(GFD-2024-15990) [KLARIFIKASI] Foto Amplop Uang Berlogo Partai Sudah Beredar pada Maret 2023
Sumber: facebook.comTanggal publish: 14/02/2024
Berita
Ambil uangnya.. Coblos 02.. ??????????
Hasil Cek Fakta
Foto amplop berisi uang dengan logo PDI-P mirip dengan foto di artikel berita Kompas.com ini, pada Senin (27/3/2023). Selain logo PDI-P, pada amplop juga terdapat gambar Ketua DPD PDI-P Jawa Timur, Said Abdullah.
Foto tersebut merupakan tangkapan layar dari video pembagian amplop berlogo PDI-P di salah satu masjid, di Sumenep, Jawa Timur.
Selain itu, akun Instagram ini dan akun X (Twitter) ini mengunggah foto yang sama pada 26 Maret 2023.
Said Abdullah mengakui soal pembagian 175.000 paket sembako bersama pengurus cabang PDI-P se-Madura pada 24-27 Maret 2023. Ia mengeklaim, sebagian paket sembako dibagikan dalam bentuk uang tunai dan diniatkan sebagai zakat. Said membantah bahwa hal itu merupakan politik uang.
Dikutip dari Kompas.com, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengakui, pembagian amplop berlogo PDI-P di masjid di Sumenep, Jawa Timur, mirip dengan unsur kampanye. Terlebih, peristiwa ini terjadi ketika tahapan Pemilu 2024 sudah berlangsung, sehingga berpotensi melanggar hukum.
Namun, Bawaslu tidak dapat mengategorikan peristiwa tersebut sebagai pelanggaran pemilu maupun pelanggaran administrasi. Bawaslu beralasan, saat itu belum masa kampanye.
Foto tersebut merupakan tangkapan layar dari video pembagian amplop berlogo PDI-P di salah satu masjid, di Sumenep, Jawa Timur.
Selain itu, akun Instagram ini dan akun X (Twitter) ini mengunggah foto yang sama pada 26 Maret 2023.
Said Abdullah mengakui soal pembagian 175.000 paket sembako bersama pengurus cabang PDI-P se-Madura pada 24-27 Maret 2023. Ia mengeklaim, sebagian paket sembako dibagikan dalam bentuk uang tunai dan diniatkan sebagai zakat. Said membantah bahwa hal itu merupakan politik uang.
Dikutip dari Kompas.com, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengakui, pembagian amplop berlogo PDI-P di masjid di Sumenep, Jawa Timur, mirip dengan unsur kampanye. Terlebih, peristiwa ini terjadi ketika tahapan Pemilu 2024 sudah berlangsung, sehingga berpotensi melanggar hukum.
Namun, Bawaslu tidak dapat mengategorikan peristiwa tersebut sebagai pelanggaran pemilu maupun pelanggaran administrasi. Bawaslu beralasan, saat itu belum masa kampanye.
Kesimpulan
Foto amplop berisi uang dengan logo PDI-P telah beredar sejak Maret 2023. Selain logo PDI-P, pada amplop tersebut juga terdapat gambar Ketua DPD PDI-P Jawa Timur Said Abdullah.
Foto tersebut merupakan tangkapan layar dari video pembagian amplop berlogo PDI-P di salah satu masjid, di Sumenep, Jawa Timur.
Said Abdullah mengakui soal pembagian 175.000 paket sembako bersama pengurus cabang PDI-P se-Madura pada 24-27 Maret 2023. Ia mengeklaim, sebagian paket sembako dibagikan dalam bentuk uang tunai dan diniatkan sebagai zakat. Said membantah bahwa hal itu merupakan politik uang.
Foto tersebut merupakan tangkapan layar dari video pembagian amplop berlogo PDI-P di salah satu masjid, di Sumenep, Jawa Timur.
Said Abdullah mengakui soal pembagian 175.000 paket sembako bersama pengurus cabang PDI-P se-Madura pada 24-27 Maret 2023. Ia mengeklaim, sebagian paket sembako dibagikan dalam bentuk uang tunai dan diniatkan sebagai zakat. Said membantah bahwa hal itu merupakan politik uang.
Rujukan
(GFD-2024-15989) [HOAKS] Hasil Survei Pilpres 2024 dari Guru Besar IPB
Sumber: kompas.comTanggal publish: 14/02/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar hasil survei yang menampilkan persentase elektabilitas calon presiden-wakil presiden pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di 34 provinsi.
Sejumlah konten di media sosial menarasikan bahwa survei itu dibuat oleh Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Didin S Damanhuri.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Sejumlah konten di media sosial menarasikan bahwa survei itu dibuat oleh Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Didin S Damanhuri.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Hasil Cek Fakta
Konten berisi hasil survei Pilpres 2024 di 34 provinsi dari Guru Besar IPB ditemukan di akun TikTok ini, ini, ini, dan ini.
Hasil survei menampilkan elektabilitas pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, cenderung lebih tinggi dibandingkan paslon lainnya.
"Hasil survey independen guru besar IPB," dikutip dari salah satu akun TikTok yang menggunggah konten hasil survei, pada Senin (12/2/2024).
Kepala Biro Komunikasi IPB, Yatri Indah Kusumastuti mengatakan, Didin tidak pernah membuat survei apa pun terkait Pilpres 2024.
"Kami sampaikan bahwa Prof Didin Damanhuri tidak pernah membuat survei apa pun terkait paslon capres-cawapres," kata Yatri kepada Kompas.com, Rabu (14/2/2024).
Sementara, Didin membantah pernah membuat survei terkait Pilpres 2024.
"Maaf itu bukan dari saya, tapi dari kolega Prof Widi Agoes Pratikto dari ITS yang menurutnya, hasil riset internal tim independen. Beliau memang aktif bersama grupnya memantau. Saya hanya ikut memviralkan," kata Didin, saat dihubungi Kompas.com.
Menurut Didin, ia sempat mempertanyakan proses survei dan samplingnya tetapi tidak mendapat jawaban dari Widi.
Hingga Rabu (14/2/20240) siang, Widi belum memberikan tanggapan kepada Kompas.com.
Hasil survei menampilkan elektabilitas pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, cenderung lebih tinggi dibandingkan paslon lainnya.
"Hasil survey independen guru besar IPB," dikutip dari salah satu akun TikTok yang menggunggah konten hasil survei, pada Senin (12/2/2024).
Kepala Biro Komunikasi IPB, Yatri Indah Kusumastuti mengatakan, Didin tidak pernah membuat survei apa pun terkait Pilpres 2024.
"Kami sampaikan bahwa Prof Didin Damanhuri tidak pernah membuat survei apa pun terkait paslon capres-cawapres," kata Yatri kepada Kompas.com, Rabu (14/2/2024).
Sementara, Didin membantah pernah membuat survei terkait Pilpres 2024.
"Maaf itu bukan dari saya, tapi dari kolega Prof Widi Agoes Pratikto dari ITS yang menurutnya, hasil riset internal tim independen. Beliau memang aktif bersama grupnya memantau. Saya hanya ikut memviralkan," kata Didin, saat dihubungi Kompas.com.
Menurut Didin, ia sempat mempertanyakan proses survei dan samplingnya tetapi tidak mendapat jawaban dari Widi.
Hingga Rabu (14/2/20240) siang, Widi belum memberikan tanggapan kepada Kompas.com.
Kesimpulan
Konten mengenai hasil survei Pilpres 2024 di 34 provinsi dari Guru Besar IPB merupakan narasi yang keliru.
Guru besar IPB Didin S Damanhuri menyatakan tidak pernah membuat survei terkait Pilpres 2024.
Guru besar IPB Didin S Damanhuri menyatakan tidak pernah membuat survei terkait Pilpres 2024.
Rujukan
- https://www.kompas.com/tag/cek-fakta
- https://www.kompas.com/tag/hoaks
- https://www.tiktok.com/@daily.news96/video/7334433599954930950?_r=1&_t=8jrclFaMK9P
- https://www.tiktok.com/@data_b0ks/video/7320109129182219525
- https://www.tiktok.com/@al.haitami/video/7334630888082377989?q=survei%20independen%20Didin%20S.%20Damanhuri&t=1707880690611
- https://www.tiktok.com/@ojos_gonjales/video/7314543826293558533
- https://t.me/kompascomupdate
(GFD-2024-15988) [HOAKS] Thailand Peringatkan Vaksin Covid-19 Sebabkan Kanker dan Tumor Otak
Sumber: kompas.comTanggal publish: 14/02/2024
Berita
KOMPAS.com - Meski pandemi Covid-19 sudah dinyatakan berakhir dengan rilisnya Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2023, tetapi kabar bohong mengenai vaksin untuk mengatasi virus corona masih saja beredar.
Sejak beberapa hari lalu, di media sosial beredar narasi yang menyebutkan vaksin Covid-19 menyebabkan kanker dan tumor otak.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi soal vaksin Covid-19 menyebabkan kanker dan tumor otak disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Salah satu unggahan beredar dalam bahasa Indonesia disebarkan pada Kamis (8/2/2024) dengan teks berikut:
Thailand Mengeluarkan Peringatan Bahwa Vaksinasi COVID Menyebabkan Kanker dan Tumor Otak
Keempat akun menyertakan tautan dari situs The People's Voice.
Situs The People's Voice yang menjadi rujukan merupakan media yang memiliki rekam jejak menyebarkan disinformasi.
Media Bias Fact-Check mengidentifikasi situs tersebut sebagai situs bias sayap kanan yang memiliki kredibilitas rendah.
Situs yang ada sejak 2014 tersebut berisi propaganda, konspirasi, dan informasi palsu.
Sementara itu, sejauh ini tidak terdapat kajian ilmiah yang membuktikan bahwa vaksin dapat menyebabkan kanker.
Dikutip dari situs Health Desk, uji klinis dan kajian dari vaksin yang telah disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menunjukkan adanya kaitan vaksin Covid-19 dengan peningkatan risiko kanker.
Tidak terdapat data yang menunjukkan vaksin Covid-19 melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga membuat orang rentan terhadap kanker dan penyakit lain.
Vaksin Covid-19 juga tidak terbukti menyebabkan tumor otak.
Berdasarkan riset yang dilakukan pada 2022, vaksin Covid-19 justru dapat menerima vaksinasi tanpa efek samping yang besar.
Dari 965 survei di 42 negara, tidak ada pasien yang melaporkan efek samping serius.
Sejak beberapa hari lalu, di media sosial beredar narasi yang menyebutkan vaksin Covid-19 menyebabkan kanker dan tumor otak.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi soal vaksin Covid-19 menyebabkan kanker dan tumor otak disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Salah satu unggahan beredar dalam bahasa Indonesia disebarkan pada Kamis (8/2/2024) dengan teks berikut:
Thailand Mengeluarkan Peringatan Bahwa Vaksinasi COVID Menyebabkan Kanker dan Tumor Otak
Keempat akun menyertakan tautan dari situs The People's Voice.
Situs The People's Voice yang menjadi rujukan merupakan media yang memiliki rekam jejak menyebarkan disinformasi.
Media Bias Fact-Check mengidentifikasi situs tersebut sebagai situs bias sayap kanan yang memiliki kredibilitas rendah.
Situs yang ada sejak 2014 tersebut berisi propaganda, konspirasi, dan informasi palsu.
Sementara itu, sejauh ini tidak terdapat kajian ilmiah yang membuktikan bahwa vaksin dapat menyebabkan kanker.
Dikutip dari situs Health Desk, uji klinis dan kajian dari vaksin yang telah disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menunjukkan adanya kaitan vaksin Covid-19 dengan peningkatan risiko kanker.
Tidak terdapat data yang menunjukkan vaksin Covid-19 melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga membuat orang rentan terhadap kanker dan penyakit lain.
Vaksin Covid-19 juga tidak terbukti menyebabkan tumor otak.
Berdasarkan riset yang dilakukan pada 2022, vaksin Covid-19 justru dapat menerima vaksinasi tanpa efek samping yang besar.
Dari 965 survei di 42 negara, tidak ada pasien yang melaporkan efek samping serius.
Hasil Cek Fakta
Kesimpulan
Narasi soal vaksin Covid-19 menyebabkan kanker dan tumor otak merupakan hoaks.
Informasi bersumber dari situs penyebar propaganda dan konspirasi dengan bias sayap kanan dan kredibilitas rendah.
Tidak kajian ilmiah yang membuktikan vaksin dapat menyebabkan kanker dan tumor otak.
Informasi bersumber dari situs penyebar propaganda dan konspirasi dengan bias sayap kanan dan kredibilitas rendah.
Tidak kajian ilmiah yang membuktikan vaksin dapat menyebabkan kanker dan tumor otak.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0vyhmVnXxokLQqQtu51Kn7z4xjXiG2ryxj5CG4M5jk3vcCt8V3r5FPRd4W26WeZPtl&id=100079965219100
- https://www.facebook.com/gabriellebiggins.mayberry/posts/pfbid033gGmUtd2MTWaXUMkHscAe8Dphp8CwQ1xDqNv5RrvWT4kx7mvEUAo4nenvjCemdY2l
- https://www.facebook.com/shawn.cowlishaw/posts/pfbid032qEibtkDWzUdypSLcUbjAYwwbHR3UGEc4dcnB11GA3hqi16RZvfDD734ETo5zWDgl
- https://www.facebook.com/anisaz9/posts/pfbid0UkxFNsVP6qTzCjufC9UdvrePKUjwNv5e7wvokGyuFT1C2icNBjinsS7ia68S72o9l
- https://mediabiasfactcheck.com/news-punch/
- https://health-desk.org/articles/there-is-no-evidence-linking-covid-19-vaccines-with-cancer
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9129166/
- https://t.me/kompascomupdate
(GFD-2024-15987) [KLARIFIKASI] Tidak Benar KPU Berhenti Edarkan Surat Undangan Mencoblos
Sumber: kompas.comTanggal publish: 13/02/2024
Berita
KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) disebut tidak lagi mengedarkan surat pemberitahuan untuk memberikan suara pada Pemilu 2024.
Menurut narasi yang beredar, masyarakat harus mengecek mandiri apakah namanya terdaftar sebagai pemilih di situs Cek DPT Online dari KPU.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Narasi yang mengeklaim KPU tidak lagi mengedarkan surat pemberitahuan untuk memberikan suara dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang dibagikan:
Sekarang *tidak dikeluarkan Undangan coblos*, tapi langsung cek secara online saja!!!!!
Cara pengecekan :
1. Buka https://cekdptonline.kpu.go.id/2. Masukan NIK3. Klik "Pencarian"4. Setelah klik "Pencarian", akan muncul nama Bapak/Ibu, nomor dan tempat TPS
#pengikut#yggakdapatundangncoblosan
Menurut narasi yang beredar, masyarakat harus mengecek mandiri apakah namanya terdaftar sebagai pemilih di situs Cek DPT Online dari KPU.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Narasi yang mengeklaim KPU tidak lagi mengedarkan surat pemberitahuan untuk memberikan suara dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang dibagikan:
Sekarang *tidak dikeluarkan Undangan coblos*, tapi langsung cek secara online saja!!!!!
Cara pengecekan :
1. Buka https://cekdptonline.kpu.go.id/2. Masukan NIK3. Klik "Pencarian"4. Setelah klik "Pencarian", akan muncul nama Bapak/Ibu, nomor dan tempat TPS
#pengikut#yggakdapatundangncoblosan
Hasil Cek Fakta
Komisioner KPU Idham Holik membantah narasi KPU tidak lagi mengedarkan surat pemberitahuan pemungutan suara kepada pemilih yang terdaftar di DPT Pemilu 2024.
Idham mengatakan, surat pemberitahuan pemungutan suara diedarkan oleh petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Ketentuan tersebut tercantum dalam Pasal 6 Peraturan KPU Nomor 25 Tahun 2023 dan Bab II Lampiran I Keputusan KPU Nomor 66 Tahun 2024.
Sesuai peraturan tersebut, Ketua KPPS dibantu anggota KPPS mengedarkan surat pemberitahuan untuk memberikan suara kepada pemilih yang terdaftar dalam DPT di wilayah kerjanya paling lambat tiga hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
"Jika ada pemilih terdaftar di DPT yang masih belum menerima surat pemberitahuan, maka pemilih tersebut dapat menghubungi KPPS dan meminta agar diberikan surat pemberitahuan tersebut," kata Idham, kepada Kompas.com, Selasa (13/2/2023).
Sementara itu, tautan situs DPT Online yang dicantumkan dalam post Facebook tersebut sudah diperiksa Tim Cek Fakta dan dipastikan menuju situs resmi KPU.
Idham mengatakan, surat pemberitahuan pemungutan suara diedarkan oleh petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Ketentuan tersebut tercantum dalam Pasal 6 Peraturan KPU Nomor 25 Tahun 2023 dan Bab II Lampiran I Keputusan KPU Nomor 66 Tahun 2024.
Sesuai peraturan tersebut, Ketua KPPS dibantu anggota KPPS mengedarkan surat pemberitahuan untuk memberikan suara kepada pemilih yang terdaftar dalam DPT di wilayah kerjanya paling lambat tiga hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
"Jika ada pemilih terdaftar di DPT yang masih belum menerima surat pemberitahuan, maka pemilih tersebut dapat menghubungi KPPS dan meminta agar diberikan surat pemberitahuan tersebut," kata Idham, kepada Kompas.com, Selasa (13/2/2023).
Sementara itu, tautan situs DPT Online yang dicantumkan dalam post Facebook tersebut sudah diperiksa Tim Cek Fakta dan dipastikan menuju situs resmi KPU.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim KPU tidak lagi mengedarkan surat pemberitahuan untuk memberikan suara perlu diluruskan.
Surat pemberitahuan pemungutan suara diedarkan oleh petugas KPPS paling lambat tiga hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
Apabila pemilih yang terdaftar di DPT masih belum menerima surat pemberitahuan, dapat menghubungi petugas KPPS.
Surat pemberitahuan pemungutan suara diedarkan oleh petugas KPPS paling lambat tiga hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
Apabila pemilih yang terdaftar di DPT masih belum menerima surat pemberitahuan, dapat menghubungi petugas KPPS.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid027RVVuz3pUW7D8nGS6y9a2YwHkAUcKsMTYkCtL6ivKKZrGyxySoWJKa9koTEHoJUbl&id=100009278182382
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0ijcuwGtSPS6FrhAE5X3RGGJSeFLhkm56Wo1igypVPiZJ8Nn4QsJZcjxQ57qHBHYil&id=100077629763574
- https://www.facebook.com/alfin.yuzacky/posts/pfbid07Xpy2CN1bCt1r2YofXN1xegnhmUPqitM9UrdptqGJo56ZVa7R3dE581CBph5SCUXl
- https://t.me/kompascomupdate
Halaman: 2635/6014