(GFD-2023-14583) Keliru, Foto dengan Klaim Anies Baswedan Beribadah di Gereja
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 18/12/2023
Berita
Sebuah unggahan video di Tiktok [ arsip ] beredar dengan klaim bahwa Anies Baswedan ikut beribadah di gereja. Video itu memuat foto Anies Baswedan saat berdiri di altar mirip gereja. Unggahan serupa juga ditemukan di Facebook.
Teks dalam video itu menyebut bahwa Anies menghalalkan segala cara untuk memenuhi ambisinya jadi presiden termasuk ikut beribadah di gereja. Lantas, benarkah foto dalam video itu saat Anies Baswedan ikut beribadah di gereja?
Hasil Cek Fakta
Untuk membuktikan klaim di atas, Cek Fakta Tempo mula-mula menelusuri sumber gambar yang dibagikan dengan terlebih dahulu melakukan tangkapan layar video menjadi beberapa bagian gambar. Kemudian, fragmen gambar ditelusuri menggunakan Google Image.
Hasilnya, video yang dibagikan tersebut merupakan rekayasa digital yang menggabungkan beberapa foto peristiwa dengan waktu berbeda dan tidak berkaitan dengan Pemilihan Presiden 2024.
Foto yang memperlihatkan Anies Baswedan berpidato mengenakan batik coklat dengan syal putih, merupakan foto Anies Baswedan saat meresmikan Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jelambar Timur di Penjaringan dan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Jemaat Yordan Gading Griya Lestari di Cilincing pada 3 September 2022.
Saat itu Anies masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Foto tersebut diunggah Anies Baswedan pada akun twitternya pada 3 September 2022.
Sementara gambar yang memperlihatkan Anies Baswedan sedang berpidato dengan lilin di bagian depan diketahui merupakan foto Anies saat memberikan sambutan natal 2018 di gereja Andreas Kim Taegon, Jakarta Utara pada Senin, 24 Desember 2018.
Saat itu Anies Baswedan masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Foto tersebut merupakan bidikan M Julnis Firmansyah, fotografer TEMPO dan menjadi foto berita yang tayang pada 24 Desember 2018. Foto tersebut tidak terkait dengan pemilihan Presiden 2024.
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fakta Tempo, video yang menampilkan tangkapan layar disertai sebuah keterangan“anies halalkan segala cara untuk memenuhi ambisinya jadi presiden termasuk ikut ibadah di gereja” adalahkeliru.
Video tersebut rekayasa digital yang menggabungkan beberapa foto peristiwa dengan waktu berbeda dan tidak terkait dengan pemilihan presiden 2024.
Rujukan
- https://www.tiktok.com/@gangpolitik/video/7280882531610676488?q=anies%20baswedan%20gereja&t=1702610369093
- https://web.archive.org/web/20231218085634/
- https://www.tiktok.com/@gangpolitik/video/7280882531610676488?q=anies%20baswedan%20gereja&t=1702610369093
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=278761645092248&set=bc.AbqQE2zVrGZ0tO84aTrrN9zXSS1OmXSYo_JMRbSdQCz3FZ8ip5ZyeYJvn89BnWkc9Aqf3-N0yFyfmVe-MauKmxhfF_Udy1qsgdjKtoE4EPeiIMz4Aq5oxzv3iCJmNQHr5kcTyxRNb9HZex4jqwpT5UXLAiug4lTYq4wRkuEkX50VGg&opaqueCursor=AboBpQr8EVfFKc8mTN0vGDlL4DHuf7fHU-JlR-NfjwDgaz3ME-t1bh0LaIge2fqSoV-BToxwV1I_qZU9ycl1qPQ525rc5WbTGOZHe4eyU7v880k_1cbbEpENRpV5kVXdOBlYI_UGqCZiepIufD8yxvse5zWeK_JyRc8-xPiDBN5tqELoQS5LnAw4QV7sV6s9H9n5rH7fyOLgBWh5vHZlQJhdus8IKHgM2YI3la8igpzoNlW1jIH-3LH6nX6aTgsozbvjZDQjhj2BSgD7cDRFI6soLVLR1avZx5VsMcYOnRmEUZLaaXDtkSrzvWOLfsRZyfnYAJE2Ejb-VhzbjHTp6fOe5228UUKLxSziEz7KxTtbMcPh-Jhyk16EQisOhZL0PNs_XETiZ2OJjLZo67xwRDCRl-O3SsnVio5JPehIunfbHjdftb8R7XzUQ0Tvp-2DEf-P8zCF2fnvNJo5DYC62M1EqcWJX9Wq75u5MW8_JKoUC3Jgy1lHERTHaPygMf7n3soeIhwtBZF1lJxdngnyj3of7p648EKAqpLMbRJsx-9bTqrUnqePDNtsVWsAbgpRqREWxBDRUAW2ZU7b4xsMDzMC_CHv8Erl8asdHhDm6_mALKo0DaY7g4C-6YlvgF-zUu4n1X_mXgD9T6E8t7WBW9vIcQP-yQz6GXYQV-amULgxsY1SxuOV8dn4nLmJQeelDic
- https://twitter.com/aniesbaswedan/status/1566335441913069569/photo/3
- https://metro.tempo.co/read/1158559/safari-ke-5-gereja-anies-baswedan-sebut-perayaan-natal-aman mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2023-14582) Akhiri Seri Pelatihan Cek Fakta di Solo, AMSI Total Sudah Melatih 150 Media
Sumber:Tanggal publish: 19/12/2023
Berita
Surakarta – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan Google News Initiative, tengah menyelenggarakan pelatihan cek fakta bertemakan Melawan Disinformasi dan Misinformasi Jelang Pemilu 2024. Kegiatan ini digelar di Hotel Alana, Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Minggu (19/11/2023) hingga Selasa (21/11/2023).
Kegiatan ini diikuti 35 jurnalis dari Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Pelatihan serial kelima ini, menjadi penutup program pelatihan cek fakta jelang pemilu 2024.Dalam sambutannya, pengurus AMSI nasional sekaligus penyelia program cek fakta AMSI, Amrie Hakim, mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada jurnalis untuk memproduksi cek fakta yang berkualitas.
“Setelah mengikut training ini peserta bisa menerapkan hasil training dengan memproduksi berita cek fakta yang berkualitas berkaitan dengan Pemilu 2024. Karena jumlah jurnalis yang menguasai cek fakta masih sangat minim, harapannya agar media yang bergabung ke dalam koalisi cek fakta bisa bertambah,” ucapnya.
“Jadi cek fakta ini adalah pelatihan memproduksi konten untuk melawan mis dan disinformasi, terselenggara hasil kerja sama AMSI, AJI, Mafindo dan didukung penuh Google News Institute. Kegiatan ini diadakan di lima wilayah, yang pertama di Jakarta [31 Oktober-2 November], Padang [7-9 November], Makassar dan Denpasar bersamaan [14-16 November]. Solo menjadi lokasi pelatihan yang terakhir,” ulasnya.
Sedangkan Kordinator Wilayah AMSI Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Arief Rahman, mengatakan AMSI sudah melakukan cek fakta sejak sebelum Pemilihan Presiden 2019. Ia menjelaskan, tidak banyak organisasi atau perusahaan media yang mengadakan cek fakta secara konsisten.
“Kerja sama AMSI, AJI, Mafindo dan Google News Institute ini melahirkan sebuah gerakan cek fakta yang tidak banyak organisasi perusahaan media melakukan,” kata Arief.
Arief menambahkan, cek fakta menjadi unggulan dari AMSI untuk bisa berkolaborasi dan memberikan literasi kepada sejumlah stakeholder. Menurutnya, program ini juga bisa diandalkan oleh masyarakat di tengah gempuran informasi hoaks secara digital.
Ia juga mengatakan, adanya pelatihan cek fakta bagi para jurnalis diharapkan bisa mencegah Indonesia dari banjir disinformasi sekaligus menjadikan masyarakat bisa lebih waspada dan punya kekebalan dari virus hoaks, karena mendapat konten-konten cek fakta dari media anggota koalisi.
“Jurnalis yang di sini adalah pejuang untuk menghindarkan bangsa ini dari polarisasi, krisis sosial, keterbelahan dan bisa menjaga keutuhan NKRI. Tujuan utama cek fakta ini agar masyarakat terdidik, cerdas dan lebih bijaksana dalam membagi informasi apapun, sehingga masyarakat tidak mudah terprovokasi, jadi masyarakat punya tools untuk memverifikasi,” tutupnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif AMSI, Adi Prasetya menyatakan, AMSI mendapat dukungan dana dari Google News Initiative, untuk berbagai kegiatan seputar cek fakta, mulai dari literasi, kampanyepublik tentang waspada hoaks, peningkatan kapasitas media, juga memberi insentif bagi media yang konsisten memproduksi konten cek fakta pada penyelenggaraan pemilu 2024.
“Pada sepanjang tahun pemilu 2024, kami menargetkan ada 100 media masuk menjadi jejaring atau anggota koalisi cek fakta. Target kontennya setidaknya 2440 artikel, video, dan grafis baik berupa konten debunking maupun prebunking. Karena itulah, AMSI melatih 150 jurnalis dari 150 media anggota AMSI dari seluruh Indonesia untuk peningkatan kapasitas sebagai pemeriksa cek fakta,” kata Adi.
Selain menggandeng jurnalis dari media anggota AMSI, koalisi cek fakta juga terus meluaskan jejaringnya dengan sebanyak mungkin stakeholder, seperti kalangan akademisi dan mahasiswa di kampus, tokoh masyarakat dan agama, guru dan pelajar, relawan, pengawas pemilu, peneliti, hingga para advokat atau penegak hukum. AMSI berharap, kerja bersama koalisi cek fakta bisa memberi sumbangan kepada kualitas demokrasi dan penyelenggaraan pemilu 2024 di Indonesia.
Kegiatan ini diikuti 35 jurnalis dari Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Pelatihan serial kelima ini, menjadi penutup program pelatihan cek fakta jelang pemilu 2024.Dalam sambutannya, pengurus AMSI nasional sekaligus penyelia program cek fakta AMSI, Amrie Hakim, mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada jurnalis untuk memproduksi cek fakta yang berkualitas.
“Setelah mengikut training ini peserta bisa menerapkan hasil training dengan memproduksi berita cek fakta yang berkualitas berkaitan dengan Pemilu 2024. Karena jumlah jurnalis yang menguasai cek fakta masih sangat minim, harapannya agar media yang bergabung ke dalam koalisi cek fakta bisa bertambah,” ucapnya.
“Jadi cek fakta ini adalah pelatihan memproduksi konten untuk melawan mis dan disinformasi, terselenggara hasil kerja sama AMSI, AJI, Mafindo dan didukung penuh Google News Institute. Kegiatan ini diadakan di lima wilayah, yang pertama di Jakarta [31 Oktober-2 November], Padang [7-9 November], Makassar dan Denpasar bersamaan [14-16 November]. Solo menjadi lokasi pelatihan yang terakhir,” ulasnya.
Sedangkan Kordinator Wilayah AMSI Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Arief Rahman, mengatakan AMSI sudah melakukan cek fakta sejak sebelum Pemilihan Presiden 2019. Ia menjelaskan, tidak banyak organisasi atau perusahaan media yang mengadakan cek fakta secara konsisten.
“Kerja sama AMSI, AJI, Mafindo dan Google News Institute ini melahirkan sebuah gerakan cek fakta yang tidak banyak organisasi perusahaan media melakukan,” kata Arief.
Arief menambahkan, cek fakta menjadi unggulan dari AMSI untuk bisa berkolaborasi dan memberikan literasi kepada sejumlah stakeholder. Menurutnya, program ini juga bisa diandalkan oleh masyarakat di tengah gempuran informasi hoaks secara digital.
Ia juga mengatakan, adanya pelatihan cek fakta bagi para jurnalis diharapkan bisa mencegah Indonesia dari banjir disinformasi sekaligus menjadikan masyarakat bisa lebih waspada dan punya kekebalan dari virus hoaks, karena mendapat konten-konten cek fakta dari media anggota koalisi.
“Jurnalis yang di sini adalah pejuang untuk menghindarkan bangsa ini dari polarisasi, krisis sosial, keterbelahan dan bisa menjaga keutuhan NKRI. Tujuan utama cek fakta ini agar masyarakat terdidik, cerdas dan lebih bijaksana dalam membagi informasi apapun, sehingga masyarakat tidak mudah terprovokasi, jadi masyarakat punya tools untuk memverifikasi,” tutupnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif AMSI, Adi Prasetya menyatakan, AMSI mendapat dukungan dana dari Google News Initiative, untuk berbagai kegiatan seputar cek fakta, mulai dari literasi, kampanyepublik tentang waspada hoaks, peningkatan kapasitas media, juga memberi insentif bagi media yang konsisten memproduksi konten cek fakta pada penyelenggaraan pemilu 2024.
“Pada sepanjang tahun pemilu 2024, kami menargetkan ada 100 media masuk menjadi jejaring atau anggota koalisi cek fakta. Target kontennya setidaknya 2440 artikel, video, dan grafis baik berupa konten debunking maupun prebunking. Karena itulah, AMSI melatih 150 jurnalis dari 150 media anggota AMSI dari seluruh Indonesia untuk peningkatan kapasitas sebagai pemeriksa cek fakta,” kata Adi.
Selain menggandeng jurnalis dari media anggota AMSI, koalisi cek fakta juga terus meluaskan jejaringnya dengan sebanyak mungkin stakeholder, seperti kalangan akademisi dan mahasiswa di kampus, tokoh masyarakat dan agama, guru dan pelajar, relawan, pengawas pemilu, peneliti, hingga para advokat atau penegak hukum. AMSI berharap, kerja bersama koalisi cek fakta bisa memberi sumbangan kepada kualitas demokrasi dan penyelenggaraan pemilu 2024 di Indonesia.
Hasil Cek Fakta
Rujukan
(GFD-2023-14581) Pelatihan Cek Fakta di Bali, AMSI Perkuat Media di Daerah Antisipasi Hoaks Pemilu
Sumber:Tanggal publish: 14/11/2023
Berita
Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) bersama Google News Initiative mengadakan pelatihan cek fakta di Hotel Aston Kuta, Badung, Bali selama tiga hari, 14-16 November 2023. Pelatihan tersebut diikuti oleh 30 jurnalis yang berasal dari media anggota AMSI.
Adapun tema yang diusung dalam pelatihan kali ini adalah ‘Melawan Disinformasi dan Misinformasi Jelang Pemilu 2024’.
Elin Yunita Kristanti, selaku Wakil Bendahara Umum AMSI menjelaskan pelatihan cek fakta di Bali dalam rangka penguatan redaksi media-media di daerah, khususnya untuk mengantisipasi disinformasi atau hoaks menjelang Pemilu Serentak 2024.
“Cek fakta juga menguatkan fungsi jurnalis sebagai verifikator,” ujar Elin usai membuka Pelatihan Cek Fakta di Bali, Selasa, 14 November 2023.
Diharapkan media-media yang berpartisipasi bisa aktif membuat konten cek fakta atau setidaknya mempublikasikan artikel cek fakta dan menjadi bagian dari anggota dan jejaring media koalisi yang berkolaborasi dalam Cekfakta.com.
Hal senada disampaikan Ketua Bidang Cek Fakta AMSI Bali I Ketut Adi Sutrisna. Ia mengharapkan ketika pulang ke daerah nanti agar disiapkan kanal cek fakta di masing-masing media.
Di samping itu, lanjutnya, pengetahuan yang diperoleh selama tiga hari ke depan bisa dibagikan pemahamannya kepada masyarakat luas di daerah masing-masing.
“Harapannya buat rekan-rekan peserta pelatihan cek fakta hari ini bisa menyerap ilmu pengetahuan serta teknik-teknik dalam pemeriksaan fakta dari para trainer yang sudah berpengalaman,” jelasnya.
Sementara Ketua AMSI Bali, I Nengah Muliartha menambahkan pelatihan cek fakta menjadi salah satu cara untuk memastikan keakuratan informasi dan mencegah meluasnya kabar burung atau pun informasi sesat.
“Ini menjadi penting bagi redaksi media untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap media. Jika hoaks sampai viral dan masif, maka dampaknya tingkat kepercayaan masyarakat pada media juga menurun,” tandasnya.
Kegiatan cek fakta, lanjutnya, juga bentuk tanggung jawab sosial media kepada masyarakat, khususnya pembaca.
Pelatihan cek fakta diselenggarakan serentak di wilayah Indonesia Tengah dan Timur. Untuk pelatihan Cek Fakta di wilayah Indonesia tengah diikuti lima provinsi yang di antaranya; Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Tengah (Kalteng), dan Kalimantan Timur (Kaltim).
Adapun tema yang diusung dalam pelatihan kali ini adalah ‘Melawan Disinformasi dan Misinformasi Jelang Pemilu 2024’.
Elin Yunita Kristanti, selaku Wakil Bendahara Umum AMSI menjelaskan pelatihan cek fakta di Bali dalam rangka penguatan redaksi media-media di daerah, khususnya untuk mengantisipasi disinformasi atau hoaks menjelang Pemilu Serentak 2024.
“Cek fakta juga menguatkan fungsi jurnalis sebagai verifikator,” ujar Elin usai membuka Pelatihan Cek Fakta di Bali, Selasa, 14 November 2023.
Diharapkan media-media yang berpartisipasi bisa aktif membuat konten cek fakta atau setidaknya mempublikasikan artikel cek fakta dan menjadi bagian dari anggota dan jejaring media koalisi yang berkolaborasi dalam Cekfakta.com.
Hal senada disampaikan Ketua Bidang Cek Fakta AMSI Bali I Ketut Adi Sutrisna. Ia mengharapkan ketika pulang ke daerah nanti agar disiapkan kanal cek fakta di masing-masing media.
Di samping itu, lanjutnya, pengetahuan yang diperoleh selama tiga hari ke depan bisa dibagikan pemahamannya kepada masyarakat luas di daerah masing-masing.
“Harapannya buat rekan-rekan peserta pelatihan cek fakta hari ini bisa menyerap ilmu pengetahuan serta teknik-teknik dalam pemeriksaan fakta dari para trainer yang sudah berpengalaman,” jelasnya.
Sementara Ketua AMSI Bali, I Nengah Muliartha menambahkan pelatihan cek fakta menjadi salah satu cara untuk memastikan keakuratan informasi dan mencegah meluasnya kabar burung atau pun informasi sesat.
“Ini menjadi penting bagi redaksi media untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap media. Jika hoaks sampai viral dan masif, maka dampaknya tingkat kepercayaan masyarakat pada media juga menurun,” tandasnya.
Kegiatan cek fakta, lanjutnya, juga bentuk tanggung jawab sosial media kepada masyarakat, khususnya pembaca.
Pelatihan cek fakta diselenggarakan serentak di wilayah Indonesia Tengah dan Timur. Untuk pelatihan Cek Fakta di wilayah Indonesia tengah diikuti lima provinsi yang di antaranya; Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Tengah (Kalteng), dan Kalimantan Timur (Kaltim).
Hasil Cek Fakta
Rujukan
(GFD-2023-14580) Pelatihan Cek Fakta 31 Media Kawasan Indonesia Timur, Perlu Perluas Distribusi ke Medsos
Sumber:Tanggal publish: 15/11/2023
Berita
Makassar – Sebanyak 31 jurnalis dari 31 media di wilayah Indonesia Timur, yakni provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo dan Papua tengah mengikuti pelatihan Cek Fakta Melawan Disinformasi dan Misinformasi Jelang Pemilu 2024.
Pelatihan ini merupakan seri keempat (4) dari lima (5) seri pelatihan yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) bekerjasama dengan koalisi Cek Fakta, Mafindo, AJI, dan mendapat dukungan penuh Google News Initiative.
Pada pelatihan hari pertama dan kedua, para peserta mendapat pelatihan tentang jurnalisme prebunking dan debunking, dengan memanfaatkan teori dan aneka tools OSINT (Open Source Intelligence) yang menjadi alat dan standar kerja jurnalisme cek fakta. Pada hari ketiga, peserta akan berkesempatan praktik produksi prebunking dan debunking, serta mengenal gangguan informasi pemilu yang banyak ditemukan pada media sosial serta bagaimana memanfaatkan media sosial untuk distribusi konten cek fakta.
Pelatihan cek fakta seri Makassar digelar 14-16 November 2023, dibuka oleh Wakil Ketua Umum AMSI sekaligus CEO KGI Network, Upi Asmaradhana. Menurut Upi, Gerakan cek fakta merupakan salah satu program andalan AMSI yang diinisiasi sejak 2018 yang didalamnya ada AJI dan Mafindo, Karena tahapan inti pemilu serentak 2024 sudah sangat dekat, maka pelatihan ini menjadi sangat penting.
“Pelatihan ini bertepatan dengan peristiwa politik 2024. Sangat penting ini pelatihan karena memberi bekal teori dan kemampuan teknis bagaimana kita memproduksi pre dan debunking untuk melawan misinformasi dan disinformasi,” ujar Upi.
AMSI menghadirkan dua trainer cek fakta yakni Ronny Adolof Buol yang juga Pemimpin Redaksi Zona Utara dan Fact Checker Tempo Zainal Abidin. Sementara materi media sosial dan multimedia production disampaikan jurnalis multimedia yang juga direktur eksekutif AMSI, Adi Prasetya.
“Kita perlu mengenalkan media sosial dengan karakteristik dan audien spesifiknya, untuk meluaskan distribusi konten cek fakta, karena faktanya selama ini hoaks, mis dan disinformasi beredar dan di repost di media sosial. Jadi ,kita juga perlu berada di gelanggang yang sama untuk melakukan prebunking dan debunking melawan persebaran hoaks,” ujar direktur eksekutif AMSI, Adi Prasetya.
Pelatihan ini merupakan seri keempat (4) dari lima (5) seri pelatihan yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) bekerjasama dengan koalisi Cek Fakta, Mafindo, AJI, dan mendapat dukungan penuh Google News Initiative.
Pada pelatihan hari pertama dan kedua, para peserta mendapat pelatihan tentang jurnalisme prebunking dan debunking, dengan memanfaatkan teori dan aneka tools OSINT (Open Source Intelligence) yang menjadi alat dan standar kerja jurnalisme cek fakta. Pada hari ketiga, peserta akan berkesempatan praktik produksi prebunking dan debunking, serta mengenal gangguan informasi pemilu yang banyak ditemukan pada media sosial serta bagaimana memanfaatkan media sosial untuk distribusi konten cek fakta.
Pelatihan cek fakta seri Makassar digelar 14-16 November 2023, dibuka oleh Wakil Ketua Umum AMSI sekaligus CEO KGI Network, Upi Asmaradhana. Menurut Upi, Gerakan cek fakta merupakan salah satu program andalan AMSI yang diinisiasi sejak 2018 yang didalamnya ada AJI dan Mafindo, Karena tahapan inti pemilu serentak 2024 sudah sangat dekat, maka pelatihan ini menjadi sangat penting.
“Pelatihan ini bertepatan dengan peristiwa politik 2024. Sangat penting ini pelatihan karena memberi bekal teori dan kemampuan teknis bagaimana kita memproduksi pre dan debunking untuk melawan misinformasi dan disinformasi,” ujar Upi.
AMSI menghadirkan dua trainer cek fakta yakni Ronny Adolof Buol yang juga Pemimpin Redaksi Zona Utara dan Fact Checker Tempo Zainal Abidin. Sementara materi media sosial dan multimedia production disampaikan jurnalis multimedia yang juga direktur eksekutif AMSI, Adi Prasetya.
“Kita perlu mengenalkan media sosial dengan karakteristik dan audien spesifiknya, untuk meluaskan distribusi konten cek fakta, karena faktanya selama ini hoaks, mis dan disinformasi beredar dan di repost di media sosial. Jadi ,kita juga perlu berada di gelanggang yang sama untuk melakukan prebunking dan debunking melawan persebaran hoaks,” ujar direktur eksekutif AMSI, Adi Prasetya.
Hasil Cek Fakta
Rujukan
Halaman: 2640/5677