• (GFD-2023-12332) Cek Fakta: Tidak Benar Covid-19 Omicron Subvarian XBB Tidak Mudah Terdeteksi

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 14/04/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Covid-19 Omicron subvarian XBB mematikan dan tidak mudah terdeteksi, informasi tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.
    Berikut klaim Covid-19 varian Omicron XBB mematikan dan tidak mudah terdeteksi.
    "BREAKING NEWS FROM SINGAPURE
    Semua orang disarankan memakai masker karena virus corona varian baru COVID-Omicron XBB berbeda, mematikan dan tidak mudah terdeteksi dengan baik:-
    Gejala virus novel COVID-Omicron XBB adalah sebagai berikut:-
    1. Tidak batuk.2. Tidak ada demam.
    Hanya akan ada banyak :-
    3. Nyeri sendi.4. Sakit kepala.5. Sakit leher.6. Sakit punggung bagian atas.7. Pneumonia.8. Umumnya tidak nafsu makan.
    Tentu saja, COVID-Omicron XBB 5 kali lebih beracun daripada varian Delta dan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi daripada Delta.
    Dibutuhkan waktu yang lebih singkat untuk kondisi mencapai tingkat keparahan yang ekstrim, dan kadang-kadang tidak ada gejala yang jelas.
    Mari lebih berhati-hati!
    Jenis virus ini tidak ditemukan di daerah nasofaring, dan secara langsung mempengaruhi paru-paru, ``jendela``, untuk waktu yang relatif singkat.
    Beberapa pasien yang didiagnosis dengan Covid Omicron XBB akhirnya diklasifikasikan sebagai tidak demam dan tidak sakit, tetapi rontgen menunjukkan pneumonia dada ringan.
    Tes usap hidung umumnya negatif untuk COVID-Omicron XBB, dan kasus negatif palsu dari tes nasofaring meningkat.
    Artinya, virus tersebut dapat menyebar di masyarakat dan langsung menginfeksi paru-paru, sehingga menyebabkan pneumonia virus, yang pada gilirannya menyebabkan stres pernapasan akut.
    Ini menjelaskan mengapa Covid-Omicron XBB menjadi sangat menular, sangat ganas, dan mematikan.
    Harap diperhatikan, hindari tempat keramaian, jaga jarak 1,5m meski di tempat terbuka, pakai masker dua lapis, pakai masker yang sesuai, dan sering cuci tangan saat tidak menunjukkan gejala (tidak batuk atau bersin).
    ``Gelombang`` Covid Omicron ini lebih mematikan dari gelombang pertama Covid-19. Jadi kita harus sangat berhati-hati dan mengambil berbagai tindakan pencegahan virus corona yang ditingkatkan.
    Juga menjaga komunikasi waspada dengan teman dan keluarga.
    Jangan simpan informasi ini untuk diri sendiri, bagikan sebanyak mungkin dengan kerabat dan teman lain, terutama milik Anda."
    Benarkah klaim Covid-19 Omicron subvarian XBB mematikan dan tidak mudah terdeteksi? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Covid-19 Omicron subvarian XBB mematikan dan tidak mudah terdeteksi, dalam artikel berjudul "Gejala yang Sempat Dialami 4 Pasien COVID-19 Varian XBB di RI" yang dimuat situs liputan6.com, 
    Juru Bicara Kemenkes RI, dr Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa keempat pasien XBB di Tanah Air mengalami gejala ringan. Gejala yang dimaksud berupa batuk dan pilek, serta mereka pun melakukan isolasi mandiri.
    "Pasien semuanya bergejala ringan seperti batuk dan pilek. Tapi semua pasien sudah sembuh dan mereka hanya melakukan isolasi mandiri, tidak dirawat di rumah sakit," kata Syahril.
    Syahril menjelaskan, varian XBB yang baru muncul dikatakan memang lebih cepat menular lagi daripada varian sebelumnya. Namun, tingkat fatalitasnya tidak lebih parah dari varian sebelumnya pula.
    "Subvarian XBB ini memang dia cepat menular, seperti halnya sub-Omicron yang lalu. Cuma hanya tingkat fatalitas maupun angka kesakitan rumah sakit tidak terlalu tinggi," kata Syahril.
    Menurut Syahril, virus SARS-CoV-2 memiliki tipikal dimana sering melakukan mutasi yang tingkat penyebarannya lebih cepat. Gejala yang muncul pada varian-varian baru pun hampir sama dengan varian yang sebelumnya telah ada.
    "Sama gejalanya batuk, pilek, demam, badan lemah, dan seterusnya. Tapi tidak separah (yang sebelumnya), kemungkinan kenapa tidak parah itu salah satunya memang karena sifat atau spesifikasi virus itu dan adanya antibodi vaksin yang ada di dalam tubuh," ujar Syahril.
    Dalam artikel berjudul "IDI: Gejala XBB Mirip dengan Varian Omicron Lainnya" yang dimuat situs Liputan6.com, Ketua Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan, gejala yang ditimbulkan oleh subvarian XBB cenderung mirip dengan gejala COVID-19 varian Omicron secara umum.
    “Hingga saat ini, gejala XBB mirip dengan gejala COVID Omicron secara umum, jadi ada demam, batuk, lemas, sesak, nyeri kepala, nyeri tenggorok, pilek, mual, muntah, dan diare,” ujar Erlina.
     

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim Covid-19 Omicron Subvarian XBB mematikan dan tidak terdeteksi tidak benar.
    Pasien XBB di Tanah Air mengalami gejala ringan, gejala yang dimaksud berupa batuk dan pilek, serta mereka pun melakukan isolasi mandiri. Namun, tidak separah yang sebelumnya, kemungkinan kenapa tidak parah itu salah satunya memang karena sifat atau spesifikasi virus itu.
     
     
     
  • (GFD-2023-12331) [SALAH] “RAFAEL ALUN JADI INVESTOR RANS, HARTA RAFFI AHMAD LUDES DISITA”

    Sumber: youtube
    Tanggal publish: 14/04/2023

    Berita

    SELURUH ASET RAFFI AHMAD DIRAMPAS!! TERUNGKAP, INVESTOR RANS DARI RAFAEL ALUN…

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah kanal Youtube dengan nama akun “NGERUMPI” mengunggah video dengan klaim seluruh aset Raffi Ahmad dirampas, terungkap investor Rans adalah Rafael Alun.

    Setelah melakukan penelusuran, thumbnail video tersebut merupakan hasil editan dan isi video tersebut adalah potongan video dari peristiwa yang tidak berkaitan.

    Melansir dari Kompas.com sebelumnya Raffi Ahmad membantah bahwa dirinya adalah artis inisial R yang disebut terlibat kasus pencucian uang oleh Rafael Alun.

    Meksi begitu, Raffi Ahmad mengakui bahwa menantu Rafael, Jeremy Imanuel Santoso bekerja di perusahaan miliknya. Raffi pun menegaskan ia sama sekali tidak kenal dengan Rafael Alun.

    Berdasarkan penjelasan di atas, klaim bahwa seluruh aset Raffi Ahmad dirampas, terungkap investor Rans adalah Rafael Alun adalah salah dan termasuk ke dalam konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Yudho Ardi

    Faktanya judul, isi video dan narator dalam video tersebut tidak berkaitan. Dalam video tersebut sama sekali tidak ditemukan informasi bahwa Rafael Alun jadi investor Rans, harta Raffi Ahmad ludes disita.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12330) [SALAH] “JOKOWI PERINTAHKAN KAPOLRI UNTUK PENJARAKAN GANJAR”

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 14/04/2023

    Berita

    ATAS PER1NTAH JKW :bangbang: KAPOLRI J3MPUT P4KSA GANJAR GEG4RA HAL INI…

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah akun Facebook dengan nama pengguna “Doa Ibu” mengunggah video dengan klaim Jokowi perintahkan Kapolri untuk penjarakan Ganjar.

    Setelah melakukan penelusuran, thumbnail video tersebut merupakan hasil editan dan isi video tersebut adalah potongan video dari peristiwa yang tidak berkaitan.

    Melansir dari Kompas.com salah satu klip yang menampilkan mantan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Edy Rahmayadi identik dengan video di kanal YouTube Kompas TV dengan judul “Tanggapan Eks Ketum PSSI Edy Rahmayadi soal Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20”.

    Dalam video itu Edy meminta kepada pihak pengambil keputusan untuk lebih bijaksana dalam bersikap supaya tidak ada lagi tambahan hukuman dari FIFA. Hal itu Edy sampaikan setelah status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023 dicabut.

    Berdasarkan penjelasan di atas, klaim bahwa Jokowi perintahkan Kapolri untuk penjarakan Ganjar adalah salah dan termasuk ke dalam konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Yudho Ardi

    Faktanya judul, isi video dan narator dalam video tersebut tidak berkaitan. Dalam video tersebut sama sekali tidak ditemukan informasi bahwa Jokowi perintah Kapolri untuk penjarakan Ganjar.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12329) Cek Fakta: Hoaks Pesan Berantai Ida Dayak Bakal Buka Pengobatan di Surabaya 1-4 Mei 2023

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 14/04/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar melalui media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai berisi poster yang mengklaim Ida Dayak akan membuka pengobatan di Surabaya pada 1-4 Mei 2023. Pesan berantai itu tersebar sejak tengah pekan ini.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 14 April 2023.
    Dalam postingannya terdapat foto Ida Dayak dengan narasi sebagai berikut:
    "Ndang SAT SET Di Sebarno BERITA Iki.Seng Keluarga ne Tangane Bengkong Sekele Bengkong dan Strook ambek Bisu jangan Lupa Keluarga ne Gowo en Ng Bu Idak Dayak.ATAS IZIN TUHAN INSYAH ALLAH Sembuh.Tanggal 1-4 MEI 2023JAM= 09:00 - 17:00LOKASI = #LAPANGAN_KODAM_BRAWIJAYA_SURABAYA."
    Lalu benarkah pesan berantai berisi poster yang mengklaim Ida Dayak akan membuka pengobatan di Surabaya pada 1-4 Mei 2023?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan membuka akun Instagram Kodam 5 Brawijaya, @kodam5brw yang namanya disebut dalam pesan berantai tersebut.
    Di dalam unggahan storiesnya Kodam 5 Brawijaya membantah adanya informasi tersebut.
    "Berkenaan dengan beredarnya informasi tentang adanya pengobatan alternatif Ibu Ida Dayak yang akan dilaksanakan pada 1-4 Mei 2023, pukul 09.00 - 17.00 WIB, di Lapangan Kodam V/Brawijaya.
    Dengan ini disampaikan kepada Prajurit dan PNS jajaran Kodam V/Brawijaya serta masyarakat luas, bahwasanya informasi tersebut adalah TIDAK BENAR.
    Sebelumnya, informasi tentang adanya pengobatan alternatif Ibu Ida Dayak tersebar luas melalui media perpesanan seperti Whatsapp Grup, Telegram, dan jejaring media sosial lainnya.
    Harap prajurit dan PNS jajaran Kodam V/Brawijaya serta masyarakat luas agar lebih berhati-hati dalam menerima informasi yang beredar dan jangan mudah percaya.
    Demikian informasi yang dapat kami sampaikan untuk diketahui dan diwaspadai bersama," ujar Kapendam V Brawijaya, Adekson, dalam pernyataannya.
    Selain itu situs berita Suarasurabaya.net yang namanya juga dicatut dalam pesan berantai yang beredar juga memberikan bantahannya.
    "Redaksi memastikan bahwa E100 yang ada dalam tangkapan layar tersebut bukan E100 yang dikelola Suara Surabaya. Facebook yang dikelola Suara Surabaya hanya e100 dengan logo dan nama yang jelas. Hanya e100 tidak ada kata tambahan.
    Segala informasi yang bersumber dari nama akun yang mirip atau sengaja disamakan dengan media kami, di luar kewenangan pengelolaan Suara Surabaya Media sehingga isinya bukan tanggung jawab keredaksian."

    Kesimpulan


    Pesan berantai berisi poster yang mengklaim Ida Dayak akan membuka pengobatan di Surabaya pada 1-4 Mei 2023 adalah hoaks.

    Rujukan