• (GFD-2023-14718) Benar, Klaim Mahfud MD soal Pertumbuhan Ekonomi Era Orde Baru Pernah Capai 7 Persen, Tapi Era Reformasi di Bawahnya

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 22/12/2023

    Berita


    Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD, mengatakan bahwa sejak reformasi tahun 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak pernah mencapai 7 persen. Dia menyatakan pertumbuhan ekonomi setinggi itu pernah dicapai hanya di era Orde Baru yakni sejak tahun 1989 sampai 1991.
    “Ada yang bertanya kepada kami, mungkin tidak Anda menargetkan pertumbuhan ekonomi 7 persen dalam setahun. Di dalam sejarah reformasi tidak pernah sebanyak 7 persen. Dulu hanya dicapai pada tahun 1989-1991,” kata Mahfud dalam Debat Cawapres yang digelar KPU, Jumat 22 Desember 2023.
    Namun, benarkah klaim yang dikatakan Mahfud tersebut?

    Hasil Cek Fakta


    Tempo memverifikasi kebenaran ungkapan Mahfud dengan membandingkan data yang diungkapkannya dengan data di laman World Bank.

    Ahli Ekonomi Digital dari Think Policy Indonesia, Alexander Michael Tjahjadi, mengatakan pertumbuhan ekonomi di era Reformasi, 1999-2022, rata-rata 4,7 persen per tahun. “Rata-rata dari tahun 1999-2022 pertumbuhan ekonomi ada di 4,7%. Memang benar bahwa pertumbuhan di bawah 7 persen,” kata Alexander, Jumat, 22 Desember 2023.
    Ahli Pengelolaan APBN-APBD dan Wakil Dekan FEB UIN Syarif Hidayatullah, Zuhairan Yunmi Yunan, juga mengatakan bahwa pada era Reformasi pertumbuhan ekonomi di bawah 7 persen. “Benar, pertumbuhan ekonomi 7% tidak pernah tercapai pada era reformasi,” kata Zuhairan.
    Sesuai Katadata, selama 20 tahun setelah reformasi mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata sekitar 5%. Pertumbuhan ekonomi terendah sebesar 0,79% pada 1999  dan tertinggi 6,22% pada 2010. Hingga triwulan I 2018, ekonomi Indonesia tumbuh 5,06% dari yang ditargetkan sebesar 5,4% hingga akhir tahun.

    Berakhirnya era Orde Baru yang ditandai dengan terjadinya demonstrasi oleh para mahasiswa yang menuntut mundurnya Presiden Soeharto yang kemudian diikuti terjadinya kerusuhan di seluruh Indonesia membuat ekonomi Indonesia mengalami kontraksi. Pada 1998, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan negatif sebesar 13,13%. Nilai tukar rupiah yang melemah hingga di atas Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat, inflasi lebih dari 70% membuat perekonomian domestik lumpuh, imbasnya banyak perusahaan dan perbankan domestik gulung tikar.

    Kesimpulan


    Verifikasi Tempo menyatakan bahwa narasi yang mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia era Orde Baru pernah mencapai 7 persen, namun di era Reformasi tidak pernah mencapai 7 persen adalahbenar.
    **Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id
    Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 19 media di Indonesia

    Rujukan

  • (GFD-2023-14717) Benar, Klaim Muhaimin Iskandar Jumlah Pengangguran di Indonesia Capai 8 Juta dan 80 Juta Bekerja di Sektor Informal

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 22/12/2023

    Berita


    Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar mengatakan, Angka pengangguran di Indonesia mencapai 8 juta dengan 80 juta penduduk bekerja tetapi di sektor informal.
    “Angka pengangguran sudah 8 juta, 80 juta memang bekerja tetapi di sektor informal. Mereka tidak mendapat penghasilan yang pasti, bahkan dompetnya dipastikan tipis,” kata Muhaimin dalam debat Capres-Cawapres yang digelar oleh KPU, 22 Desember 2023. 
    Benarkah klaim itu?

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 7,86 juta jiwa atau 5,32 persen pada periode Agustus 2023. Angka pengangguran ini turun sebesar 0,54 persen poin dibanding Agustus 2022 yang mencapai 8,42 juta jiwa. 
    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, angka pengangguran di periode Agustus 2023 tersebut masih tergolong tinggi dibandingkan era sebelum pandemi Covid-19. Pada Agustus 2019, tercatat jumlah pengangguran hanya mencapai 7,10 juta jiwa.
    "Jumlah dan tingkat pengangguran (Agustus 2023) ini masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan sebelum pandemi," kata Amalia.
    Sedangkan jumlah pekerja informal mencapai 83 juta, ditemukan bahwa Data BPS per Februari 2023 pekerja informal sebanyak 83,34 juta orang (60,12 persen) bekerja pada kegiatan informal, naik 0,15 persen poin dibanding Februari 2022.
    Sementara itu, jumlah angkatan kerja pada Agustus 2023 mencapai 147,71 juta jiwa. Angka ini naik sebanyak 3,99 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Kesimpulan


    Klaim bahwa Angka pengangguran sudah 8 juta, 80 juta memang bekerja tetapi di sektor informal adalah Benar.
    **Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id
    Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 18 media di Indonesia

    Rujukan

  • (GFD-2023-14716) Benar, Klaim Gibran soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Rata-rata 5 Persen

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 22/12/2023

    Berita


    Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi negara kita tetap bertahan (resilient) di rata-rata 5 persen. 
    “Indonesia ini negara besar. Kita harus mampu keluar darimiddle income trap. Kuncinya, kita harus mampu memberi nilai tambah di dalam negeri di tengah gempuran resesi global, perang dagang, konflik geopolitik, rata-rata pertumbuhan ekonomi negara kita tetap resilient di rata-rata 5 persen,” kata Gibran saat debat kandidat Pemilu 2024 yang digelar KPU, Jumat, 22 Desember 2023. 

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan data World Bank, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir hingga tahun 2022 rata-rata di angka 4,26  persen. Baru pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3 persen.

    Dalam Laporan Ekonomi & Keuangan Perekonomian Indonesia 2022 yang dikeluarkan Kementerian Keuangan RI, Perekonomian Indonesia 2022 tumbuh solid di angka 5,3%.
    Sedangkan pada tahun 2023, pada kuartal ketiga tahun 2023, Produk Domestik Bruto (PDB) mencatat pertumbuhan positif sebesar 4,94% dibanding tahun sebelumnya.
    Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, menyampaikan "Pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil di tengah tantangan global. Hal ini menunjukkan APBN telah menjalankan fungsinya sebagai stabilisator dan shock absorber untuk melindungi masyarakat dengan baik. Ke depan, APBN akan terus dioptimalkan untuk melindungi masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi."
    Dilansir Badan Pusat Statistik, sampai dengan triwulan III-2023, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,05 persen. Namun, secara spasial, perekonomian Indonesia pada triwulan III-2023 di hampir seluruh provinsi mengalami  perlambatan.
    Alexander Michael Tjahjadi, ahli ekonomi digital dari Think Policy Indonesia mengatakan “ Dari data pertumbuhan ekonomi tersebut, 10 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi 4,26 sehingga susah diklaim bahwa secara rata-rata 5 persen pertumbuhan ekonomi terjadi”.
    Menurut Putu S. Kurniawan, mengutip Katadata, dalam sekitar dua dekade terakhir (1998—2022), nilai tengah atau median pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 5,03%. Sementara pada era Presiden Jokowi (2015—2022), pertumbuhan normalnya berada di kisaran 4,8—5,3%. Kondisi tidak normal sempat terjadi pada 2020—2021, saat Indonesia dilanda pandemi Covid-19.

    Kesimpulan


    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan klaim Gibran Rakabumi yang mengatakan rata-rata pertumbuhan ekonomi negara kita tetap resilient di rata-rata 5 persen adalahbenar.
    Dalam data World Bank, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir hingga tahun 2022 rata-rata di angka 4,26  persen. Tapi jika ditarik sejak 1998-2022 nilai tengah atau median pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 5,03%.
    **Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id
    Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 19 media di Indonesia

    Rujukan

  • (GFD-2023-14715) Cek Fakta: Mahfud MD Sebut Pertumbuhan Ekonomi Tidak Mencapai 7 Persen dalam Setahun

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/12/2023

    Berita

    Debat Pilpres 2024 jilid kedua untuk Pemilu 2024 berlangsung di Jakarta Convention Center, Jumat (22/12/2023) malam. Saat menyampaikan visi misi Mahfud MD mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak pernah mencapai 7 persen.

    Inilah pernyataan lengkap yang disampaikan Mahfud MD dalam Debat Pilpres 2024 seri kedua:
    ada yang bertanya kepada kami, mungkin tidak Anda menargetkan pertumbuhan ekonomi 7% dalam setahun. Di dalam sejarah reformasi tidak pernah sebanyak 7%. Dulu hanya dicapai pada tahun 1989-1991.

    Hasil Cek Fakta

    Hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia bersama koalisi Cek Fakta serta ahli, menemukan bahwa pernyataan yang disampaikan Mahfud MD tidak mencapai 7 persen benar.

    Hasil penelusuran melalui mesin pencari ditemukan Data BPS pada 5 Agustus 2021, Ekonomi Indonesia triwulan II-2021 terhadap triwulan II-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 7,07 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 25,10 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 31,78 persen.

    Sumber:
    https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2021/08/05/1813/ekonomi-indonesia-triwulan-ii-2021-tumbuh-7-07-persen--y-on-y-.html

    Menteri keuangan Sri Mulyani juga pernah mengungkapkan pertumbuhan pertumbuhan hingga 7,1% tersebut dipicu oleh efek baseline dari pertumbuhan minus di tahun sebelumnya. Pernyataan ini dikutip dari cnbc.indonesia.com pada 21 Februari 2023.

    Sri Mulyani mengatakan Indonesia terbukti pernah tumbuh sebesar 7,1 persen. Pencapaian ini terjadi pada kuartal II-2021. Dari data BPS, di tengah-tengah pandemi, ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 dibanding kuartal II-2020 (yoy) sempat mengalami pertumbuhan sebesar 7,07 persen.

    Pertumbuhan terjadi pada semua lapangan usaha. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Transportasi dan Pergudangan sebesar 25,10 persen dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 21,58 persen.

    Sementara itu, Industri Pengolahan yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,58 persen. Sebagai catatan, Sri Mulyani saat itu mengungkapkan pertumbuhan pertumbuhan hingga 7,07 persen tersebut dipicu oleh efek baseline dari pertumbuhan minus di tahun sebelumnya.

    Namun, ada faktor pemicu lainnya, dia menuturkan momentum Ramadan dan hari raya Lebaran juga menjadi penyelamat. Turut menopang, saat itu, ekspor dan impor Indonesia juga meningkat tajam, diiring oleh kenaikan di sisi investasi.

    Sumber:
    https://www.cnbcindonesia.com/news/20230222125925-4-416002/sri-mulyani-ungkap-ekonomi-ri-pernah-tumbuh-7-ini-buktinya

    Kesimpulan

    Pernyataan Mahfud MD tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak mencapai 7 persen benar. Data BPS pada 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia pernah mencapai pertumbuhan 7,07 persen di Triwulan II. Cek Fakta TIMES Indonesia mengimbau masyarakat untuk lebih selektif menerima informasi atau menyebarkan informasi yang benar.