• (GFD-2023-12312) Cek Fakta: Hoaks Video Jenazah Imam Samudra Masih Utuh saat Makamnya Dibongkar untuk Pelebaran Jalan

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 12/04/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar kembali di media sosial postingan video yang mengklaim jenazah Imam Samudra masih utuh saat makamnya dibongkar karena pelebaran jalan. Postingan ini beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 4 April 2022.
    Dalam unggahannya terdapat video seorang jenazah sedang dibuka kain kafannya. Kemudian video itu memperlihatkan wajah jenazah yang masih utuh.
    Video itu disertai narasi "Imam Samudra makamnya dibongkar karena terkena gusur pelebaran jalan". Video itu hingga saat ini sudah diputar lebih dari 250 ribu kali.
    Lalu benarkah postingan video yang mengklaim jenazah Imam Samudra masih utuh saat makamnya dibongkar karena pelebaran jalan?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel berjudul "Cek Fakta: Beredar Lagi Hoaks Video Jenazah Imam Samudra Masih Utuh" yang tayang di Liputan6.com pada 21 November 2020.
    Di sana terdapat bantahan yang disampaikan oleh pihak keluarga dalam video yang tayang di Vidio.com pada 24 Juli 2018. Video itu berjudul "Rekaman Pembongkaran Makam Imam Samudra ternyata Hoax".
    "Di sini saya sebagai keponakan dari Imam Samudra ingin mengklarifikasi bahwa pembongkaran makam Imam Samudra sebagai kebohongan besar. Nyatanya di sini makamnya masih utuh. Saya ingin memberitahukan berita itu hoaks dan tidak benar," ujar salah satu keluarga dari Imam Samudra dalam video itu.
    Selain itu ada artikel berjudul "Jasad Lelaki Itu Bukan Imam Samudra, Melainkan ...." yang tayang di Republika.co.id pada 24 Juli 2018. Dalam artikel itu Mabes Polri menyatakan video beredar tentang jasad lelaki bukanlah pelaku bom Bali Imam Samudra.
    "Itu video dari Yaser bin Tamrin napi teroris di Gunung Sindur," ujar Mohammad Iqbal yang saat itu menjabat sebagai Karopenmas Divisi Humas Polri dengan pangkat Brigjen, di Jakarta, Senin (23/7/2018).

    Kesimpulan


    Postingan video yang mengklaim jenazah Imam Samudra masih utuh saat makamnya dibongkar karena pelebaran jalan adalah hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12311) Cek Fakta: Hoaks Video Ida Dayak Menangis Usai Sembuhkan Pangeran Al-Waleed dari Arab Saudi

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 12/04/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan video yang mengklaim Ida Dayak menangis setelah menyembuhkan Pangeran Al-Waleed dari Arab Saudi. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 8 April 2023.
    Dalam unggahannya terdapat video berjudul "Vidio Ini Viral Di Tiktok - Ibu Ida Dayak Meneteskan Air Mata Saat Al-Waleed Sembuh Dari Penyakitnya"
    Video itu mengklaim Pangeran Al-Waleed akhirnya sembuh dan sadar setelah diberikan terapi oleh Ida Dayak. Video itu juga mengklaim kedatangan Ida Dayak karena permintaan Raja Salman kepada Presiden Jokowi.
    Video itu juga mengklaim tangis haru mewarnai proses terapi yang akhirnya berhasil.
    Lalu benarkah postingan video yang mengklaim Ida Dayak menangis setelah menyembuhkan Pangeran Al-Waleed dari Arab Saudi?

    Hasil Cek Fakta


    Beberapa hoaks terkait Ida Dayak yang diklaim telah menyembuhkan Pangeran Al-Waleed beredar di masyarakat belakangan ini. Namun setelah dilakukan penelusuran tidak ada informasi valid dari media arus utama yang mengabarkan kabar tersebut.
    Selain itu dalam video yang diposting juga hanya terdapat potongan video Ida Dayak serta Pangeran Al-Waleed yang tidak saling berkaitan.
    Liputan6.com kemudian menemukan video berisi klarifikasi dari Ida Dayak perihal isu dirinya menyembuhkan pangeran Arab Saudi yang mengalami koma selama 17 tahun.
    Video tersebut berjudul "ibu Ida Dayak klarifikasi" yang diunggah channel YouTube petualang ibu dayak pada 8 April 2023.
    Pada menit ke 6 detik ke 28, seorang wanita tengah mewawancarai Ida Dayak perihal kabar telah menyembuhkan pangeran Arab Saudi yang mengalami koma selama 17 tahun.
    "Kakak Ida diundang Raja Arab Saudi?" tanya wanita tersebut.
    "Enggak, belum," jawab Ida Dayak.
    Ida Dayak kemudian menyebut bahwa kabar tersebut adalah hoaks. Ia tidak pernah bertemu dan menyembuhkan pangeran Arab Saudi yang koma selama 17 tahun.
    "Berita-berita hoaks yang enggak benar itu, yang dibikin-bikin itu, biarlah enggak apa-apa. Biarlah dia bikin apa terserah aja," ucap Ida Dayak.

    Kesimpulan


    Postingan video yang mengklaim Ida Dayak menangis setelah menyembuhkan Pangeran Al-Waleed dari Arab Saudi adalah hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12310) Cek Fakta: Hoaks Keponakan Cantik Ida Dayak Turun Tangan Ikut Bantu Obati Pasien

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 11/04/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang keponakan cantik Ida Dayak turun tangan membantu mengobati pasien beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 10 April 2023.
    Akun Facebook tersebut mengunggah video berdurasi 3 menit 36 detik berisi foto-foto wanita cantik yang diklaim keponakan Ida Dayak. Bahkan, disebut-sebut keponakannya itu kerap membantu ibu dayak saat mengobati pasien.
    "Pasien ibu Ida Dayak membludak dan bikin kewalahan, sekarang dibantu keponakannya. Diduga karena kelelahan itulah, membuat Ida Dayak akhirnya mengajak keponakannya untuk membantunya mengobati pasien. Siapa sangka, ternyata sosok keponakan Ida Dayak ini begitu menarik perhatian warganet," demikian narasi dalam video tersebut.
    Video itu kemudian dikaitkan dengan kabar bahwa Ida Dayak dibantu keponakan cantiknya ketika mengobati pasien.
    "Alhamdulillah!! Keponakan Cantik Ibu Ida Dayak Turun Tangan Ikut Membantu !! Ikhlas Sembuhkan Pasien," tulis salah satu akun Facebook.
    Seperti diketahui, Ida Dayak sedang populer platform video Tik Tok dan Snack Video. Ini karena kemampuannya dalam menyembuhkan berbagai keluhan atau penyakit, seperti stroke. Tak hanya itu, dia juga bisa meluruskantulang yang bengkok, keseleo, dan salah urat.
    Dalam videonya yang viral di Tiktok, Ibu Ida Dayak juga dapat membuat pasiennya yang tadinya tuli dan bisu bisa kembali mendengar serta berbicara.
    Saat mengobati pasiennya, wanita yang memiliki nama asli Ida Andriyani ini selalu mengenakan pakaian ada dan aksesosir khas suku Dayak. Dia lahir di Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, 3 Juli 1972.
    Ketika memulai pengobatannya, Ibu Ida Dayak juga selalu melafalkan kalimat tauhid Lailahaillallah dan kalimat basmalah. Dengan mengucapkan kalimat itu, dia menunjukkan kesembuhan hanya berasal dari Allah SWT.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 49 939 kali direspons dan mendapat 49 komentar dari warganet.
    Benarkah kabar tentang Ida Dayak dibantu keponakan cantiknya saat mengobati pasien? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang keponakan Ida Dayak turun tangan membantu mengobati pasien. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar wanita yang diklaim keponakan Ida Dayak ke situs Google Images.
    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang memuat foto serupa. Satu di antaranya artikel berjudul "Sosok Wanita Dayak ini Ramai Curi Perhatian, Kecantikannya Disebut 'Tak Ada Obatnya'" yang dimuat situs merdeka.com pada 4 September 2022.
    Indonesia dikenal memiliki beragam suku, ras dan budaya. Salah satu suku yang ada di Indonesia adalah Suku Dayak. Menariknya, ada satu sosok wanita Dayak yang sukses mencuri perhatian. Melansir dari akun TikTok @non_carrey, Minggu (4/9), berikut potretnya.
    Liputan6.com kemudian mengunjungi akun TikTok dan Instagram @non_carrey, yang diklaim sebagai keponakan dari Ida Dayak. Ternyata pemilik akun tersebut bernama Anastasya Linalolica.
    Lewat konten Instagram Stories di akun @non_carrey, Anastasya Linalolica membantah kabar bahwa dia merupakan keponakan dari Ida Dayak.
    "Mohon maaf atas berita yg beredar ini.
    Saya klarifikasi yaa, saya bukan keponakan bu ida dayak.
    Tapi saya salah satu fans berat beliau yg sangat membanggakan dan beliau baik hati membantu yg cacat tanpa di bayar mahal
    love u so much @ida_dayak," tulis akun Instagram @non_carrey.
     

    Kesimpulan


    Kabar tentang keponakan Ida Dayak turun tangan membantu mengobati pasien ternyata tidak benar alias hoaks. Wanita dalam video itu bukan keponakan Ida Dayak. Lewat akun Instagramnya, @non_carrey wanita bernama Anastsya Linalolica memastikan bahwa dirinya bukan keponakan Ida Dayak.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12309) Keliru, Vaksinasi Covid-19 adalah Agenda Satanik Depopulasi dalam Georgia Guidestones

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 12/04/2023

    Berita


    Sebuah unggahan di Instagram berisi klaim bahwa program vaksinasi Covid-19 merupakan bagian dari agenda satanik pengurangan populasi manusia di bumi. Hal itu terkait pesan yang ditampilkan dalam Georgia Guidestones, di negara bagian Georgia, Amerika Serikat (AS).
    Georgia Guidestones adalah instalasi batu terkenal yang dikaitkan dengan sejumlah konspirasi tatanan baru dunia, dan berisi sepuluh pesan dalam berbagai bahasa. Salah satunya agar populasi manusia dipertahankan di bawah angka 500 juta.
    Narasi dalam unggahan itu menyatakan bahwa elit global melakukan depopulasi dengan berbagai cara, di antaranya legalisasi aborsi, penggunaan kondom, hingga vaksinasi Covid-19 yang mereka masukkan dalam kategori senjata biologis.

    Benarkah Georgia Guidestones berpesan agar populasi manusia tidak melebihi 500 juta dan vaksin Covid-19 menjadi bagian dari agenda satanik depopulasi manusia?

    Hasil Cek Fakta


    Tim Cek Fakta Tempo menelusuri informasi mengenai Georgia Guidestones dan tingkat risiko penggunaan vaksin Covid-19 menggunakan mesin pencari. Ditemukan sejumlah informasi dari sumber valid yang menjelaskan dua hal tersebut.
    Klaim 1: Pandemi Covid-19 terkait dengan isi Georgia Guidestones  
    Fakta: Sejumlah media telah melaporkan tentang monumen granit dengan inskripsi delapan bahasa di Negara Bagian Georgia. Dikutip dari The Guardian, monumen tersebut dibangun pada 1979 dan telah lama menarik perhatian pengunjung dari seluruh dunia karena desainnya yang unik dan pesan-pesannya yang samar.  
    Di atasnya juga tertulis 10 pesan berbentuk elips dalam beberapa bahasa, termasuk Spanyol, Rusia, dan Ibrani. Pesan-pesan itu antara lain "Pertahankan umat manusia yang berjumlah di bawah 500 juta jiwa dalam keseimbangan abadi dengan alam" dan "Seimbangkan hak-hak pribadi dengan kewajiban sosial".
    Namun menurut situs pemeriksa fakta Mythdetector, tidak diketahui siapa penulis monumen tersebut. Anonimitas dan isi prasasti merupakan faktor kunci yang mendorong para penganut teori konspirasi untuk menjadikan monumen ini sebagai target. Menurut interpretasi yang paling banyak beredar, monumen tersebut berisi seperangkat pedoman untuk membangun kembali peradaban setelah kiamat. Selain itu, monumen granit tersebut merupakan properti pribadi, yang terletak di wilayah pribadi dan milik perusahaan Elberton Granite Finishing. 
    Sejak 2020, menurut catatan Mythdetector, sejumlah postingan menyesatkan dari Rusia telah mengaitkan monumen tersebut dengan pandemi Covid-19 sebagai agenda membangun tatanan dunia baru. 
    Klaim 2: Vaksin Covid-19 adalah agenda depopulasi
    Fakta: Dikutip dari laman resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), pembuatan vaksin Covid-19 oleh masing-masing produsennya, melibatkan organisasi kesehatan internasional dan para pakar independen untuk menjamin keamanannya. Vaksin diuji sebelum diputuskan layak atau tidak disuntikkan pada manusia.
    Setelah didistribusikan, efek samping vaksin-vaksin itu tetap dipantau secara ketat sebagai bahan evaluasi. Berdasarkan pantauan WHO, rasio manfaat vaksin dan efek sampingnya sangat positif.
    Artinya, manfaat vaksin Covid-19 berupa pengurangan risiko penularan dan potensi kematian bagi orang yang tertular, telah dirasakan sangat banyak orang. Di sisi lain, orang yang merasakan efek sampingnya jauh lebih sedikit.
    “Hingga Maret 2022, sekitar 11 miliar dosis vaksin COVID-19 telah diberikan secara global, sehingga ada basis data global yang sangat besar tentang keamanan vaksin ini. Rasio manfaat-risiko tetap sangat positif,” tulis WHO.
    Klaim adanya kematian disebabkan vaksin Covid-19 juga telah terbantah dalam artikel Cek Fakta Tempo ini. Permodelan yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet Infectious Diseases menunjukkan 19,8 juta orang berhasil diselamatkan dari kematian oleh vaksinasi, dalam kurun waktu Desember 2020 sampai Desember 2021.
    Demikian juga klaim yang mengatakan bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan kemandulan, juga terbantah dalam artikel Cek Fakta Tempo lainnya. Reuters juga mencatat bahwa jumlah kematian karena Covid-19 justru menurun setelah vaksinasi Covid-19 dilakukan, hingga disimpulkan vaksin bukan alat depopulasi.

    Kesimpulan


    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, klaim bahwa vaksin Covid-19 merupakan bagian dari agenda depopulasi manusia, dan berkaitan dengan Georgia Guidestones, adalah keliru.
    Vaksin Covid-19 bukan senjata biologis yang ditujukan untuk mengurangi jumlah manusia, melainkan upaya pencegahan penularan virus dan mengurangi keparahan bagi yang telah terjangkit.

    Rujukan