• (GFD-2024-16528) [POLICY BRIEF] Advokasi Gerakan Menyukseskan Pemilu Damai dan Demokratis Berbasis Kolaborasi Dengan Dukungan Regulasi

    Sumber:
    Tanggal publish: 11/03/2024

    Berita

    Oleh: Prof. Dr. Eni Maryani, M.Si.

    Abstrak: Pemilu merupakan amanat Undang-undang Dasar 45 sebagai dasar negara Republik Indonesia yang harus dilaksanakan secara damai dan demokratis. Terdapat berbagai kendala yang dihadapi untuk mewujudkannya. Berbasis pada realitas sosial politik yang ada terdapat masalah-masalah yang menjadi kendala seperti penggunaan media digital masyarakat yang meningkat akan tetapi tidak sejalan dengan literasi digital. Hoaks yang berkembang saat penyelenggaraan Pemilu merupakan salah satu masalah yang harus dihadapi oleh seluruh stakeholder terkait Pemilu.

    Oleh karena itu maka melalui policy brief ini kami merekomendasikan dikembangkannya gerakan untuk menyukseskan Pemilu yang damai dan demokratis berbasis kolaborasi dengan dukungan regulasi. Secara lebih khusus rekomendasi yang dihasilkan ditujukan kepada Dewan Pers, Pemerintah, penyelenggara pemilu, dan lembaga nonpemerintah atau organisasi masyarakat sipil.

    Link download: https://cekfakta.com/download/PB/3.Policy-Brief-Jakarta.pdf

    Hasil Cek Fakta

    Rujukan

  • (GFD-2024-16527) [POLICY BRIEF] Pentingnya Kolaborasi dalam Mengembangkan Mekanisme Cek Fakta Bagi Masyarakat Banten

    Sumber:
    Tanggal publish: 11/03/2024

    Berita

    Oleh: Gushevinalti

    Abstrak: Bawaslu Republik Indonesia telah meluncurkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilu dan Pemilihan Serentak 2024. Banten merupakan salah satu wilayah yang paling rawan gangguan Pemilu 2024 dengan kategori Sedang (skor total 66,53). Hingga saat ini Bawaslu telah mengidentifikasi sebanyak 1.952 kerawanan yaitu rawan tinggi, potensi bahaya dan benturannya sangat tinggi. Bawaslu melakukan pencegahan baik berupa nota dinas, surat imbauan, perjanjian kerja sama dengan berbagai pihak. Namun, tindakan yang dilakukan belum menunjukkan hasil yang baik.

    Terbukti dari hasil Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Mafindo melalui Program Cek Fakta dengan mengundang berbagai organisasi dan komunitas di Banten menunjukkan hasil bahwa menjelang pemilu 2024 banyak sekali ditemukan hoaks yang tersebar di grup-grup perpesanan dan media sosial (medsos). Kalangan terdidik juga menjadi sumber informasi hoaks, sementara media arus utama (mainstream) belum mampu menjadi ekosistem informasi yang terpercaya. Kondisi ini menambah kontribusi rendahnya literasi digital masyarakat Banten. Upaya pencegahan masuk dalam dimensi partisipasi yang dijadikan rekomendasi dalam penanganan hoaks di Banten.

    Sebenarnya, indeks kerawanan menjadi salah satu pengingat bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Banten. Indeks kerawanan lain berhubungan dengan tahapan kampanye, yakni politisasi suku, agama, ras, dan antargolong (SARA), politik uang atau materi lainnya, ujaran kebencian (hate speech), hoaks, dan politik identitas juga menjadi hal yang penting untuk diantisipasi. Policy Brief ini akan menjadi pertimbangan pengambilan kebijakan oleh penyelenggara Pemilu dan Pemerintah Provinsi Banten dan Dewan Pers.

    Link download: https://cekfakta.com/download/PB/2.Policy-Brief-Banten.pdf

    Hasil Cek Fakta

    Rujukan

  • (GFD-2024-16526) [SALAH] Suara Anies Mengungguli Prabowo Setelah Sistem KPU Kembali Normal

    Sumber: Tiktok.com
    Tanggal publish: 10/03/2024

    Berita

    Ternyata Suara Anies-Muhaimin Lebih Unggul Dari Prabowo Setelah Sistem Di KPU Kembali Normal

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah video di Tiktok yang menampilkan video wawancara dengan Ketua Indonesia Cyber Security Forum, Ardi Sutedja, disertai dengan narasi jika suara Anies melonjak naik setelah server KPU kembali normal. Selain itu, dalam video tersebut juga disertai gambar quick count masing-masing capres dan menunjukan perolehan suara untuk Anies adalah 49,52%, Prabowo adalah 32,87%, dan Ganjar adalah 17,61%.

    Setelah dilakukan penelusuran, ternyata video tersebut berasal dari Youtube CNN Indonesia yang berjudul “Pakar IT: Aplikasi SiRekap Bukan Gunakan Teknologi Baru”. Dalam video aslinya tersebut, perolehan suara untuk masing-masing capres sangat berbeda dari yang ditampilkan di video Tiktok tersebut. Melalui hal tersebut dapat disimpulkan jika perolehan suara yang ada pada video di Tiktok tersebut merupakan hasil manipulasi, hingga kini perolehan suara Anies masih belum berada di atas perolehan suara Prabowo.

    Lebih lanjut, isi dari video wawancara tersebut hanya berisi tanggapan Ardi Sutedja terkait kejanggalan pada aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang disebutkan adanya kelemahannya dalam hal entry data.

    Ardi Sutedja hanya memberikan penjelasan mengenai teknologi yang digunakan aplikasi tersebut merupakan teknologi yang sudah jadul, selain dari penjelasan tersebut tidak ditemukan informasi lain yang menyinggung perolehan Anies melambung tinggi ungguli Prabowo.

    Kesimpulan

    Video tersebut diambil dari CNN Indonesia dan dalam video aslinya tersebut tidak menunjukan jika hasil quick count Anies telah berhasil mengungguli Prabowo, selain itu isi video juga hanya membahas mengenai teknologi aplikasi SiRekap yang masih jadul.

    Rujukan

  • (GFD-2024-16525) [SALAH] Ribuan Rumah di Sulut Hancur Akibat Gempa 9,8 Magnitudo

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 10/03/2024

    Berita

    BARU SAJA SULUT HANYA PASRAH,RIBUAN RUMAH HINGGA GEMPUR GEMPA MAGNITUDE 9,8

    Hasil Cek Fakta

    Pada 8 Maret 2024 lalu muncul sebuah unggahan video di Youtube memberikan sebuah klaim pada judul gempa bumi yang berkekuatan 9,8 magnitude hancurkan ribuan rumah di Sulut.

    Saat disimak ternyata isi dari video tersebut narator hanya membawakan sebuah berita terbitan medcom.id berjudul “Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Pulau Karatung Sulut” yang diunggah pada 5 Maret 2024.

    Dalam artikel berita tersebut hanya dijelaskan jika gempa yang terjadi di Pulau Karatung, Sulut, kemarin hanya berkekuatan 5,2 magnitudo saja, tidak mencapai kekuatan 9,8 magnitudo seperti yang tertera pada judul video.

    Dilansir dari sumber lain yang berjudul “Gempa Bumi Magnitudo 5,2 Guncang Sebelah Barat Laut Pulau Karatung, Sulawesi Utara” terbitan porosjakarta.com juga tidak ada informasi jika ribuan rumah telah hancur akibat gempa tersebut, tetapi pihak BMKG tetap menghimbau masyarakat untuk mewaspadai gempa susulan.

    Berdasarkan beberapa sumber tersebut tidak dijelaskan jika gempa 9,8 magnitudo telah menghancurkan ribuan rumah di Sulut, informasi yang diberikan dalam video tersebut hanya menyebutkan jika kekuatan gempa hanya sebesar 5,2 magnitudo saja dan tidak diinformasikan mengenai kerusakan akibat gempa.

    Kesimpulan

    Isi video hanya menjelaskan jika kekuatan gempa hanya berkisar 5,2 magnitudo saja dan tidak ada penjelasan yang mengatakan ribuan rumah hancur akibat gempa.

    Rujukan