• (GFD-2024-16016) [KLARIFIKASI] Foto Amplop Uang Berlogo Partai Sudah Beredar pada Maret 2023

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 14/02/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar foto amplop berisi uang dengan logo Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
    Foto tersebut diunggah salah satu akun Facebook pada 13 Februari 2024, menjelang pemungutan suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
    Namun, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, foto itu sudah beredar pada Maret 2023.
    Foto amplop berisi uang dengan logo PDI-P dibagikan oleh akun Facebook ini (arsip). 
    Akun tersebut menuliskan narasi demikian:
    Ambil uangnya.. Coblos 02.. ??????????
    Akun Facebook Gambar amplop berisi uang dengan logo PDI-P yang diklaim disebar menjelang pemungutan suara

    Hasil Cek Fakta

    Foto amplop berisi uang dengan logo PDI-P mirip dengan foto di artikel berita Kompas.com ini, pada Senin (27/3/2023).
    Selain logo PDI-P, pada amplop juga terdapat gambar Ketua DPD PDI-P Jawa Timur, Said Abdullah.
    Foto tersebut merupakan tangkapan layar dari video pembagian amplop berlogo PDI-P di salah satu masjid, di Sumenep, Jawa Timur.
    Selain itu, akun Instagram ini dan akun X (Twitter) ini mengunggah foto yang sama pada 26 Maret 2023.
    Said Abdullah mengakui soal pembagian 175.000 paket sembako bersama pengurus cabang PDI-P se-Madura pada 24-27 Maret 2023.
    Ia mengeklaim, sebagian paket sembako dibagikan dalam bentuk uang tunai dan diniatkan sebagai zakat. Said membantah bahwa hal itu merupakan politik uang.
    Dikutip dari Kompas.com, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengakui, pembagian amplop berlogo PDI-P di masjid di Sumenep, Jawa Timur, mirip dengan unsur kampanye.
    Terlebih, peristiwa ini terjadi ketika tahapan Pemilu 2024 sudah berlangsung, sehingga berpotensi melanggar hukum.
    Namun, Bawaslu tidak dapat mengategorikan peristiwa tersebut sebagai pelanggaran pemilu maupun pelanggaran administrasi. Bawaslu beralasan, saat itu belum masa kampanye.

    Kesimpulan

    Foto amplop berisi uang dengan logo PDI-P telah beredar sejak Maret 2023. Selain logo PDI-P, pada amplop tersebut juga terdapat gambar Ketua DPD PDI-P Jawa Timur Said Abdullah.
    Foto tersebut merupakan tangkapan layar dari video pembagian amplop berlogo PDI-P di salah satu masjid, di Sumenep, Jawa Timur.
    Said Abdullah mengakui soal pembagian 175.000 paket sembako bersama pengurus cabang PDI-P se-Madura pada 24-27 Maret 2023.
    Ia mengeklaim, sebagian paket sembako dibagikan dalam bentuk uang tunai dan diniatkan sebagai zakat. Said membantah bahwa hal itu merupakan politik uang.

    Rujukan

  • (GFD-2024-16015) [KLARIFIKASI] Pernyataan Lama Ajakan Gibran untuk Pilih Ganjar

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 14/02/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengajak warga untuk memilih Ganjar Pranowo sebagai presiden pada Pemilu 2024.
    Beredar poster berisikan pernyataan Gibran tersebut di hari pemilihan Rabu (14/2/2024).
    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, ada yang perlu diluruskan dari narasi tersebut.
    Ajakan Gibran untuk memilih Ganjar ditemukan di akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
    Berikut narasi yang ditulis salah satu pengunggah pada Rabu (14/2/2024):
    Meskipun Valentine jangan golput! Gibran mengajak seluruh warga untuk berbondong-bondong ke TPS di 14 Februari ini coblos pak Ganjar Pranowo...
    Poster yang beredar disertai foto Gibran dengan atribusi wali kota Solo/cawapres nomor urut 02.
    "Saya mengajak seluruh warga untuk berbondong-bondong ke TPS di 14 Februari nanti untuk memilih PDID dan pak Ganjar Pranowo," kata Ganjar dalam poster yang beredar.
    Gibran memang pernah membuat pernyataan ajakan untuk memilih Ganjar.
    Pernyataan itu pertama kali ditemukan di media sosial Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada 21 Agustus 2023.
    Saat itu Gibran masih belum memperlihatkan indikasi akan maju dalam perhelatan Pilpres 2024.
    Dia kemudian mencalonkan diri sebagai wakil presiden dan berada di kubu yang berseberangan dengan Ganjar dan PDI Perjuangan.
    Selain Gibran, ajakan juga disampaikan oleh Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven O.E. Kandouw.
    Video Gibran dapat dilihat di kanal YouTube Kompas TV.
    Ajakan memilih itu beredar sebelum masa kampanye yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), tepatnya pada 28 November 2023.
    Dilansir Kompas.com, anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Totok Hariyono mengatakan, video kepala daerah mengajak memilih Ganjar melanggar Pasal 283 Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
    Akan tetapi, Bawaslu tidak memberikan sanksi apapun kepada mereka.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan

    Ada yang perlu diluruskan dari ajakan Gibran untuk memilih Ganjar.
    Gibran memang pernah membuat pernyataan tersebut pada Agustus 2023. Pernyataan dibuat sebelum masa kampanye, sehingga dinilai melanggar aturan pemilu. Namun Bawaslu tidak melakukan tindakan.
    Pernyataan disebar ulang di hari pemilihan tanpa konteks yang lengkap.

    Rujukan

  • (GFD-2024-16014) Cek Fakta: Tidak Benar Foto Ini Merupakan Serah Terima Jabatan Presiden Jokowi ke Anies Baswedan

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 15/02/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan foto yang diklaim serah terima jabatan dari Presiden Jokowi ke Anies Baswedan. Postingan itu beredar sejak awal pekan ini.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 13 Februari 2024.
    Dalam postingannya terdapat foto Presiden Jokowi sedang bersalaman dengan Anies Baswedan. Foto itu disertai narasi:
    "Serah terima jabatan"
    Lalu benarkah postingan foto yang diklaim serah terima jabatan dari Presiden Jokowi ke Anies Baswedan?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan foto yang identik dengan postingan. Foto itu diunggah Liputan6.com dalam artikel berjudul "Kompak Kenakan Batik, Tiga Bacapres Pemilu 2024 Penuhi Panggilan Presiden Jokowi" yang tayang pada 30 Oktober 2023.
    Dalam foto tersebut terdapat narasi "Presiden Joko Widodo memanggil tiga bakal calon presiden yang akan berkontestasi dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024. Pertemuan dilakukan di Istana Kepresidenan, Jakarta. Pertemuan berlangsung dalam suasana keakraban dan makan siang bersama."
    Selain itu ada artikel dari Liputan6.com berjudul "Prabowo, Ganjar dan Anies Semringah Usai Diundang Makan Siang Jokowi" yang tayang pada 30 Oktober 2023.
    Berikut isi artikelnya:
    "Liputan6.com, Jakarta - Tiga bakal calon presiden di Pemilu 2024, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak mengaku senang usai diundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) makan siang di Istana Kepresidenan, Senin, (30/10/2023).
    Usai keluar dari Istana, ketiganya tampak semringah saat berjalan menuju jurnalis yang menunggu mereka. Mereka pun mengucapkan terimakasih kepada Jokowi karena mengundangnya makan siang.
    “Kita baru saja diundang presiden makan siang, tadi makan lontong sayur dan saya terimakasih sudah diundang makan siang,” singkat Prabowo.
    Sementara Anies mengaku tidak ada pembicaraan serius dalam pertemuan makan siang itu.
    “Kita ngobrol santai yang ringan, kami sampaikan ke beliau kalau kami sering bertemu orang-orang yang sayang kepada beliau,” ujar Anies.
    Ganjar pun mengungkap hal senada. Dia bahkan bercanda kalau saat makan ada calon presiden yang tidak makan nasi.
    “Tadi Pak Prabowo tidak makan nasi, makannya lontong,” canda Ganjar menandasi.
    Sementara disinggung soal pakaian yang mereka kenakan, Ganjar mengaku tak janjian memakai batik. “Tidak janjian kita, kebetulan aja,” kata Ganjar.
    Tiga kandidat calon presiden (capres) di Pemilu 2024, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan mendatangi Istana Merdeka Jakarta guna memenuhi jamuan makan siang dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
    Pantauan di lokasi, ketiga bakal capres tersebut kompak hadir dengan mengenakan batik.
    Terlihat, sejumlah menu disajikan kepada para tamu-tamu presiden. Mulai dari lontong, nasi, rolade dengan minuman jus jeruk dan air putih.
    "Selamat makan pak," sapa awak media Ruang Makan Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/10/2023).
    "Sudah pada makan belum?," kata Ganjar Pranowo kepada awak media di lokasi.
    Sedangkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan menjawab dengan senyum sambil mengambil nasi serta lauk pauk yang dihidangkan Jokowi.
    Momen makan siang berjalan tertutup. Awak media hanya dipersilakan mengambil visual untuk kebutuhan dokumentasi.
    Menko Polhukam Mahfud Md membenarkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang 3 bakal calon presiden, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto ke Istana siang ini, Senin, (30/10/2023). Jokowi mengundang ketiganya untuk makan siang bersama.
    "Iya benar capres, bukan cawapres," kata Mahfud Md di Istana Negara Jakarta, Senin (30/10/2023).
    Mahfud menegaskan, dirinya tidak termasuk dalam undangan tersebut. Sebab undangan makan siang tidak termasuk kepada para kandidat calon wakil presiden.
    "Cawapres kan kaitannya dengan Pak Wapres kan," singkat dia."

    Kesimpulan


    Postingan foto yang diklaim serah terima jabatan dari Presiden Jokowi ke Anies Baswedan adalah tidak benar. Faktanya foto tersebut diambil saat ketiga Capres diundang Presiden Jokowi untuk makan siang pada 30 Oktober 2023.

    Rujukan

  • (GFD-2024-16013) Menyesatkan, Video dengan Klaim Surat Suara di TPS 08 Tuban Sudah Dicoblos Secara Ilegal

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 15/02/2024

    Berita


    Video dengan klaim bahwa surat suara capres-cawapres Pilpres 2024 yang telah dicoblos untuk pasangan nomor 2 di TPS 8 Desa Banjarejo, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, beredar di grup percakapan WhatsApp.
    Dalam video terlihat kertas suara yang telah tercoblos pada gambar Capres-Cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran. Pria dalam video menyebut hal itu sebagai bukti kecurangan. "Kecurangan di TPS 8. 02 sudah dicoblos Salah satu bukti kecurangan ini," kata seseorang dalam video yang beredar pada Rabu, 14 Februari 2024.

    Apa benar surat suara di TPS 08 Desa Banjarejo Kabupaten Tuban sudah tercoblos?

    Hasil Cek Fakta


    Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu Kabupaten Tuban, Sutrisno Puji Utomo menyatakan, surat suara yang direkam dalam video tersebut diduga adalah kertas suara yang sudah dicoblos oleh pemilih namun tertinggal di bilik setelah  menyalurkan suara.  
    "Dari penelusuran yang kami lakukan, sejauh ini tidak ada satupun pihak yang bisa menunjukkan bukti apakah surat suara yang dimaksud sudah tercoblos lebih dahulu atau tidak," kata Sutrisno kepada Tempo, Kamis, 15 Februari 2024.
    KPU Kabupaten Tuban, Fatkul Iksan, mengatakan sudah melakukan pengecekan sekaligus klarifikasi ke pihak KPPS, PPS, hingga PPK. Menurut Iksan, seorang pemilih, kemarin melapor adanya surat suara yang sudah tercoblos, lalu melapor ke KPPS. “Panitia kemudian memberikan surat suara pengganti," kata Fatkul kepada Tempo, Kamis, 15 Februari 2024.
    Fatkul mengatakan setelah dicek ke TPS 8, ditemukan hanya satu surat suara yang diklaim sudah tercoblos. "Jadi hanya satu yang itu diklaim yang tercoblos. Tapi hingga detik ini kami bersama Bawaslu masih melakukan penelusuran," katanya.
    Menurut Ketua KPPS Desa Banjarejo, Kasiyati, warga yang melakukan protes sekaligus merekam video itu, bernama Tamaji. 
    Kasiyati menuturkan bahwa sebelum Tamaji masuk bilik suara, ada satu surat suara untuk Pilpres yang masih tertinggal di bilik suara. Surat suara tersebut milik Suyatmi, warga yang sebelumnya masuk bilik suara tersebut.
    Saat memasukkan surat suara ke kotak suara sesudah mencoblos, Suyatmi juga sempat ditanya oleh petugas pemungutan suara, karena Suyatmi ternyata hanya membawa 4 surat suara. Surat suara untuk Pilpres yang sudah tercoblos paslon nomor urut 02 tersebut tertinggal di bilik suara. Surat suara yang tertinggal itu, lalu ditemukan oleh Tamaji. Tamaji merekam lalu memviralkannya.
    “Pak Tamaji pertama daftar lalu mengantri. Setelah itu pak Tamaji saya panggil saya kasih lima surat suara. Setelah ke bilik suara beberapa detik dia keluar bawa surat suara yang sudah tercoblos. Saya sudah mengambil surat suara yang sudah dicoblos itu, lalu telah saya ganti yang baru. Dia belum mengkonfirmasi soal peristiwa itu, dia sudah memviralkan,” ujar Kasiyati, seperti dilansir dari tuban.inews.id Rabu, 14 Februari 2024.
    Sekretaris Jaringan Relawan Anies Baswedan Tuban, Edi Sukirno yang turut mendatangi TPS tersebut, mengakui bahwa ada human error. Saat perekam video tersebut masuk bilik suara, ternyata ada surat suara untuk Pilpres 2024 yang tertinggal di bilik suara, sehingga perekam video mengira kalau hal tersebut adalah kecurangan Pemilu.
    Pasca merekam surat suara yang sudah tercoblos itu, perekam video kemudian merobek surat suara tersebut, dengan maksud agar panitia pemungutan suara tidak memasukkannya ke dalam data rekapitulasi.
    Menurut Fatkul, setelah surat suara diterima semestinya yang bersangkutan membuka dan memeriksa untuk memastikan kondisi surat suara. Jika rusak atau tidak layak agar segera minta diganti.
    "Kalau memang keadaan surat suaranya rusak atar ada coblosan atau kategori tak layak, dia bisa meminta ganti," tuturnya, dilansir dari Ronggo.id, 14 Februari 2024.
    Dugaan Surat Suara Tercoblos Ilegal
    Meski klaim video mengenai dugaan surat suara tercoblos di TPS 08 tidak terbukti, namun sejumlah daerah terdapat laporan surat suara Pemilu 2024 telah tercoblos secara ilegal. Dari pantauan beberapa pemberitaan media, peristiwa itu terjadi di beberapa lokasi, yaitu:
    1. Tempat Pemungutan Suara (TPS) 19 di Kelurahan Waykandis, Kecamatan Tanjungsenang, Lampung
    2. Tempat Pemungutan Suara (TPS) 17, Kampung Rancabolang, Kecamatan Cisurupan, Garut.
    3. Tempat Pemungutan Suara atau TPS 54, Vila Mahkota Pesona, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim surat suara di TPS 08 Desa Banjarejo Kabupaten Tuban sudah tercoblos adalahmenyesatkan.
    Satu surat suara yang tercoblos seperti dalam video adalah milik pemilih yang tertinggal di bilik suara setelah menyalurkan hak pilihnya. Pemilik lainnya yang akan nyoblos lalu menemukan surat suara itu dan merekamnya.

    Rujukan