• (GFD-2024-18053) [HOAKS] KPK Temukan Brankas Rahasia Milik Jokowi

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/04/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah unggahan mengeklaim, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan brankas rahasia milik Presiden Joko Widodo.

    Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.

    Narasi soal KPK menemukan brankas rahasia milik Jokowi dibagikan oleh akun Facebook ini.

    Akun tersebut membagikan tautan di kanal YouTube ini pada 4 Agustus 2024 dengan judul:

    M4MP0SS SEMUA TERB0NGK4R DI SIDANG MK!! - BREAKING NEWS - INFOTAMA NEWS

    Pada thumbnail video terdapat gambar Jokowi memakai baju tahanan berwarna oranye. Selain itu juga terdapat gambar aparat membawa koper.

    Gambar tersebut diberi keterangan demikian:

    BREAKING NEWS SATU KOPER JADI BUKTIKPK TEMUKAN BRANKAS RAHASIA JOKOWI, ISINYA MENGEJUTKAN

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut KPK menemukan brangkas rahasia milik Jokowi

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri gambar thumbnail video yang memperlihatkan Jokowi memakai baju tahanan berwarna oranye. Hasilnya, gambar tersebut identik dengan foto di laman Suara.com ini.

    Dalam foto aslinya, pria yang memakai baju tahanan bukan Jokowi, melainkan bos judi online Apin BK yang ditangkap polisi di Malaysia, pada 14 Oktober 2022. 

    Sementara, gambar yang menampilkan aparat membawa koper identik dengan foto di laman Lombok Post ini. 

    Dalam foto tersebut, penyidik KPK membawa koper berisi berkas hasil penggeledahan di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, pada 18 Maret 2019. 

    Setelah video disimak sampai tuntas, Tim Cek Fakta Kompas.com tidak ditemukan informasi KPK menemukan brankas rahasia milik Jokowi.

    Narator hanya membacakan artikel di laman Bisnis.com ini berjudul "Bawaslu Sebut Jokowi Tak Langgar Netralitas Meski Bagi-bagi Bansos Jelang Pilpres".

    Artikel tersebut membahas pernyataan Ketua Bawaslu Rahmat Bagja yang menyampaikan bahwa Presiden Jokowi tidak melanggar netralitas, karena membagikan bantuan sosial (bansos) beras menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

    Kesimpulan

    Narasi soal KPK menemukan brankas rahasia milik Jokowi adalah tidak benar atau hoaks. Thumbnail video merupakan hasil rekayasa dan judul tidak sesuai dengan isinya.

    Narator hanya membahas pernyataan Ketua Bawaslu Rahmat Bagja yang menyampaikan bahwa Jokowi tidak melanggar netralitas karena membagikan bansos beras menjelang Pilpres 2024.

    Rujukan

  • (GFD-2024-18052) Cek Fakta: Tidak Terbukti Penemuan Semburan Lumpur Bercampur Gas IKN akan Tenggelam

    Sumber:
    Tanggal publish: 06/04/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim IKN akan tenggelam ditemukan semburan lumpur bercampur gas, informasi tersebut diunggah salah satu akun Instagram, pada 1 Maret 2024.
    Klaim IKN akan tenggelam ditemukan semburan lumpur bercampur gas berupa video yang menampilkan kegiatan pembangunan kemudian muncul narasi suara sebagai berikut.
    "Pembangunan IKN di Kalimantan sedang berlangsung proyek besar ini kapan selesai?
    Ada penemuan lubang aneh mengeluarkan lumpur di Kalimantan lumpur mengandung gas.
    Apakah ibu kota baru akan tenggelam karena adanya lumpur yang menyembur di Kalimantan."
    Dalam video tersebut juga menampilkan permukaan tanah yang mengeluarkan gelembung udara.
    Dalam video terdapat tulisan sebagai berikut.
    "gawat...!
    ibu kota baru IKN akan tengelam oleh lumpur. di temukan semburan lumpur bercampur gas dari lubang tanah."
    Benarkah klaim IKN akan tenggelam ditemukan semburan lumpur bercampur gas? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim IKN akan tenggelam ditemukan semburan lumpur bercampur gas, penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Otorita Bantah Kabar Penemuan Semburan Gas dan Lumpur Mirip Lapindo di Wilayah IKN"  yang dimuat situs Liputan6.com, pada 6 April 2024.
    Dalam artikel situs Liputan6.com, Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menyebut klaim terbaru yang menyatakan adanya penemuan sumur gas mirip dengan kasus Lapindo di wilayah IKN tidak berdasar dan sepenuhnya tidak benar.
    Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita Ibu Kota Nusantara Alimuddin mengatakan, beredar klaim terbaru yang menyatakan adanya penemuan sumur gas mirip dengan kasus Lapindo di wilayah IKN. Namun, investigasi menyeluruh telah mengonfirmasi bahwa berita tersebut tidak berdasar dan sepenuhnya tidak benar.
    “Hingga hari ini masih ada berita-berita hoaks terkait IKN, entah apa maksudnya? Terakhir berita ditemukan sumur gas seperti Lapindo, lalu ada berita bohong tentang masyarakat Dayak ngamukkarena diusir dari kampung, sebab sampai sekarang tidak ada masyarakat di IKN yangmelakukan demo,” kata Alimuddin, dikutip dari situs resmi IKN, Sabtu (6/4/2024).
    Menurut Alimuddin, meskipun terkadang terdapat kesalahpahaman atau informasiyang keliru yang mungkin memiliki kebenaran di dalamnya, laporan mengenai adanya penolakan atau perlawanan signifikan terhadap kebijakan tertentu sebenarnya tidak berdasar.
    Namun, karena berita tersebut disiarkan melalui media, informasi ini tersebar dengan cepat dan luas, mencapai audiens yang lebih besar dan menyebabkan kesan yang tidak tepat tentang situasi sebenarnya.
    Ini menunjukkan pentingnya verifikasi berita dan informasi sebelum membagikannya, agar tidak menimbulkan persepsi yang salah atau menyesatkan di masyarakat.
    “Akhirnya sedikit mengganggu kita dalam proses pembangunan IKN secara sosial, tetapi kamiberupaya agar masalah-masalah itu bisa teratasi dengan baik,” tuturnya.
     

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim IKN akan tenggelam ditemukan semburan lumpur bercampur gas tidak terbukti.
    Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita Ibu Kota Nusantara Alimuddin mengatakan, beredar klaim terbaru yang menyatakan adanya penemuan sumur gas mirip dengan kasus Lapindo di wilayah IKN. Namun, investigasi menyeluruh telah mengonfirmasi bahwa berita tersebut tidak berdasar dan sepenuhnya tidak benar.
  • (GFD-2024-18051) Cek Fakta: Satir Pengikut Raphael Moeis Punya Pengikut 271 T di Instagram Kalahkan Cristiano Ronaldo

    Sumber:
    Tanggal publish: 05/04/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang mengklaim Raphael Moeis punya pengikut 271 triliun di Instagram mengalahkan Cristiano Ronaldo. Postingan itu beredar sejak awal pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 1 April 2024.
    Dalam postingannya terdapat cuplikan layar akun Instagram Cristiano Ronaldo dengan Rapahel Moeis. Di sana terlihat pengikut Ronaldo adalah 626 juta, sementara pengikut Raphael adalah 271 T.
    Cuplikan layar itu disertai narasi "Orang Indonesia ini punya followers Instagram lebih banyak dari C.Ronaldo".
    Akun itu juga menambahkan narasi "Hanya orang Indonesia ini yang bisa melebihi followers instagram sang mega bintang Cristiano Ronaldo"
    Lalu benarkah postingan yang mengklaim Raphael Moeis punya pengikut 271 triliun di Instagram mengalahkan Cristiano Ronaldo?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengunjungi akun resmi Raphael Moeis di Instagram, @raphaelmoeis yang sudah bercentang biru atau terverifikasi. Di sana jumlah pengikutnya hanya 3,4 juta akun.
    Sementara jumlah pengikut Ronaldo di akun Instagram resminya, @cristiano mencapai 627 juta akun.
    Di dalam postingan, jumlah pengikut Raphael yang mencapai 271 triliun adalah bentuk satir dari keterlibatannya dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk pada 2015-2022.
    Dia menjadi satu dari 16 tersangka yang ditetapkan oleh Kejaksaan Agung. Angka korupsi diperkirakan hingga Rp 271 triliun yang didapatkan dari hitungan kerugian perekonomian negara. Sedangkan, kerugian keuangan negara masih dalam penghitungan penyidik bersama pihak terkait.

    Kesimpulan


    Postingan yang mengklaim Raphael Moeis punya pengikut 271 triliun di Instagram mengalahkan Cristiano Ronaldo merupakan satir.

    Rujukan

  • (GFD-2024-18050) Keliru, Video Yang Mengklaim bahwa HIV menjadi Pandemi Berikutnya

    Sumber:
    Tanggal publish: 06/04/2024

    Berita



    Sebuah video pendek dengan klaim bahwa HIV akan menggantikan status darurat virus Covid-19, diunggah di Instagram pada 25 Maret 2024. Video tersebut memperlihatkan seseorang menggunakan topeng dengan suara yang disamarkan dan menyampaikan narasi berikut ini:

    “Ini jadi perseteruan yang unik, ketika HIV menggantikan status darurat coronavirus. Perlu diketahui, vaksin yang tertanam pada tubuh Anda memiliki potensial HIV, bukan cacar monyet, juga bukan Covid.”



    Artikel ini akan memverifikasi dua klaim:

    Hasil Cek Fakta



    Tim Cek Fakta Tempo mengkonfirmasi klaim di atas dengan mewawancarai epidemiolog, Dicky Budiman. Menurut Dicky terjadinya pandemi biasanya karena penyakit yang penyebarannya cepat seperti melalui udara atau vektor.

    Sedangkan HIV, kata Dicky, umumnya bersifat epidemi atau wabah namun sangat kecil potensinya bisa menjadi pandemi. “Potensi (HIV) pandemi sangat kecil, karena prosesnya lama,” kata Dicky melalui pesan suara kepada Tempo, Kamis, 4 April 2024.

    Menurut Dicky, HIV membutuhkan waktu antara 5 sampai 10 tahun. Dengan ciri atau karakter seperti itu kecil kemungkinan HIV dapat menjadi pandemi.

    Artikel Tempo menjelaskan, HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah infeksi yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Tahap paling lanjut dari penyakit ini disebut AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome).

    Perkembangan HIV menjadi AIDS merupakan tahapan lanjut dari infeksi HIV. Tanpa pengobatan, HIV dapat mengakibatkan AIDS dalam waktu sekitar 8 hingga 10 tahun.

    Pada tahap ini, jumlah sel CD4 T-cell turun di bawah 200. Padahal sel tersebut penting untuk sistem kekebalan tubuh, dan penurunan drastis tersebut menyebabkan kerusakan signifikan pada sistem kekebalan tubuh.

    Dikutip dari situs Centers for Disease Control and Prevention kebanyakan orang tertular HIV melalui hubungan seks anal atau vagina, atau berbagi jarum suntik, atau peralatan suntik narkoba lainnya (misalnya kompor).

    Menurut Reuters, vaksin Covid-19 bisa meningkatan risiko terpapar HIV, merupakan informasi  yang sempat beredar pada 2020.

    Menurut Direktur Bridge HIV di Departemen Kesehatan Masyarakat San Francisco, Susan Buchbinder, tidak ada data yang menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 dapat meningkatkan infeksi HIV. Klaim ini bahkan belum dipelajari secara formal.

    Para ahli yang sebelumnya dihubungi oleh Reuters juga mengungkapkan hal yang sama bahwa vaksin Covid-19 tidak dapat menyebabkan HIV.

    Melalui email kepada Reuters, Douglas Richman, direktur Institut HIV di Universitas California San Diego mengungkapkan, klaim vaksin Covid-19 menyebabkan HIV merupakan klaim yang “tidak berdasar.” "Klaim ini 'berbahaya bagi individu yang bergantung pada mereka dan kesehatan masyarakat'," ungkapnya.

    Situs resmi WHO   melansir, ada banyak upaya perlindungan yang membantu memastikan bahwa vaksin Covid-19 aman. Semua vaksin harus menjalani proses pengujian bertahap yang ketat, termasuk uji klinis (fase III) berjumlah besar yang melibatkan puluhan ribu orang. Uji klinis ini, yang melibatkan orang-orang yang berisiko tinggi Covid-19, dirancang khusus untuk mengidentifikasi setiap efek samping yang umum atau kekhawatiran keamanan lainnya.

    Jika uji klinis menunjukkan bahwa suatu vaksin Covid-19 aman dan efektif, serangkaian kajian independen atas bukti efikasi dan keamanan perlu dilakukan, termasuk kajian dan persetujuan regulator di negara di mana vaksin ini diproduksi, sebelum WHO mempertimbangkan prakualifikasi untuk suatu produk vaksin. Sebagian proses ini juga meliputi kajian Global Advisory Committee on Vaccine Safety (Komite Penasihat Global Keamanan Vaksin) atas semua bukti keamanan.

    Panel ahli eksternal yang ditunjuk oleh WHO akan menganalisis hasil uji klinis dan sesuai bukti-bukti terkait penyakit, kelompok usia yang terdampak, faktor risiko penyakit, dan informasi-informasi lain, akan merekomendasikan apakah vaksin akan digunakan serta cara penggunaannya. Para pejabat di masing-masing negara akan memutuskan untuk menyetujui atau tidak menyetujui penggunaan vaksin secara nasional dan menyusun kebijakan penggunaan vaksin di negara mereka berdasarkan rekomendasi WHO.

    Setelah suatu vaksin Covid-19 mulai diberikan, WHO akan mendukung kerja sama dengan pembuat vaksin, pejabat kesehatan di setiap negara, dan mitra-mitra lain untuk memantau setiap kekhawatiran keamanan secara berkelanjutan.

    Kesimpulan



    Hasil verifikasi Tempo, klaim pandemi berikutnya HIV adalah keliru.

    Potensi pandemi umumnya bentuk penyebaran yang cepat seperti melalui udara. Kebanyakan orang tertular HIV melalui hubungan seks anal atau vagina, atau berbagi jarum suntik, atau peralatan suntik narkoba. HIV sifatnya epidemi atau wabah. Tapi kalau menjadi potensi pandemi sangat kecil, karena prosesnya lama.

    **Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan