“Don’t Tell DA”
Terjemahan: Jangan beri tahu DA (Demokratiese Alliansie, nama partai di Afrika Selatan)
(GFD-2024-16833) [SALAH] Video Trump Promosikan Sebuah Partai di Afrika Selatan
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 23/03/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Beredar video di X/Twitter sebuah video yang menampilkan Donald Trump yang sedang mengajak masyarakat Afrika Selatan untuk memilih partai uMkhonto weSizwe (MK) di Pemilu Afrika Selatan pada bulan Mei 2024 mendatang. Diketahui partai ini didukung oleh salah satu mantan presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma.
Setelah dilakukan penelusuran, ternyata video tersebut berasal dari video wawancara Trump bersama Lester Holt di NBC News. Selama wawancara 13 menit yang diterbitkan pada 12 Mei 2017 tersebut, Trump membahas bahwa dia sedang bersiap untuk memecat direktur FBI saat itu James Comey. Hingga akhir dia tidak menyebutkan Afrika Selatan maupun partai MK seperti video yang beredar di Twitter tersebut.
Berdasarkan hasil penelusuran tersebut maka dapat disimpulkan jika video yang beredar mengenai ajakan Trump kepada rakyat Afrika Selatan untuk memilih partai MK adalah hasil rekayasa menggunakan AI.
Setelah dilakukan penelusuran, ternyata video tersebut berasal dari video wawancara Trump bersama Lester Holt di NBC News. Selama wawancara 13 menit yang diterbitkan pada 12 Mei 2017 tersebut, Trump membahas bahwa dia sedang bersiap untuk memecat direktur FBI saat itu James Comey. Hingga akhir dia tidak menyebutkan Afrika Selatan maupun partai MK seperti video yang beredar di Twitter tersebut.
Berdasarkan hasil penelusuran tersebut maka dapat disimpulkan jika video yang beredar mengenai ajakan Trump kepada rakyat Afrika Selatan untuk memilih partai MK adalah hasil rekayasa menggunakan AI.
Kesimpulan
Faktanya video yang beredar mengenai ajakan Trump kepada rakyat Afrika Selatan untuk memilih partai MK adalah hasil rekayasa menggunakan AI. Video tersebut merupakan wawancara Trump di NBC News mengenai pemecatan direktur FBI saat itu James Comey.
Rujukan
(GFD-2024-16832) [SALAH] NASA Prediksi Kiamat Internet pada 2025
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 23/03/2024
Berita
NASA bersiap menghadapi ancaman ‘kiamat internet’ dari badai matahari yang akan datang pada tahun 2025
Hasil Cek Fakta
Sebuah postingan di Facebook dengan klaim Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) Amerika Serikat menyatakan akan terjadi kiamat internet pada tahun 2025. Konten tersebut memuat prediksi NASA tentang fenomena badai matahari yang menyebabkan terganggunya sambungan internet selama beberapa bulan atau kiamat internet.
Narasi tersebut beredar luas di Amerika Serikat sejak Juni 2023 dan disebarluaskan oleh sejumlah media clickbait di sana. Media-media itu menyebut, prediksi adanya badai matahari itu berasal dari Parker Solar Probe (PSP), proyek NASA yang mempelajari angin matahari. Namun dalam laman resmi milik NASA, mereka tidak pernah merilis artikel yang menjelaskan tentang adanya prediksi terjadinya kiamat internet karena badai matahari pada 2025.
Dilansir dari Snopes.com, Parker Solar Probe (PSP) merupakan proyek penelitian helio fisika (fisika matahari) tingkat lanjut dari NASA untuk mengetahui proses pemanasan matahari, sumber tenaga surya, embusan angin dan materialnya ke luar angkasa, serta batas terjauh lontaran berbagai partikel dari matahari itu.
Parker Solar Probe dirancang untuk terbang dalam jarak sekitar 4 juta mil (6,5 juta kilometer) dari permukaan Matahari untuk melacak aliran energi, mempelajari pemanasan korona matahari, dan mengeksplorasi apa yang mempercepat angin matahari.
Dengan begitu dapat disimpulkan, melalui hasil temuan tersebut bahwa unggahan Facebook yang mengklaim NASA memprediksi badai matahari akan menyebabkan kiamat internet selama berbulan-bulan pada 2025 adalah salah. Faktanya NASA tidak atau belum memprediksi adanya kiamat internet pada puncak siklus matahari tahun 2025.
Narasi tersebut beredar luas di Amerika Serikat sejak Juni 2023 dan disebarluaskan oleh sejumlah media clickbait di sana. Media-media itu menyebut, prediksi adanya badai matahari itu berasal dari Parker Solar Probe (PSP), proyek NASA yang mempelajari angin matahari. Namun dalam laman resmi milik NASA, mereka tidak pernah merilis artikel yang menjelaskan tentang adanya prediksi terjadinya kiamat internet karena badai matahari pada 2025.
Dilansir dari Snopes.com, Parker Solar Probe (PSP) merupakan proyek penelitian helio fisika (fisika matahari) tingkat lanjut dari NASA untuk mengetahui proses pemanasan matahari, sumber tenaga surya, embusan angin dan materialnya ke luar angkasa, serta batas terjauh lontaran berbagai partikel dari matahari itu.
Parker Solar Probe dirancang untuk terbang dalam jarak sekitar 4 juta mil (6,5 juta kilometer) dari permukaan Matahari untuk melacak aliran energi, mempelajari pemanasan korona matahari, dan mengeksplorasi apa yang mempercepat angin matahari.
Dengan begitu dapat disimpulkan, melalui hasil temuan tersebut bahwa unggahan Facebook yang mengklaim NASA memprediksi badai matahari akan menyebabkan kiamat internet selama berbulan-bulan pada 2025 adalah salah. Faktanya NASA tidak atau belum memprediksi adanya kiamat internet pada puncak siklus matahari tahun 2025.
Kesimpulan
Klaim tentang NASA memprediksi badai matahari akan menyebabkan kiamat internet selama berbulan-bulan pada 2025 adalah salah. Faktanya NASA tidak atau belum memprediksi adanya kiamat internet pada puncak siklus matahari tahun 2025.
Rujukan
(GFD-2024-16831) [SALAH] Raja Charles III Meninggal Dunia di usia 75 tahun karena kanker
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 22/03/2024
Berita
[Diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia]
TM24 LANGSUNG | Istana Buckingham
#BREAKING | Raja Inggris Charles III Meninggal Karena Kanker di Usia 75 Tahun
#RoyalAnnouncement #KingCharles
TM24 LANGSUNG | Istana Buckingham
#BREAKING | Raja Inggris Charles III Meninggal Karena Kanker di Usia 75 Tahun
#RoyalAnnouncement #KingCharles
Hasil Cek Fakta
Akun twitter Truth Media pada 19 Maret 2024 mengunggah postingan yang menyatakan bahwa Raja Charles III meninggal di usia 75 tahun dikarenakan kanker.
Setelah dilakukan penelusuran, tidak adanya media terpercaya dalam memberitakan meninggalnya Raja Charles III. Dalam situs resmi instagram dan web @theroyalfamily tidak ada informasi yang memberitakan meninggalnya Raja Charles III.
Kedutaan Besar Inggris di Kyiv, Ukraina, dan Azerbaijan telah menepis rumor seputar dugaan kematian Raja Charles III. Melalui X, Kedutaan Besar Inggris di Kyiv menyatakan, "Kami ingin menginformasikan kepada Anda bahwa berita kematian Raja Charles III adalah palsu," dalam twitter resmi @UKinUkraine. Serta, Kedutaan Besar Inggris di Azerbaijan juga meyakinkan masyarakat dengan menyatakan, "Kami menginformasikan bahwa laporan tentang kematian Raja Charles III adalah palsu!" dalam twitter resmi @ukinazerbaijan.
Dilansir dari misbar.com, memang sebelumnya Istana Buckingham telah mengungkapkan bahwa Raja Charles didiagnosa mengidap jenis kanker yang tidak dijelaskan secara spesifik.
“Yang Mulia hari ini memulai jadwal perawatan rutin, dan selama itu beliau telah disarankan oleh dokter untuk menunda tugas-tugas publik,” kata pihak istana bulan lalu. Awal bulan ini, dalam pidatonya di televisi, Charles mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para pendukungnya atas "doa baik dan penuh perhatian" mereka terkait kesehatannya, dan berjanji untuk "terus melayani Anda semampu saya."
Setelah dilakukan penelusuran, tidak adanya media terpercaya dalam memberitakan meninggalnya Raja Charles III. Dalam situs resmi instagram dan web @theroyalfamily tidak ada informasi yang memberitakan meninggalnya Raja Charles III.
Kedutaan Besar Inggris di Kyiv, Ukraina, dan Azerbaijan telah menepis rumor seputar dugaan kematian Raja Charles III. Melalui X, Kedutaan Besar Inggris di Kyiv menyatakan, "Kami ingin menginformasikan kepada Anda bahwa berita kematian Raja Charles III adalah palsu," dalam twitter resmi @UKinUkraine. Serta, Kedutaan Besar Inggris di Azerbaijan juga meyakinkan masyarakat dengan menyatakan, "Kami menginformasikan bahwa laporan tentang kematian Raja Charles III adalah palsu!" dalam twitter resmi @ukinazerbaijan.
Dilansir dari misbar.com, memang sebelumnya Istana Buckingham telah mengungkapkan bahwa Raja Charles didiagnosa mengidap jenis kanker yang tidak dijelaskan secara spesifik.
“Yang Mulia hari ini memulai jadwal perawatan rutin, dan selama itu beliau telah disarankan oleh dokter untuk menunda tugas-tugas publik,” kata pihak istana bulan lalu. Awal bulan ini, dalam pidatonya di televisi, Charles mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para pendukungnya atas "doa baik dan penuh perhatian" mereka terkait kesehatannya, dan berjanji untuk "terus melayani Anda semampu saya."
Kesimpulan
Faktanya, tidak adanya media terpercaya yang memberitakan berita tersebut.
Rujukan
(GFD-2024-16830) [SALAH] Bendera dikibarkan setengah tiang di Inggris
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 22/03/2024
Berita
[Diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia]
#BREAKING || #UK | #UnitedKingdom | #Britain
Bendera dikibarkan setengah tiang di Inggris
#BREAKING || #UK | #UnitedKingdom | #Britain
Bendera dikibarkan setengah tiang di Inggris
Hasil Cek Fakta
Akun twitter @GlobalNews70 mengunggah postingan mengenai pengibaran bendera yang hanya setengah tiang di Inggris. Postingan tersebut juga melampirkan gambar yang mengklaim menunjukkan penurunan bendera di Inggris, di tengah ekspektasi akan adanya pengumuman penting pada 18 Maret 2024.
Dilansir dalam misbar.com gambar tersebut merupakan gambar yang sudah lama. Gambar yang beredar berasal dari bulan September 2022, memperlihatkan bendera Inggris diturunkan setengah tiang di atas Konsulat Jenderal Inggris di Istanbul sebagai bentuk duka atas meninggalnya Ratu Elizabeth II saat itu.
Pada 8 September 2022, Istana Buckingham mengumumkan kematian Ratu Elizabeth II tak lama setelah kondisi kesehatannya tiba-tiba memburuk. Raja Inggris yang paling lama memerintah meninggal dunia pada usia 96 tahun, setelah menjabat sebagai ratu Inggris Raya selama 70 tahun sejak naik tahta pada usia 25 tahun.
Dilansir dalam misbar.com gambar tersebut merupakan gambar yang sudah lama. Gambar yang beredar berasal dari bulan September 2022, memperlihatkan bendera Inggris diturunkan setengah tiang di atas Konsulat Jenderal Inggris di Istanbul sebagai bentuk duka atas meninggalnya Ratu Elizabeth II saat itu.
Pada 8 September 2022, Istana Buckingham mengumumkan kematian Ratu Elizabeth II tak lama setelah kondisi kesehatannya tiba-tiba memburuk. Raja Inggris yang paling lama memerintah meninggal dunia pada usia 96 tahun, setelah menjabat sebagai ratu Inggris Raya selama 70 tahun sejak naik tahta pada usia 25 tahun.
Kesimpulan
Faktanya, foto pada lampiran unggahan tersebut merupakan kejadian meninggalnya Queen Elizabeth pada II pada September 2022.
Rujukan
Halaman: 2645/6232