dari platform YouTube.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Guru Besar Untirta dan UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten, Prof. Dr. H. Suparman Usman, SH.,MH. mengajak masyarakat memboikot Google dan YouTube karena akan meluncurkan trailer film yang menghina atau merendahkan Nabi Muhammad, adalahkeliru.
Kasus video kontroversial yang dianggap menghujat Nabi Muhammad pernah tayang di YouTube pada 2012. Namun, sesungguhnya Prof Suparman menyatakan tidak terkait dengan isu tersebut.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0HKMgLwdPeHxesen3QMYKa8rVHHSUujXVybntMDtbYArMQDmLHis8RjaPuVnJ8tRNl&id=100055187763915
- https://web.archive.org/web/20231216045627/
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0HKMgLwdPeHxesen3QMYKa8rVHHSUujXVybntMDtbYArMQDmLHis8RjaPuVnJ8tRNl&id=100055187763915
- https://www.theguardian.com/technology/2015/may/19/anti-muslim-film-youtube-innocence-of-muslims mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2023-14540) Cek Fakta: Dalam Video Ini Bukan Seorang Guru di Palestina Seolah Berbicara di Depan Muridnya
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 16/12/2023
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video seorang guru di Palestina seolah berbicara di depan muridnya, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 4 November 2023.
Klaim video seorang guru di Palestina seolah berbicara di depan muridnya menampilkan seorang lelaki yang sedang berdiri di mimbar dan berbicara seperti memberikan pidato.
Dalam video tersebut terdapat tulisan sebagai berikut.
"Seorang Guru Di Palestin Ini Berbicara Seolah2 Didepan Ada Muridnya, Kenyataanya Semua Muridnya Telah Syahid."
Benarkah klaim video seorang guru di Palestina seolah berbicara di depan muridnya? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video seorang guru di Palestina seolah berbicara di depan muridnya, sebelumnya Cek Fakta Liputan6.com telah menelusuri video yang identik dalam artikel berjudul "Cek Fakta: Tidak Benar Dalam Video Ini Menteri Pendidikan Gaza Umumkan Tahun Ajaran 2023/2024 Berakhir karena Siswanya Gugur", yang dimuat situs Liputan6.com, pada 4 November 2023.
Dapam menelusuri video tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menjadikan logo dan Telescope sebagai bahan penelusuran.
Penelusuran mengarah pada situs Telescope.productions, dalam situs tersebut terdapat logo dan tulisan yang identik dengan klaim. Situs tersebut menyebutkan Telescope merupakan perusahaan yang memproduksi konten visual berbahasa Arab, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah sosial dan kesehatan.
Lewat akun Instagramnya @telescope mengunggah video yang identik dengan klaim, video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
حاولنا في تلسكوب من خلال هذا الفيديو أن نسلط الضوء على جزء من مأساة كبيرة يعيشها الغزيون منذ 26 يوماً.
We, at Telescope, tried through this video to shed the light on a small part of the painful tragedy that Gazans have been going through for the past 26 days
Jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia sebagai berikut.
"Melalui video ini, kami mencoba menggunakan teleskop untuk menjelaskan sebagian dari tragedi besar yang dialami warga Gaza 26 hari lalu.
Kami di Telescope mencoba melalui video ini untuk menjelaskan sebagian kecil dari tragedi menyakitkan yang dialami warga Gaza selama 26 hari terakhir."
Dalam kolom komentar unggahan tersebut akun Instagram @telescope mengucapkan terimakasi dan mention akun bernama @mohammad.salamah yang merupakan seorang aktor.
Akun Instagram @mohammad.salamah pun mengunggah video yang identik dan memberikan keterangan sebagai berikut.
إلى أرواح أبناءنا ..... و بنعتذر منكم يا ولاد, بنحبكوشكرا @telescope#gaza #gazaunderattack #freepalestine #kids#غزة_تحت_القصف #غزة #فلسطين #اطفال
Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut.
Kepada jiwa anak-anak kami..... Dan kami mohon maaf kepada kalian, kami sayang kalianTerima kasih @teleskop#gaza #gazaunderserangan #freepalestine #kids#غزة_تحت_القصف #غزة #فلسطين #اطفال
Jika diperhatikan dengan seksama, wajah aktor tersebut identik dengan seorang yang diklaim sebagai Menteri Pendidikan Gaza.
Penelusuran juga menemukan artikel berjudul 'Hoaks Menteri Pendidikan Gaza Akhiri Tahun Ajaran 2023/2024 Karena Seluruh Siswa Telah Terbunuh" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 30 Oktober 2023.
Artikel situs Liputan6.com menyebutkan, kabar tersebut adalah hoaks. Tidak ada satu sumber kredibel yang menyatakan bahwa Menteri Pendidikan Gaza mengakhiri tahun ajaran 2023/2024 akibat seluruh anak tewas.
Meski memang korban perang dari golongan anak-anak dan pelajar cukup banyak, namun tidak ada satu pun akun media sosial resmi yang terkait dengan Palestina atau Gaza menyatakan informasi di atas.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video seorang guru di Palestina seolah berbicara di depan muridnya tidak benar.
Video tersebut diperankan oleh aktor dalam konten visual dokumenter.
Rujukan
Halaman: 2648/5677