KOMPAS.com - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Cheryl Tanzil menyebutkan, pemecatan Prabowo Subianto dari dinas kemiliteran tidak ada hubungannya dengan peristiwa kerusuhan Mei 1998.
Dalam acara "Pilpres Sebentar Lagi, Anak Muda Pilih Siapa?" di TvOne, pada 9 Februari 2024, juru bicara Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ini mengutip pernyataan aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib.
"Lalu saya juga ingin mengutip almarhum Munir. Di salah satu tayangan televisi, almarhum Munir pernah mengatakan bahwa betul Pak Prabowo ini dipecat tidak ada hubungannya dengan Mei 98. Ini konspirasi politik," kata Cheryl.
Bagaimana faktanya?
Pernyataan Munir terkait pemecatan Prabowo disampaikan dalam talk show atau gelar wicara di SCTV pada 8 Oktober 1999. Selain Munir, hadir pula juru bicara Prabowo, yakni Fadli Zon.
Sebagai Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Munir dimintai pendapatnya mengenai tuntutan dari keluarga Djojohadikusumo.
Mereka menuntut pemerintah agar membersihkan nama mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Pangkostrad) Letnan Jenderal Prabowo Subianto.
Pemecatan Prabowo diumumkan oleh Menhankam/Panglima ABRI, Wiranto, pada Senin, 24 Agustus 1998, berdasarkan rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang diketuai KSAD Jenderal Subagyo Hadisiswoyo.
Tidak hanya Prabowo, Wiranto juga membebaskan dua perwira lain dari semua tugas dan jabatan struktural di ABRI.
Mereka adalah mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Mayjen TNI Muchdi Purwopranjono dan mantan Komandan Grup IV Kopasuss Kol (Inf) Chairawan.
Dikutip dari Artikel Harian Kompas, 29 Desember 1998, Mereka dituduh terkait erat dengan kasus penculikan aktivis mahasiswa.
Kemudian pada Kamis, 7 Oktober 1999, pengusaha sekaligus adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, menyatakan, pemberhentian Prabowo merupakan tindakan yang keliru dan penuh ketidakadilan.
Ia mengatakan, hal itu menunjukkan bahwa Prabowo hanya korban fitnah, konspirasi politik, dan pembunuhan karakter. Atas dasar itu, pihak Prabowo menyusun gugatan.
Selain itu, pernyataan Hashim juga terkait surat Menteri Sekretaris Negara Muladi, pada 13 September 1999, yang ditujukan pada Ketua Komnas HAM mengenai tindak lanjut penanganan akibat kerusuhan Mei 1998.
Dilansir Harian Kompas, 8 Oktober 1999, isi surat yang menjadi perhatian Hashim yakni, "Tentang dugaan keterlibatan Letjen Prabowo Subianto dalam peristiwa kerusuhan yang terjadi pada Mei 1998, yang dimulai dengan adanya pertemuan di Markas Kostrad, berdasarkan penyelidikan yang kami lakukan, ternyata tidak terdapat cukup bukti yang memperkuat dugaan itu."
"Walaupun demikian, sebagai pejabat yang mempunyai tugas dan tanggung jawab akan keamanan dan keselamatan negara, maka dengan terjadinya peristiwa kerusuhan itu pemerintah telah memberhentikan Letjen Prabowo Subianto dari jabatannya sebagai Panglima Kostrad dan memensiunkannya sebagai anggota TNI AD."
Terkait surat ini, Fadli Zon menilai tidak tepat jika Prabowo diberhentikan karena bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan negara.
"Karena yang bertanggung jawab itu adalah urutannya adalah Presiden kemudian Menhankam/Pangab dan seterusnya," ujar Fadli.
Sementara itu, Munir menuturkan, tuduhan atas keterlibatan Prabowo seharusnya dibuktikan melalui pengadilan lebih dahulu.
Dengan demikian, pemecatan dapat dilakukan setelah Prabowo dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan.
Mengenai surat Muladi, Munir menilai hal itu sebagai dualisme pernyataan pemerintah. Sebab, peristiwa penculikan aktivis dan kerusuhan Mei 1998 merupakan dua kasus yang berbeda.
"Tiba-tiba Pemerintah membuat keterangan seolah-olah pemecatan itu berkaitan dengan Mei. Itu kasus lain," ucap Munir.
Untuk mengurai kerancuan saat itu, Munir mengusulkan pembuktian mengenai dugaan keterlibatan Prabowo diselesaikan di pengadilan.
Munir mengatakan, kasus-kasus pelanggaran HAM hanya menjadi komoditas politik apabila tidak dituntaskan melalui pengadilan.
"Itu yang sejak awal kita sampaikan bahwa pengadilan ini yang membutuhkan tidak saja keluarga orang hilang, tidak saja masyarakat, Prabowo sendiri juga butuh pengadilan untuk membuktikan bahwa dia salah atau tidak," ucap Munir.
Lantas, bagaimana keterkaitan antara Prabowo dan peristiwa kerusuhan Mei 1998?
Berdasarkan laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Peristiwa 13-15 Mei 1998, Pemerintah perlu melakukan penyelidikan ulang terhadap pertemuan di Makostrad pada tanggal 14 Mei 1998.
Hal ini penting untuk mengetahui dan mengungkap, serta memastikan peran Prabowo dan pihak-pihak lainnya, dalam seluruh proses yang menimbulkan terjadinya kerusuhan.
TGPF menyatakan, kerusuhan 13-15 Mei 1998 terjadi karena proses pergumulan elite politik yang bertalian dengan masalah kelangsungan kekuasaan kepemimpinan nasional dan proses pemburukan ekonomi moneter.
Dalam pergumulan elite politik, ada pemeran-pemeran kunci di lapangan saat kerusuhan. Terkait hal ini, menurut TGPF, pertemuan di Makostrad pada 14 Mei 1998 patut diduga dapat mengungkap peranan pelaku dan pola kerusuhan.
(GFD-2024-16154) CEK FAKTA: Benarkah Pemecatan Prabowo Tak Terkait Kerusuhan Mei 1998?
Sumber: kompas.comTanggal publish: 21/02/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Rujukan
- https://www.kompas.com/tag/prabowo-subianto
- https://www.kompas.com/tag/kerusuhan-mei-1998
- https://www.youtube.com/watch?v=jkM2OKEs4kU
- https://www.kompas.com/tag/munir-said-thalib
- https://www.youtube.com/watch?v=O8V5iof-ruE
- https://kontras.or.id/perpustakaan/temuan-tim-gabungan-pencari-fakta-peristiwa-kerusuhan-mei-1998/
- https://t.me/kompascomupdate
(GFD-2024-16153) [HOAKS] Penumpang Whoosh Ditodong di Tegalluar
Sumber: kompas.comTanggal publish: 21/02/2024
Berita
KOMPAS.com - Tersiar informasi insiden penodongan penumpang Kereta Cepat Whoosh di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Berdasarkan informasi yang beredar, korban merupakan mahasiswa Universitas Padjadjaran bernama Raka yang mencari kendaraan online usai turun di Stasiun Tegalluar.
Setelah menaiki kendaraan online dan berkendara cukup jauh, sopir menodongkan pisau lalu memaksa Raka menelepon orangtuanya untuk mengirim uang Rp 20 juta.
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu hoaks.
Insiden penodongan penumpang Whoosh usai turun di Stasiun Tegalluar disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut penggalan narasi yang ditulis salah satu akun:
Semalam raka naik whoosh dari Halim jam 19.15 dan sampai di stasiun Tegaluar jam 19.50. Kondisinya penumpang yg turun hanya 6 orang termasuk raka dan yg 5 dijemput kendaraan pribadi.
Hanya raka yg mencari gocar, mencari terus ga dpt² sampai 5x aplikasi muter² aja. Kondisinya di sana sangat sepi ya, walopun blm begitu malam.
...
Awalnya semua biasa aja, nggak ada yg mencurigakan. Setelah jalan agak jauh, driver minggir kiri, pasang masker, dan kemudian menodongkan pisau di perut raka, lalu minta uang 20juta.
Berdasarkan informasi yang beredar, korban merupakan mahasiswa Universitas Padjadjaran bernama Raka yang mencari kendaraan online usai turun di Stasiun Tegalluar.
Setelah menaiki kendaraan online dan berkendara cukup jauh, sopir menodongkan pisau lalu memaksa Raka menelepon orangtuanya untuk mengirim uang Rp 20 juta.
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu hoaks.
Insiden penodongan penumpang Whoosh usai turun di Stasiun Tegalluar disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut penggalan narasi yang ditulis salah satu akun:
Semalam raka naik whoosh dari Halim jam 19.15 dan sampai di stasiun Tegaluar jam 19.50. Kondisinya penumpang yg turun hanya 6 orang termasuk raka dan yg 5 dijemput kendaraan pribadi.
Hanya raka yg mencari gocar, mencari terus ga dpt² sampai 5x aplikasi muter² aja. Kondisinya di sana sangat sepi ya, walopun blm begitu malam.
...
Awalnya semua biasa aja, nggak ada yg mencurigakan. Setelah jalan agak jauh, driver minggir kiri, pasang masker, dan kemudian menodongkan pisau di perut raka, lalu minta uang 20juta.
Hasil Cek Fakta
Polsek Cileunyi telah menindaklanjuti laporan yang beredar di media sosial.
Berdasarkan bukti di CCTV Stasiun Tegalluar dan riwayat perjalanan penumpang, diketahui bahwa cerita insiden penodongan merupakan rekayasa.
"Kemudian diketahui berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi dan pengumpulan alat bukti diketahui bahwa kejadian yang disampaikan korban merupakan kejadian fiktif," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bandung Kompol Oliestha Ageng Wicaksono, Selasa (20/2/2024), dikutip dari Kompas.com.
Penumpang bernama Raka naik Whoosh dari Stasiun Jatinangor, Kabupaten Sumedang menuju Stasiun Tegalluar pada Sabtu (17/2/2024).
Raka berbohong kepada orangtuanya soal penodongan dan uang tebusan sebesar Rp 20 juta.
"Semua saya lakukan demi meminta uang kepada orangtua saya untuk kepentingan pribadi saya," kata Raka saat menyampaikan klarifikasi melalui video, didampingi Polsek Cileunyi.
Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Eva Chairunisa memastikan kondisi Stasiun Tegalluar tidak seperti yang diceritakan dalam narasi yang beredar.
"Data pada sistem menyebutkan terdapat 22 penumpang yang turun, bukan 5-6 orang penumpang seperti pada informasi tersebut," kata Eva, Rabu (21/2/2024), dikutip dari Kompas.com.
Adapun Stasiun Tegalluar masih ramai dan moda lanjutan masih tersedia, seperti shuttle, bus DAMRI, Bluebird, serta kendaraan online.
Petugas juga berpatroli di area hall keberangkatan dan ada kendaraan polisi yang sedang patroli di Stasiun Tegalluar.
Terpantau pada CCTV, Raka melanjutkan perjalanan dari Stasiun Tegalluar menggunakan taksi Blue Bird yang sudah tersedia di Stasiun pada pukul 20.32 WIB.
Berdasarkan bukti di CCTV Stasiun Tegalluar dan riwayat perjalanan penumpang, diketahui bahwa cerita insiden penodongan merupakan rekayasa.
"Kemudian diketahui berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi dan pengumpulan alat bukti diketahui bahwa kejadian yang disampaikan korban merupakan kejadian fiktif," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bandung Kompol Oliestha Ageng Wicaksono, Selasa (20/2/2024), dikutip dari Kompas.com.
Penumpang bernama Raka naik Whoosh dari Stasiun Jatinangor, Kabupaten Sumedang menuju Stasiun Tegalluar pada Sabtu (17/2/2024).
Raka berbohong kepada orangtuanya soal penodongan dan uang tebusan sebesar Rp 20 juta.
"Semua saya lakukan demi meminta uang kepada orangtua saya untuk kepentingan pribadi saya," kata Raka saat menyampaikan klarifikasi melalui video, didampingi Polsek Cileunyi.
Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Eva Chairunisa memastikan kondisi Stasiun Tegalluar tidak seperti yang diceritakan dalam narasi yang beredar.
"Data pada sistem menyebutkan terdapat 22 penumpang yang turun, bukan 5-6 orang penumpang seperti pada informasi tersebut," kata Eva, Rabu (21/2/2024), dikutip dari Kompas.com.
Adapun Stasiun Tegalluar masih ramai dan moda lanjutan masih tersedia, seperti shuttle, bus DAMRI, Bluebird, serta kendaraan online.
Petugas juga berpatroli di area hall keberangkatan dan ada kendaraan polisi yang sedang patroli di Stasiun Tegalluar.
Terpantau pada CCTV, Raka melanjutkan perjalanan dari Stasiun Tegalluar menggunakan taksi Blue Bird yang sudah tersedia di Stasiun pada pukul 20.32 WIB.
Kesimpulan
Insiden penodongan penumpang Whoosh usai turun di Stasiun Tegalluar merupakan hoaks.
Seorang mahasiswa bernama Raka mengarang cerita untuk meminta uang kepada orangtuanya.
Polisi Cileunyi dan KCIC memastikan tidak ada insiden penodongan di sekitar Stasiun Tegalluar pada Sabtu (17/2/2024) malam.
Seorang mahasiswa bernama Raka mengarang cerita untuk meminta uang kepada orangtuanya.
Polisi Cileunyi dan KCIC memastikan tidak ada insiden penodongan di sekitar Stasiun Tegalluar pada Sabtu (17/2/2024) malam.
Rujukan
- https://www.facebook.com/aida.fitriana.56/posts/pfbid07r53jdSUs5ykEu3fdJVx3shqYwUpkVn7keS7m3gaBHBgSyA1G7QhNi4DbPJr4vo7l
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0QkELyLYf9CsW2cmca2hccESx2pH7ejw7V7Lg2CwSciAqogov42rUY3fnPxDcdeyfl&id=100076300483179
- https://www.facebook.com/syah.omar.56/posts/pfbid0KU1K2HuhqFsLnh36gpAG8NVghXgSu1FgyZBUcQitgKZWSPsag1osvvEdeaXKHgkfl
- https://bandung.kompas.com/read/2024/02/20/205628978/mahasiswa-mengaku-dirampok-taksi-online-di-stasiun-tegalluar-ternyata
- https://bandung.kompas.com/read/2024/02/21/084721778/kcic-sebut-cerita-penumpang-whoosh-ditodong-di-tegalluar-adalah-hoaks
- https://t.me/kompascomupdate
(GFD-2024-16152) [KLARIFIKASI] Penetapan Jadwal Pilpres Putaran Kedua Tak Terkait Quick Count
Sumber: kompas.comTanggal publish: 21/02/2024
Berita
KOMPAS.com - Konten di media sosial memuat narasi bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) menerbitkan skenario Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 putaran kedua.
Skenario itu dikaitkan dengan kekeliruan pada hasil hitung cepat atau quick count yang diklaim menampilkan kemenangan sepihak.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut keliru.
Sebagai konteks, berdasarkan hasil hitung cepat beberapa lembaga survei, Pilpres 2024 diprediksi hanya berlangsung dalam satu putaran.
Sebab, pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, unggul dengan perolehan suara di atas 50 persen.
Narasi soal KPU menerbitkan skenario pilpres putaran kedua ditemukan di akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan video berita iNews soal jadwal putaran kedua pilpres yang diterbitkan KPU.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (19/2/2024):
BREAKING NEWS,, KPU MENERBITKAN SKENARIO PILPRES PUTARAN KEDUAAKHIRNYA KEMENANGAN SEPIHAK DI QUICK COUNT SUDAH TIDAK DITAYANGKAN LAGI, ARTINYA SI LEMBAGA SURVEY DAN YANG MEMBAYAR LEMBAGA SURVEY HARUS DITINDAKLANJUTI KE RANAH HUKUM KARENA MEREKA SUDAH MELAKUKAN PERBUATAN YANG TIDAK MENYENANGKAN YANG MEMBUAT KEGADUHAN DI PUBLIK, SEGERA LAPORKAN UNTUK MENYELAMATKAN DEMOKRASI DI NEGERI TERCINTAATAU AUDIT FORENSIK KPU
Skenario itu dikaitkan dengan kekeliruan pada hasil hitung cepat atau quick count yang diklaim menampilkan kemenangan sepihak.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut keliru.
Sebagai konteks, berdasarkan hasil hitung cepat beberapa lembaga survei, Pilpres 2024 diprediksi hanya berlangsung dalam satu putaran.
Sebab, pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, unggul dengan perolehan suara di atas 50 persen.
Narasi soal KPU menerbitkan skenario pilpres putaran kedua ditemukan di akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan video berita iNews soal jadwal putaran kedua pilpres yang diterbitkan KPU.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (19/2/2024):
BREAKING NEWS,, KPU MENERBITKAN SKENARIO PILPRES PUTARAN KEDUAAKHIRNYA KEMENANGAN SEPIHAK DI QUICK COUNT SUDAH TIDAK DITAYANGKAN LAGI, ARTINYA SI LEMBAGA SURVEY DAN YANG MEMBAYAR LEMBAGA SURVEY HARUS DITINDAKLANJUTI KE RANAH HUKUM KARENA MEREKA SUDAH MELAKUKAN PERBUATAN YANG TIDAK MENYENANGKAN YANG MEMBUAT KEGADUHAN DI PUBLIK, SEGERA LAPORKAN UNTUK MENYELAMATKAN DEMOKRASI DI NEGERI TERCINTAATAU AUDIT FORENSIK KPU
Hasil Cek Fakta
Pemberitaan soal jadwal pilpres putaran kedua ditayangkan di iNews, pada Selasa 13 Februari 2024. Adapun jadwal putaran kedua sudah dibuat KPU sebelum pencoblosan dan hitung cepat.
KPU telah menerbitkan Peraturan Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilu 2024.
Peraturan tersebut memuat jadwal Pilpres 2024 putaran kedua, mulai dari tahapan pemutakhiran data pemilih pada Jumat 22 Maret sampai rekapitulasi hasil penghitungan suara yang berakhir pada 20 Juli.
Pilpres putaran kedua dilakukan ketika tidak ada pasangan capres-cawapres yang memenuhi syarat untuk memenangkan pemilu dalam satu putaran.
Mengacu Pasal 6A ayat (3) UUD 1945 dan Pasal 416 ayat 1 Undang-Undang Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2017 regulasi syarat pilpres satu putaran, yakni:
Sementara itu, berdasarkan jadwal Pemilu 2024, KPU masih melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara. Tahap ini berlangsung mulai 15 Februari hingga 20 Maret 2024.
Dengan demikian, KPU belum mengumumkan hasil penghitungan suara untuk memutuskan putaran kedua.
KPU telah menerbitkan Peraturan Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilu 2024.
Peraturan tersebut memuat jadwal Pilpres 2024 putaran kedua, mulai dari tahapan pemutakhiran data pemilih pada Jumat 22 Maret sampai rekapitulasi hasil penghitungan suara yang berakhir pada 20 Juli.
Pilpres putaran kedua dilakukan ketika tidak ada pasangan capres-cawapres yang memenuhi syarat untuk memenangkan pemilu dalam satu putaran.
Mengacu Pasal 6A ayat (3) UUD 1945 dan Pasal 416 ayat 1 Undang-Undang Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2017 regulasi syarat pilpres satu putaran, yakni:
Sementara itu, berdasarkan jadwal Pemilu 2024, KPU masih melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara. Tahap ini berlangsung mulai 15 Februari hingga 20 Maret 2024.
Dengan demikian, KPU belum mengumumkan hasil penghitungan suara untuk memutuskan putaran kedua.
Kesimpulan
Jadwal pilpres putaran kedua telah diatur dalam Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilu 2024, yang ditetapkan pada 9 Juni 2022.
Penetapan jadwal pilpres putaran kedua tidak ada kaitannya dengan hasil quick count.
KPU masih melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara yang berlangsung mulai 15 Februari hingga 20 Maret 2024.
Dengan demikian, KPU belum mengumumkan hasil penghitungan suara untuk memutuskan putaran kedua.
Penetapan jadwal pilpres putaran kedua tidak ada kaitannya dengan hasil quick count.
KPU masih melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara yang berlangsung mulai 15 Februari hingga 20 Maret 2024.
Dengan demikian, KPU belum mengumumkan hasil penghitungan suara untuk memutuskan putaran kedua.
Rujukan
- https://www.kompas.com/tag/putaran-kedua
- https://www.kompas.com/tag/cek-fakta
- https://www.facebook.com/100088038158045/videos/1550640222359932
- https://www.facebook.com/100086802745295/videos/1460447028206835/
- https://www.facebook.com/61554120960525/videos/787479533200266
- https://www.facebook.com/100013313133596/videos/382902431158530/?idorvanity=363464433039281
- https://www.kompas.com/tag/putaran-kedua
- https://www.youtube.com/watch?v=etb8D_DTTw8
- https://jdih.kpu.go.id/data/data_pkpu/2022pkpu003.pdf
- https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1945/UUDTAHUN~1945UUD.HTM
- https://peraturan.bpk.go.id/Details/37644/uu-no-7-tahun-2017
- https://infopemilu.kpu.go.id/Pemilu/Peserta_pemilu
- https://t.me/kompascomupdate
(GFD-2024-16151) Cek Fakta: Hoaks Pesan Berantai Sebut Ada Penodongan di Stasiun Tegalluar
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 22/02/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan pesan berantai yang menyebut ada penodongan di Stasiun Kereta Cepat Tegalluar. Postingan itu beredar sejak awal pekan ini.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 19 Februari 2024.
Berikut isi postingannya:
"Ini ada wa grup lain yg anaknya naik KA Whossh .. hati2 ya
Assalamualaikum ibu² mau berbagi crt u keselamatan kita dan anak² kita. Mau share dikit kejadian yg menimpa raka semalam ya.Semalam raka naik whoosh dari Halim jam 19.15 dan sampai di stasiun Tegaluar jam 19.50. Kondisinya penumpang yg turun hanya 6 orang termasuk raka dan yg 5 dijemput kendaraan pribadi.
Hanya raka yg mencari gocar, mencari terus ga dpt² sampai 5x aplikasi muter² aja. Kondisinya di sana sangat sepi ya, walopun blm begitu malam. Krn nunggu di lobby ga datang², akhirnya raka bergeser ke parkiran ujung (keluar dari area stasiun) dng harapan agak keluar akan lebih mudah mendapatkan gocar. Ternyata ada gocar yg ambil order tapi ga lama di cancel driver nya. Begitu raka mau order gocar lagi, tiba² ada mobil yg datangi raka dan tanya, atas nama Raka ya? Raka yg batre hp sudah lowbat dan badan sudah lelah, tidak lagi berpikir panjang utk cross check no polisi dan nama driver gocar tsb (padahal jelas ga bisa cross check karena kan sdh di cancel driver nya). Raka langsung masuk mobil itu.
Awalnya semua biasa aja, nggak ada yg mencurigakan. Setelah jalan agak jauh, driver minggir kiri, pasang masker, dan kemudian menodongkan pisau di perut raka, lalu minta uang 20juta. Raka pun wa saya, minta tolong sambil cerita kalo dia chat saya sambil dipantau driver tsb yg sambil menodongkan pisau di perutnya. Saya lgs deg²an lemas dan bingung..chat diambil alih sama papa raka. Sampai akhirnya terpaksa papa raka transfer 20juta yg diminta. Kondisi jalan tempat raka ditodong itu sangat sepi, dekat sawah, ga ada orang 😓 ga kebayang gimana anak saya bingung dan takut dlm kondisi tersebut. Ditambah lagi, datang 2 teman driver itu naik motor yg jagain sekitar mobil memastikan tidak ada orang.
Alhamdulillah raka masih bisa mikir, dia mau transfer setelah semua barangnya diturunkan dari mobil dan raka transfer di luar mobil. Setelah transfer dia telp saya dan menangis dng nada sangat ketakutan. Alhamdulillah raka selamat, dan dia jalan menuju jalan raya dan bertemu taxi blue bird yg membawa dia ke jatinangor. Ya Allah, nggak kebayang ini terjadi sama raka.
Alhamdulillah semalam Zaqa, Dani, Rafif semua nemani raka di kamar apt nya. Semalam jam 2 dia chat saya, ga bisa tidur, asal pejam mata teringat kejadian tadi. Mual dan badannya panas. Baru bisa tidur habis subuh. Dia trauma berat, tapi saya bilang ke dia utk stay strong dan lebih berhati² agar kejadian ini tidak terjadi lagi. Untuk yg di jatinangor, kayaknya turun whoosh di Tegaluar bukan pilihan yg baik krn potensi kriminalitas nya cukup tinggi akibat daerah yg sepi dan gelap."
Lalu benarkah postingan pesan berantai yang menyebut ada penodongan di Stasiun Kereta Cepat Tegalluar?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel dari Liputan6.com berjudul "Penumpang Kereta Cepat Whoosh Mengaku Ditodong di Stasiun Tegalluar Ternyata Berbohong, Begini Ceritanya" yang tayang 21 Februari 2024.
Berikut isi artikelnya:
"Liputan6.com, Jakarta - Terkait informasi yang beredar bahwa ada penumpang kereta cepat Whoosh telah mengalami tindakan kriminal pada saat menggunakan kendaraan online dari Stasiun Tegalluar, dapat disampaikam bahwa informasi viral tersebut tidak betul.
Penumpang kereta cepat atas nama Raka Ihsan Arfiareza mengakui pada Laporan Polisi (LP) dan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Polsek Cileunyi, bahwa yang bersangkutan telah membuat laporan kejadian palsu kepada orang tuanya sehingga menyebabkan terjadinya penyebaran berita yang tidak benar.
Dikutip dari keterangan tertulis KCIC, Rabu (21/2/2024), Raka mengakui tidak ada peristiwa penodongan yang terjadi setelah beliau menggunakan kendaraan online dari Stasiun Tegalluar, yang bersangkutan juga menyampaikan bahwa saat itu terdapat petugas di Stasiun Tegalluar, kondisi stasiun masih cukup ramai dan masih ada transportasi lanjutan.
Pengakuan atas keterangan palsu tersebut terungkap setelah melalui investigasi yang dilakukan pihak kepolisian bersama KCIC melalui konfirmasi berdasarkan bukti CCTV di Stasiun Tegalluar.
Berikut fakta yang terdapat setelah KCIC membuka CCTV untuk melakukan pengecekan layanan dan situasi stasiun pada tanggal dan jam yang sama dengan kejadian:
1. Kondisi Stasiun masih ramai dan moda lanjutan masih tersedia seperti Shuttle, Bus Damri dan Bluebird serta kendaraan online2. Petugas lengkap berada di area hall keberangkatan Stasiun Tegalluar dan masih terlihat kendaraan polisi yang sedang melakukan patroli di Stasiun Tegalluar3. Data pada sistem menyebutkan terdapat 22 penumpang yang turun bukan 5-6 orang penumpang seperti pada informasi tersebut.
Terpantau pada CCTV saudara Raka melanjutkan perjalanan dari Stasiun Tegalluar dengan menggunakan taksi bluebird yang sudah tersedia di Stasiun pada pukul 20.32 WIB, serta sebagian besar penumpang lain yang menggunakan moda Damri, Bluebird atau Taksi Online dan kendaraan pribadi.
Informasi dari kepolisian menyebutkan bahwa berita palsu terkait penodongan yang disampaikan Raka kepada orang tuanya murni karena motif pribadi.
KCIC memastikan bahwa komitmen menjaga keamanan dan kenyamanan penumpang di area stasiun akan selalu dilakukan.
Sejak awal Kereta Cepat Whoosh beroperasi, KCIC telah berkolaborasi dengan TNI/Polri untuk pengamanan, serta memperkuat sistem pengamanan melalui pemasangan CCTV diseluruh Stasiun, Kereta dan berbagai titik di sepanjang jalur kereta cepat.
Terdapat secara total 1.396 CCTV di sepanjang jalur kereta cepat dan Stasiun sebagai bagian yang terintegrasi dalam sistem pengendalian operasi (OCC) untuk memastikan keamanan perjalanan Whoosh termasuk pemantauan pelayanan dan security penumpang selama berada di area stasiun.
Patroli juga rutin dilakukan oleh petugas keamanan dari Stasiun Tegalluar hingga ke Stadion GBLA mulai 18.00-22.00.
KCIC menghimbau agar masyarakat tidak menyebarkan informasi-informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta tidak sesuai fakta dilapangan terkait hal- hal yang dapat menimbulkan keresahan pengguna transportasi publik lainnya.
KCIC akan sangat terbuka menerima masukan dan melakukan evaluasi untuk kenyamanan masyarakat menggunakan transportasi publik khususnya pada kereta cepat Whoosh."
Kesimpulan
Postingan pesan berantai yang menyebut ada penodongan di Stasiun Kereta Cepat Tegalluar adalah tidak benar.
Rujukan
Halaman: 2597/6017