KOMPAS.com - Beberapa akun Facebook mengatasnamakan PT Bank Maybank Indonesia Tbk atau Maybank menawarkan undian berhadiah bagi pengguna layanan m-banking M2U.
Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Akun Facebook yang menawarkan undian berhadiah menggunakan nama dan logo Maybank.
Misalnya, akun Gabyar undian berhadiah Maybank, Ayo daftar agar bisa menang Festival berhadiah, dan Promo gebyar Festival maybank2u Id.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun, pada Minggu (2/6/2024):
Program 2024" bagi semua nasabah Bank Maybank2u ID yang sudah menggunakan layanan M-banking-M2U.
Gebyar Undian Berhadiah Hadir kembali, Ayo buruan daftar agar memenangkan grand prize1 unit mobil Brio- 4 unit mobil CR-V Turbo- 2 unit mobil HR-V CVT- 5 unit mobil Xpander- 3 unit mobil Fortuner- 8 unit Motor Yamaga Mio- 20 Unit TV Led 50 in.- 20 unit Smartphone 14 promax- 20 emas batangan & Logam mulia- 20 Paket Wisata singgapore- 25 Paket Umroh GratisMasih banyak keuntungan lainnya... Info lebih lanjut tentang pendaftaran (GEBYAR UNDIAN BANK MAYBANK2U) Silakan klik (Daftar).
Pengguna Facebook diminta untuk mengeklik tautan sebagai syarat pendaftaran undian berhadiah.
Akun-akun tersebut menyertakan tautan dengan alamat mybankinfo.github.io.
(GFD-2024-20354) [HOAKS] Undian Berhadiah Mengatasnamakan Maybank
Sumber:Tanggal publish: 04/06/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Akun-akun Facebook yang menawarkan undian berhadiah bukanlah akun resmi Maybank.
Akun Facebook Maybank yang asli memiliki centang biru, menandakan akun telah terverifikasi.
Sementara, tautan yang disebarkan tidak mengarah ke situs resmi Maybank. Situs resmi hanya diakses melalui alamat maybank.co.id.
Melalui akun media sosialnya, Maybank mengimbau kepada nasabah untuk tidak sembarangan memberikan data pribadi dan perbankan.
"Rahasiakan data pribadi dan perbankan Anda seperti, One Time Password (OTP), Transaction Activation Code (TAC), PIN, CVC/CVV (3 angka pada kartu), user ID, passcode Secure2u dan password kepada pihak lain, termasuk petugas Bank atau pihak lain yang mengaku dari Bank melalui cara apa pun," dikutip dari akun @maybankid, Selasa (4/6/2024).
Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan URL Scan untuk menelusuri tautan tersebut. Hasilnya dapat dilihat di sini.
URL Scan mengidentifikasi, tautan mengarah ke halaman situs web berbahaya atau berniat jahat.
Belakangan, marak penipuan online dengan modus undian berhadiah yang mengatasnamakan bank tertentu.
Pelaku menyebarkan tautan untuk mengikuti undian berhadiah. Namun, hal itu diduga upaya phishing.
Selain Maybank, Kompas.com juga menemukan iming-iming undian berhadiah mengatasnamakan bank lainnya.
Akun Facebook Maybank yang asli memiliki centang biru, menandakan akun telah terverifikasi.
Sementara, tautan yang disebarkan tidak mengarah ke situs resmi Maybank. Situs resmi hanya diakses melalui alamat maybank.co.id.
Melalui akun media sosialnya, Maybank mengimbau kepada nasabah untuk tidak sembarangan memberikan data pribadi dan perbankan.
"Rahasiakan data pribadi dan perbankan Anda seperti, One Time Password (OTP), Transaction Activation Code (TAC), PIN, CVC/CVV (3 angka pada kartu), user ID, passcode Secure2u dan password kepada pihak lain, termasuk petugas Bank atau pihak lain yang mengaku dari Bank melalui cara apa pun," dikutip dari akun @maybankid, Selasa (4/6/2024).
Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan URL Scan untuk menelusuri tautan tersebut. Hasilnya dapat dilihat di sini.
URL Scan mengidentifikasi, tautan mengarah ke halaman situs web berbahaya atau berniat jahat.
Belakangan, marak penipuan online dengan modus undian berhadiah yang mengatasnamakan bank tertentu.
Pelaku menyebarkan tautan untuk mengikuti undian berhadiah. Namun, hal itu diduga upaya phishing.
Selain Maybank, Kompas.com juga menemukan iming-iming undian berhadiah mengatasnamakan bank lainnya.
Kesimpulan
Undian berhadiah kendaraan bermotor, ponsel, alat elektronik, paket wisata, dan umrah dari Maybank merupakan hoaks.
Akun-akun Facebook yang menyebarkan tawaran undian berhadiah bukan akun resmi Maybank.
Selain itu, tautan yang disebarkan teridentifikasi situs berbahaya atau berniat jahat.
Akun-akun Facebook yang menyebarkan tawaran undian berhadiah bukan akun resmi Maybank.
Selain itu, tautan yang disebarkan teridentifikasi situs berbahaya atau berniat jahat.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid031KPLQe5CoCfa1He4wXPsyQFtJsJw6Q3GjaUUZPLemiZTqbHjFfhtEtGwu9mcJBEpl&id=61560425940452
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02S5cJaP8b4EVq8DrHn8apSQUKcqAbRje5ZHgoWrQyp9R738x4i8p7qSCxegWEmqEql&id=61560547525488
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0e3rm6jExJ32AieK63QbGesUr8rAi25esEE4oB9UMeyHWzCnDE1LASY2rtQq5vDUJl&id=61560365495057
- https://www.facebook.com/MaybankIndonesia/
- https://www.maybank.co.id/
- https://www.instagram.com/p/Cy2vEpOLtFh/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading
- https://urlscan.io/result/f09f82cd-7d07-4eba-a90c-b24129505614/
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2024/03/20/132600482/beragam-muslihat-penipuan-mengatasnamakan-bank-daerah-?page=all
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-20353) Cek Fakta: Tidak Benar Video Anies Baswedan Menjadi Murtad
Sumber:Tanggal publish: 05/06/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan video yang mengklaim Anies Baswedan menjadi murtad. Postingan itu beredar sejak awal pekan ini.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 5 Juni 2024.
Dalam video berdurasi 29 detik tampak Anies Baswedan sedang membakar dupa di sebuah vihara. Video itu disertai narasi "Sampe Segitunya ya Wan Yohanes"
Akun itu menambahkan narasi "susah deh sudah murtad kalah pula..."
Lalu benarkah postingan video yang mengklaim Anies Baswedan menjadi murtad?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan bahwa postingan tersebut merupakan hoaks lama yang muncul lagi. Cek Fakta Liputan6.com pernah menulisnya dalam artikel berjudul "Cek Fakta: Tidak Benar Video Anies Baswedan Pindah Agama Sembahyang di Vihara" yang tayang pada 4 Oktober 2023.
Dalam artikel tersebut terdapat penjelasan dari tokoh Tionghoa Lieus Sungkharisma dalam artikel Fajar.co.id berjudul "Bakar Dupa di Vihara, Anies Dikecam Netizen, Lieus Sungkharisma: Itu Bukan Sembahyang".
Lieus menegaskan, dalam ritual agama di vihara (klenteng), ada tiga unsur utama yang harus dipenuhi untuk bisa disebut sembahyang. Yakni pembakaran dupa, kertas emas, dan lilin. Ketiga ritual itu wajib dilakukan dalam sembahyang di vihara maupun klenteng.
Kata Lieus, Anies tak melakukan ketiga hal itu, hanya membakar dan memasang dupa (hio) lalu memberi hormat. Penelusuran juga menemukan bahwa peristiwa itu terjadi di Vihara Dharma Jaya Toasebio Jakarta Barat, 4 September 2021 lalu.
Artikel terkait kunjungan Anies tersebut juga pernah diunggah website berita resmi Pemprov DKI Jakarta, Beritajakarta.id pada 4 September 2021.
Kunjungan Anies saat itu adalah untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada pihak pengurus vihara tersebut, karena telah turun tangan dalam menyukseskan kegiatan vaksinasi di Jakarta, agar warga di Ibu Kota bisa mencapai herd immunity.
"Kami sampaikan terima kasih karena Vihara Toasebio menjadi fasilitator, dan kami berharap dengan penyelenggaraan ini, maka lebih banyak lagi warga yang mau datang ikut program vaksinasi. Lalu, khususnya untuk Walubi, kami sampaikan terima kasih dengan organisasi keagamaan ikut turun tangan langsung terhadap umatnya, akan lebih yakin untuk mengikuti vaksinasi," ujar Anies.
Kesimpulan
Postingan video yang mengklaim Anies Baswedan menjadi murtad adalah tidak benar.
Rujukan
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/5407687/cek-fakta-tidak-benar-dalam-foto-ini-anies-baswedan-beribadah-di-vihara?page=2
- https://fajar.co.id/2021/09/07/bakar-dupa-di-vihara-anies-dikecam-netizen-lieus-sungkharisma-itu-bukan-sembahyang/
- https://m.beritajakarta.id/read/91929/gubernur-anies-apresiasi-kolaborasi-vihara-dharma-jaya-toasebio-fasilitasi-vaksinasi-untuk-warga
(GFD-2024-20352) Cek Fakta: Hoaks Bantuan Lunasi Utang Bank dan Pinjol Hanya dengan Unggah Nomor Rekening di Facebook
Sumber:Tanggal publish: 05/06/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang mengklaim bantuan melunasi utang bank dan pinjol hanya dengan mengunggah nomor rekening di Facebook. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 29 Mei 2024.
Dalam postingannya terdapat narasi sebagai berikut:
"Bismillah khusus untuk membayar utang pinjol dan bank riba akan langsung bunda bantu melunasinya. Kirim nomor rekeningmu"
Hingga saat ini postingan tersebut telah dilihat 318,9 ribu kali mendapat 4,1 ribu likes dan 4,7 ribu komentar.
Lalu benarkah postingan yang mengklaim bantuan melunasi utang bank dan pinjol hanya dengan mengunggah nomor rekening di Facebook?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan di kolom komentar ada arahan untuk menghubungi nomor WhatsApp tertentu sebagai syarat pemberian bantuan.
Ini merupakan modus pencurian data ataupun terhubung dengan pinjaman online ilegal.
Selain itu sangat berbahaya jika memberikan data pribadi seperti buku tabungan dan nomor rekening untuk diunggah di media sosial. Pasalnya data pribadi ini rawan digunakan untuk penipuan.
Kesimpulan
Postingan yang mengklaim bantuan melunasi utang bank dan pinjol hanya dengan mengunggah nomor rekening di Facebook adalah hoaks.
(GFD-2024-20351) Cek Fakta: Jokowi klaim impor beras tidak sampai 5% dari total kebutuhan nasional. Benarkah?
Sumber:Tanggal publish: 05/06/2024
Berita
“Tetapi juga masih kurang. Oleh sebab itu, sebagian kecil, berapa persen Pak Dirut? Enggak ada 5%, kita harus impor.” Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengatakan hal ini saat memberikan bantuan pangan beras 10 kilogram di Kompleks Pergudangan Laende, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Senin 13 Mei 2024.
Menurut Jokowi, Indonesia masih harus mengimpor beras untuk mencukupi kebutuhan nasional, karena penduduk Indonesia mencapai 280 juta jiwa. Namun, ia meyakinkan bahwa kuota impor sangat kecil, sekitar 5% saja dari kebutuhan nasional atau sebesar 3,6 juta ton.
The Conversation Indonesia menghubungi Riska Ayu Purnamasari, peneliti bidang pertanian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), untuk memeriksa kebenaran klaim Jokowi tersebut.
Pernyataan Jokowi benar
Jika kebutuhan nasional konsumsi beras tidak berbeda dari tahun 2023, maka kebutuhan kita akan beras tahun 2024 kurang lebih sebanyak 30.9 juta ton. Hal ini berdasarkan Prognosa Neraca Pangan Badan Pangan Nasional Tahun 2023.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) bahkan memperkirakan produksi beras nasional sepanjang tahun tersebut sebanyak 31,93 juta ton. Dengan kuota impor hanya sebanyak 433 ribu ton.
Berdasarkan angka stok awal tahun, produksi beras, impor beras, dan kebutuhan beras setahun yang sebanyak 31,21 juta ton, Indonesia diperkirakan akan surplus beras 6,3 juta ton. Namun kenyataannya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023, Indonesia masih mengimpor beras sebanyak tiga juta ton.
Adapun di tahun 2024, pemerintah berencana untuk mengimpor beras sebanyak 3,6 juta ton. Jumlah impor ini diklaim tidak sampai 5% kebutuhan beras nasional. Perhitungan ini benar adanya karena 5% dari kebutuhan beras nasional adalah sekitar 1,5 juta ton. BPS mencatat bahwa impor beras nasional telah mencapai 880.820 ton pada Januari-Februari 2024. Padahal, pada 1 Mei 2024, BPS merilis bahwa beras mengalami deflasi sebesar 2,72% secara bulanan pada April 2024.
Setelah inflasi selama delapan bulan berturut-turut, Agustus 2023-Maret 2024, komoditas pangan pokok tersebut baru mengalami deflasi. Deflasi yang mencerminkan penurunan harga itu terjadi lantaran panen raya padi semakin meluas. Produksi beras pun terus meningkat dari 3,38 juta ton pada Maret 2024 menjadi 5,52 juta ton pada April 2024.
Harapannya, produksi beras terus bertambah sehingga kita tidak perlu melakukan impor beras lagi dari negara lain.
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
Nurul Fitri Ramadhani, Politics + Society Editor, The Conversation
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.
Menurut Jokowi, Indonesia masih harus mengimpor beras untuk mencukupi kebutuhan nasional, karena penduduk Indonesia mencapai 280 juta jiwa. Namun, ia meyakinkan bahwa kuota impor sangat kecil, sekitar 5% saja dari kebutuhan nasional atau sebesar 3,6 juta ton.
The Conversation Indonesia menghubungi Riska Ayu Purnamasari, peneliti bidang pertanian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), untuk memeriksa kebenaran klaim Jokowi tersebut.
Pernyataan Jokowi benar
Jika kebutuhan nasional konsumsi beras tidak berbeda dari tahun 2023, maka kebutuhan kita akan beras tahun 2024 kurang lebih sebanyak 30.9 juta ton. Hal ini berdasarkan Prognosa Neraca Pangan Badan Pangan Nasional Tahun 2023.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) bahkan memperkirakan produksi beras nasional sepanjang tahun tersebut sebanyak 31,93 juta ton. Dengan kuota impor hanya sebanyak 433 ribu ton.
Berdasarkan angka stok awal tahun, produksi beras, impor beras, dan kebutuhan beras setahun yang sebanyak 31,21 juta ton, Indonesia diperkirakan akan surplus beras 6,3 juta ton. Namun kenyataannya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023, Indonesia masih mengimpor beras sebanyak tiga juta ton.
Adapun di tahun 2024, pemerintah berencana untuk mengimpor beras sebanyak 3,6 juta ton. Jumlah impor ini diklaim tidak sampai 5% kebutuhan beras nasional. Perhitungan ini benar adanya karena 5% dari kebutuhan beras nasional adalah sekitar 1,5 juta ton. BPS mencatat bahwa impor beras nasional telah mencapai 880.820 ton pada Januari-Februari 2024. Padahal, pada 1 Mei 2024, BPS merilis bahwa beras mengalami deflasi sebesar 2,72% secara bulanan pada April 2024.
Setelah inflasi selama delapan bulan berturut-turut, Agustus 2023-Maret 2024, komoditas pangan pokok tersebut baru mengalami deflasi. Deflasi yang mencerminkan penurunan harga itu terjadi lantaran panen raya padi semakin meluas. Produksi beras pun terus meningkat dari 3,38 juta ton pada Maret 2024 menjadi 5,52 juta ton pada April 2024.
Harapannya, produksi beras terus bertambah sehingga kita tidak perlu melakukan impor beras lagi dari negara lain.
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
Nurul Fitri Ramadhani, Politics + Society Editor, The Conversation
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.
Hasil Cek Fakta
Rujukan
- https://nasional.kompas.com/read/2024/05/13/14445271/jokowi-sebut-impor-beras-tak-sampai-5-persen-dari-kebutuhan
- https://badanpangan.go.id/storage/app/media/Laporan%20Bulanan/Lap.%20Bulanan%20Dit.%20KP/Laporan%20Bulan%20Januari%202023%20Dit.KP.pdf#page=5.10
- https://www.bps.go.id/id/statistics-table/1/MTA0MyMx/impor-beras-menurut-negara-asal-utama-2017-2023.html
- https://www.youtube.com/watch?v=xKpCjMB1CNw&ab_channel=BPSStatistics
- https://theconversation.com/cek-fakta-jokowi-klaim-impor-beras-tidak-sampai-5-dari-total-kebutuhan-nasional-benarkah-230693
Halaman: 2585/7049


:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4853302/original/019366100_1717554999-cek_fakta_murtad_anies.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4853276/original/080405700_1717552895-cek_fakta_pinjol.jpg)
