• (GFD-2024-16841) [SALAH] “RUMAH SAKIT JIWA KECEBONG”

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 23/03/2024

    Berita

    “RUMAH SAKIT JIWA
    KECEBONG
    Dr. DJAMAL”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook Sugeng memposting sebuah gambar papan nama bertuliskan “RUMAH SAKIT JIWA KECEBONG Dr. DJAMAL”. Postingan yang diunggah pada 20 Maret 2024 pukul 10.50 disertai caption “Tenang saja pak…!!!!?????.

    Setelah di telusuri papan nama tersebut telah di edit. Gambar yang asli bertuliskan “RUMAH SAKIT JIWA MAHONI Dr. Djamaludin. S berlokasi jalan Mahoni nomor 18. Mengenai Rumah Sakit Jiwa Kecebong merupakan hoaks lama yang kembali beredar.

    Dengan demikian gambar pada postingan tersebut telah disunting pada bagian nama. Nama yang asli adalah “RUMAH SAKIT JIWA MAHONI” bukan “RUMAH SAKIT JIWA KECEBONG Dr. JAMAL”, sehingga masuk dalam kategori konten parodi.

    Kesimpulan

    Gambar pada postingan tersebut telah disunting pada bagian nama. Faktanya, nama yang asli adalah “RUMAH SAKIT JIWA MAHONI” bukan “RUMAH SAKIT JIWA KECEBONG Dr. JAMAL”. Hoaks tersebut merupakan hoaks lama yang kembali beredar.

    Rujukan

  • (GFD-2024-16840) [HOAKS] Video Adian Napitupulu Dihalang-halangi Saat Sidak ke Kantor KPU

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 22/03/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video yang diklaim menampilkan politisi PDI-P Adian Napitupulu dihalang-halangi ketika melakukan sidak ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU).

    Video diunggah pada akhir Februari 2024 setelah pemungutan suara Pemilihan umum (Pemilu) 2024.

    Akan tetapi, setelah ditelusuri narasi dalam video tersebut tidak benar dan salah konteks. Informasi ini perlu diluruskan agar tidak menyesatkan masyarakat.

    Video yang diklaim menampilkan Adian Napitupulu dihalang-halangi ketika melakukan sidak ke kantor KPU muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini, ini dan ini.

    Akun tersebut membagikan sebuah video yang menampilkan beberapa orang beratribut PDI-P terlibat saling dorong dengan petugas keamanan. Video diberi keterangan berikut:

    Adian Napitupulu dihalang-halang oleh pendukung Samsul saat mau sidak ke KPU

    Ya Allah selematkan demokrasi Indonesia. Gk kebayang gimana klo Wowo berkuasa

    KPU curang Adian Napitupulu mau sidak KPU ..dihalangi terjadi keributan ..... https://chat.whatsapp.com/IlJYSf1YUvg2nqT07PYexZ

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh Tim Cek Fakta Kompas.com video tersebut identik dengan yang ada di kanal YouTube Kumparan ini. 

    Dalam keterangannya, video itu adalah momen ketika Adian terlibat keributan dengan petugas KPU pada 2018. 

    Diberitakan Kompas.com, keributan terjadi saat pendafataran calon anggota legislatif (caleg) di kantor KPU pada 17 Juli 2018.

    Saat itu massa PDI-P hadir lebih dulu di Kantor KPU.  Karena tidak semua massa bisa ke dalam kantor KPU, sebagian menunggu di luar gerbang KPU.

    Sesaat kemudian, massa Perindo datang dengan menggunakan sejumlah mobil Hummer putih dan langsung mengarah ke gerbang KPU.

    Saat petugas keamanan meminta massa PDI-P memberi jalan kepada mobil Perindo, terjadilah aksi saling dorong antara massa PDI-P dengan petugas keamanan KPU.

    Massa beratribut PDI-P meminta KPU tidak tebang pilih karena memberikan izin kepada massa dari Perindo.

    Kericuhan kemudian bisa dilerai setelah sejumlah masa Perindo keluar dari mobil Hummer dan memilih untuk masuk ke Kantor KPU dengan jalan kaki.

    Sementara, Hummer putih Perindo kemudian mundur menjauhi gerbang KPU. 

    Kesimpulan

    Video yang diklaim menampilkan Adian Napitupulu dihalang-halangi ketika melakukan sidak ke kantor KPU tidak benar dan salah konteks.

    Video aslinya adalah momen ketika massa dari PDI-P terlibat kericuhan dengan massa dari Perindo pada 2018. Kericuhan berlangsung saat pendafataran caleg di kantor KPU pada 17 Juli 2018.

    Rujukan

  • (GFD-2024-16839) [KLARIFIKASI] Tidak Benar Banjir Demak adalah Pertanda Selat Muria Muncul Lagi

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 22/03/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Banjir parah yang melanda Kabupaten Demak, Jawa Tengah, disebut sebagai pertanda kemunculan kembali Selat Muria.

    Selat Muria merupakan selat yang pernah ada pada zaman Kerajaan Demak, menghubungkan antara Pulau Jawa dan Pulau Muria, serta salah satu kawasan perdagangan yang ramai.

    Namun, sekitar tahun 1657, endapan-endapan sungai yang bermuara di Selat Muria perlahan-lahan mulai terbawa laut sehingga selat ini semakin dangkal dan akhirnya menghilang.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi mengenai kemunculan Selat Muria perlu diluruskan.

    Narasi yang menyebutkan banjir Demak sebagai pertanda kemunculan kembali Selat Muria dibagikan oleh akun Facebook ini, pada Rabu (20/3/2024).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Pekan ini jejak Laut purba selat Muria muncul kembali dalam bentuk Banjir Di Karanganyar demak menyandera jalur Pantura jilid 2 Di tahun 2024 hanya selang selapan atau kurang lebih 40 hari dari kedatangannya yg pertamaKali ini di lengkapi dengan fenomena weduz kendit yg cukup gagah

    Akun Facebook lain membagikan narasi sebagai berikut:

    Selat Muria (1657) terindikasi muncul kembali; Demak, Kudus, Semarang, Purwodadi, Rembang, Pati, dulunya adalah selat. Akankah mengarah pada Sabdo Palon nagih janji..?, sebab janji itu dimulai dari peradaban Demak....Diluar fenomena itu semoga warga terdampak bisa tertolong, dan cepat mendapatkan bantuan pihak terkait....PRAY FOR JAWA TENGAH..

    Sementara, akun Facebook ini, ini, dan ini membagikan video banjir melanda permukiman dengan teks sebagai berikut: Apakah pertanda selat Muria akan muncul kembali?

    Screenshot Klarifikasi, tidak benar banjir Demak adalah pertanda Selat Muria muncul lagi

    Hasil Cek Fakta

    Demak dilanda banjir terparah sejak 1992. Pada Rabu (20/3/2024), banjir kian meluas dan telah merendam 13 kecamatan.

    Diberitakan Kompas.com, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Agus Nugroho mengatakan, Kecamatan Karanganyar menjadi wilayah terparah, dengan ketinggian air mencapai 3 meter dan membuat semua warganya mengungsi.

    Jumlah warga yang terdampak banjir Demak mencapai 97.000 jiwa. Sementara, jumlah pengungsi kurang lebih 25.000 orang yang tersebar di Demak dan Kabupaten Kudus.

    Banjir parah itu mendorong beredarnya narasi soal kemunculan kembali Selat Muria.

    Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa banjir Demak dan Kudus bukan pertanda kemunculan kembali Selat Muria.

    Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Eko Soebowo menjelaskan, banjir di Demak murni disebabkan pengaruh alam, yakni kondisi cuaca ekstrem.

    "Cuaca memang ekstrem dan daerah aliran sungai di wilayah sana tidak mampu menampung volume air hujan yang tinggi karena terjadi sedimentasi," kata Eko, seperti diberitakan Antara, Kamis (21/3/2024).

    Menurut Eko, pembabatan hutan dan perubahan tata guna lahan menjadi pemicu sedimentasi di sisi selatan sungai.

    Selain itu, pengambilan air tanah berlebih membuat kawasan pesisir pantai utara Jawa mengalami penurunan muka tanah yang signifikan, yaitu 5 sampai 10 sentimeter per tahun.

    Bantahan soal kemunculan kembali Selat Muria juga disampaikan Dosen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Salahuddin Husein.

    Menurut Salahuddin, Selat Muria di Jawa Tengah tidak bisa muncul kembali karena proses geologi berupa erosi Lajur Perbukitan Kendeng dan Lajur Perbukitan Rembang oleh jejaring Sungai Tuntang, Sungai Serang, dan Sungai Juwana masih berlangsung dan membawa sedimen yang tinggi.

    Kondisi tersebut menyebabkan garis pantai di pesisir Demak maupun pesisir Juwana, Pati, Jawa Tengah, akan terus bergerak maju.

    Menurut dia, pembentukan selat memerlukan proses geologis berupa pembentukan cekungan laut (sea-basin subsidence) yang membutuhkan waktu hingga jutaan tahun.

    "Suatu selat akan terbentuk secara geologis, yaitu apabila kerak Bumi di kawasan tersebut mengalami peregangan (rifting) dan penurunan (subsidence) secara tektonis," kata Salahuddin, seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (21/3/2024).

    Salahuddin melaporkan bahwa sampai saat ini indikasi awal proses tektonis tersebut masih belum terlihat. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Selat Muria tidak akan terbentuk kembali dalam skala waktu manusia.

    Kesimpulan

    Peneliti BRIN menyatakan, banjir parah di Demak disebabkan pengaruh alam, yakni kondisi cuaca ekstrem, bukan pertanda kemunculan kembali Selat Muria.

    Sementara itu, Ahli Geologi UGM Salahuddin Husein menyebutkan, Selat Muria tidak akan terbentuk kembali dalam skala waktu manusia.

    Rujukan

  • (GFD-2024-16838) [HOAKS] Bantuan Dana Rp 100 Juta untuk TKI Mengatasnamakan Kemenkes

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 21/03/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar informasi soal bantuan dana Rp 100 juta dari Kementerian Kesehatan untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut hoaks.

    Informasi bantuan dana Rp 100 juta dari Kemenkes untuk TKI dibagikan oleh akun Facebook ini (arsip) pada 12 Maret 2024.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Untuk seluruh pejuang devisa indonesia untuk penerimaan dana bansosnya di persilahkan menghubugi bpjs ketenagakerjaan..Terimah kasih......

    Narasi itu disertai pengumuman sebagai berikut:

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR: 5701131274899/BPJS/III/2024

    PENGUMUMAN PENTING BAGI TKI/TKW

    INFORMASI PERIHAL DANA BANTUAN TENAGA KERJA INDONESIA TKI DAN TKW TAHUN 2024

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Kepada Yth:Penerima Dana Bansos

    Sehubungan dengan adanya Bantuan Dana Sosial yang diperuntukkan Bagi TKI/TKW, Pemerintah RI Melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan memberikan Dana Bantuan khususnya bagi seluruh Warga Negara Indonesia yang bekerja di luar negeri

    Bagi yang belum menerima Bantuan Dana Sosial diwajibkan untuk menghubungi kami secepatnya agar Bantuan segera Kami Cairkan/Salurkan. Nominal Bantuan yang akan kami Salurkan Rp100.000.000,- untuk setiap orang bagi TKI/TKW yang masih aktif.

    Untuk Informasi Lebih Lanjut dan Prosedur Pengambilan Dana Bantuan Sila Hubungi Nomor Layanan Whatsapp:

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com tidak menemukan informasi mengenai bantuan dana sosial untuk TKI di akun Facebook, Instagram, dan X (Twitter) Kemenkes maupun situs resmi, Kemkes.go.id.

    Informasi ini pernah beredar di Facebook pada Juli 2022. Nominal yang disebutkan lebih besar, yakni Rp 150 juta.

    Juru bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, memastikan informasi tersebut tidak benar.

    "Ini sudah jelas hoaks," kata Syahril, saat dikonfirmasi Kompas.com, pada Selasa (2/8/2022) malam.

    Selain itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), pada 22 Juni 2022, telah melabeli informasi soal bantuan dana dari Kemenkes untuk TKI sebagai hoaks.

    Kesimpulan

    Hoaks mengenai bantuan dana sosial dari Kemenkes untuk TKI kembali beredar. Informasi itu tidak disebarkan melalui akun media sosial maupun situs resmi Kemenkes.

    Pada Agustus 2022, Kemenkes telah membantah narasi mengenai bantuan dana sosial untuk TKI.

    Rujukan