Beredar sebuah video yang mengklaim bahwa Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengikuti Pemilu 2024 di Amerika Serikat (AS). Dia disebut melakukan pencoblosan di Negeri Paman Sam dan mendukung pasangan calon (Paslon) Nomor Urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN). Konten tersebut dibagikan oleh akun TikTok @makzulkan.jokowi.solo pada Rabu 14 Februari 2024 dini hari. Dalam unggahannya, dia menyertakan foto Sri Mulyani menggunakan kemeja putih dan memamerkan jari telunjuk yang sudah dicelup tinta.
"Akhirnya Sri Mulyani sudah mencoblos di USA, salam satu jari kode alam semesta 01 (AMIN)," kata narasi video. Sampai saat ini, video tersebut sudah dilihat lebih dari 700.000 kali dan disukai oleh lebih dari 50.000 pengguna. Namun, benarkah klaim tersebut? berikut penjelasannya.
(GFD-2024-15961) Cek Fakta: Sri Mulyani Mencoblos di AS, Salam Satu Jari 'Kode Alam Semesta'
Sumber: tiktok.comTanggal publish: 14/02/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan informasi dari Antara, Sri Mulyani tidak melakukan pencoblosan di Amerika. Dia menggunakan hak pilihnya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) di Tanah Air. Dia mengikuti proses pencoblosan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 73 Bintaro, Tangerang Selatan. Sri Mulyani hadir tepat pukul 9.00 WIB dengan menggunakan kemeja hitam didampingi sang suami, Tonny Sumartono. Seluruh proses pencoblosan Sri Mulyani berlangsung selama kurang lebih setengah jam. Setelah mencoblos, dia pun sempat berswafoto dengan warga setempat dan memberikan keterangan pers kepada wartawan. Sementara itu berdasarkan penelusuran Pikiran-Rakyat.com, foto yang digunakan dalam konten tersebut merupakan potret Sri Mulyani kala mengikuti Pemilu 2019 silam. Pada saat itu pun dia tidak melakukan pencoblosan di AS, melainkan di TPS 77 Bintaro, Tangerang Selatan, Banten.
Kesimpulan
Foto yang digunakan dalam konten tersebut merupakan potret Sri Mulyani kala mengikuti Pemilu 2019 silam. Pada saat itu pun dia tidak melakukan pencoblosan di AS, melainkan di TPS 77 Bintaro, Tangerang Selatan, Banten.
Rujukan
(GFD-2024-15960) [HOAKS] Air Samudra Atlantik dan Pasifik Tidak Bisa Menyatu
Sumber: kompas.comTanggal publish: 12/02/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar narasi bahwa air di Samudra Atlantik dan Pasifik tidak dapat menyatu karena perbedaan kepadatan dan suhu yang menciptakan penghalang alami.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi soal air Samudra Atlantik dan Pasifik tidak dapat menyatu ditemukan di akun Instagram ini dan Facebook ini.
Pengunggah menyertakan video hamparan air dengan dua warna berbeda, hijau kebiruan dan coklat.
Salah satu klip menampilkan seseorang mengguncang-guncangkan sampel air dalam tabung reaksi. Setelah didiamkan, air dengan warna keruh mengendap.
Berikut narasi yang ditulis akun Facebook pada 2 Januari 2024:
Seorang pria memposting video penampakan perbatasan Samudra Pasifik dan Samudra Atlantik. Nggak disangka ternyata perbatasannya sangat kontras!
Pria itupun mencoba memasukan kedua jenis air tersebut ke dalam botol, dan terbukti bahwa kedua kandungan air tersebut nggak bisa menyatu. Itu dikarenakan Samudera Pasifik dan Samudera Atlantik memiliki kepadatan, dan suhu yang berbeda, sehingga menciptakan penghalang alami yang disebut punggung bukit Atlantik Tengah.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi soal air Samudra Atlantik dan Pasifik tidak dapat menyatu ditemukan di akun Instagram ini dan Facebook ini.
Pengunggah menyertakan video hamparan air dengan dua warna berbeda, hijau kebiruan dan coklat.
Salah satu klip menampilkan seseorang mengguncang-guncangkan sampel air dalam tabung reaksi. Setelah didiamkan, air dengan warna keruh mengendap.
Berikut narasi yang ditulis akun Facebook pada 2 Januari 2024:
Seorang pria memposting video penampakan perbatasan Samudra Pasifik dan Samudra Atlantik. Nggak disangka ternyata perbatasannya sangat kontras!
Pria itupun mencoba memasukan kedua jenis air tersebut ke dalam botol, dan terbukti bahwa kedua kandungan air tersebut nggak bisa menyatu. Itu dikarenakan Samudera Pasifik dan Samudera Atlantik memiliki kepadatan, dan suhu yang berbeda, sehingga menciptakan penghalang alami yang disebut punggung bukit Atlantik Tengah.
Hasil Cek Fakta
Lokasi perairan yang menampilkan dua warna berbeda serta tidak dapat menyatu bukan di perbatasan Samudra Atlantik dan Pasifik.
Perairan dalam video merupakan pertemuan air Sungai Fraser dengan air di Selat Georgia, Samudra Pasifik.
Sebelumnya, Tim Cek Fakta pernah menemukan klaim keliru yang mengira pertemuan air sungai dan air laut itu sebagai perbatasan Samudra Pasifik dan Atlantik.
Sungai Fraser yang bermuara di Selat Georgia kerap membawa lumpur, sekitar 20 juta ton setiap tahun.
Saat musim semi atau awal musim panas, batas yang terbentuk antara air Sungai Fraser yang mengandung lumpur dan Selat Georgia mudah dibedakan.
Selain lumpur, sedimen air sungai juga membawa fitoplankton yang memengaruhi warna air.
Sebagai informasi, Samudera Atlantik dan Pasifik bertemu di Cape Horn, ujung selatan Chile, Amerika Selatan.
Dikutip dari Live Science, arus kuat di sekitar Samudera Selatan Antartika menarik air searah jarum jam melalui Selat Drake dari Pasifik ke Atlantik.
Peneliti di Universitas Sorbonne dan Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis (CNRS), Casimir de Lavergne mengatakan, dari berbagai sumber air yang mengelilingi lautan, terdapat clines atau lapisan air dengan sifat berbeda.
Peneliti membedakan percampuran dan pertukaran air. Percampuran berarti mengubah komponen air secara permanen.
Sementara, pertukaran air hanya berpengaruh pada massa air tanpa menyebabkan percampuran sifat-sifatnya.
Pada intinya, percampuran dan pertukaran air laut tidak akan pernah berhenti. Misalnya, air yang lebih hangat dan segar dari lapisan es yang mencair tidak akan banyak tenggelam, sehingga memperlambat pertukaran air.
"Selama masih ada angin dan pasang surut, akan terjadi percampuran, akan ada arus," kata de Lavergne, dilansir Live Science.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa air Samudra Atlantik dan Pasifik dapat bercampur atau menyatu.
Perairan dalam video merupakan pertemuan air Sungai Fraser dengan air di Selat Georgia, Samudra Pasifik.
Sebelumnya, Tim Cek Fakta pernah menemukan klaim keliru yang mengira pertemuan air sungai dan air laut itu sebagai perbatasan Samudra Pasifik dan Atlantik.
Sungai Fraser yang bermuara di Selat Georgia kerap membawa lumpur, sekitar 20 juta ton setiap tahun.
Saat musim semi atau awal musim panas, batas yang terbentuk antara air Sungai Fraser yang mengandung lumpur dan Selat Georgia mudah dibedakan.
Selain lumpur, sedimen air sungai juga membawa fitoplankton yang memengaruhi warna air.
Sebagai informasi, Samudera Atlantik dan Pasifik bertemu di Cape Horn, ujung selatan Chile, Amerika Selatan.
Dikutip dari Live Science, arus kuat di sekitar Samudera Selatan Antartika menarik air searah jarum jam melalui Selat Drake dari Pasifik ke Atlantik.
Peneliti di Universitas Sorbonne dan Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis (CNRS), Casimir de Lavergne mengatakan, dari berbagai sumber air yang mengelilingi lautan, terdapat clines atau lapisan air dengan sifat berbeda.
Peneliti membedakan percampuran dan pertukaran air. Percampuran berarti mengubah komponen air secara permanen.
Sementara, pertukaran air hanya berpengaruh pada massa air tanpa menyebabkan percampuran sifat-sifatnya.
Pada intinya, percampuran dan pertukaran air laut tidak akan pernah berhenti. Misalnya, air yang lebih hangat dan segar dari lapisan es yang mencair tidak akan banyak tenggelam, sehingga memperlambat pertukaran air.
"Selama masih ada angin dan pasang surut, akan terjadi percampuran, akan ada arus," kata de Lavergne, dilansir Live Science.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa air Samudra Atlantik dan Pasifik dapat bercampur atau menyatu.
Kesimpulan
Narasi soal air Samudra Atlantik dan Pasifik tidak dapat menyatu muncul karena konteks yang keliru.
Perairan dalam video bukan Samudra Atlantik dan Pasifik, melainkan pertemuan antara air dari Sungai Fraser yang mengandung lumpur dengan air laut di Selat Georgia.
Perairan dalam video bukan Samudra Atlantik dan Pasifik, melainkan pertemuan antara air dari Sungai Fraser yang mengandung lumpur dengan air laut di Selat Georgia.
Rujukan
- https://www.instagram.com/p/C1gupWUpnvr/
- https://www.facebook.com/jamilreza.new/videos/6942686749182725
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/06/08/155200282/-hoaks-warna-air-berbeda-di-perbatasan-samudra-pasifik-dan-atlantik?page=all
- https://earthobservatory.nasa.gov/images/85028/plume-from-the-fraser-river
- https://www.livescience.com/planet-earth/rivers-oceans/do-the-pacific-ocean-and-the-atlantic-ocean-mix
- https://t.me/kompascomupdate
(GFD-2024-15959) [HOAKS] NASA Bisa Prediksi 30 Menit Sebelum Kiamat
Sumber: kompas.comTanggal publish: 12/02/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar narasi bahwa Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mampu memprediksi 30 menit sebelum kiamat terjadi.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Klaim soal NASA mampu memprediksi 30 menit sebelum kiamat terjadi ditemukan di akun Facebook ini, ini, dan ini.
Setiap akun mengunggah gambar disertai logo NASA dan teks berikut:
NASA akui bisa prediksi 30 menit sebelum terjadi hari kiamat.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Klaim soal NASA mampu memprediksi 30 menit sebelum kiamat terjadi ditemukan di akun Facebook ini, ini, dan ini.
Setiap akun mengunggah gambar disertai logo NASA dan teks berikut:
NASA akui bisa prediksi 30 menit sebelum terjadi hari kiamat.
Hasil Cek Fakta
Narasi seputar NASA dan kiamat pernah beredar sebelumnya. Hal itu dikaitkan dengan badai Matahari.
Badai Matahari disebut dapat memicu gangguan internet, sinyal ponsel, dan televisi satelit selama berbulan-bulan atau disebut kiamat internet.
Istilah kiamat internet bersumber dari studi soal badai Matahari yang ditulis Asisten Profesor Ilmu Komputer Universitas California, Sangeetha Abdu Jyothi, pada 2021.
Studi tersebut menganalisis ketahanan infrastruktur internet di seluruh dunia dan menemukan bahwa kabel bawah laut memiliki risiko kegagalan yang lebih tinggi.
Terkait badai Matahari, NASA pernah membuat model komputer baru untuk memberi peringatan soal cuaca luar angkasa yang berbahaya.
Model ini menggabungkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dengan data satelit NASA untuk menganalisis angin Matahari dan memprediksi lokasi badai Matahari yang akan datang.
Dikutip dari situs NASA, prediksi peringatan badai Matahari tersebut muncul 30 menit lebih awal.
Sehingga, persiapan menghadapi badai Matahari dan mencegah dampaknya terhadap jaringan listrik dan infrastruktur penting lain dapat dilakukan.
Adapun badai Matahari berbeda dengan kiamat, karena fenomena itu penah terjadi.
Contohnya, badai Matahari di Kanada pada 1989 yang mengakibatkan pemadaman listrik di seluruh wilayah Quebec.
Badai Matahari juga pernah terjadi pada 1859 yang terkenal dengan Peristiwa Carrington.
NASA membuat model komputer yang disebut DAGGER atau Deep Learning Geomagnetic Perturbation.
DAGGER dapat memprediksi gangguan geomagnetik di seluruh dunia dengan cepat dan akurat, 30 menit sebelum terjadi.
Badai Matahari disebut dapat memicu gangguan internet, sinyal ponsel, dan televisi satelit selama berbulan-bulan atau disebut kiamat internet.
Istilah kiamat internet bersumber dari studi soal badai Matahari yang ditulis Asisten Profesor Ilmu Komputer Universitas California, Sangeetha Abdu Jyothi, pada 2021.
Studi tersebut menganalisis ketahanan infrastruktur internet di seluruh dunia dan menemukan bahwa kabel bawah laut memiliki risiko kegagalan yang lebih tinggi.
Terkait badai Matahari, NASA pernah membuat model komputer baru untuk memberi peringatan soal cuaca luar angkasa yang berbahaya.
Model ini menggabungkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dengan data satelit NASA untuk menganalisis angin Matahari dan memprediksi lokasi badai Matahari yang akan datang.
Dikutip dari situs NASA, prediksi peringatan badai Matahari tersebut muncul 30 menit lebih awal.
Sehingga, persiapan menghadapi badai Matahari dan mencegah dampaknya terhadap jaringan listrik dan infrastruktur penting lain dapat dilakukan.
Adapun badai Matahari berbeda dengan kiamat, karena fenomena itu penah terjadi.
Contohnya, badai Matahari di Kanada pada 1989 yang mengakibatkan pemadaman listrik di seluruh wilayah Quebec.
Badai Matahari juga pernah terjadi pada 1859 yang terkenal dengan Peristiwa Carrington.
NASA membuat model komputer yang disebut DAGGER atau Deep Learning Geomagnetic Perturbation.
DAGGER dapat memprediksi gangguan geomagnetik di seluruh dunia dengan cepat dan akurat, 30 menit sebelum terjadi.
Kesimpulan
Narasi bahwa NASA mampu memprediksi 30 menit sebelum kiamat, muncul karena konteks yang keliru.
NASA membuat model komputer DAGGER yang dapat memprediksi gangguan geomagnetik, 30 menit sebelum terjadi.
Salah satu penyebab gangguan geomagnetik yakni badai Matahari. Badai Matahari bukanlah kiamat, karena pernah terjadi pada 1859 dan 1989.
NASA membuat model komputer DAGGER yang dapat memprediksi gangguan geomagnetik, 30 menit sebelum terjadi.
Salah satu penyebab gangguan geomagnetik yakni badai Matahari. Badai Matahari bukanlah kiamat, karena pernah terjadi pada 1859 dan 1989.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1569029677231241&set=gm.1704585983406365&idorvanity=238178810047097
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=713447434238240&set=a.267764108806577
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=704492965202012&set=gm.1443110973310730&idorvanity=1180269922928171
- https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/05/070000365/nasa-sebut-kiamat-internet-akan-terjadi-2025-benarkah-?page=all
- https://ics.uci.edu/~sabdujyo/papers/sigcomm21-cme.pdf
- https://www.nasa.gov/science-research/heliophysics/nasa-enabled-ai-predictions-may-give-time-to-prepare-for-solar-storms/
- https://t.me/kompascomupdate
(GFD-2024-15958) Cek Fakta: Tidak Benar Klaim Foto RSJ Khusus Pendukung Prabowo
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 14/02/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim foto RSJ khusus pendukung Prabowo, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 14 Februari 2024.
Unggahan klaim foto RSJ khusus pendukung Prabowo menampilkan sebuah bangunan bertuliskan
"Instalasi Gawat Darurat
RSJ KHUSUS PENDUKUNG PRABOWO"
Foto tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"Buat Pendukung 02Gagal Satu Putaran 😁"
Benarkah klaim foto RSJ khusus pendukung Prabowo? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim foto RSJ khusus pendukung Prabowo, dengan menangkap layar foto tersebut untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Google Image.
Penelusuran mengarah pada sejumlah situs, salah satunya tulisan berjudul "Software Akuntansi Untuk Rumah Sakit" yang dimuat situs acisindonesia.com.
Situs acisindonesia.com memuat foto bangunan yang identik dengan klaim terdapat tulisan "Instalasi Gawat Darurat".
Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Caleg Stres di Cirebon Sulit Cari Tempat Berobat" yang dimuat situs tribunnews.com, pada 12 April 2014, foto tersebut diberi keterangan "Ilustrasi rumah sakit penampung caleg stres".
Situs tribunnews.com mengunggah foto bangunan yang identik dengan klaim terdapat tulisan "Instalasi Gawat Darurat RSJ KHUSUS CALEG GAGAL".
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim foto RSJ khusus pendukung Prabowo tidak benar.
Foto tersebut merupakan hasil editan.
Rujukan
Halaman: 2642/6014